Adnan Mahdi - 1
Sejatinya hidup kita terus bergerak menuju kematian.
Setiap detik – sadar atau tidak kita sadari – hakikatnya
telah meninggalkan jejak-jejak hidup yang bisa menjadi
kenangan baik, atau sebaliknya menjadi kenangan buruk
oleh generasi sesudah kita. Bila jejak hidup yang kita
tinggalkan bernilai baik dan memiliki manfaat besar bagi
masyarakat, maka ia akan senantiasa dikenang, dijadikan
motivasi dan inspirasi hidup bagi generasi berikutnya.
Tidak hanya itu, orang yang baik tersebut akan selalu
didoakan, kuburannya diziarahi, bahkan dibacakan ayat-
ayat al-Qurân. Lihatlah betapa beruntungnya menjadi
orang baik, ia akan selalu dimuliakan saat hidup hingga
wafatnya di dunia, apalagi saat ia menerima ganjaran
kemuliaan dari Allah di akhirat kelak.
Beda halnya dengan orang-orang yang tidak baik, saat
hidupnya selalu dikelilingi oleh orang-orang yang tidak
baik, kehadirannya selalu tidak diinginkan, kepergiannya
menjadi harapan banyak orang, saat ia mati, kejahatannya
dikenang-kenang agar tidak terulang, bahkan sampai-
sampai kuburannya pun dihindari dan ditakuti orang.
Lihatlah, betapa meruginya menjadi orang yang tidak
baik, jangankan azab di akhirat kelak, saat di dunia saja
sudah dihinakan orang.
Kamu Muslimin Rahimakumullah
Memang, menjadi orang yang baik dan bermanfaat
bagi banyak orang sungguhlah tidak mudah, tapi bukan
berarti tidak bisa dilakukan. Sebut saja misalnya di daerah
kita ini, Mahraja Imam Muhammad Basuni Imran yang
dikenal shaleh dan sangat berjasa memajukan Islam di
Adnan Mahdi - 2
Sambas, bahkan dunia. Atau bisa pula kita contohkan
Syaikh Ahmad Khathib Sambas yang telah berjasa meng-
gabungkan dua thariqah besar dunia, sehingga beliau
dikenal sebagai tokoh pendiri Thariqah Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah, bahkan diakui sebagai gurunya para
ulama nusantara.
Mungkin timbul dalam benak kita, bagaimana caranya
kedua tokoh di atas bisa dikenal, diakui dan dimuliakan
seperti itu? Jawabannya tak lain karena keduanya adalah
orang baik yang istiqamah menebar kebajikan untuk
kemaslahatan orang banyak. Kita yang hadir di masjid
ini juga sejatinya memiliki peluang yang sama seperti
mereka, hanya saja mau atau tidaknya kita menjadi orang
baik serta istiqamah dalam memperjuangkan kebaikan
karena Allah.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Untuk menjadi orang baik, Rasulullah SAW telah mem-
berikan petunjuk atau ciri-cirinya, antara lain:
Adnan Mahdi - 3
tempat di dalam surga bersama-sama rasul yang mulia
lagi baik. Sedangkan orang yang membaca al-Qurân tapi
tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak
agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat
dua pahala. Berdasarkan terjemahan hadits ini, jelaslah
bahwa orang yang sudah lancar membaca al-Qurân dan
mau mengajarkannya, maka dia akan menempati surga
bersama rasul. Sementara bagi orang yang belum lancar
atau dalam proses belajar membaca al-Qurân, maka ia
memperoleh dua pahala, yakni pahala karena belajar dan
pahala karena membaca al-Qurân termasuk ibadah.
Ciri kedua yang tergolong orang baik menurut sabda
Rasulullah SAW adalah:
Adnan Mahdi - 4
Aisyah bangun menjelang subuh, ia melihat Rasulullah
tidur di teras rumah, setelah dibangunkan, tak sedikit
pun keluar kata kotor atau sikap marah dari Rasulullah,
malahan Beliaulah yang meminta maaf kepada isterinya
karena pulang terlalu larut malam. Seandainya hal ini
terjadi pada kita, entah bagaimana sikap dan perlakuan
kita kepada isteri?
Ciri yang ketiga menurut Rasulullah adalah:
Adnan Mahdi - 5
diri sendiri tidak mencerminkan orang baik seperti hadits
di atas. Memang terkesan aneh jika ada orang yang pelit
terhadap diri sendiri, tapi kenyataannya memang ada
yang demikian. Jangankan untuk berbagi dengan orang
lain, untuk keluarga dan dirinya sendiri saja sangat pelit.
Padahal Allah sangat mencela manusia pelit seperti ini:
ۡ َّ ُ َ َ َ َ ُ ُ َٰ ً َ ُ ۡ َ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ
اول اتبۡ ُس ۡط َها اُك اٱلبَ ۡس ِا
طا ل اَتعل ايدك امغلولة اإَِل اعنقِك وا
ۡ َّ ٗ ُ َ َ ُ ۡ َ َ
ً ااَّم ُس
ورا ا فتقعداملوم
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada
lehermu, dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya
karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (QS. al-
Isrâ: 29).
Ayat di atas melarang hidup pelit dan boros. Dalam
konteks ini, Asy-Syaukani dalam Fathul Qadîr menjelaskan
bahwa Allah SWT sangat mencela orang yang terlalu pelit,
sehingga mempersulit diri dan keluarganya. Tipikal orang
pelit seperti ini jelas bukanlah orang yang baik.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Mungkin kita bertanya, apakah orang terbaik itu hanya
sebatas mereka yang telah disebutkan di atas? Tentu saja
tidak, sebab masih ada kelompok orang lain yang juga
termasuk orang baik sebagaimana pertanyaan seorang
Arab Badui kepada Rasulullah SAW sebagai berikut:
ل
َُمنَط لََُ ُمُِهَُوح ُسنَََملَُه:َيَر ُسولَللاَمنَوْخيـَُِالَ لسَق ل
Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia? Beliau
menjawab: Orang yang panjang umurnya dan baik amal-
annya (HR. Tirmidzi).
Adnan Mahdi - 6
Jadi, orang baik sejatinya tidak dimonopoli oleh orang
tertentu, tetapi terbuka lebar bagi siapa saja tanpa me -
mandang latar belakang atau bidang tertentu, sebab inti
dari hal ini adalah seberapa besar kebermanfaatan hidup-
nya pada orang lain. Kenyataan ini ditegaskan Rasulullah
SAW melalui riwayat Jabir ra. sebagai berikut: