MENYINGKIRKAN KEMUNGKARAN
A. ْت ُ َس ِمع: ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل ِ َع ْن َأبِي َس ِعيْد ْال ُخ ْد ِري َر
َم ْن َرَأى ِم ْن ُك ْم: َرس ُْو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم يَقُ ْو ُل
فَِإ ْن لَ ْم، فَِإ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه،ُم ْن َكراً فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه
ِ ف ْاِإل ْي َم
ان ُ ك َأضْ َع َ ِيَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذل
[]رواه مسلم
Abu Said Al-Khudry ra. Berkata Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa melihat
kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan
lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman
paling lemah”. (H.R Muslim)
Ibnu Mas’ud berkata, bahwa Rasaualullah Saw bersabda, “tiada seorang nabi sebelumku
yang di utus Allah untuk umatnya, kecuali memiliki pembela dan pengikut. Mereka
menjalankan ajaran dan perintahnya. Setelah itu muncullah generasi yang mengatakan
sesuatu yang tidak mereka lakukan dan melakukan apa-apa yang tidak diperintahkan.
Barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya ia adalah mukmin, barangsiapa yang
memerangi dengan lisannya, ia adalah mukmin, dan barangsiapa yang memerangi dengan
hartinya, ia adalah mukmin. Di luar itu, maka tidak ada sedikit pun keimanan. (H.R Muslim)