Anda di halaman 1dari 21

1.

Ceramah tentang Zakat

Assalamu'alaikum Wr.wb

Puji syukur kita sanjungkan


kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan dan karunia-Nya
kita bisa berkumpul di sini.

Shalawat serta salam semoga tetap


tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad saw, karena
beliau menyiarkan agama yang
haq, yakni agama Islam, agama
yang diridhai oleh Allah SWT.
Semoga kita sekalian termasuk ke
dalam umat-Nya yang diberkahi.
Amin ya rabbal alamin.

Hadirin, sistem zakat, infaq, dan


sedekah merupakan salah satu
bukti terbesar keberhasilan syari'at
Islam dalam mencapai kecukupan
kebutuhan umat manusia. Sistem
ini hidup dalam
keseharian kita. Ia dapat
menyalurkan manfaat dari berbagai
dimensi. Mulai dari orang kaya
kepada orang miskin, orang kuat
untuk orang yang lemah, dan orang
yang mampu untuk orang yang
membutuhkan pertolongan.

Sistem ini merupakan salah satu


prinsip dasar kehidupan
bermasyarakat dalam Islam. Pada
hakikatnya, manusia itu tidak hidup
sendiri. Melainkan, hidup bersama
masyarakat yang lain. Kehidupan
bertetangga dan berkeluarga
menjadi contoh yang lazim. Hal
tersebut membuktikan, bahwa
setiap manusia tidak akan pernah
bisa hidup tanpa bantuan orang
lain.
Dalam hadits riwayat At-Thabrani,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda, "Tidaklah
beriman kepadaku orang yang
kenyang semalaman.
Sedangkan, tetangganya kelaparan
di sampingnya. Padahal ia
mengetahuinya."

Tidak bisa disebut seorang mu'min,


apabila ia meninggalkan orang
dalam keadaan lapar, namun dia
dalam keadaan kenyang. Maka,
berdasarkan hadits tersebut kita
akan tahu, bahwa fitrah setiap
orang itu saling membutuhkan satu
sama lain.

Maka dari itu, Rasulullah


Shallallahu 'Alaihi Wasallam
menganjurkan kita untuk
bersedekah dan berinfaq kepada
orang yang membutuhkan. Karena
hakikatnya, hal tersebut sudah
menjadi tanggung jawab kita
sebagai orang-orang yang sudah
berkecukupan.

Islam bangkit dan luas karena


mengajarkan sifat tolong menolong.
Maka dari itu, mari kita bersedekah
dan menyalurkan sebagian harta
kita untuk
mereka yang membutuhkan.
Sesungguhnya, harta yang kita
miliki adalah titipan dari Allah
Subhanahu wa Ta'aalaa.

Demikian ceramah ini saya


sampaikan, apabila ada kekurangan
mohon dimaafkan. Semoga kita
senantiasa menjadi umat Islam
yang berbakti hanya pada Allah
SWT. Aamiin aamiin ya rabbal
alamin. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

2. Ceramah tentang Hakikat


Dunia

Assalamu'alaikum Wr.wb

Puji syukur kita sanjungkan


kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan dan karunia-Nya
kita bisa berkumpul di sini.

Shalawat serta salam semoga tetap


tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad saw, karena
beliau menyiarkan agama yang
haq, yakni agama Islam, agama
yang diridhai oleh Allah SWT.
Semoga kita sekalian termasuk ke
dalam umat-Nya yang diberkahi.
Amin ya rabbal alamin.

Syeikh Shalih al-Munajjid


menjelaskan tentang makna "dunia"
dan alasan penyebutannya sebagai
"‫"الدنيا‬. Setidaknya ada tiga hal;

Pertama, karena dunia (al-hayātu


ad-dunyā) terambil kata danī' yg
berarti rendah; seperti posisi dan
jabatan manusia di dunia
menunjukkan itu. Berbeda dengan
surga (jannah) yang disifati 'āliyah
(tinggi). Allah SWT berfirman:
‫فِی َج َّن ٍة َعالِ َی ٍة‬
Dalam surga yang tinggi, [Surat Al-
Haqqah 22]

Kedua, karena singkatnya waktu


kehidupan di dalamnya, seperti
ditunjukkan dalam beberapa ayat
dalam al-Qur'an. Perumpamaan
singkatnya adalah seperti waktu
pagi menuju Dhuha.
Allah SWT berfirman:
‫َكَأ َّنهُمۡ َی ۡو َم َی َر ۡو َن َها لَمۡ َی ۡل َب ُث ۤو ۟ا ِإاَّل َعشِ ی ًَّة َأ ۡو ض َُح ٰى َها‬

Pada hari mereka melihat hari


berbangkit itu, mereka merasa
seakan-akan tidak tinggal (di dunia)
melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari. [Surat An-
Nazi'at 46]

Ibarat lain, celupan tangan kita,


dunia hanyalah tetesan air darinya,
sedikit dan cepat menetes, tapi
menentukan nasib kita di Akhirat.
Maka secara sederhana bisa kita
gambarkan bahwa dunia itu rendah
secara geografis, singkat secara
waktu, dan hina secara hakikat.
Dengan memahami hal ini, sikap
kita yang benar adalah tidak lalai
terhadapnya, tidak menghabiskan
waktu untuk sesuatu yang sia-sia.
Jangan sampai kita menjadi apa
yang disebut dalam ayat "Bal
tu'tsirūna al-hayāh ad-dunyā wal
ākhiratu khayrun wa abqā".

Sebaliknya, kita menggunakan


kehidupan di dunia ini sebagai
ladang amal, untuk bekal menuju
akhirat yang kekal. Tentu kita tahu,
orang yang beruntung adalah ia
yang ringan beban dosanya, berat
timbangan amalnya.
Wallāhu A'lam.

Demikian ceramah ini saya


sampaikan,
apabila ada kekurangan mohon
dimaafkan. Semoga kita senantiasa
menjadi umat Islam yang berbakti
hanya pada Allah SWT. Aamiin
aamiin ya rabbal alamin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

Sumber: Universitas Darussalam


Gontor/Al-Ustadz Muhammad
Wahyudi, M.Pd.

3. Ceramah tentang Sabar

Assalamu'alaikum Wr.wb
Puji syukur kita sanjungkan
kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan dan karunia-Nya
kita bisa berkumpul di sini.
Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad saw, karena
beliau menyiarkan agama yang
haq, yakni agama Islam, agama
yang diridhai oleh Allah SWT.
Semoga kita sekalian termasuk ke
dalam umat-Nya yang diberkahi.
Amin ya rabbal alamin.

Merupakan sebuah kebahagiaan


yang teramat besar bagi kita bahwa
tahun ini kita dapat bertemu kembali
dengan bulan Ramadhan. Dengan
berpuasa pada bulan ini, kita
memiliki kesempatan untuk
mengasah kesabaran kita.

Melatih kesabaran memang berat


dan terkadang pahit, namun
buahnya sangat manis.

Allah SWT berfirman dalam surat


Al-Baqarah ayat 153:
ّ ٰ ‫صب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۗ اِنَّ هّٰللا َ َم َع ال‬
‫ص ِب ِري َْن‬ َّ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُنوا اسْ َت ِع ْي ُن ْوا ِبال‬
yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-
ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-
ṣābirīn
Artinya: Wahai orang-orang yang
beriman! Mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan
salat. Sungguh, Allah beserta
orang-orang yang sabar.

Dalam ayat tersebut, disebutkan


bahwa Allah bersama orang-orang
yang sabar. Apa yang lebih indah...
apa yang lebih manis dari
kebersamaan dengan Allah.

Dapat kita lihat, bahwa dengan


kesabaran, mereka akhirnya bisa
melewati cobaan berupa masa-
masa yang sulit. Dan tujuh tahun
yang sulit itu, saat dilewati dengan
penuh kesabaran, akhirnya
membuahkan tahun yang manis.
Demikian ceramah ini saya
sampaikan, apabila ada kekurangan
mohon dimaafkan. Semoga kita
senantiasa menjadi umat Islam
yang berbakti hanya pada Allah
SWT.
Aamiin aamiin ya rabbal alamin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

Sumber: Universitas Darussalam


Gontor/Al-Ustadz M. Taufiq Affandi,
S.H.I., M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai