Anda di halaman 1dari 9

Khutbah Jum’at

BAHAGIANYA MENJADI ORANG BAIK

َِ ‫َوَأْـَمَ َِلَ لِْـَ ل‬،


َ ‫َسبُل َالسَاللم‬ ‫اَن‬‫د‬ ‫ه‬ َ ‫ي‬
َ ‫َِل َالَ ل‬
َ
‫ذ‬ ‫اَلَـحم ُد لٰل‬
َ
ُ ّ
َ،ُ‫َللاَُوحدهََُلََش لَِْكََل َه‬ َ ‫ََأشَ ُدََأنََلَالَٰلهَإلَل‬،‫بَالَكَلَِْ ـ لم‬ َّ‫الَل ل‬
َُ‫َُم اداََب ُده‬ ُ َ‫َوَأشَ ُدََأنََسيلّدَنَونَبليـ‬،‫الكَـَِام‬ َ‫ذُوَالـجالَ للَو ل‬
َٰ َ‫َُمَ ٍدَو‬
َ‫لى‬ ُ ‫لىَسَيلّ لدنَـ‬
َٰ ََ‫َوسللّمَواب لرك‬ َ ‫َاَلَٰلّ َُمَص لّل‬،ُ‫ور َُس َولَُه‬
َ .َ‫اَلللَهَوَأَصحَ ِللهَوالت ِلَليَََِلـلَإحسَ لنَإلََْـولمَال ّلدْن‬
‫َونـف لسيَِلتـقو ل‬
َ‫ىَللا‬ َ ‫صي ُكم‬ َ‫َََأُو ل‬،‫َالوْخوا َُن‬
َ‫َْـيَـَْـَُّ ل‬:‫َأم َِـَ ُد‬
َ‫ََْـ َاْـَُّ َال لذْنَآمَُـوا‬:َ‫َق لَللاَُتـَ ل‬.َ‫وط َتل لهَلَل ُكمَتُـفلل ُحون‬
.َ‫َمسلل ُمون‬ ‫ل‬ ‫لل‬
ُ ‫اتَ ـ ُقواَللاَحقَتُـق َت ـهَوَلَََتُوتُنَإَل ََوَأنـتُم‬
Kaum Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang selalu
melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada kita semua,
sehingga di hari yang mulia ini kita dapat menghadiri dan
melaksanakan shalat Jum’at secara berjamaah. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurahlimpahkan kepada
Rasulullah SAW, keluarga serta para sahabatnya, semoga
kita memperoleh syafaatnya di yaumil mahsyar, âmîn.
Jama’ah Jum’at yang Dimuliakan Allah

Adnan Mahdi - 1
Sejatinya hidup kita terus bergerak menuju kematian.
Setiap detik – sadar atau tidak kita sadari – hakikatnya
telah meninggalkan jejak-jejak hidup yang bisa menjadi
kenangan baik, atau sebaliknya menjadi kenangan buruk
oleh generasi sesudah kita. Bila jejak hidup yang kita
tinggalkan bernilai baik dan memiliki manfaat besar bagi
masyarakat, maka ia akan senantiasa dikenang, dijadikan
motivasi dan inspirasi hidup bagi generasi berikutnya.
Tidak hanya itu, orang yang baik tersebut akan selalu
didoakan, kuburannya diziarahi, bahkan dibacakan ayat-
ayat al-Qurân. Lihatlah betapa beruntungnya menjadi
orang baik, ia akan selalu dimuliakan saat hidup hingga
wafatnya di dunia, apalagi saat ia menerima ganjaran
kemuliaan dari Allah di akhirat kelak.
Beda halnya dengan orang-orang yang tidak baik, saat
hidupnya selalu dikelilingi oleh orang-orang yang tidak
baik, kehadirannya selalu tidak diinginkan, kepergiannya
menjadi harapan banyak orang, saat ia mati, kejahatannya
dikenang-kenang agar tidak terulang, bahkan sampai-
sampai kuburannya pun dihindari dan ditakuti orang.
Lihatlah, betapa meruginya menjadi orang yang tidak
baik, jangankan azab di akhirat kelak, saat di dunia saja
sudah dihinakan orang.
Kamu Muslimin Rahimakumullah
Memang, menjadi orang yang baik dan bermanfaat
bagi banyak orang sungguhlah tidak mudah, tapi bukan
berarti tidak bisa dilakukan. Sebut saja misalnya di daerah
kita ini, Mahraja Imam Muhammad Basuni Imran yang
dikenal shaleh dan sangat berjasa memajukan Islam di

Adnan Mahdi - 2
Sambas, bahkan dunia. Atau bisa pula kita contohkan
Syaikh Ahmad Khathib Sambas yang telah berjasa meng-
gabungkan dua thariqah besar dunia, sehingga beliau
dikenal sebagai tokoh pendiri Thariqah Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah, bahkan diakui sebagai gurunya para
ulama nusantara.
Mungkin timbul dalam benak kita, bagaimana caranya
kedua tokoh di atas bisa dikenal, diakui dan dimuliakan
seperti itu? Jawabannya tak lain karena keduanya adalah
orang baik yang istiqamah menebar kebajikan untuk
kemaslahatan orang banyak. Kita yang hadir di masjid
ini juga sejatinya memiliki peluang yang sama seperti
mereka, hanya saja mau atau tidaknya kita menjadi orang
baik serta istiqamah dalam memperjuangkan kebaikan
karena Allah.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Untuk menjadi orang baik, Rasulullah SAW telah mem-
berikan petunjuk atau ciri-cirinya, antara lain:

ُ‫وْخَـيَـَُُِك ـمَمنَتَـ َـلمَالَ ـ َُقـِآنَوََـلم َه‬


Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qurân
dan mengajarkannya (HR. Bukhari).
Dalam pandangan Rasulullah, orang yang dinilai baik
adalah orang mau belajar al-Qurân serta mau pula meng-
ajarkannya. Baik yang belajar maupun yang mengajar-
kan al-Qurân sesungguhnya sama-sama untung, hal ini
bisa dirujukan kepada hadits Rasulullah riwayat Bukhari
dan Muslim, yang artinya: Orang yang membaca al-Qurân
sedangkan dia mahir melakukannya, kelak ia mendapat

Adnan Mahdi - 3
tempat di dalam surga bersama-sama rasul yang mulia
lagi baik. Sedangkan orang yang membaca al-Qurân tapi
tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak
agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat
dua pahala. Berdasarkan terjemahan hadits ini, jelaslah
bahwa orang yang sudah lancar membaca al-Qurân dan
mau mengajarkannya, maka dia akan menempati surga
bersama rasul. Sementara bagi orang yang belum lancar
atau dalam proses belajar membaca al-Qurân, maka ia
memperoleh dua pahala, yakni pahala karena belajar dan
pahala karena membaca al-Qurân termasuk ibadah.
Ciri kedua yang tergolong orang baik menurut sabda
Rasulullah SAW adalah:

‫وْخَـيَـَُُِك ـمَوْخَ ـيـَُُِك ـمَألهَـَللـ لهَوَأنَ ـ َوْخَ ـيـَُُِك ـمَألَهَـَللـى‬


Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik terhadap
keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap
keluargaku (HR. Tirmidzi).
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Rasulullah adalah teladan kita di dalam berkeluarga.
Menurut keterangan Siti Aisyah ra., Rasulullah sering
melayani keluarganya dalam menyelesaikan pekerjaan
rumah. Beliau menjahit pakaiannya sendiri, mengesol
sendal sendiri, memerah susu kambing sendiri, hingga
belanja ke pasar untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
dan lain sebagainya. Demikian pula dalam bertutur kata,
Rasulullah tidak pernah mencaci maupun marah kepada
isterinya. Pernah suatu malam, Rasulullah tidur di teras
rumah karena isterinya sangat lelap tertidur. Begitu Siti

Adnan Mahdi - 4
Aisyah bangun menjelang subuh, ia melihat Rasulullah
tidur di teras rumah, setelah dibangunkan, tak sedikit
pun keluar kata kotor atau sikap marah dari Rasulullah,
malahan Beliaulah yang meminta maaf kepada isterinya
karena pulang terlalu larut malam. Seandainya hal ini
terjadi pada kita, entah bagaimana sikap dan perlakuan
kita kepada isteri?
Ciri yang ketiga menurut Rasulullah adalah:

ُ‫وْخَـيـَُُِك ـمَمن ََْـُ ـِجىَوْخَـيـُِهَُوَُْـؤمَـ ُنَشَ ـَُِّه‬


Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang (paling bisa) di-
harapkan kebaikannya dan (paling sedikit) keburukannya
hingga orang lain merasa aman (HR. Tirmidzi).
Setiap orang memiliki sisi baik dan buruk. Orang ter-
baik adalah orang yang sisi kebaikannya jauh lebih besar
dari pada sisi keburukannya hingga orang lain merasa
aman di sampingnya. Dengan kata lain, orang terbaik itu
adalah mereka yang dapat memberikan manfaat besar
kepada orang lain serta mampu untuk mengendalikan
potensi buruknya hingga orang merasa aman dan tenang
didekatnya karena terhindar dari perilaku buruknya.
Ciri orang baik yang keempat adalah:

َ‫وْخَـيـَُُِك ـمَمنََأطَـ َـمَالطَ ـَ م‬


Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan (HR.
Ahmad).
Hadits di atas mengajarkan kepada kita bahwa orang
yang terbaik adalah orang yang mau berbagi, bersedekah
atau memberikan makanan kepada orang lain. Bersikap
pelit pada orang lain, pada keluarga, termasuk kepada

Adnan Mahdi - 5
diri sendiri tidak mencerminkan orang baik seperti hadits
di atas. Memang terkesan aneh jika ada orang yang pelit
terhadap diri sendiri, tapi kenyataannya memang ada
yang demikian. Jangankan untuk berbagi dengan orang
lain, untuk keluarga dan dirinya sendiri saja sangat pelit.
Padahal Allah sangat mencela manusia pelit seperti ini:
ۡ َّ ُ َ َ َ َ ُ ُ َٰ ً َ ُ ۡ َ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ
‫اول اتبۡ ُس ۡط َها اُك اٱلبَ ۡس ِا‬
‫طا‬ ‫ل اَتعل ايدك امغلولة اإَِل اعنقِك‬ ‫وا‬
ۡ َّ ٗ ُ َ َ ُ ۡ َ َ
ً ‫ااَّم ُس‬
‫ورا ا‬ ‫فتقعداملوم‬
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada
lehermu, dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya
karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (QS. al-
Isrâ: 29).
Ayat di atas melarang hidup pelit dan boros. Dalam
konteks ini, Asy-Syaukani dalam Fathul Qadîr menjelaskan
bahwa Allah SWT sangat mencela orang yang terlalu pelit,
sehingga mempersulit diri dan keluarganya. Tipikal orang
pelit seperti ini jelas bukanlah orang yang baik.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Mungkin kita bertanya, apakah orang terbaik itu hanya
sebatas mereka yang telah disebutkan di atas? Tentu saja
tidak, sebab masih ada kelompok orang lain yang juga
termasuk orang baik sebagaimana pertanyaan seorang
Arab Badui kepada Rasulullah SAW sebagai berikut:
‫ل‬
ُ‫َمنَط لََُ ُمُِهَُوح ُسنَََملَُه‬:‫َيَر ُسولَللاَمنَوْخيـَُِالَ لسَق ل‬
Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia? Beliau
menjawab: Orang yang panjang umurnya dan baik amal-
annya (HR. Tirmidzi).

Adnan Mahdi - 6
Jadi, orang baik sejatinya tidak dimonopoli oleh orang
tertentu, tetapi terbuka lebar bagi siapa saja tanpa me -
mandang latar belakang atau bidang tertentu, sebab inti
dari hal ini adalah seberapa besar kebermanfaatan hidup-
nya pada orang lain. Kenyataan ini ditegaskan Rasulullah
SAW melalui riwayat Jabir ra. sebagai berikut:

َ‫وْخَ ـيـَُِال ـَ لسََأنَ ـفَـَُ َُمَللل ـَ لس‬


Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia (lainnya).
Berdasarkan hadits di atas, jelas bahwa orang yang
paling baik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya adalah
orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Maksud
bermanfaat di sini tidak hanya dalam hal keduniaan saja,
tapi juga disyarati dengan kebermanfaatan di akhirat.
Mudah-mudahan, setelah kita mengetahui beberapa
ciri orang baik di atas, kita mendedikasikan diri untuk
menjadi orang baik mulai saat ini. Dahuluilah perbuatan
baik dengan niat ikhlas karena Allah, lalu lakukan dengan
istiqamah, semoga saat kita bertemu dengan kematian,
kebaikan kita akan dikenang dan menjadi teladan bagi
generasi selanjutnya, serta memperoleh kedudukan dan
kemuliaan di sisi Allah SWT, âmîn ya rabbal ‘alamîn.

َ‫َونَ ـفَ لِنَوإلَْ ـ َُك ـم‬،‫آنَالَ َـ لَظ ـي لم‬


‫َِـ ركَللا لَِلَولَ ـ َُكم لَِفَالَ ـ َُقـِ ل‬
ُ
ٌ ‫َملل‬،‫ََإلنَ ـهَُتَ لَجَ ـَو ٌادَكَـ لَِْ ـ ٌَم‬.‫َوذكَـ لَِالَـح لَك ـي لم‬
ََِ‫كََِ ـ‬ ‫َِلـ لََْ ـ لت ل‬
.‫فَرلحي ٌَم‬
ٌ ‫رُؤو‬
Adnan Mahdi - 7
‫‪Khutbah Kedua:‬‬

‫َهللََلىَإلحس نللهَوالَُّكَـَُِلهََُلىَتـوْلي لق لهَوالمتلَ نللَه‪َ.‬‬ ‫اْلم ُد ل‬


‫وَأشَ ُدََأنََلَالَٰلـهَإلَلَللاَُوللاَُوحدهََُلَشَ لِْكَلهَُوَأشَ ُدَ‬
‫اَىََإللََ لرووَانلـ له‪َ.‬اَلَٰلّ َُمَ‬ ‫َُم اداََب ُدهَورسولُهَالد ل‬
‫ُ ُ ُ‬ ‫َأَنََسيلّدَن ُ‬
‫َوَلىَاَللـ لهَوَأصحَ ِللهَوسللّمَتسللي ام ََ‬ ‫َمـحم ٍد َ‬
‫صَـ لّلَََـلىَسيلّ لدَن َُ‬
‫كلثيـاِا‪.‬‬
‫س‪َ،‬التـ ُقواَللاَْليَم ََأمَِوانـتـ َُواََم َ‬ ‫َأم َِـَ ُدَْي َاْـَُّ َالَ َُ‬
‫س لهَوَـَََِلـمآلَ‬ ‫َِبم ٍَِِدَأَْلي لهَِلَـف لَ‬
‫نـَىَواَلمواََأنَللاََأمُِكم ل‬
‫ُ‬
‫ئلكَـتل لهَِل ُقد لس لَه‪َ.‬وق لَتَ لَ‪َ:‬إلنَللاَومَآلئلكتهََُُْلُّونََلىَ‬
‫الَلِبَآيَاَْـَُّ َال لذْنَآمَُـواَصلُّواََلي لهَوسَللّ ُمواَتسللي ام ‪َ.‬اَلَٰلّ َُمََ‬
‫َُم ٍدَوَلىَانبليآئلكََ‬ ‫ىَآلَسيلّ لدَن ُ‬
‫َُم ٍدَوَل ل‬ ‫ص لّلََلىَسيلّ لدَن ُ‬
‫آلئلـك ل ِ َالـ ُمقَـَِِلـيَ‪َ .‬وارض َالَٰلّ ََُم َََـ لن َالـ ُخلَ ـف لءَ‬
‫وُر َُسـللك َومَـ َ‬
‫الِ لاش لدَْـنََألِبََِ ـك ٍَِوَُمَِوَُثم نَوَللىَوَنََِ لقي ل َِالَح ِ لَ َِ‬
‫والت ِلَليَوَتِلَليَالت ِلَليَلَـ َُمََِلـلحس ٍنَاللىيـولمَال ّلدْ لنَوارضَ‬
‫ََ َمََمَِلِْحتلكََيََأرحمَالِ ل ل‬
‫اْحيَ‬ ‫ُ‬
‫‪Adnan Mahdi - 8‬‬
‫تَ‬‫اَلَٰلّ َُمَاغ لفَِللل ُمؤلمَليَوالـ ُمؤلمَ لتَوالـ ُمسلل لميَوالـ ُمسللم لَ‬
‫ات‪َ .‬اَلَٰلّ َُم ََأ لَز َا للسالَم َوالـ ُمسلل لميَ‬
‫اَلحيآءُ لَمَـ َُم َواَلمو لَ‬
‫َِ َ‬ ‫لل‬ ‫َالَِك َوالـمَ لِكلي َوان ل‬ ‫وَأ لذل ل‬
‫َِ ََب دك َالـ ُمو ّحدْ ِ َوان ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ّ‬
‫منَنََِال ّلدْنَواوْخ ُذلَمنَوْخذلَالـ ُمسلل لميََوَد لّمََِأَداءَ‬
‫ال ّلدْ لنَواَ للَكللم تلكَإللَْـومَال ّلدْ لن‪َ.‬اَلَٰلّ َُمَادْعَََ َالبالءَ‬
‫والوابء َوالزَل لزل َوالـ لمحن َو ُسوء َا للفتـَ ل ِ َوالـ لمحن َم َظََِ‬
‫لمَـَ َوم َِطنََنَِـل لدَنَالن ُد َونلـي لسي َوْخآصَ ِاَوس ئللَِالبُـلد لانَ‬
‫الـ ُمسلل لميََآم ِاََيَربَالَ ل لمي‪َ.‬رِـَ َظَـلمَ َانـ ُفسَ َواإنَ‬
‫لَـمَتـغ لفَِلَ ـَ َوََتـِحَـمَ َلَـَ ُكونن لَمنَاخل لسَلِْن‪َ.‬رِـَ َآتلَ لَِفَ‬
‫لوْخِلةَحسَ ِاَوقلَ ََذابَالَ لَر‪َ .‬‬ ‫الدنـي َحسَ ِاَولِفَا ل‬ ‫ُّ‬
‫َذيَ‬ ‫َابلَد لل َوا للحس لن َوإلْت ل‬
‫آء ل‬ ‫لَب د ل‬
‫للا!َإلن َللا ََي ُمَِن ل‬
‫ُ‬
‫ال ُقِِبَوْـَـَىََ لنَالفح ل‬
‫َآءَوالـ ُمَك لَِوالبـغيََْل َظـُ ُكمَلَلَـ ُكمََ‬
‫تذكُِون َواذ ُكُِواَللا َالَ لظيم َْذ َُكـُِكم ََواش َُكـُِوهُ ََلى َنلَ لم لهَ‬
‫َْ ـ لزد ُكمَول لذكِ ل‬
‫َللاََأكبـَِ‪.‬‬ ‫ُ‬

‫‪Adnan Mahdi - 9‬‬

Anda mungkin juga menyukai