Anda di halaman 1dari 13

TERIMA KASIH

Aku haturkan kepada Allah yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan PDF Motivasi Islam ini
untuk saudara/i seimanku yang tercinta di seluruh dunia
khususnya untuk Rakyat Muslim Indonesia.

Juga tidak lupa sholawat kepada Nabi dan juga Rasulullah


Muhammad Shallahu’alahiwassalam yang selalu mencintai
umatnya sebelum umatnya lahir di dunia, That’s the only
true love I think.

Terima kasih juga kepada Ulama serta Habib yang selalu


mendakwahkan Islam di Indonesia tercinta ini karna dengan
mereka kita bisa mengenal Islam lebih dekat.

Untuk Istriku tercinta terima kasih atas supportnya selama ini


sehingga ada niatan untuk membuat buku ini.

Untuk yang membaca buku ini semoga selalu di bimbing


dalam Hidayah oleh Allah Subhanawata’alla, Aamiin.

Sincerely With Love


Muhammad Raisul Fadillah
Ujian Atau Musibah?
Ujian, siapa yang tidak mengalaminya? Semua manusia
pasti pernah mengalaminya mau itu tua ataupun muda,
Setiap orang memiliki ujiannya masing-masing.

Yang membedakan hanyalah bagaimana cara mereka dalam


menghadapinya. Ketika manusia ditimpa ujian maka ada
2 cara untuk menghadapinya pertama adalah menghindar
darinya dan yang kedua adalah menghadapinya.

Apapun itu yang jelas Ujian dalam hidup akan membawamu


pada kehidupan yang lebih baik.

Allah berfirman :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan
untuk mengatakan, 'kami telah beriman' TANPA diuji?!
Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum
mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang
yang tulus dan orang-orang yang dusta“.
(QS. Al-Ankabut: 2-3).

Istifham atau kata tanya menunjukkan makna sanggahan.


Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Swt. pasti akan
menguji hamba-hamba-Nya yang beriman sesuai dengan
kadar iman masing-masing. Seperti Hadits Shahih Nabi
dibawah ini “

Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah


Shallahu 'Alaihi Wassalam, "Wahai Rasulullah, siapakah
orang yang paling berat cobaannya?" Beliau SAW menjawab
Para Nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang
sesudah mereka secara berurutan berdasarkan tingkat
kesalehannya. Seseorang akan diberikan ujian sesuai
dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan
baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan
cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan,
sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun."
(HR Bukhari).

Hadis di atas menunjukkan bahwa kadar cobaan berupa


Musibahyang diberikan Allah SWT itu bertingkat. Semakin
tinggi tingkat keimanan, semakin berat ujian yang dialami.

Sejatinya cobaan itu merupakan proses penguatan iman


dan ketakwaan. Maka, bersabarlah dan terimalah dengan
segala keikhlasan apa yang terjadi. Tidak perlu segala
cobaan itu disikapi berlebihan. Tafakuri dan temukan hikmah
dari setiap ujian.

Apabila saat ini kondisi ekonomi terasa sangat berat, rupiah


yang terpuruk hingga nilai tukarnya terhadap dolar AS
mencapai Rp 14 ribu, tetaplah bersyukurlah. Sebab,
Indonesia masih aman, jauh dari kondisi perang. Bisa
dibayangkan, dalam kondisi perang, bukan hanya mahal,
tapi kehidupan menjadi sulit.

Apabila kita tengah menghadapi kebangkrutan usaha,


utang menggunung, tetaplah berusaha dan bersyukur
karena Allah tidak membangkrutkan iman dan ketakwaan
kita. Bangkrut di dunia ini lebih baik daripada bangkrut
di akhirat nanti.
Apabila ada salah satu anggota keluarga kita yang sedang
sakit, kecelakaan, atau bahkan meninggal, ikhlaslah dan
sadari bahwa tak ada
sesuatu pun di dunia ini yang bukan atas kehendak-Nya.
Tak ada sesuatu apa pun yang luput dari pengetahuan-Nya.
Kehidupan dunia ini sesungguhnya ladang amal saleh,
mengumpulkan bekal untuk kehidupan abadi kelak.

Apabila kita tengah dilanda musibah, anak tidak bisa diatur


karena kenakalannya, atau sedang ingin memiliki anak,
sudah belasan tahun belum juga diamanahi oleh-Nya, tetaplah
berbaik sangka kepada-Nya.

Doa dan ikhtiar jangan kendur, terus berusaha dan percayakan


bahwa Allah akan memberikan kita apa yang dibutuhkan,
bukan yang diinginkan.

Apabila Indonesia sekarang terkena Wabah (Thaun) Virus Corona


dan banyak PHK dimana mana, harga harga kebutuhan pokok
melonjak tajam tetap juga harus disyukuri karna siapapun yang
mendapat musibah berarti Allah sudah memberikan pertolongan
untuk mengurangi dosa dosa kita selama ini.

Dari semua cobaan yang diberikan oleh Allah, maka Allah ingin kita
“naik kelas” & juga Karna Allah semakin cinta kepada kita , Allah
ingin kita mengadu hanya kepadanya di sepertiga malam yang
syahdu sambil lirih memohon ampun hanya kepada-Nya. Dan
tahukah kamu itulah suara yang paling merdu yang membuat para
malaikat cemburu kepada kita.

Bukankah “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik


orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”.
(HR Tirmidzi 2499, Shahih at-Targhib 3139).”
Sungguh ujian itu agar kita Kembali kepada “fitrah”nya.
Kembali hanya berharap kepada DIA semata, Kembali
bertaubat atas kesalahan kesalahan yang diperbuat
selama ini dan taubat bukan perkara yang mudah
bagi setiap manusia.

Manusia berbeda dengan malaikat apalagi syaitan. Malaikat


sudah dI “Coding” oleh Allah untuk selalu taat karna dicipta-
kan tanpa hawa nafsu sehingga senantiasa terbebas dari
dosa & maksiat, sedangkan Syaitan sudah di vonis oleh
Allah sebagai makhluk pendosa.

Berbeda dari 2 makhluk tersebut, manusia diberikan


“Kemerdekaan” memilih yang baik atau yang buruk.

“…barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia


beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah
dia kafir…..” (QS. Al Kahfi - 29).

tapi ingat setiap pilihan pasti ada timbal balik(atau


konsekuensi yang harus dihadapi), Misalnya :
1. Makan > Kenyang
2. Jatuh > Kebawah
3. Tidak Belajar > Tidak Lulus Ujian/Remedial
4. Memberi > Diberi
5. Hidup > Mati
6. Dan Masih banyak lagi.

Begitu juga dengan kelanjutan firman Allah diatas


“…. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka
bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika
mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi
air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah.
(Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek .” (QS. Al Kahfi - 29).
Wahai Saudara Saudariku
Kenapa Menunda Untuk
Bertaubat?
“Ah nanti aja taubatnya tunggu umur 40-an aja”
“ Saya ini masih kotor, nanti aja taubatnya”
“Takut enggak diterima sama Allah taubatku,
nanti nanti aja”

Semua manusia pasti berbuat salah kan?

Lalu kenapa menunda munda untuk bertaubat?

Bukankan tidak ada yang pasti di dunia ini kecuali kematian? .

“Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang


bertobat, beriman dan berbuat kebajikan,
kemudian tetap dalam petunjuk.”
(QS.Tha-Ha:82)

Dari semua alasan yang disebut oleh manusia pupus di


depan ayat yang sangat penuh kasih sayang ini.

Coba perhatikan ayat diatas “Aku Maha Pengampun Bagi yang


bertaubat” itu artinya seberapa pun dosa yang kamu
bawa dihadapan Allah (baca : sebesar gunung , seluas
lautan , setinggi atmosfer bumi ini ditambah 7 lapis yang
serupa) maka niscaya pasti Allah ampuni. Tidak percaya?

Yuk kita simak Cerita berikut ini :

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Di antara (umat) sebelum


kalian, terdapat seorang laki-laki yang telah membunuh
99 orang." Suatu ketika, terbersit di hati pria tersebut akan
azab Sang Pencipta.
Dia berpikir, alangkah baiknya bila dia memohon
ampunan-Nya sebelum ajal tiba.

Namun, apakah taubatorang yang telah membunuh


puluhan nyawa tak bersalah akan diterima?

Pertanyaan itu sungguh-sungguh membebaninya. "Dia


kemudian menanyakan kepada orang-orang tentang
siapa (di antara mereka) yang paling berilmu.

Kemudian, dia diarahkan kepada seorang rahib. Dia pun


mendatangi (rumah) rahib itu, untuk kemudian bertanya
kepadanya. Dia telah membunuh 99 orang, apakah masih
terbuka (pintu) taubat baginya?

Rahib itu pun menjawab,


'Tidak ada." Seketika, pria itu membunuh rahib tersebut,
sehingga genap jumlah korbannya seratus orang,"
sabda Nabi SAW.

Kisahnya tidak berhenti sampai di situ. Sang pembunuh


lantas menemui tokoh lain. Kali ini, dia diterima serorang
alim ulama.

Setelah menceritakan keadaannya, dia pun bertanya, apakah


masih tersedia taubat baginya? "Orang alim itu menjawab, 'Ya.
Siapa pula yang menghalang-halangi untuk bertaubat!?
Pergilah dari kota ini dan (bergegaslah menuju) kota itu.

Karena di sana ada kaum yang taat beribadah kepada Allah.


Beribadahlah bersama mereka, jangan kembali ke negerimu.
Sebab negerimu itu telah menjadi negeri yang buruk,"
Nabi SAW melanjutkan sabdanya. Atas saran orang alim
itu, sang pembunuh segera hijrah dari negeri asalnya.
Pria yang telah menewaskan seratus nyawa itu ingin
memulai babak baru kehidupan, di negeri tujuan yang
berisi banyak orang salih.

Kisahnya diceritakan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW,


sebagaimana riwayat Imam Muslim. Rasulullah SAW
menuturkan, "Dia (sang pembunuh 100 jiwa) pun berangkat.
Saat tiba di persimpangan jalan, ajal datang menjemputnya.
Lalu (datanglah) Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab;
(keduanya) memperebutkannya.

Malaikat Rahmat berkata, 'Dia datang dalam keadaan


bertaubat dan menghadapkan hatinya kepada Allah.'
Sementara, Malaikat Azab berkata, 'Dia belum melakukan
satu kebaikan pun.'Akhirnya, turun sesosok malaikat yang
berwujud manusia. Kemudian, keduanya (Malaikat Rahmat
dan Malaikat Azab) sepakat untuk menjadikannya penengah.
Dia berkata, 'Ukurlah jarak di antara tanah (tempat kematian
sang pembunuh).

Lalu perhatikan, ke arah mana dia lebih dekat. Maka berarti


dia termasuk penghuni tempat itu.'Masing-masing pun
mengukurnya. Ternyata, pria tersebut lebih dekat ke arah
(negeri) yang hendak dia tuju. Maka Malaikat Rahmat kemudian
menemani jiwanya."Allah melarang kita untuk berputus asa dan
meyakinkan kita betapa ampunan-Nya amat luas. Lihatlah,
pria yang telah membunuh seratus nyawa. Atas izin Allah SWT,
langkah kakinya digerakkan dalam hijrah menuju kehidupan
yang lebih islami. Walaupun dia sudah meninggal sebelum
mencapai negeri tujuan, ternyata taubatnya sudah diterima
Allah SWT.
Dari cerita ini seakan akan menyuruh kita untuk selalu
menyegerakan bertaubat.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu


dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui" (QS Ali Imran [3]: 135).

Sekelam apapun masa lalu kita, selagi kita masih bernyawa,


kita tetap berpeluang menjadi ahli surga. Jangan pernah
berputus asa untuk berubah dan mencari ampunan dari
Allah Yang Maha Esa.

Berkah terindah yang telah diberikan kepada kita adalah


kesempatan untuk bertaubat. Jadi tunggu apa lagi?
Sumber Inspirasi :

www.rumaysho.com
www.muslim.or.id
www.republika.co.id
www.brilio.net
www.bola.com
www.tabungwakaf.com
www.khazanahalquran.com

Anda mungkin juga menyukai