Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jumat Oleh : Dian Purnama Kelas : XI IA 1 Judul : Menghadapi Musibah Khutbah 1 . . . . . .

Segala puji bagi Allah Subhannahu wa Ta'ala yang telah melimpahkan karunia dan rahmatNya sehingga kita dapat menjalankan salah satu kewajiban yang diwajibkan kepada kaum Muslimin yaitu Shalat Jumat berjamaah. Shalawat serta salam, semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam , sahabat, keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Jamaah Jumat rahimakumullah Khatib berdiri di mimbar ini, ingin berwasiat kepada diri khatib sendiri secara khusus dan kepada jamaah secara umum, yaitu bersama-sama meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala . Bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam : .( ). .

Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah perbuatan jelek, dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskannya. (HR. Ahmad 5/153). Hadirin jamah shalat jumah rahimakumullah. Secara fitrah tidak seorangpun di muka bumi ini yang menginginkan suatu musibah yang menimpa pada dirinya, musibah dalam arti suatu kejadian yang tidak menyenangkan, musibah yang menyusahkan atau menyakitkan, baik secara fisik maupun mental.

Yang diinginkan oleh setiap orang adalah sesuatu yang menyenangkan, menggembirakan, melegakan dan sebagainya. Bagi seorang mukmin, musibah yang terjadi dan menimpa dirinya di pandangnya sebagai ujian hidup. Maka dibalik ujian itulah yang perlu direnungkan, apa hikmah di balik ujian itu? Karena seorang mukmin dengan konsepsi keimanannya akan mampu memandang persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan umumnya manusia. Baginya ukuran baik atau buruknya sesuatu, benar atau salah, suka dan dukanya sesuatu semua dikembalikan nilainya kepada Allah swt. Hal inilah yang menjadikan seoarang mukmin itu senantiasa berpikir positif dan optimis dalam mengarungi kehidupannya, sekalipun harus menghadapi berbagai ujian, atau kenyataan paling pahit dalam hidupnya, ia tidak akan mudah patah dan berputus asa . Karena ia yakin bahwa setiap kejadian pastilah sudah dalam kehendak dan takdir Allah swt. Katakan tidak akan menimpa kepada kita suatu musibah apaun kecuali apa-apa yang telah di ditetapkan oleh Allah swt Maka tepatlah apa yang di sabdakan Nabi saw : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin bahwa semua urusannya baik, yang demikaian itu tidak terjadi pada siapapun, kecuali untuk orang mukmin, jika menimpanya sesuatu yang menggembirakan bersyukurlah ia maka adalah kebaikan baginya, dan jika menimpanya sesuatu yang menyusahkan bersabarlah ia maka adalah kebaikan baginya. (HR. Muslim ) Hadist ini dapat menjadi landasan paradigma berpikir seorang mukmin sehingga ia senantiasa berada pada jalan kebenaran, ia selalu memiliki pandangan yang lurus kedepan, pandangannya kuat dan mendasar, luas menjangkau dan seimbang dalam mensikapi segala sesuatunya, dengan demikian ia akan memiliki kesiapan secara mental, pemikiran, lahir dan batin dalam menghadapi realita dan berbagai kemungkinan yang akan menimpa di dalam hidupnya. Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah. untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan firman Allah swt. yang berbicara tentang perspektif musibah: Tidak ada suatu musibah apapun di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis didalam Kitab (Lauhil Mahfuzd) sebelum Kami menciptakannya. Sesunggunya yang demikan itu adalah mudah bagi Allah, (Kami jelaskan yang demkian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu . Dan Allah tidak menyukai orang sombong dan lagi membanggakan diri. ( QS. Al-hadid . 22-23 ) Dari ayat tersebut dapatlah kita fahami bahwa musibah dalam bentuk apapun tidak mungkin terjadi dan menimpa pada siapapun, kecuali telah terencana dalam ilmu Allah bahkan telah ditetapkan pula dilauhil mahfudz, maka tidak akan pernah terjadi musibah yang salah sasaran,

maka musibah apapun yang menimpa seorang mukmin akan difahami oleh seorang mukmim sebagai takdir dan qodho-Nya. Yang paling penting bagi manusia adalah mengimani segala keputusan dan ketentuan yang telah terjadi karena kesemuanya terjadi tidaklah terlepas dari Kebijakan dan Keadilan Allah swt. Manusia telah biberi wilayah otoritasnya dalam bentuk kebebasan berfikir, berusaha, beramal untuk menjawab seluruh tantangan hidupnya, mencapai apa yang diinginkannya, menghindari apa yang tidak diinginkannya. Allah juga telah memberinya seperangkat alat dan modal besar, berupa akal, hati, perasaan dan panca indra, Allahpun telah memberinya petunjuk berupa kitab suci yang telah di jelaskan oleh Nabi-Nya, dengan petunjuk ini seharusnya manusia mampu menjalani kehidupannya dengan sempurna. Allah telah menundukkan apa yang ada di bumi, untuk menjadi sarana hidup dan kehidupan bagi manusia. Manusia diberi kesempatan untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya apa yang ada di bumi tersebut sebagai bagian kesenangan hidup dan kehidupannya, begitu sempurnanya Allah memberi kenikmatan kepada manusia. Maka ketika sebuah musibah yang tidak menyenangkan terjadi seharusnya manusia bertanya, mengapa hal ini terjadi ? apa sebab terjadinya musibah yang demikian ini? Inilah bentuk- bentuk dan cara Allah swt. memberi ibtila atau ujian kepada manusia. Dengan ujian ini Allah ingin membedakan siapa manusia yang benar-benar beriman dengan orang yang yang benar-benar kafir kepada-Nya. Dari ujian inilah nantinya Allah akan membedakan siapa di antara manusia yang paling berkualitas keimanan dan amal, bersyukur atas nikmat, istiqomah dalam ketaatan kepada-Nya atau kufur atas nikmat-Nya dan berputus asa atas cobaan yang menimpanya.. Dengan iman kepada Taqdir Allah, Allah akan membuka pintu hidayah menuju keridhoanNya. Di akhirat nanti Allah akan pisahkan siapa yang termasuk ahlul yamin dan siapa yang termasuk ahlus syimal, untuk kemudian dibalas dengan surga atau neraka-Nya. Tidak ada alasan bagi orang-orang beriman untuk lari atau menghindar dari ujian dan cobaan dalam hidupnya, tidak ada kamus putus asa dalam menghadapi segala macam ujian, karena ujian itu ternyata merupakan cara Allah untuk meningkatkan kualitas orang-orang beriman. Bahkan ujian yang Allah berikan pada manusia sebagiannya merupakan cara Allah memberi ampunan pada orang-oarang yang sabar dalam menerima cobaan-Nya. Adapun mengapa Allah swt. menimpakan musibah sementara manusia tidak ada yang menginginkan musibah itu, maka disinilah Allah swt. ingin menunjukkan kekuasaann-Nya yang mutlak, tidak ada seorang pun yang dapat mendekte kehendak-Nya. Ia Maha kuasa atas segala suatu, selain juga Allah ingin memberikan pelajaran pada orang yang mau berpikir tentang sebab terjadinya musibah dan hikmah dibalik musibah tersebut.

Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah Barakallaahu Iii waa lakum fill quraanil-azhim. Wanafanii wa iyyakum bima fiihimaa minalaayaati wadzikril-hakiim. Wanafaanaa bi hadii wa lakum. Wa Iii syaa-iril muminiina wal muminaat wal muslimiina wal muslimaat min kulli dzanbii fastaghfiruhuu innahuu huwas samiiul aliim wa innahuu huwal ghafuurur rahiim.

Khutbah 2 (Bacaan sama dengan khutbah 1) Cobalah sejenak kita renungkan tentang sebab-sebab bencana dan musibah yang terjadi di negeri kita, adakah kedzaliman Allah dibalik musibah itu ? Ataukah ulah manusia dan kejahatan mereka yang menyebabkan terjadinya musibah tersebut? Untuk itu marilah kita jadikan seluruh musibah yang menimpa diri kita, keluarga kita atau bangsa kita ini sebagai: 1. Pengingatan agar kita tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya musibah dan bencana yang pernah menimpa umat terdahulu. 2. Sarana instropeksi bagi kita untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu (musyrik), tidak sombong dan merasa aman dari azab Allah. 3. Upaya mendekatkan diri dan tawakkal kita kapada-Nya. 4. Upaya meningkatkan kualitas iman, amal dan taqwa kita untuk mendapatkan ampunan dan surga-Nya. Marilah kita jadikan isi khutbah singkat ini sebagai, peringatan, pealajaran, agar kita semakin beriman pada taqdir Allah, semakin yakin dan optimis, semakin yakin dan sabar, berserah diri dan bertawakkal kepada-Nya. Semoga kita senantiasa mendapat lindungan dari Allah swt. dan terhindar dari segala macam musibah, fitnah dan mara bahaya. Semoga musibah yang pernah menimpa kita dan saudara kita menjadi cara Allah mengampuni dosa-dosa kita semua, dan menggantinya dengan ampunan, pahala dan surganNya. amin. Ibaadallaah innallaaha amarakum bi amri bi da-aafiati binafsihi wa tsanii bimalaaikatihil musabbihati biqudsihi wa tsullatsaa bikum ayyuhal mu-minuuna min jannati wa insihi fa qaalallaahu qawlan kariiman. Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuuna 'alan nabii yaa ayyuhal ladziina 'aamanuu shalluu 'alaihi wa salliimu tasliimaa. Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa muhammad wa ala ali muhammad, wash shahaabati ajma'iin wat taabi'iina wat taabi'it taabi'iina wa man tabi'ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin wa 'alaina ma'ahum birahmatika yaa arhamar raahimiin. Allahummagh fir lil mu'miniina wal mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat al-ahyaa-i minhum wal amwaat innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat wa yaa qaadhiyal haajaat (Doa lain )

Rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanah wa fill aakhiraati hasanah wa qinaa 'adzaaban naar. {surat An-Nahl: 90} Ibaadallah. Innallaaha ya-muruu bil 'adli wal ihsaan. Wa iitaa-i dzil qurbaa wa yanhaa 'anil fahsyaa-i wal munkari wal baghyi yaizhzhukum la'allakum tadzakkaruun fadzkurullaaha 'azhiimi wa yadzkurkum fastaghfirullaaha yastajib lakum wasykuruuhu 'alaa ni'matil latii wa ladzikrullaahu akbar. Wa aqiimish shalah.

. . . . . . .

Anda mungkin juga menyukai