Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Nur Rahma

Nim : 50900120012
Kelas : kessos A smster 3

“SABAR”
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin wabihi nasta’in waala umuriddunya
waddin wassalatu wassalamu ala asrofil ambiya’i wal mursalin waala
alihi wasohbihi ajma’in ama ba’du
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya
yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik
hidayah inayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman &
Islam. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan nabi
besar Muhammad SAW
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang
makna “sabar” didalam kehidupan.Sabar berasal dari kata “sobaro-
yasbiru” yang artinya menahan. Menurut istilah, sabar adalah
menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan
akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari
perbuatan dosa. Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba,
karena dengan kesabaran sesorang akan terjaga dari kemaksiatan,
konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi
berbagai macam cobaan.
Sabar merupakan ajaran yang banyak sekali disinggung dalam Al-
Qur’an maupun hadist, sehingga manusia senantiasa diarahkan untuk
selalu bersabar dalan menjalani kehidupannya. Kesabaran yang
sebenarnya adalah kemampuan dalam mengendalikan sikap dan
menahan emosi, sehingga bisa dengan ikhlas dan rela hati menerima
kondisi yang sedang dihadapinya demi mendapat balasan yang baik
kelak di akhirat nanti.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah:153
َ‫صاَل ِة ۚ ِإ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين‬ َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْستَ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫ْر َوال‬Gِ ‫صب‬
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan kepada orang-orang yang


beriman bahwa Allah akan selalu beserta mereka yang menjadikan
sabar dan shalat sebagai penolong. Allah juga menjanjikan kedudukan
yang tinggi (di surga) bagi hamba-hambanya yang bersabar. Seperti
firman Allah dalam QS Al-Furqaan:75
Sekian ceramah singkat dari saya
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
Apapun dosa kita,bertaubatlah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin wabihi nasta’in waala umuriddunya waddin
wassalatu wassalamu ala asrofil ambiya’i wal mursalin waala alihi
wasohbihi ajma’in ama ba’du
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya
yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik
hidayah inayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman &
Islam. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan nabi
besar Muhammad SAW

Ada dua titik ekstrem bagi orang yang berdosa. Ekstrem pertama adalah
mereka yang merasa dosanya terlalu besar hingga putus asa dari ampunan
Allah. Maka, ia pun tidak kunjung bertaubat karena kekhawatiran
taubatnya tidak diterima.
Ekstrem kedua adalah mereka yang merasa dosa-dosanya mudah
terhapus. Merasa dosa-dosanya hanya dosa kecil. Sehingga membuatnya
berlarut-larut dalam dosa demi dosa. Kalaupun bertaubat, ia hanya
melakukan taubat sambal. Sekarang berhenti, besok kembali mengulangi.
Tak pernah sungguh-sungguh melakukan taubat nasuha.

Untuk ekstrem pertama, lihatlah bagaimana seorang yang telah


membunuh 99 nyawa. Saat ia bertanya kepada seorang ahli ibadah
apakah ada kesempatan bertaubat, ternyata dijawab tidak bisa. Lalu ia
pun dibunuh sebagai orang ke-100 yang mati di tangannya.

Niatnya bertaubat tidak berhenti. Ketika bertemu seorang alim, ia pun


mengajukan pertanyaan serupa. Oleh sang alim ini dijawab kalau dosanya
bisa diampuni. Dan sebagai upaya taubat nasuha, ia dianjurkan hijrah ke
suatu daerah yang kondusif bagi taubatnya.

Di tengah perjalanan, ia meninggal. Hingga berdebatlah malaikat rahmat


dan malaikat azab, orang ini menjadi urusan siapa. Lalu datanglah
malaikat lain yang diutus Allah untuk menyelesaikan perselisihan itu.
“Ukurlah jarak kedua tempat tersebut. Mana yang jaraknya lebih dekat,
apakah tempat maksiat atau tempat hijrahnya, maka ia yang berhak atas
orang ini.”
Ketika diukur jaraknya, ternyata ia lebih dekat ke tujuan hijrah. Hingga
ruhnya pun menjadi urusan malaikat rahmat. Dalam riwayat lain
disebutkan, Allah memendekkan jarak laki-laki itu dengan tujuan hijrah.

Contoh lain dialami oleh seorang wanita dari Juhanah. Ia mengaku telah
berzina dan kini ia hamil. Wanita itu bertaubat dan meminta
ditegakkan hudud (rajam) atasnya. Rasulullah menyuruh wanita itu
kembali untuk menjaga kandungannya sampai bayinya lahir. Setelah
berselang beberapa lama dan bayinya telah lahir, wanita itu datang lagi
meminta dirajam. Akhirnya ia dirajam. Rasulullah menshalatkan
jenazahnya.

“Ya Rasulullah, engkau menshalatinya padahal ia telah berbuat zina?”


tanya Umar bin Khatab meminta penjelasan. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallambersabda:

ْ ‫ اد‬G‫ َل ِم ْن َأ ْن َج‬G‫ض‬
ِ ‫هَا هَّلِل‬G‫َت بِنَ ْف ِس‬ َ ‫ةً َأ ْف‬Gَ‫ دْتَ تَوْ ب‬G‫لْ َو َج‬Gَ‫ َع ْتهُ ْم َوه‬G‫ ِة لَ َو ِس‬Gَ‫ت بَ ْينَ َسب ِْعينَ ِم ْن َأ ْه ِل ْال َم ِدين‬
ْ ‫ت تَوْ بَةً لَوْ قُ ِس َم‬
ْ َ‫لَقَ ْد تَاب‬

‫تَ َعالَى‬

Sungguh dia telah bertaubat. Seandainya taubatnya dibagikan kepada 70


penduduk Madinah, taubat itu pasti mencukupinya. Apakah kamu
menjumpai seseorang yang lebih utama daripada seorang yang
mengorbankan dirinya untuk Allah Ta’ala? (HR. Muslim)

Sekian ceramah singkat saya,saya ucapkan “assalamualaikum


warahmatullahi wabarakatuh”

Anda mungkin juga menyukai