Anda di halaman 1dari 3

Kotbah tentang toleransj

Doa Pembuka Khotbah

‫ض ّللْ ف ََل‬ْ ‫ َو َم ْن ي‬،‫ض َل َله‬ َ ‫ َم ْن يَ ْه ّد ّه‬،‫ت أَ ْع َما ّلنَا‬


ّ ‫ّللا ف ََل م‬ ّ َ ّ ‫ن الْ َح ْمد‬
َ ‫ ونعوذ باهلل من شرور أنْف ّسنَا َوم ّْن‬،‫لِل تَ ْح َمده َونَ ْستَعّيته ونستغفره‬
ّ ‫سيّئَا‬
‫علَى آ ّل ّه‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ّي ّدنَا م َح َمد َو‬ َ ‫ اللهم صل وسلم وبارك‬.‫هادي له أشهد أن ال إله إال هللا وحده الشريك له وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله‬
َ َ
‫ص ْحبّ ّه أ ْج َمعّينَ أ َما بَعْدّن‬
َ ‫َو‬

Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta'inuhu wanastaghfiruh, wana'udzu billahi min syururi
anfusina, wamin sayyiaati a'maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa
haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan
'abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala alihi
washahbihi ajma'in, amma ba'du.

Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT yaitu
dengan menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas, khusyu, lagi penuh tawakkal juag menjauhi
larangan Allah SWT dengan semangat berhijrah dari kebiasaan buruk menuju kebiasaan yng teruji
dan diridloi Allah. SWT. Sholawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Islam menyadari bahwa ada keragaman umat manusia dalam beragama merupakan salah satu satu
kehendak Allah SWT. Untuk itu, dalam menjaga keharmonisan umat beragama ini perlu adanya sikap
toleransi atau saling menghormati.

Allah SWT selalu menuntun kita untuk toleransi kepada sesama Muslim maupun non-Muslim.

Akan tetapi, kini semakin banyak orang yang seakan lupa dengan pentingnya sikap saling
menghormati dan menghargai ini.

Banyak orang kini merasa bahwa dirinya lah yang paling benar sehingga membuat keharmonisan
dalam komunikasi pun terganggu

Oleh sebab itu, penting sekali untuk kembali menggencarkan pentingnya bersikap toleransi ini.

Berikut ini pun beberapa contoh khutbah Jumat tentang toleransi umat beragama yang dapat
kembali meningkatkan kesadaran untuk saling menghormati antarumat beragama

Jemaah Salat Jumat rahimakumulli

Pertama kali saya ingin berwasiat kepada diri khatib saya dan segenap kaum muslimin yang hadir
agar kita senantiasa meningkatkan rasa iman dan takwa kita kepada Allah SWT.

Tidak diragukan lagi bahwa Islam sangat menganjurkan sikap toleransi, tolong-menolong, hidup
harmonis dan dinamis di antara umat manusia tanpa memandang agama, bahasa, dan ras mereka.

Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Surat Mumtahanah ayat 8 sampai 9 yang menjadi bukti nyata
akan hal itu.
"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak
memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya
melarangmu (berteman akrab) dengan orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama,
mengusirmu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) dalam mengusirmu. Siapa yang
menjadikan mereka sebagai teman akrab, mereka itulah orang-orang yang zalim."

Imam Al Syaukani menjelaskan bahwa kedua ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah tidak
melarang umat Islam berbuat baik kepada kafir dhimmi, yaitu orang-orang non-muslim yang
mengadakan perjanjian dengan umat Islam dalam menghindari peperangan dan tidak membantu
non-muslim lainnya dalam memerangi umat Muslim.

Ayat di atas juga menunjukkan bahwa Allah tidak melarang kita untuk bersikap adil dalam
bermuamalah dengan mereka

Imam Al Syaukani menjelaskan bahwa kedua ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah tidak
melarang umat Islam berbuat baik kepada kafir dhimmi, yaitu orang-orang non-muslim yang
mengadakan perjanjian dengan umat Islam dalam menghindari peperangan dan tidak membantu
non-muslim lainnya dalam memerangi umat Muslim.

Ayat di atas juga menunjukkan bahwa Allah tidak melarang kita untuk bersikap adil dalam
bermuamalah dengan mereka.

Muslim.

Ayat di atas juga menunjukkan bahwa Allah tidak melarang kita untuk bersikap adil dalam
bermuamalah dengan mereka.

Hal senada juga diungkapkan Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya, bahwa Allah tidak melarang umatnya
untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi mereka dalam masalah agama,
seperti berbuat baik dalam persoalan perempuan dan orang lemah.

Bahkan Nabi Muhammad SAW juga mengancam umat Islam memerangi non-muslim. Hal ini
dijelaskan dalam sebuah hadits, yang memiliki arti sebagai berikut.

"Barang siapa membunuh non-muslim yang terikat perjanjian dengan umat Islam, maka ia tidak akan
mencium keharuman surga. Sesungguhnya keharuman surga itu bisa dicium dari jarak 40 tahun
perjalanan di dunia." (HR Bukhari)

Kaum muslimin yang berbahagia,

Dalam catatan sejarah diceritakan pula bagaimana santunnya Nabi Muhammad SAW ketika bergaul
dengan orang-orang Yahudi dan kaum munafik ketika berada di Kota Madinah pascahijrah.

Rasulullah tetap menerima sikap lahiriah mereka dan membiarkan para ahli kitab untuk memeluk
agamanya dengan bebas.

Bahkan beliau melarang para sahabatnya memerangi dan menyakiti mereka.

Dalam kisah lainnya, Nabi Muhammad SAW juga pernah menggadaikan baju perangnya kepada Abu
Syahm, seorang Yahudi.

Beliau bahkan bersikap ramah ketika menyambut orang-orang Nasrani Najran di Masjid Nabawi,
sebagaimana tersebut dalam riwayat Ibn Ishak dan Ibn Sa’ad.
Namun Ali Mustafa menegaskan bahwa sikap toleransi yang dimaksud di sini hanyalah dalam
masalah keduniaan, tidak berhubungan dengan permasalahan akidah dan ibadah.

Adapun toleransi dalam masalah-masalah ini, yang menyebabkan seorang Muslim melaksanakan
sebagian dari ritual non-muslim seperti Yahudi, Kristen, dan orang-orang musyrik lainnya, baik dalam
perkataan, perbuatan, dan akidah adalah terlarang.

Kaum muslimin yang berbahagia,

Konsep toleransi dalam Islam berbeda dengan paham pluralisme yang digembar-gemborkan
sebagian pemikir muslim belakangan.

Mereka menganggap semua ajaran agama bermuara kepada tujuan dan maksud sama.

Bahkan mereka menganggap benar semua agama-agama yang ada dan pemeluknya akan masuk
surga bersama-sama dengan umat Islam kelak.

Padahal sebenarnya tidak demikian, kita harus jeli dalam memahami persoalan ini.

Memang benar Islam mengakui adanya pluralitas agama dengan dalil firman Allah SWT dalam Surat
Al Kafirun ayat ke-6 yang berarti, "Untukmu agamamu dan untukku agamaku."

khutbah ke 2

Qalaallahu ta'ala filquranilkariim. A'dzubillahiminasyaithanirojim. Innallaha wamalaaikatahuu


yusholluuna 'alannabiyyi yaa ayyuhalladziina aamanu shollu 'alaihi wasallimuu tasliima.Allhumma
sholli muhammadin wa'ala ali muhammadin kama shollaita'ala ibrahiima wa'ala aali ibrohima
wabarik'ala Muhammad wa 'ala aali muhammadin, kama barakta 'alaa ibrohima wa'ala ali
ibrohimma fil'alamiin innaka hamidummajiid.

Allahumma sholli 'alaa Muhammadin, wa 'alaa aalihii waashahbiihii ajmaiin.


Alhamdulillahirobbil'alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina
walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii'un qoriibummujibudda'awaat. Robbana
dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin Robbana atina
fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah wagina adzabannar. Walhamdulillahirobbil'alamin.
Ibaadalloh, innalloha ya'muru bil'adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha 'anilfahsyaaii
walmunkar, wallbaghyi yaidzukum la'allakum tadzakkaruun. Fadzkuruulloohal'adziim yadzkurkum
wasykuruuhu 'ala ni'matihi yazidkum waladzikrullohiakbar.

Anda mungkin juga menyukai