َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َتاِبِع ْيِه َع َلى َم ِّر الَّز َم اِن، َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى ُمَحَّمٍد َس ِّيِد َو َلِد َع ْدَناَن، الَحْم ُد ِهلل اْلَم ِلِك الَّد َّياِن.
Baca Juga
َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي َك اَن ُخ ُلُقُه اْلُقْر آَن، َو َأْش َهُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه
ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن، َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن،َاَّم ا َبْعُد.
َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم. َقاَل ُهللا َتَع اَلى ِفي اْلُقْر ٰا ِن اْلَعِظ ْيِم:
َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َنْفٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َجَها َو َبَّث ِم ْنُهَم ا ِر َج ااًل َك ِثيًرا َو ِنَس اًء َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذ ي َتَس اَء ُلوَن ِبِه
َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقيًبا.
Bersyukur kita kepada Allah yang senantiasa memberikan nikmat kepada kita. Shalawat dan salam mari
kita senantiasa kita sampaikan kepada Rasullah
Pada khutbah ini khatib mengajak kita mari merenungi firman yang terdapat dalam surah al-humazah :
kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung.
Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Dia benar-
benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang
disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat
atas mereka, (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. Al-Humazah :1- 9)
Setiap dosa dan kesalahan yang kita buat, tidak akan terlepas adanyapenyakit hati yang ada dan kita
derita. Ia adalah merupakan dan penentu status diri kita apakah kita ini baik, atau kah kita ini buruk.
Rasulullah pernah mengingatkan kita tentang ini ”ketahuilah sesungguhnya dalam tubuh terdapat
segumpal daging. Apabila segumpal daging ini baik maka baiklah dirinya. Apabila segumpal daging itu
buruk, maka buruklah dirinya. Segumpal daging itu adalah hati. (HR. Bukhari-Muslim)
Karena itu, khatib mengajak kitas semua untuk mendiaknosa diri, apakah hati ini termasuk hati yang
sehat, yang baik atau sebaliknya apakah hati kita ini termasuk hati buruk? Yang tahu hanyalah kita Allah.
Namun jika hati yang ada pada diri kita ini adalah hati yang buruk, maka khatib mengajak, mari
menyegerkan diri bertaubat kepada Allah selagi masih belum terlambat.
Kaum muslimiin
Salah satu penyakit hati yang mesti diwaspadai keberadaannya dalam diri kita adalah mengupat dan
mencelah. Dia merupakan penyakit yang berbahaya, jika tidak segera diobati tentu laknat dan murka
Allah yang didapat.
َو ْيٌل ِّلُك ِّل ُهَم َز ٍة ُّلَم َز ٍۙة
Didalam ayat ini terdapat kata al-hamz dan al-lamz yang mengandung arti pelecehan dan penghancuran.
Kata itu ditujukan kepada orang yang senantiasa memiliki kebiasaan melecehkan, memburukan,
memfitnah orang lain dan menjatuhkan martabatnya. Parbuatan ini ia lakukan untuk menjatuhkan
martabat orang lain, sambil menuntujakn kehebatan diri sendiri.
Dalam Tafsir Kementerian Agama, ayat diatas dapat dipahami Celakalah bagi setiap pengumpat atau
pencaci, baik dengan ucapan atau isyarat, dan demikian pula pencela dengan menampilkan keburukan
orang lain untuk menghinakannya. Perbuatan ini berdampak buruk dalam pergaulan karena mencoreng
wibawa dan kehormatan seseorang, serta menghilangkan kepercayatan kepada orang tersebut.
Allah akan timpakan kemurkaan dan azab-Nya kepada setiap orang yang mengumpat, mencela, dan
menyakiti mereka baik di hadapan maupun di belakang mereka.
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْج َتِنُبْو ا َك ِثْيًرا ِّم َن الَّظِّۖن ِاَّن َبْع َض الَّظِّن ِاْثٌم َّو اَل َتَج َّسُسْو ا َو اَل َيْغ َتْب َّبْعُض ُك ْم َبْعًض ۗا َاُيِح ُّب َاَح ُد ُك ْم َاْن َّيْأُك َل َلْح َم َاِخ ْيِه
َم ْيًتا َفَك ِرْهُتُم ْو ُۗه َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َتَّواٌب َّر ِح ْيٌم
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat :12)
Diartikan al-hamz dan al-lamz penghacuran, karena memang bagi mereka yang memiliki sifat ini, akan
mendapatkan azab yang dapat menghancurkan mereka.
Penyebab adanya sifat ini pada diri seseorang adalah suka mengumpulkan harta dan menghitungnya. Ia
memandang harta adalah segala-galanya. Dengan kekayaan yang melimpah dia bisa mendapatkan segala
yang ia inginkan. Dalam padangan hidupnya, kemuliaan, ketinggian derajat, harkat dan martabat hanya
ada dalam harta. Orang yang mempunyai harta yang sama dengannya ia akan puji-puji. Sebaliknya orang
yang tidak mempunyai harta akan terhina dimana-mana.
Setiap dia mendapatkan tambahan harta, sehingga hartanya semakin banyak, pada waktu itulah timbul
kecongkakan untuk menghina orang lain. Setiap orang yang datang kepadanya ia terima dengan rasa
curiga dengan memandang renda orang tersebut.
Ini merupakan puncak dari sikap hidupnya. Ia menyangka, dengan harta yang dia miliki akan
melanggengkan hidupnya. Ia terpesona dengan berbagai keistimewaan yang ia dapat sehingga ia lupa,
bahwa kehidupan ini pasti akan berakhir. Ia lupa diri, dan memandang hidup ini akan terus selama-
lamanya. Karena ia merasa bahwa dengan harta itu dia terpelihara dari gangguan penyakit, terpelihara
dangguan keamanan dan bahaya kelaparan. Sehingga ia tidak mau terpisah dari hartanya.
Disini, Allah dengan kasih sayangnya kembali mengingatkan, bahwa perbuatan mengupat dan mencela
itu jangan lah dilakukan. Jika sudah terlancur di buat maka jangan di teruskan, segera berhenti dan
bertaubat.
Jika perbuatan itu diteruskan tentu mendapatkan balasan berupa siksaan yang peroleh di dalam neraka
yang disebut dengan neraka hutomah.(na’uzubillah).
َأُقْو ُل َقْو ِلي َهَذ ا َو اْسَتْغ ِفُر َهللا ِلي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر الُم ْس ِلِم ْيَن ِإَّنُه ُهَو الَسِم ْيُع الَعِلْيُم
KHUTBAH KEDUA
الَحْم ُد ِهلل َر ِّب الَع الِم ْيَن َو الَّص َالُة َو الَّسَالُم َع َلى َأْش َر اِف اَألْنِبَياِء َو المْر َس ِلْيَن َنِبِّيَنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن.
َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َع َلى ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِلِه. َياَأُّيهَا اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا، ِإَّن َهللا َو َم َالِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي
َو َأْص َح اِبِه َو َقَر اَبِتِه َو َأْز َو اِج ِه َو ُذ ِّرَّياِتِه َأْج َم ِع ْيَن.
ِإَّنَك َقِر ْيٌب ُمِج ْيُب الَّد َع َو اِت َو َيا َقاِض َي اْلَح اَج اِت،َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت ْاَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو اِت
ِإَّن َهللا َيْأُم ُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإيَتآِئ ِذ ي اْلُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُم نَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن،ِعَباَد ِهللا
َ.فاْذ ُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْدُع ْو ُه َيْسَتِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر