Anda di halaman 1dari 10

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin.

Wassholatu
wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’in. Amma’ ba’du”
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji atas kehadiran Allah SWT, yang mana
telah memberikan kita kesehatan dan hidayah kepada kita semua, sehingga kita bisa dapat
hadir pada saat ini. Serta beriiring salam tidak lupa pula kita persembahkan buat junjungan
alam nabi besar kita yakni nabi Muhammad Saw, dengan iringan doa Allohumma solli ‘alaa
muhammad, wa ‘alaa aali muhammad,.
Baikalah untuk tidak memperpanjang mukodimah saya lagi, saya akan membacakan judul
ceramah saya yaitu yang berjudul
Celakalah orang orang yang curang
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk
orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan, pada suatu hari yang agung. (Yaitu) hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan alam
semesta?" (Al-Muthaffifiin: 1--6).

Timbangan dan takaran adalah jenis pengukuran barang yang paling umum dalam perdagangan dan
jual beli. Bahkan, beberapa barang yang biasanya dimeter atau dihitung satuannya juga diperjual
belikan dengan timbangan atau takaran, contohnya kain kiloan, telor kiloan, ayam kiloan dan lain
sebagainya. Namun, dalam kenyataan tidak semua pedagang berlaku jujur dalam menimbang atau
menakar atau ukuran yang lainnya. Mereka merasa telah mendapat keuntungan dengan mengurangi
timbangan, takaran atau bilangan dan yang lainnya.

Kecurangan ini telah terjadi sejak umat terdahulu, seperti kaum Nabi Syu'aib 'alaihissalam yang
dikisahkan dalam Alquran. Bukan hanya mereka, tetapi setiap generasi kehidupan anak Adam selalu
ada orang-orang yang berbuat kecurangan seperti ini, sampai pada zaman kita yang kita sebut
modern ini, bahkan mungkin pelakunya lebih banyak. Bayangan, keuntungan yang digambarkan oleh
setan dalam angan-angan pelakunya sangat menggoda dan menggiurkan.

Penyebab terjadinya kecurangan ini ada bermacam-macam. Di antaranya adalah sifat tamak akan
kekayaan duniawi. Ketamakan akan menjerumuskan orang yang memilikinya untuk mendapatkan
apa yang diingininya dengan segala cara tanpa pandang halal atau haramnya. Dan salah satu jalan
haram itu adalah kecurangan dalam timbangan dan takaran.

Peyebab lainnya adalah lunturnya sifat jujur dalam diri pelakunya. Kejujuran seakan-akan hanya bisa
didapatkan dalam cerita-cerita khayalan dalam film-film, sinetron, novel-novel, tetapi tidak dalam
kehidupan nyata. Padahal, kebutuhan manusia akan kejujuran dalam kehidupan nyata adalah suatu
hal yang tak terbantahkan. Jika kejujuran telah lenyap, maka kehancuran tatanan hidup manusia akan
hancur secara perlahan maupun cepat.
Diriwayatkan dari An Nasa’i dan Ibnu Majah dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas, mereka berkata,
yang artinya

“Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, penduduk itu adalah orang yang paling mengurangi takaran
lalu Allah pun menurunkan firmanNya yang berbunyi, ‘Celakalah bagi orang-orang yang curang
(dalam menakar dan menimbang) [QS Al Muthaffifin: 1],’ Setelah itu mereka menimbang dengan
baik.” (HR An Nasa’i).

Tentunya semua itu timbul dari lemahnya iman seseorang. Terutama imannya akan adanya hari
kiamat yang merupakan hari perhitungan amal baik dan buruk seseorang. Hari yang merupakan saat
ditegakkannya keadilan yang sesungguhnya oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Pada saat itu tidak ada
satu pun yang tersembunyi dari-Nya. Kebaikan sekecil apa pun akan dibalas-Nya, begitu juga
keburukan sekecil apa pu akan diberi-Nya ganjarannya. Tak seorang pun dapat menghindari hisab
pada hari kiamat. Percaya tidak percaya ia pasti akan menghadapinya.

Pelaku kejahatan di dunia ini biasanya memang tidak takut akan hisab pada hari kiamat nanti.
Mereka semakin asyik dalam dosa mereka seakan-akan tidak ada pertanggungjawaban perbuatan
mereka nantinya. Mereka merasa bangga dapat menghindar dari hukum manusia yang lemah.
Mereka merasa bahwa dengan terlepasnya mereka dari hukum manusia, mereka telah benar-benar
bebas dari tanggung jawab terhadap perbuatan mereka. Celakalah orang yang beranggapan
demikian.

Semoga Allah Ta'ala melindungi kita dari perbuatan dosa dan maksiat dan melindungi kita dari azab
neraka yang sangat pedih. Wallahu al Musta'aan.

Saya akhiri

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Rahit
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu
wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’in. Amma’ ba’du”

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji atas kehadiran Allah SWT, yang mana telah
memberikan kita kesehatan dan hidayah kepada kita semua, sehingga kita bisa dapat hadir pada saat
ini. Serta beriiring salam tidak lupa pula kita persembahkan buat junjungan alam nabi besar kita
yakni nabi Muhammad Saw, dengan iringan doa Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali
muhammad,.

Baikalah untuk tidak memperpanjang mukodimah saya lagi, saya akan membacakan judul ceramah
saya yaitu yang berjudul

Mencegah bullying

Bullying merupakan perilaku yang merugikan, tidak hanya bagi individu yang menjadi korban, tetapi
juga bagi masyarakat secara keseluruhan.Bullying adalah tindakan yang merendahkan,
mengintimidasi, atau menyakiti orang lain secara fisik, verbal, atau melalui media sosial.Tindakan ini
dapat terjadi di berbagai tempat, mulai dari sekolah, tempat kerja, hingga lingkungan masyarakat.

Sebagai umat manusia yang memiliki akal dan hati, kita harus sangat menyadari bahwa bullying
adalah tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran agama, etika, dan moral yang kita anut.Salah satu
penyebab utama bullying adalah kurangnya pemahaman dan empati terhadap perbedaan.Saat kita
tidak mampu menghargai keberagaman, baik itu dalam hal fisik, kecerdasan, agama, atau budaya,
kita cenderung mencari kambing hitam untuk diejek atau disakiti

Bagian Bawah Formulir

Inilah sebabnya mengapa penting bagi kita untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang
nilai-nilai toleransi, menghormati perbedaan, dan saling menghargai.

Sebagai individu, kita memiliki peran besar dalam mencegah bullying. Pertama, mari kita mulai dari
diri sendiri.

Mari introspeksi perilaku dan ucapan kita. Apakah kita pernah tanpa sadar menyakiti atau
mengintimidasi orang lain?

Jika ya, saatnya kita berubah. Kedua, sebagai orangtua dan pendidik, kita memiliki tanggung jawab
untuk mengajarkan anak-anak kita tentang nilai-nilai positif dan pentingnya bersikap baik terhadap
orang lain.

Dalam Islam, bullying atau penganiayaan adalah sesuatu yang sangat dilarang.Rasulullah SAW
bersabda,

"Tidak ada seorang muslim pun yang menzalimi saudaranya.

Maka barangsiapa yang mendapati saudaranya dalam keadaan lemah, hendaklah ia memberikan
pertolongan padanya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan kata lain, kita diperintahkan untuk saling melindungi, bukan menyakiti.

Saudara-saudara yang saya muliakan,


Membangun lingkungan yang ramah dan bebas dari bullying adalah tugas kita bersama. Mari kita
tingkatkan kesadaran akan dampak buruk bullying, baik bagi korban maupun pelaku.

Mari kita tingkatkan pemahaman tentang pentingnya menghormati perbedaan dan berbicara dengan
kata-kata yang lembut.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, penuh kasih sayang, dan
sejahtera.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap bentuk bullying dan
menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang mengedepankan akhlak mulia dalam interaksi dengan
sesama. Aamiin.

Saya akhiri

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu
wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’in. Amma’ ba’du”

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji atas kehadiran Allah SWT, yang mana telah
memberikan kita kesehatan dan hidayah kepada kita semua, sehingga kita bisa dapat hadir pada saat
ini. Serta beriiring salam tidak lupa pula kita persembahkan buat junjungan alam nabi besar kita
yakni nabi Muhammad Saw, dengan iringan doa Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali
muhammad,.

Baikalah untuk tidak memperpanjang mukodimah saya lagi, saya akan membacakan judul ceramah
saya yaitu yang berjudul

Bertobat nasuha

Manusia adalah makhluk yang memiliki banyak kesalahan, baik yang kecil maupun yang besar dan
pada akhirnya menumpuk dosa-dosa.

Tanpa kita sadari, sering kali kita berbuat dosa pada Allah SWT baik secara sengaja maupun yang
tidak kita sengaja.Terkadang kita sebagai manusia meremehkan dosa, sehingga lama kelamaan dosa
itu menutupi hati dan pikiran kita.

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َأَال َو ِهَى اْلَقْلُب‬. ‫ َوِإَذ ا َفَسَد ْت َفَسَد اْلَج َس ُد ُك ُّلُه‬، ‫َأَال َوِإَّن ِفى اْلَجَسِد ُم ْض َغ ًة ِإَذ ا َص َلَح ْت َص َلَح اْلَجَس ُد ُك ُّلُه‬

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad.
Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari
no. 52 dan Muslim no. 1599).

Setelah hati rusak akibat dosa, meski dosa kecil, tetapi pada akhirnya lama kelamaan dosa itu kian
menumpuk dan menjadikan seorang hamba terpuruk. Maka jalan yang bisa ditempuh adalah taubat
kepada Allah SWT.

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik
hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan”
‫َو اَّلِذ يَن ِإَذ ا َفَع ُلوا َفاِح َش ًة َأْو َظَلُم وا َأْنُفَس ُهْم َذ َكُروا َهَّللا َفاْسَتْغ َفُروا ِلُذ ُنوِبِهْم َوَم ْن َيْغ ِفُر الُّذ ُنوَب ِإاَّل ُهَّللا َو َلْم ُيِص ُّر وا َع َلٰى َم ا َفَع ُلوا َو ُهْم َيْع َلُم وَن‬

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui. [Qs. Al Imran:135]

Jamaah yang berbahagia, ingatlah bahwa Allah selalu membuka pintu taubat kepada hambaNya
selama nyawa belum sampai kerongkongan dan sebelum matahari terbit dari barat.

Rabb kita adalah Yang Maha Pemurah (Ar-Rahman) dan Yang Maha Menerima Ampun (At-Tawwab).

Renungkanlah saudara, sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertobat. Bahkan sebelum
perbuatan dosa kita ditulis oleh malaikat pencatat amal buruk.

Dia memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk bertaubat. Rasulullah SAW bersabda,

‫ َوِإاَّل ُك ِتَبْت َو اِح َد ًة‬،‫ َفِإْن َنِد َم َو اْسَتْغ َفَر َهللا ِم ْنَها َأْلَقاَها‬، ‫ِإَّن َص اِحَب الِّش َم اِل ِلَيْر َفُع اْلَقَلَم ِس َّت َس اَعاٍت َع ِن اْلَع ْبِد اْلُم ْس ِلِم اْلُم ْخ ِط ِئ َأِو اْلُمِس يِء‬

Artinya: “Sesungguhnya malaikat yang berada di sebelah kiri (pencatat amal buruk) menunda
penulisan keburukan selama enam jam dari hamba muslim yang melakukan kesalahan. Apabila
hamba tersebut menyesal dan memohon ampun kepada Allah, ia akan melemparkan kesalahan itu.
Dan jika tidak, niscaya ditulis satu kesalahan” [HR. Ath-Thabrani dan al-Baihaqi, dishahihkan oleh al-
Albani]

Kemudian berniat tidak akan mengulanginya lagi. Jika ia memiliki hak kepada orang lain, maka dia
berniat untuk mengembalikan haknya. Itulah syarat-syarat taubat nasuha.

Apabila semua sudah dilakukan, tinggallah mengakui kelemahan di hadapan Allah dan
memperbanyak amal amal kebaikan atau amal shaleh.

Sekian ceramah dari saya, saya akhiri

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TENTANG TEKS SYARHIL
DENGAN JUDUL :
“ MENCEGAH BULLYING”

DISUSUN OLEH :
NAMA : DANIEL PRATAMA
KELAS : XI.2

GURU BIDANG STUDI : YUSLINA, S. Ag

SMA NEGERI 1 SUNGAI APIT


TAHUN AJARAN 2023/2024
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TENTANG TEKS SYARHIL
DENGAN JUDUL :
“CELAKALAH ORANG YANG CURANG ”

DISUSUN OLEH :
NAMA : RAHIT MAHENDRA
KELAS : XI.2

GURU BIDANG STUDI : YUSLINA, S. Ag

SMA NEGERI 1 SUNGAI APIT


TAHUN AJARAN 2023/2024
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TENTANG TEKS SYARHIL
DENGAN JUDUL :
“ BERTAUBAT NASUHA”

DISUSUN OLEH :
NAMA : SUKRI AMIN AHMAD
KELAS : XI.2

GURU BIDANG STUDI : YUSLINA, S. Ag

SMA NEGERI 1 SUNGAI APIT


TAHUN AJARAN 2023/2024

Anda mungkin juga menyukai