Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Alhamdulillah. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wa bihi nasta’in wa ‘ala umurid dunya wad din.
Wa shalatu wa salam ‘alla sayiddina wa maulana Muhammad saw wa ‘ala ashabihi wa ahli baity.
Aamiin.

Kepada yang terhormat bapak ibu hadirin yang dimuliakan Allah. Pada kesempatan ini marilah
kita ucapkan rasa syukur kita kepada Allah Yang Maha Kuasa. Alhamdulillah pada kesempatan
kali ini kita masih diberi nikmat sehat tanpa halangan suatu apapun. Sehingga pada kesempatan
yang mulia ini kita masih diberi umur yang panjang dan dapat berkumpul dalam acara peringatan
maulid Nabi Muhammad. SAW

Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada penyelamat kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yaitu Nabi sejuta umat baginda Nabi Agung Muhammad Saw yang kita
nantikan pertolongannya di hari akhir kelak.
Di bulan kelahiran Nabi Muhammad ini, kita dapat belajar salah satunya hal yakni sifat sabar.
Nabi Muhammad saw. menyebarkan agama Islam dengan penuh kesabaran kendati banyak
cacian hingga kekerasan fisik yang dilakukan kaum kafir kepada beliau. Bahkan dalam suatu
riwayat, ketika berdakwah di Thaif, Nabi pernah dilempari batu hingga kaki beliau berdarah.
Atas kejadian tersebut, Jibril menawarkan kemampuannya untuk melemparkan sebuah gunung
kepada kaum jahiliyah itu. Kendati demikian, Rasulullah saw. senantiasa bersabar dalam
dakwahnya.
Lantas, bagaimana dengan kita? Coba kita ngaca, deh! Kita kalau diledekin atau dibercandain
sedikit saja, karena ke sekolah enggak bawa celana misalnya, langsung jadi kebun binatang itu
mulutnya: keluar semua hewan, dari yang ternak macam kambing sampai yang liar seperti
badak.
Sebagai umatnya, padahal kita seharusnya mencontoh nabi kita. Bagaimana kita mau mencontoh
dan meneladani kalau di level seperti itu saja kita masih tidak sabaran.
Padahal firman Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah : 153

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنوا اۡس َتِع ۡي ُنۡو ا ِبالَّص ۡب ِر َو الَّص ٰل وة‬


ؕ ‫ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِرۡي َن‬
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Kesabaran kita, nih, kalau diukur, setipis jembatan siratalmustakim, rambut dibelah jadi tujuh,
lebih tipis lagi~ Level sabar kita mungkin sedikit lebih kuat di kasus lain. Misalnya, ketika kita
menunggu kepastiannya, meskipun ternyata hanya bualan semata. Tapi, kalau urusan ibadah,
enggak ada, tuh, sabarnya. Salat empat rakaat, sat-set-sat-set, dua menit selesai.
Kita takut ketinggalan sinetron Tukang Bubur Naik Bubur, atau FTV Aku Suka Bapakmu bukan
Kamu. Kita takut kalau salat kelamaan, nanti doi marah karena chat-nya tak kunjung kau balas.
Masyaallah~ Coba kita bedah. Kalau salat empat rakaat kita lakukan dalam dua menit, artinya,
setiap rakaat cuman memakan waktu 30 detik. Ya, 'kan? Sementara itu, dalam satu rakaat, ada
sekitar enam gerakan. Wow! Artinya, kita melakukan satu gerakan dalam kurun 5 detik, termasuk
bacaannya! Kita sudah bisa pergi ke Hollywood, mendaftar untuk menggantikan tokoh di film
Flash!.
Hidup ini memang berat, tapi menegakkan ketakwaan kepada Allah adalah kewajiban perlu
ditegakkan. Kendati cintamu selalu berakhir mengenaskan, kesabaranmu tidak ada batasan.
Biarlah yang ada batasnya cuma Kabupaten Karawang Cikampek dengan Subang Jawa Barat.
Di momen maulid Nabi Muhammad saw. Ini marilah kita belajar tentang bersabar dalam
berbagai hal seperti menunggu dirinya, terlebih beribadah kepada Allah Swt. Siapapun yang
bersabar, ia akan menemukan kebahagiaan di dunia maupun akhirat kelak.
Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga memberikan manfaat.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Alhamdulillah. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wa bihi nasta’in wa ‘ala umurid dunya wad din.
Wa shaltu wa salam ‘alla sayiddina wa maulana Muhammad saw wa ‘ala alihi wa ashabihi wa
ahli baity. Aamiin.

Kepada yang terhormat bapak ibu hadirin yang dimuliakan Allah. Pada kesempatan ini marilah
kita ucapkan rasa syukur kita kepada Allah Yang Maha Kuasa. Alhamdulillah pada kesempatan
kali ini kita masih diberi nikmat sehat tanpa halangan suatu apapun. Sehingga pada kesempatan
yang mulia ini kita masih diberi umur yang panjang dan dapat berkumpul dalam acara peringatan
maulid Nabi.

Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada penyelamat kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yaitu Nabi Muhammad. Nabi sejuta umat baginda Nabi Agung
Muhammad Saw yang kita nantikan pertolongannya di hari akhir kelak.
Pada kesempatan kali ini sedikit saya sampaikan pidato Maulid Nabi Muhammad saw tentang
sifat terpuji dari beliau. Amatlah penting bagi kita sebagai umat muslim untuk mengetahui sifat
yang dimiliki baginda Rasulullah.

Sebagaimana telah termaktub dalam Al Qur’an bahwa Allah telah benar benar memberikan suri
tauladan yang baik. Rasulullah dengan segala kebaikan dan budi luhurnya wajib kita tiru.
Walaupun sebagai manusia biasa kita tidak dapat meniru seratus persen sifat beliau namun sifat
ini dapat kita jadikan acuan dalam berperilaku.

Sebagaimana Firman Allah SWT Q.S Al Qolam:4

‫َو ِاَّنَك َلَع ٰل ى ُخ ُلٍق َع ِظ ْيٍم‬

Artinya: "Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung."


Dalam ayat ini Allah menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah cerminan seorang hamba
dengan akhlak terpuji dan bertugas menuntut manusia agar memiliki akhlak yang mulia pula. Ia
adalah teladan bagi setiap muslim.
Menurut sebuah hadis diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad pernah bersabda:

‫ِإَّنَم ا ُبِع ْثُت ِ ُألَتِّم َم َم َك ِارَم ْاَألْخ َالِق‬


Artinya, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia (dari
manusia).” (HR al-Baihaqi).
Hadirin yang berbahagia.
Perilaku jujur atau Shiddiq merupakan sifat utama yang dimiliki Rasulullah. Mengapa demikian.
Karena seseorang yang berbuat jujur akan mudah diterima di masyarakat dan lingkungan.

Tidak hanya jujur dengan orang lain saja, yang utama adalah berbuat jujur dengan diri sendiri.
Seseorang yang terbiasa dengan perilaku jujur dalam berperilaku akan menunjukkan perilaku
yang baik pula. Demikian juga orang yang memiliki kejujuran yang rendah akan menunjukkan
kualitas akhlak yang kurang baik pula. Dalam berperilaku harusnya nabi Muhammad sebagai
tolak ukur kita. Hal tersebut dimaksudkan sebagai rasa kecintaan kita terhadap baginda.

Sudah seharusnya kita tidak mengharap pujian atas gemerlapnya dunia ini. Mari kita senantiasa
menyambut peringatan ini dengan rasa syukur yang mendalam. Semoga senantiasa diberi
kemudahan jalan, rezeki, dan peningkatan iman taqwa kita.

Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan
itu ada pada diri saya pribadi.

Usikum wanafsi bittaquAllah

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai