Anda di halaman 1dari 122

Bayan Masturot : Target Masturot

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.


Allah SWT menciptakan manusia ini
untuk waktu yang sangat singkat, begitu
singkatnya kehidupan di dunia ini,
Allah Swt menyebut hari kiamat itu
dengan ungkapan ‘Ghod’,

    

      

       

18. Hai orang-orang yang beriman,


bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. 59. Al Hasyr : 18)
Ini karena sangat-sangat dekat. Karena
itulah para sahabat RA mereka selalu
menghadirkan akhirat dalam kehidupan
mereka
Kisah Sahabat :
Abdullah Rawahah tatkala menangis
dipangkuan istrinya, maka istrinya ikut
menangis. Kemudian ditanya
Abdullah bin Rawahah : “Kenapa
engkau menangis ?”
Istrinya menjawab : “Karena engkau
menangis akupun ikut menangis.”
Abdullan bin Rawahah : “Apakah
engkau tau apa yang aku tangisi ?”
Istrinya menjawab : “Tidak tahu,
pokoknya kamu menangis, saya ikut
menangis.”
Ini kesetiaan seorang istri Sahabat RA,
seorang Sahabiyah R.ha, melihat
suaminya sedih maka diapun ikut sedih.
Inilah seharusnya hubungan suami-istri,
suami sedih maka istri ikut sedih, suami
bahagia maka istri ikut bahagia. Maka
beliau ceritakan :
“wa inminkum illa wariduha” : “Tidak
ada seorangpun dari kalian kecuali akan
mendatangi Neraka Jahannam”
Disini Allah sudah memberitahukan
tetapi tidak ada janji bagi saya bahwa
saya akan selamat.

Allah SWT memberikan Iman dan


Agama hanya kepada orang-orang yang
Allah cintai saja :
“Innalloha ya wa’iddunya liman yuhib
waliman la yuhib wala ya’ biddeena illa
liman yuhib”
“Sesungguhnya Allah Swt memberikan
dunia kepada orang yang Allah cintai
dan kepada orang yang Allah tidak
cintai. Tetapi Allah hanya memberikan
agama kepada orang yang Allah cintai.”
Maka semenjak diutusnya Nabi pertama
kali hingga Rasullullah Saw, orang-
orang tertentu saja yang Allah berikan
agama :
1. Nabi Nuh AS berdakwah 950
tahun yang diberikan agama cuman
80 orang,
2. Nabi Ibrahim AS berdoa dan
berdakwah siang malam hanya
beberapa orang saja,
3. Nabi Musa AS hanya kaum Bani
Israil saja,
4. Nabi Isa hanya kaum Hawarits
saja
Hingga Rasullullah Saw diutus. Begitu
mahalnya iman, begitu mahalnya
agama, sehingga :
 Para paman Nabi Saw : Abu Thalib,
Abu Lahab, dan Abu Jahal
 Para Tetangga Nabi Saw : Umayyah
bin khalaf, Utbah bi rabi’ah, Ubay
bin khalaf
Dan banyak lagi yang lain mati tanpa
Iman, padahal mereka tiap hari bertemu
dengan Nabi Saw dan di doakan oleh
Nabi Saw. Akan tetapi itulah keputusan
Allah Swt, Allah memberi kepada yang
mau dia beri. Sehingga Bilal RA pernah
berkata mahfumnya :
“Beruntunglah bahwa Hidayah itu ada
ditangan Allah, jika ada ditangan
manusia maka orang-orang seperti aku
ini tidak akan mendepatkan Hidayah.”
Maka kita yang jauh dari masa
rasullullah Saw, tidak pernah bertemu
dengan beliau Saw, tapi diberikan Iman
oleh Allah Swt ini merupakan suatu
anugerah yang sangat besar. Bahkan
nanti di padang mahsyar ada
pengumuman :
“Sisihkan orang-orang yang akan
dimasukkan ke dalam neraka ?”
ditanya, “Dari berapa banyak ?”,
jawabannya, “Dari setiap 1000 orang
sisihkan 999 orang untuk dimasukkan
ke dalam Neraka”
Sahabat RA mendengar hal ini terkejut,
menangis, dan lemas, “Ya Rasullullah
bila perbandingan seperti itu siapa yang
bisa selamat ? dari 1000 orang hanya 1
yang masuk surga sedangkan yang 999
orang lainnya dikirim ke neraka.” Nabi
SAW sabdakan mahfum :
“Yang 999 orang itu adalah orang-
orang kafir dan ya’juz ma’juz.
Sedangkan yang 1 orang adalah orang-
orang yang beriman : kalian dan orang-
orang seperti kalian”
Maka iman ini betul-betul nikmat
tertinggi yang Allah berikan kepada
manusia, kepada orang-orang yang
Allah pilih, kepada orang-orang yang
Allah kehendaki kebaikannya, maka
Allah beri iman. Kita tidak pernah
berkorban, di rahim ibu kita tidak
pernah minta untuk diberi Iman, kita
dilahirkan dari orang tua yang muslim,
semuanya Allah berikan pada kita
cuma-cuma, gratis. Betapa besarnya
Anugerah Iman yang Allah berikan
kepada kita ini.
Iman ini manfaatnya bisa kita rasakan
di dunia dan di akherat, bukan di dunia
saja atau di akherat saja. Bukannya di
dunia kita perlu uang, dan di akherat
perlu Iman, bukan seperti itu, di dunia
dan akherat kita butuh Iman. Semenjak
di dunia ini kita perlu iman, bukan di
akherat saja. Seorang ulama
menceritakan kisah malaikat mendapat
tugas dan dia curhat ketika ketemu di
langit dengan rekan sejawatnya sesama
malaikat :
“Saya barusan dapat tugas aneh.”
Katanya. Malaikat lain bertanya, “Apa
itu tugasnya ?” dia bilang, “Saya
diminta untuk mendatangi orang kafir
yang sudah mau mati. Dia pingin
makan ikan, yang ikan tersebut tidak
ada disekitar rumahnya. Lalu Allah Swt
perintahkan saya untuk menggiring ikan
tersebut dari laut, masuk ke sungai
dekat rumahnya, sehingga anggota
keluarganya dapat menangkapnya,
memasaknya sesuai dengan keinginan
orang kafir tadi, dan memakannya.
Setelah dia puas makan ikan tersebut,
baru dia dimatikan Allah Swt.” Ini
orang kafir.
Malaikat yang satunya berkata, “Saya
juga barusan dapat tugas tidak kalah
anehnya.” Maka malaikat tadi bertanya,
‘Apa itu tugasnya.” Malaikat tersebut
menjawab, “Saya diminta mendatangi
orang beriman yang mau mati. Dalam
keadaan haus dia minta air. Ketika air
diberikan dan hendak diminumnya,
Allah perintahkan saya untuk
menumpahkan air dari tangan orang
beriman tersebut sehingga air tersebut
jatuh dan pecah, dan orang beriman
tersebut mati dalam keadaan haus.”
Maka keduanya laporan kepada Allah
Swt tentang peristiwa-peristiwa tadi.
Allah Swt katakan :
“Orang mukmin itu dia punya banyak
kesalahan dan banyak dosa. Tapi
dengan musibah yang aku berikan,
dengan sakit yang aku berikan, dia
hadapi dengan sabar, maka semua dosa-
dosanya sudah aku ampuni. Hanya saja
masih ada 1 dosa yang tersisa, maka
ketika menjelang dia mati aku beri dia 1
musibah lagi, lalu dia sabar dan ikhlas,
maka dia akan mati bersih dari dosa.”
Sehingga Sayyidina Aisyah R.ha
katakan, bahwa semenjak aku
menyaksikan bagaimana menderitanya
Rasullullah Saw ketika akan wafat,
setelah itu aku tidak pernah
berprasangka buruk lagi terhadap
orang-orang yang menderita sebelum
wafatnya mereka. Ini karena
Rasullullah Saw, mahluk yang paling
Allah cintai, ikut merasakan sakitnya
juga menjelang wafat.
“Adapun orang kafir itu, ketika dia
hidup dia banyak sekali melakukan
kebaikan kepada orang lain. Maka Aku
sudah berikan balasannya semua di
dunia. Apa itu balasannya ? anak yang
sehat, namanya terkenal,
perdagangannya maju, masalahnya aku
selesaikan. Tapi masih ada 1 kebaikan
yang belum aku balas, makanya
sebelum dia mati, aku berikan
balasannya dengan harapan yang dia
inginkan. Sehingga ketika dia mati
tidak membawa kebaikan apapun ke
akherat.”

Note dari Penulis :


Oleh sebab itu perlu kita tanamkan di
dalam diri kita rasa takut akan
murkanya Allah terhadap kita. Jangan-
jangan semua kebaikan yang Allah
berikan kepada kita ini, adalah untuk
membalas semua amal baik yang kita
kerjakan dengan dunia dan harapan-
harapan kita yang wujudkan oleh Allah
Swt. Agar ketika ke akherat nanti kita
tidak mendapatkan balasan apa-apa dari
Allah, selain Neraka. Jadi jangan kita
terlena akan kebaikan-kebaikan yang
Allah berikan kepada kita saat ini,
rumah yang baik, keluarga yang
harmonis, perdagangan yang maju,
justru seharusnya makin menambah
rasa cemas dan takut kita terhadap
minimnya amal-amal yang kita
kerjakan. Inilah ada sebagian ulama
berdoa, “Ya Allah janganlah engkau
berikan balasan dari amal-amal yang
aku kerjakan ini dibalas di dunia,
sehingga nanti di akherat akut tidak
mendapatkan balasan apa- apa.”
Padahal sebaik-baiknya balasan itu
adalah yang Allah berikan di akherat
bukan di dunia.
Nabi Saw sampaikan :
“ Ajaba lil amri mukminin in asobatul
sarro syakarta fahuwa khoirullah, wa in
asobahum dhorro shobaru fahuwa
khoirullah, wa laisa dzalika illa lil
mukmin”
Artinya : “Sungguh ajaib urusan orang
beriman ini :
1. jika Allah beri dia kebaikan,
maka dia akan bersyukur, itu baik
baginya.
2. Jika Allah beri dia kesusahan,
maka dia akan bersabar, itu juga
baik baginya
Dan ini tidak akan terjadi melainkan
hanya kepada orang beriman.”
Note dari penulis :
Bagaimana tidak enak jadi orang
beriman :
1. Jika dia bersyukur, ketika
mendapatkan kebaikan :
Maka Allah akan tambah kebaikan
tersebut.
2. Jika dia bersabar, dalam musibah :
“Innaloha Maa Sobirin” :
Sesungguhnya Allah bersama orang-
orang yang sabar.”
Seorang ulama besar murid dari
Sahabat RA mengalami musibah.
Ketika dia berkunjung ke rumah
kawannya, anaknya meninggal terinjak
kuda kawannya tadi. Satu musibah
masih dirasakan, datang lagi musibah
kedua, beliau diperiksa ternyata
kakinya harus di amputasi. Namun
karena beliau ini dari golongan yang
Imannya kuat maka tidak ada keluar
keluhan ataupun penyesalan darinya.
Bahkan beliau berkata :
“Alhamdullillah, kaki ini sudah
dipinjamkan oleh yang punya selama
30 tahun, baru sekarang diambil lagi
oleh yang punya.”
Sehingga musibahpun tidak berasa
seperti musibah, kalau ada Iman.
Note Penulis :
Bagaimana kalau kejadian itu menimpa
kita, kira-kira apa yang kita lakukan ?
Cacian apa yang akan keluar dari kita. ?
saya ada seorang sahabat baru dikasih
ujian kesusahan ekonomi, dia langsung
berkata, “Apa salah saya ? kenapa saya
diberi kesusahan seperti ini ? ini tidak
adil namanya. Orang yang lemah saja
amalnya Allah berikan banyak kebaikan
dan kemudahan. Kenapa saya yang
sudah menyempurnakan amal masih
diberikan kesusahan seperti ini.” Malah
nyalahin Allah, ngaku iman kuat
padahal ini kelemahan iman.
Inilah gunanya memiliki Iman, di
duniapun sudah kita rasakan
manfaatnya, hati yang lapang, rasa yang
cukup, ketenangan. Sehingga doa
Rasullullah Saw :
“Allahummaghfirlana min khosyatika
matahulu bihi bainana baina ma’asih.
Manto’atika mantubalighuna bihi
jannatak. Waminal yakini maa
tuhawinu bihi ainal ma soibath dunya”
Artinya : “Ya Allah berikan kepadaku
keyakinan, yang dengan yakin itu aku
yang bisa menganggap ringan musibah-
musibah di dunia.”
Sehingga para sahabat dahulu
mengatakan apabila terkena musibah
mengucapkan Alhamdullillah 3 kali :
1. Alhamdullillah musibah itu
datangnya di dunia bukan di akherat
2. Alhamdullillah musibah itu
terjadi hanya pada sebagian tubuh
bukan pada semuanya
3. Alhamdullillah musibah itu
terjadi bukan pada Agama
melainkan kepada keduniaan mereka
Jadi inilah nilai Iman yang musti kita
syukuri dan kita jaga. Sebab menjaga
iman itulah yang paling berat, yang
dikahawatirkan oleh para ulama,
bahkan para sahabat RA. Sehingga
orang seperti Abu Bakar As Shiddiq,
orang yang sudah dijamin surganya
oleh Allah Swt, orang yang oleh
Rasullullah digambarkan :
“Andaikan iman seluruh manusia selain
anbiya dikumpulkan di suatu tempat,
ditimbang dengan Imannya abu bakar,
tentulah imannya abu bakar lebih
berat.”
Itupun beliau, abu bakar RA, sering
mengatakan :
“Andaikan aku ini di takdirkan menjadi
rumput saja, dipotong, dimakan hewan,
habis tidak ada hisabnya di akherat.”
“Betapa enaknya jadi burung, tidak ada
urusan apa-apa di akherat.”
Itupun masih seperti itu
kekhawatirannya terhadap imannya dan
kondisinya di akherat. Padahal beliau
ini sudah dijamin tempatnya di surga
oleh Allah Swt, masih juga takut pada
pengadilan Allah Swt. Abu Ubaidah
RA katakan :

“30 orang sahabat yang aku temui


semuanya mengkhawatirkan dirinya
termasuk bagian dari orang munafik”
Inilah pentingnya kita menjaga Iman.
Bagaimana menjaganya ? Segala
sesuatu ada cara menjaganya, semuanya
berbeda-beda cara menjaganya. Seperti
memelihara ikan ini ada di dalam air,
atau di kolam. Kita membeli burung
dimasukkan dalam sangkar. Kita
membeli bunga kita masukan dalam
pot. Jika kita salah menempatkan maka
bukannya pemeliharaan yanga da tapi
kehancuran. Ada tempat pemeliharaan
yang berbeda-beda. Beli spring bed
bagus untuk apa ? oh kemarin beli ikan
mahal maka harus di beri kenyamanan,
biar tidurnya nyenyak dan tenang di
spring bed aja. Yah mati ikannya kalau
begitu pemeliharaannya. Beli bunga
mahal-mahal di letakkan dalam
Aquarium, ya mati juga. Jadi Iman ini
ada tempat pemeliharaannya, agar bisa
awet sampai kita mati dan berjumpa
Allah ta’ala. Sebab saat yang paling
penting dalam kehidupan kita ini adalah
menjelang ajal, inilah saat-saat yang
paling menentukan dan paling
mengkhawatirkan. Apakah kita mau
mati dalam keadaan beriman atau tidak.
Cara menjaga Iman ini adalah dengan
menempatkannya dalam suasana Iman.
Dalam suasana iman inilah iman kita
akan terjaga, baik di mesjid, di rumah,
di kantor, ataupun di pasar. Dimanapun
selama ada suasana iman, maka iman
kita akan terjaga. Lain kalo tidak ada
suasana Iman, jangankan di pasar, di
mesjidpun iman kita bisa rusak.
Seorang masuk mesjid mestinya
nambah pahala, akan tetapi karena tidak
ada suasana iman, tidak ada persiapan
iman, tidak ada usaha atas iman, maka
ketika masuk mesjid bawaannya pingin
maksiat saja. Maka ketika keluar dari
mesjid bukan bertambah imannya
malah bertambah dosanya. Masuk
mesjid lihat jam bagus langsung
diambil, dicuri, keluar membawa dosa.
Ada amplifier bagus, dilihat tidak ada
orang, diambil, dicuri, dibawa pergi, ini
bukan menambah iman tapi merusak
iman. Masuk ketempat yang seharusnya
bisa menambah iman tetapi hasilnya
malah sebaliknya yaitu mengurangi
iman, ini kenapa ? ini karena tidak ada
suasana iman di dalam mesjid atau di
tempat yang kita datangi.
Sedangkan dijaman Rasullullah Saw,
karena adanya suasana iman, jangankan
di mesjid, dari rumah, di pasar, hingga
dipadang pasirpun iman terjaga. Ini
karena ada suasana Iman. Ibnu Umar
RA, beliau sedang berjalan-jalan,
kehausan ketemu dengan seorang
pengembala kambing. Beliau bilang
kepada si anak pengambala kambing
tadi, boleh tidak meminta susu
kambingnya. Dulu itu daripada
mengambil air, mengambil susu domba
ini lebih murah dan lebih mudah. Si
anak pengembala memberikan susu
kambing kepada ibnu umar RA.
Ibnu Umar : “kamu tidak mau minum
susu ini ?”
si pengembala : “tidak, saya sedang
puasa.”
Ibnu Umar : “Panas-panas seperti ini
kamu berpuasa.”
Si pengembala : “Iya, panas-panas
puasa agar tidak kepanasan di padang
mahsyar.”
Mendengar jawaban seperti ini terkejut
ibnu umar RA. Ini anak bener-bener
Imannya kuat atau hanya sekedar jos-
josan dimulut saja. Maka ibnu umar RA
berniat mentest anak ini.
Ibnu Umar RA : “Saya ini lapar,
bagaimana kalau kamu menjual satu
kambing ini untuk saya makan ?”
Si Pengembala : “Oh jangan, kambing
ini bukan milik saya tidak boleh dijual,
saya hanya budak yang mengembalakan
kambing ini saja. Kambing ini milik
majikan saya. Kalau ketahuan bisa
marah majikan saya”
Ibnu Umar RA katakan : “Oh tidak
akan ketahuan oleh majikan kamu,
kambing sebanyak ini, kalaupun
ketahuan bilang saja diterkam serigala.
Kan dia tidak tahu”
Maka apa yang keluar dari lisan si
pengembala kambing ini :
“Fa ainallah…… Fa ainallah…….Fa
Ainallah” : “Dimana Allah….Dimana
Allah…. Dimana Allah”
Maka Ibnu Umar terkejut mendengar
jawaban ini, seorang pengembala
kambing di tengah padang pasir bisa
menyebut ini “Fa ainallah”. Termenung
ibnu umar mengulang-ulang kata-kata
si pengembala kambing tadi dalam
perjalanan pulang. Singkat cerita si
pengembala kambing ini dibeli dari
majikannya beserta kambing-
kambingnya oleh ibnu umar. Budak
Pengembala Kambing tadi dibebaskan,
lalu kambingnya dihadiahkan kepada si
pengembala kambing tadi. Itulah
Hakikat Iman jika sudah dimiliki.
Iman itu bertingkat-tingkat :
1. Ada Iman yang kuatnya untuk Ibadah
2. Ada Iman yang lemah di Muamalah :
Tidak bisa jujur, Tidak berlaku adil
Kuat dia ibadah, tapi banyak yang gagal
di muamalah, belum bisa betulbetul
lurus Imannya. Sholatnya bisa lurus,
bisa kuat, tetapi ketika bermuamalah
belum tentu dia bisa jujur. Jadi
sipengembala tadi mendapat ujian
keimanan dalam hal muamalah.
Imannya mampu menahan diri dari
larangan-larangan Allah.
Ada kisah di sebuah negara :
Seorang pejabat didatangi beberapa
orang bersenjata lengkap, sambil
membawa surat negara untuk di tanda
tangani. Si orang yang bersenjata
lengkap ini meminta surat-surat tersebut
di tanda tangani oleh si pejabat kalau
tidak maka pistol dia akan berbicara.
Karena ini surat untuk mencairkan uang
negara, maka jika di tanda tangani
maka pejabat akan mendapat bagian
dari uang tersebut dari orang yang
bersenjata tadi. Namun karena si
pejabat ini Imannya kuat dia bertanya :

“Saya ingin bertanya kalau boleh tahu.


Jika saya tanda tangani ini lalu saya di
tembak mati kira-kira kemana perginya
saya.”
Si orang bersenjata tadi bilang, “Ya Ke
Neraka”
Si pejabat bertanya lagi : “Kalau saya
tidak tanda tangani ini surat lalu saya
ditembak mati, kira-kira kemana saya
perginya ?”
Si orang bersenjata tadi bilang, “Ya ke
Surga”
Si pejabata bilang, “Ya sudah kalau
begitu kamu tembak saya saja, karena
saya bisa ke surga karenanya.”
Si orang bersenjata tadi terkejut
mendengar jawaban si pejabat tadi yang
akhirnya batal semuanya.
Ini karena Iman ada dalam hati,
sehingga ketika dalam keadaan
terjepitpun Iman yang bicara. Inilah
yang kita cari Hakikat Iman.
Membentenginya dari larangan-
larangan Allah. Jangankan dosa-dosa
besar, dosa-dosa kecil saja sudah bisa
tidak membuatnya tidur.
Ibrahim bin Adham Rah.A dalam
sebuah perjalanan ke Baitullah beliau
membeli kurma. Maka ketika setelah
dimasukkan kedalam kantong, beliau
melihat beberapa butir kurma jatuh dari
tangan si penjual kurma. Otomatis
karena sudah jatuh ditanah daripada
mubazir akhirnya beliau ambil, dibawa
pulang, dan dimakannya. Di Baitul
Maqdis pada jam tertentu oleh petugas
mesjid mengusir para jemaah karena
hendak ditutup, para petugas katakan
kini sudah waktunya malaikat yang
itikaf. Namun atas izin Allah ketika
semua orang terusir keluar, hanya
Ibrahim bin Adham yang terlewatkan
sehingga bisa melanjutkan itikafnya.
Malam itu masuklah rombongan
malaikat masuk ke dalam mesjid. Atas
izin Allah ketika para malaikat sedang
bercakap-cakap, Ibrahim bin Adham
diberikan oleh Allah kemampuan untuk
mendengarkannya :
Malaikat A : “Oh itu yang namanya
Ibrahim bin Adham yang terkenal itu di
langit, yang doanya sangat ijabah di sisi
Allah.”
Malaikat B : “Oh itu dulu ijabahnya
dulu, sekarang tidak makbul lagi.”
Malaikat A : “Oh kenapa bisa begitu ?
apa sebabnya ?”
Malaikat B : “Itu karena ketika dia
pergi haji waktu itu dia memakan
kurma yang jatuh yang bukan miliknya,
dibawa pulang lalu dimakan. Oleh
sebab itu doanya tidak makbul lagi.”
Mendengar percakapan Malaikat ini,
Ibrahim bin Adham terkejut, sedih, dan
tersadar, langsung bersiap-siap untuk
melakukan perjalanan pergi menuju ke
Mekkah tempat dia memungut Kurma
tersebut. Ini perjalanan dari Baitul
Maqdis, palestina, ke Madinah
Munawaroh, ini bukan perjalanan yang
pendek atau dekat. Belum ada mobil
ataupun pesawat pada waktu itu. Beliau
menempuh perjalanan yang
mujahaddah, begitu jauh, hanya demi
sebutir kurma. Maka beliau cari, di
ingat-ingat, dicari lagi di madinah
sampai akhir ketemu tokonya, hanya
saja penjualnya sudah lain. Usut punya
usut ternyata yang dulu jual ke dia ini
adalah bapaknya. Maka Ibrahim bin
Adham mengetahui dari anak yang
pemilik toko yang sekarang bahwa
bapaknya pemilik toko yang terdahulu
sudah meninggal dunia. Si anak
bertanya kenapa Ibrahim bin Adham ini
mencari ayahnya, maka diceritakanlah
semua bahwa kedatangannya untuk
minta dihalalkan Kurma yang waktu itu
dia makan. Maka kata yang menjaga
toko, kalau yang dari bagian saya sudah
saya halalkan tapikan ayah saya juga
punya ibu dan anak-anak yang lain,
yaitu saudara dan saudari saya. Kata si
anak pemilik tokok saya tidak bisa
mewakili mereka. Singkat cerita maka
Ibrahim bin Adham mencari
keberadaan mereka, ditanya satu-satu
alamatnya. Kalau sekarang mencari
orang itu mudah bisa lewat telepon,
buku kuning, internet. Dijaman itu
sangat susah sekali mencari orang-
orang, itupun kalau belum pindah-
pindah, dan beberapa orang lagi yang
dicari. Mujahaddah untuk mencari
kehalalan dari sebutir Kurma. Setelah
ketemu satu per satu orang-orangnya,
minta dihalalkan sebutir kurma tadi,
maka Ibrahim bin Adham ini balik
kembali ke Baitul Maqdis untuk Itikaf.
Sampai disana beliau mendengar
kembali percakapan Malaikat tersebut :
Malaikat A : “Oh itu yang namanya
Ibrahim bin Adham, yang doanya
tertolak di sisi Allah.”
Malaikat B : “Oh itu dulu tertolaknya
dulu, sekarang sudah makbul lagi
setelah dia minta di halalkan dari
sebutir kurma yang dia makan itu.”
Maka bila doa kita belum makbul,
sholat kita belum khusyu, dzikir masih
berat, maka kita harus lihat kelurusan
kita dalam bermuamalah. Modal dari
semua ini adalah Iman. Jadikan keluar
dijalan Allah ini sebagai jalan untuk
memasukkan sifat-sifat sahabat dan
sahabiah kedalam diri kita.
Note Penulis :
Asbab kecintaan wanita kepada agama
di jaman Rasullullah Saw, maka doa
mereka ini ijabah disisi Allah.
Ada seorang wanita datang berhijrah ke
Madinah dengan seorang anaknya.
Anaknya telah diletakkan di suffah, dan
ibunya berada di rumah seorang
sahabiyah. Maka pada suatu hari
anaknya telah meninggal dunia. Para
sahabat telah mengurus jenazahnya, dan
pergi kepada Rasulullah SAW untuk
meminta beliau untuk mensholati
jenazah tersebut. Rasulullah SAW
bertanya, “Apakah kalian telah
memberitahu ibunya?” Kata para
sahabat, “Tidak, ya Rasulullah.”
Rasulullah SAW menyuruh para
sahabat untuk memberitahu ibunya.
Lalu ibu anak itu kemudian datang, dan
duduk di samping jenazah anaknya
seraya berdoa, “Ya Allah, aku telah
datang karena cintaku kepadaMu dan
cintaku kepada RasulMu. Aku telah
meninggalkan berhala, karena aku tidak
memerlukan mereka. Maka janganlah
Engkau malukan aku terhadap musuh-
musuhku, karena nanti mereka
menganggap kematian anakku adalah
karena kemarahan berhala-berhala
akibat aku pindah kepada agamaMu.”
Belum sempat selesai doa sang Ibu,
Allah SWT telah mengembalikan ruh
anaknya, sehingga hidup kembali. Dan
dia terus hidup hingga wafatnya
Rasulullah SAW, wafatnya Umar RA,
dan hingga wafat ibunya sendiri.

Berikut adalah target dari


Wanita/Masturot untuk dapat menjadi :
1. Dai’yah : Mudah dalam
mengajak dan mempengaruhi,
pantang putus asa, dan Mahabbah
2. Abidah : Ahlinya menghidupkan
amalan nurani di rumah dengan
dzikir ibadah & Adab Sunnah
3. Alimah : Mempelajari Fiqih-
Figih kewanitaan sebagai Modal
Hidup dan Dakwah
4. Murobiyah : Mendidik anak
sesuai tuntunan Nabi SAW
5. Khadimah : Berkhidmat pada
suami agar mau berangkat di Jalan
Allah
Menjadi Dai’yah
Allah Swt telah memberikan kelebihan
kepada wanita ini sebagai modal dalam
dakwah :
1. Kelembutannya : Mahabbahnya
terhadap orang ini melebihi laki-laki
pada umumnya
2. Mudah Terpengaruh : Tidak sulit
untuk diyakini dan diajak
3. Mudah Mempengaruhi : Orang
mudah tertarik dengan
pembicaraannya
4. Sunguh-sunguh dalam
mendapatkan apa yang ia ingini :
tidak berputus asa.
Ini adalah modal yang paling
diperlukan dalam Dakwah. Inilah sifat-
sifat yang telah Allah tanamkan dalam
diri wanita, yang jika digunakan untuk
dakwah dapat membawa perubahan
yang besar pada orang-orang
disekelilingnya. Dalam sejarah Nabi
SAW, dikatakan bahwa bibi daripada
Nabi SAW ini masuk islam semua,
sedangkan paman-paman Nabi inilah
yang sebagian menerima, dan sebagian
menentang. Pada waktu orang-orang
murtad kebanyakan yang murtad adalah
kebanyakan dari yang laki-laki, justru
dari kalangan wanita bahkan bisa
dibilang hampir tidak ada.
Note dari penulis :
Seorang sahabiyah, Khanza R.ha, dari
ke empat anaknya, bapaknya, pamanya,
telah pergi di jalan Allah SWT. Maka
apabila semuanya kembali dari medan
pertempuran, telah diberitahu
kepadanya bahwa anak-anaknya telah
gugur syahid di jalan Allah. Tetapi dia
malah bertanya keadaan Rasullullah
SAW. Diberitahu lagi bahwa bapaknya
juga telah syahid, dan dia tetap
bertanya, “Bagaimana dengan keadaan
Rasulullah ?”. Lalu diberitahu lagi
pamannya telah syahid, dia tetap
bertanya keadaan Rasulullah SAW.
Begitu melihat Rasullah SAW dia
berkata, “Demi bapak dan ibuku, setiap
aku melihat Rasulullah SAW, maka
semua kesusahan dan kesedihan
menjadi hilang.”Ini adalah contoh
semangat dan kecintaan para wanita
terhadap agama.
Bila ini tidak dimanfaatkan untuk
agama, maka bisa dipastikan keutamaan
ini akan tergunakan untuk kepentingan
Dunia. Namun kalau digunakan untuk
agama, dapat menjadi asbab hidayah
bercucuran. Bagaimana di jaman
Rasullullah Saw, asbab pengorbanan
dan dakwahnya para sahabiyah R.ha,
dalam waktu singkat islam tersebar
dimana-mana. Jadi nanti ketika kita
pulang kerumah jangan sia-siakan
waktu untuk tidak menyampaikan
agama kepada keluarga, kerabat, dan
sesama wanita lainnya. Kita tidka tahu
siapa yang Allah Swt akan pilih,
mungkin saja orang yang menurut
pandangan kita lemah dan hina,
ternyata orang mulia disisi Allah, orang
yang bisa menjadi asbab hidayah bagi
ummat.
Kisah :
Dijaman Bani Israil ada seorang pelacur
sangat terkenal kecantikannya dan
sangat mahal. Ada seorang pemuda
yang sangat ingin menggauli pelacur
tersebut. Maka si pemuda ini bekerja
mengumpulkan uang, bertahun-tahun,
agar bisa menggauli si pelacur tersebut.
Setelah uangnya terkumpul, pergilah
dia ke tempat si pelacur tadi
memberikan uang. Sampai dalam
kamarnya si pelacur, si pemuda tersebut
langsung tersadar, menangis :
Si pelacur bertanya, “Kenapa kamu
tiba-tiba menangis ?”
Si Pemuda, “Saya Takut kepada Allah,
sudah ambil uangnya, kita tidak jadi. Ini
bukan karena kamu, ini karena Allah,
saya takut pada Allah. Ambil saja
uangnya, saya mau pergi.”
Melihat kejadian ini si pelacur juga
terkejut, baru kali ini ada kejadian
seperti ini.Maka si pelacur
memberanikan diri menanyakan nama
pemuda tersebut, tapi si pemuda tidak
mau memberi tahu dan bergegas pergi.
Si pelacur tetap gigih menanyakannya,
ditarik pemuda itu dari belakang.
Akhirnya dia menyakan darimana asal
pemuda tadi, tinggal dimana dia. Si
pemuda tadi akhrinya memberitahu
dimana dia tinggal. Keluar dari kamar
pelacur tadi, si pemuda lari nangis
terisak-isak, takut pada Allah Swt.
Asbab kejadian ini si pelacur tadi
tergugah hingga ia bertobat. Maka si
pelacur tadi pergi mencari si pemuda
tersebut untuk mendapatkan bimbingan.
Setelah melakukan perjalanan yang
panjang ke desa pemuda tadi, dia mulai
bertanya-tanya kepada orang kampung
tentang ciri-ciri pemuda tadi. Usut
punya usut ternyata si pemuda tadi
sudah meninggal, namun mempunya
seorang adik yang sholeh. Pergilah si
pelacur tadi menemui adiknya untuk
mengetahui asbab meninggalnya si
pemuda tadi. Setelah bertemu singkat
cerita si pelacur tadi menceritakan kisah
dia bertobat asbab pemuda tersebut
kepada adik pemuda tersebut. Karena
keinginannya yang begitu kuat untuk
mendapatkan bimbingan dari seorang
suami yang sholeh akhirnya si adik
pemuda tadi menikahi mantan pelacur
tersebut. Asbab tobat yang sungguh-
sungguh dari seorang pelacur ini dari
pernikahan mereka di anugerahkan
keturunan 6 orang Nabi dari kalangan
Bani Israil. Dari rahim mantan seorang
pelacur lahir 6 orang Nabi Bani Israil,
asbab tobatnya yang sungguh-sungguh.
Dari kisah ini, kita jangan mudah
merendahkan atau meremehkan
siapapun orang yang berhajat sama
hidayah, apapun kondisinya dia.
Note Penulis :
Agama ini bukan saja tanggung jawab
kaum lelaki, tetapi juga para kaum
wanita. Dan pahala-pahalanya bukan
saja diberikan kepada kaum lelaki,
tetapi juga kaum wanita. Kaum wanita
juga mempunyai tanggungjawab,
merujuk kepada ayat Al-Qur’an. Dan
juga sahabiyah-sahabiyah, isteri para
sahabat juga berperan dalam agama.

Khadijah RA, adalah contoh, teladan


untuk kita ikuti, perhatikan, dan
mengerti bagaimana peranan wanita.
Saat Rasulullah SAW menerima wahyu
pertama dari Allah SWT, dengan segera
Rasulullah berjumpa dengan Khadijah.
Dan saat itu Rasulullah SAW dalam
keadaan ketakutan, ketidaknyamanan,
karena ini adalah saat pertama Beliau
berjumpa dengan Jibrail AS. Ini
pertama kali Beliau melihat Jibrail
dalam bentuk sebenarnya. Jadi Beliau
sangat takut. Jadi saat Beliau
menggigil, ketakutan, Khadijahlah
orang pertama yang menenangkan
Beliau, Khadijah lah orang yang
meneduhkan Nabi SAW dan yang
menghilangkan ketakutan nabi SAW.
Jadi kita lihat saat pertama, wanita
sudah memainkan peranan. Begitu
Khadijah mendengar cerita Rasulullah
SAW, saat itu juga ia terus menolong
Rasulullah SAW, langsung
mengadakan dakwah. Dia bukan
perempuan yang hanya tinggal di
rumah, tidur, rehat. Tapi dia langsung
berfikir bagaimana menolong
suaminya.
Sekarang kita lihat orang pertama yang
mati untuk Islam. Kita tahu, para
sahabat mereka mengalami penyiksaan
yang begitu berat, kehilangan tangan,
kaki, dan semua penderitaan yang maha
hebat lainnya. Tapi orang pertama yang
Allah tentukan untuk mati di Jalan
Allah adalah wanita, yaitu Sumayyah
R.ha. Ini adalah suatu hal yang mesti
diterima kaum lelaki. Allah
mentakdirkan orang yang pertama
syahid adalah wanita. Dia dibunuh
karena kalimah “Laa Ilahaa Ilallah
Muhammadur Rasulullah”. Padahal
kalau dia terima saja, murtad, maka dia
akan dibebaskan dan akan mendapat
keduniaan yang baik. Tapi dia tetap
teguh kepada keyakinannya.
Jadi kita mesti pahami, bahwa Allah
sengaja mengatur semua ini untuk
menjadi suatu teladan, suatu pesan,
yang patut diambil di dalam sejarah
Islam, bahwa wanita mempunyai
peranan penting, bukan saja menerima
agama Islam, tapi mati dalam
mempertahankan agama Islam. Jadi kita
dapat lihat bahwa orang pertama yang
masuk Islam adalah perempuan,
Khadijah R.ha. Orang pertama yang
mati syahid juga perempuan, Sumayyah
R.ha.
Mereka mengajar masyarakat, mengajar
anak-anaknya, mengajar tetangganya.
Mereka mengajarkan tentang Islam
kepada orang-orang. Mereka bukan
hanya masak, basuh pakaian, tetapi
mereka juga mendidik generasi
berikutnya, mengajarkan agama. Dulu
tidak ada sekolah Islam, merekalah
sekolah Islam. Rasulullah SAW pernah
membawa ‘Aisyah R.ha untuk berjihad.
Mereka pergi bukan untuk urusan
bisnis, mereka bukan pergi untuk
kepentingan lainnya, bersenang-senang,
makan angin, jalan-jalan, mengunjungi
orang-orang, tetapi mereka pergi untuk
berjihad, mereka pergi untuk
menyebarkan Islam.
Dalam peperanganpun mereka ikut
mengambil bagian. Mereka menolong
para sahabat membawa senjata, mereka
memainkan peranan aktif dalam usaha
menyebarkan dan mempertahankan
agama Islam. Jadi ini adalah satu
hakekat yang tidak boleh diingkari
bahwa wanita memainkan peranan
aktif, bersama dalam menyebarkan
agama, dalam berdakwah sama-sama
dengan lelaki.
Kita sekarang Lihat Ummu Salamah,
dia dibawa Nabi saat perjanjian
Hudaibiyah dibuat. Banyak sahabat
yang tidak merasa puas, kecewa,
dengan perjanjian yang mereka rasa
berat sebelah dan merugikan umat
Islam. Tapi Rasulullah SAW tetap
melaksanakan perjanjian itu. Maka
melihat keadaan para sahabat,
Rasulullah SAW merasa bersusah hati.
Beliau pergi menemui Ummu Salamah
RA, dan memberitahu tentang sikap
para sahabat, yang tidak mau mencukur
rambut dan kembali ke Medinah. Maka
Jawab Ummu Salamah, ”Mudah saja ya
Rasulullah. Anda cukur saja rambut
anda sekarang, Insya Allah mereka
akan mengikuti.” Jadi saat para sahabat
ketika melihat Rasulullah SAW telah
mencukur rambutnya, merekapun
merasa terpukul, mereka merasa telah
tidak mengikuti perintah Rasulullah
SAW. Maka saat itu juga semua
sahabat mengikuti apa yang diperbuat
Rasulullah SAW. Disinilah Allah telah
mengurniakan kelebihan terhadap kaum
wanita, yaitu ketajaman firasatnya. Dan
inilah bukti sumbangan kaum wanita
dalam dakwah.
Saat masa Umar RA, perempuan
menyumbang peranan besar dalam
segala aspek, baik politik, ekonomi dan
sebagainya. Saat itu kekayaan Islam
sedang berlimpah ruah, menyebabkan
terjadinya inflasi. Maka Umar RA
memutuskan untuk menentukan batas
mahar. Maka dalam musyawarah syuro
(perwakilan rakyat) yang terdiri dari
wakil-wakil baik lelaki maupun
perempuan, Umar RA memberitahu
cadangannya. Maka bangkitlah seorang
perempuan dan berkata,”Siapakah dia,
Umar, yang mau merubah apa yang
telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya?”
Itulah peranan wanita. Wanita di ikut
sertakan dalam perwakilan rakyat, tapi
menurut cara Islam. Bukan seperti yang
terjadi sekarang, dimana bercampur
baur antara lelaki dan perempuan. Tapi
dengan cara islam yaitu wanita terpisah
tempatnya dari lelaki di sebelah
belakang. Jadi kita boleh melihat dalam
segala bidang wanita memegang
peranan yang penting. Mereka langsung
mengetahui apa yang mesti dimainkan
saat menerima Islam. Mereka segera
tahu apa kewajibannya dalam Islam.
Menjadi Abidah
Wanita yang Ahli ibadah, minimal
sholat di awal waktu. Bagi wanita ini
untuk mencari pahala besar ini mudah
sekali. Bagi kaum laki-laki ini mereka
harus sholat diawal waktu di mesjid,
berjalan, terkadang mereka kehujanan,
kena macet, kepanasan, kadang
tertinggal sholat berjamaah, dan lain-
lain. Namun bagi wanita ini sudah
dimudahkan oleh Allah Swt. Nabi Saw
sampaikan :
“Sholat seorang wanita di rumahnya
lebih utama dibanding sholat di mesjid
Nabawi. Dan sholatnya didalam
kamarnya lebih utama dibanding
ditengah rumahnya. Dan sholatnya di
dalam bilik yang disekat di pojokan
kamarnya lebih utama lagi dibanding
sholat ditengah kamarnya”
Betapa sangat mudahnya, dan Allah
berikan kemudahan bagi wanita.
Menjaga amalan dzikir ibadah di
rumahnya :
1. Sholat di awal waktu
2. Sholat-sholat sunnah : Tahajjud,
Hajat, Tasbih.
3. Bacaan Qurannya : 2 juz minimal
tiap hari
4. Dzikir pagi petang
5. Menghidupkan adab-adab &
lingkungan yang sunnah di rumah

Rumah yang hidup amalan nuraniat,


dzikir ibadah, ini bagi malaikat seperti
memandang bintang di langit, terang
benderang, walaupun pencahayaan
rumah hanya dengan sebuah lilin.
Berbeda dengan rumah yang
pencahayaannya menggunakan banyak
lampu yang terang benderang, tetapi
tidak hidup amalan dzikir ibadah, maka
rumah ini seperti hutan belantara, gelap
gulita.
Note Penulis :
Nabi Saw sabdakan : “Janganlah kalian
menjadikan rumah-rumah kalian seperti
kuburan”
Ini karena dirumah kita tidak hidup
amalan sehingga kehidupan di rumah
kita seperti suasana kuburan anger dan
sangat tidak nyaman. Rumah yang tidak
hidup amalan maka akan dihuni para
setan dan jin. Namun rumah yang hidup
amalan akan didatangi para malaikat.
Rumah yang tidak hidup amalan ini,
akan hidup suasana maksiat, suasana
setan/jin, suasana angker, sehingga
setiap kita masuk ke rumah ini panas
dan tidak betah. Baru masuk rumah
sudah ketakutan istri marah-marah,
anak durhaka, seperti dalam neraka
saja. Namun rumah yang hidup amalan
agama di rumahnya maka ini akan
menghancurkan suasana angker di
rumah, suasana setan/jin akan kabur,
suasana panas atau disharmoni akan
hilang.
Rasulllah Saw sampaikan :
1. Apabila ada orang yang memasuki
rumahnya tanpa salam, maka setan akan
berkata kepada teman-temannya,
“Cepat kemari…cepat kemari, ini ada
penginapan gratis.”
2. Apabila ada orang yang sedang
makan tidak membaca doa, maka setan
akan memanggil teman-temannya,
“Cepat kemari…cepat kemari, ini ada
makanan dan hidangan gratis.”
3. Apabila ada orang yang akan
berjima’ tidak memakai doa, maka
setan-setan ini akan ikut menggaulinya.
Bagaimana mau mempunyai keturunan
yang sholeh kalau seperti ini.
Bisa kita bayangkan andaikan kita
diberi rumah mewah dan makan lezat,
tapi di titipkan orang gila dirumah kita,
pasti hidup kita tidak akan tenang.
Sedangkan jika kita masuk rumah,
makan, atau berhubungan suami-istri,
tidak baca doa dan ikut adab-adabnya,
maka ini bukan saja kita akan ditemani
orang gila, tapi setan jadi teman hidup
kita. Na’udzubillah Min Dzalik.
Note dari penulis :
Maka untuk menghindari ini, penting
bagi wanita di rumah membentengi diri
dengan amalan :
1. Doa-doa masnunah dari masuk
rumah, wc, berjimak, dan lain-lain
2. Hidupkan dzikir ketika memasak,
menyapu, mencuci baju, dan amalan
khidmat lainnya
3. Hidupkan taklim rumah secara
istiqomah
4. Ajarkan anak-anak kita cara
hidup Nabi SAW
5. Jaga amalan-amalan dzikir
ibadah

Bacaan Adzkar dari Nabi Saw perlu di


hidupkan di rumah, bacaan
Quranminimal 2 juz tiap hari, dana
amalan sebelum tidur seperti :
1. Surat Al Waqiah
2. Surat Al Mulk
3. Surat As Sajadah
4. Al Hadid
5. Ar Rahman
“Barangsiapa yang tiap malam
membaca surat Ar Rahman, Al
Waqi’ah, dan Al Hadid, maka Allah
akan golongkan dia sebagai Ahli Surga
Firdaus.” (Hadits)
Dengan amalan yang sangat mudah,
sangat singkat, dan ringan, betapa
ruginya kalau itu kita tinggalkan.
Menjadi Alimah
Mengetahui hukum-hukum agama,
dimulai dengan taklim rumah yang
dilakukan dengan adab, tawajjuh, dan
istiqomah. Ini memang penuh
mujahaddah untuk istiqomah dalam
membuat taklim rumah. Jika kita buat
dengan adab dan penuh tawajjuh secara
istiqomah maka akan terjadi
peningkatan rohaniat dalam hati kita.
Ini karena nur kalamullah dan nur sabda
rasullullah Saw ini masuk kedalam hati
kita setiap hari. Namun jika hanya
sebagai rutinitas, maka rohani kita tidak
akan meningkat, jadi harus dengan
tawajjuh dan penuh adab. Jika taklim
ini dapat dilaksanakan dengan penih
tawajjuh dan istiqomah, maka nanti
akan Allah lahirkan alim-alimah,
hafidz-hafidzoh, da’i-da’iyah, dari
rumah-rumah orang islam yang hidup
taklimnya.
Kargozari :
Ada satu orang tinggal di australia,
sebagai supir taksi. Dia punya anak :
1. Anaknya yang pertama umur 16
tahun sudah selesai hafalan quran

2. Anaknya yang kedua berumur 13


tahun sudah selesai juga hafalan
Qur’annya

3. Anaknya yang ketiga umur 11 tahun


tinggal 3 juz lagi jadi hafidz seperti
kakak-kakaknya

4. Anaknya yang ke empat umur 7


tahun sudah hafal 5-6 juz

5. Paling kecil bungsu belum bisa


bicara
Lalu saya bertanya karena heran:

ini hafalan Qurannya dimana ?


jawabnya di australia

apa ada pesantrennya atau tahfidznya


disana ? jawabnya tidak ada

kalau gitu belajarnya dimana ?


jawabnya dirumah

sama siapa ? jawabnya sama istri


apakah istrinya hafidzoh ? jawabnya
tidak

Setornya ke siapa ? jawabnya anak-


anak setor ke ibunya

lho kok bisa ? ini lebih aneh lagi, di


negeri orang kafir mayoritasnya, tidak
ada pesantren atau tahfidznya, dia dan
istrinya bukan hafidz / hafidzoh tapi
bisa menghasilkan anak-anak yang
hafidz dan hafidzoh. Bapaknya supir
taksi dan ibunya bukan hafidzoh bisa
melakukan ini setiap anak menyetor
bacaan quran kepada ibunya. Kenapa
bisa ? ini karena ada kemauan dan ada
taklim tadi, sehingga terbayang
fadhilah-fadhilah jika mempunyai anak-
anak yang hafidz al quran.

Kisah :

Seorang Raja anaknya sudah bisa hafal


Al Quran, maka si raja ini langsung
melapor kepada bapaknya dengan
penuh kegembiraan. “Alhamdullillah…
Aldamdullillah…. ayah, cucu anda
sudah selesai hafalan Qur’annya.”
Maka Ayahanda Raja berkata, “Iya tapi
itukan yang hafal Al Quran anak kamu
bukan anak saya. Jadi kalau anak kamu
yang hafal quran, maka yang akan
dapat Mahkota itu kamu bukan saya.
Kalau saya tidak dapat apa-apa.” Maka
dengan sindiran kata-kata singkat ini,
akhirnya si sang raja juga ikut
menghafal Quran. Karena keseriusan
sang Raja menghafal Quran, maka
Rajanya juga menjadi Hafidz Quran.

Jika kita serius, sungguh-sungguh,


maka jika diusahakan betul-betul tidak
akan ada yang mustahil. Di India sana
tidak sedikit orang umum tapi hafidz Al
Quran, bukan dari kalangan pesantren,
tapi dari universitas, dari militer, dari
kedokteran, dari berbagai profesi.

Maka sebagai Abidah perlu kita jaga


amalan-amalan :
1. Sholat-sholat sunnat kita dari :
Awwabin, Tahajud, Witir, Tobat,
Dhuha, dan yang lainnya

2. Taklim kita jaga waktu-waktunya


secara adab dan istiqomah, sehingga
suasana agama akan nampak

Note Penulis :

Ada seorang Isteri sahabat RA yang


suatu hari telah meminta cerai dari
suaminya. Padahal selama ini mereka
adalah keluarga bahagia. Tapi secara
tiba-tiba si isteri telah meminta cerai.
Suaminya menjadi terperanjat. Kata
suaminya, “Baiklah mari kita pergi
jumpa dengan Rasulullah SAW agar
beliau dapat memberi keputusan di
antara kita.” Lalu mereka keluar di
waktu malam untuk berjumpa
Rasulullah SAW. Karena malam,
suaminya telah terjatuh ke dalam
lubang dan kakinya terkilir. Maka
isterinya membawanya kembali ke
rumah. Ketika itu isterinya berkata
bahwa perceraian tidak usah dilakukan.
Suaminya lebih terperanjat lagi dan
menanyakan alasannya kepada istrinya.
Kata si isteri, “Semenjak kita kawin,
abang tidak pernah sakit, saya tidak
pernah sakit, dan anak-anak tak pernah
sakit. Maka rumah yang tidak pernah
datang sakit adalah rumah yang terjauh
dari rahmat Allah SWT.”

Seorang sahabat kembali ke rumah. Di


dapatinya tempat masak roti menyala.
Padahal dia tahu bahwa di rumahnya
tak ada apa-apa termasuk makanan
untuk dimasak atau dimakan. Maka ia
bertanya kepada isterinya,”Apa yang
kamu masak?” Si isteri menjawab,
“Saya hanya sekedar menyalakan api.
Sehingga nanti kalau ada tetangga yang
datang berkunjung, mereka akan
mengetahui bahwa di rumah kita ada
makanan. Dan saya tidak ingin mereka
mengetahui keadaan kita yang
sebenarnya.” Lalu suaminya mematikan
api itu. Ketika dia buka tungkunya dia
terperanjat, karena di dapatinya dalam
tempat masak itu ada tersedia banyak
roti bakar dan daging bakar. Si istri
sengaja pura-pura menyalakan tungku
masak agar tidak dikasihanin oleh
mahluk, sehingga Allahlah yang
memberikan balasan langsung asbab dia
menjaga keyakinannya. Allahu Akbar!

Kisah-kisah seperti ini dalam kehidupan


sahabat asbab kepahaman mereka
terhadap agama.

Sebagai Murobbiyah ( Mendidik Anak )


Mentarbiyah anak ini Allah Swt berikan
contoh dalam Al Quran ini bukan
semenjak lahir tapi semenjak hamil :

“Idzkolati miroaata imrona” : Tatkala


ketika istri Imron, Hannah, berkata,
“Robbi inni nadzartu laa kama fi
baghni”, “Ya Rabb sesungguhnya aku
nadzarkan bayi yang aku kandung ini.”
“Muharroron”, “Aku bebaskan untuk
agama saja” “Fattaqobbal minni”
“Maka ya Allah terimalah dariku”

Semenjak hamil, anak tadi itu sudah


dibebaskan dari kepentingan dunia dan
di nadzarkan hanya untuk agama saja.
Di dalam perut sudah di cita-citakan,
bukan untuk jadi insyur, jadi dokter,
jadi presiden, tapi untuk agama Allah
saja. Dijaman istri imron, Hannah
Rah.A, ada para pemuda yang
tinggalnya didalam mesjid saja
berkhidmat pada agama, seperti ashabul
suffah. Maka istri imron ini
menginginkan anaknya nanti dapat
berkhidmat kepada agama seperti
mereka para pemuda tersebut. Namun
tatkala melahirkan ternyata yang
dilahirkan adalah perempuan. Ada
kekecewaan karena yang lahir
perempuan, karena keinginan
berkhidmat pada agama akan lebih
mudah jika laki-laki. Namun Allah
katakan :
“Wallahu’ a’ala ma wa’adhan” : “Allah
Ta’ala Maha Tahu dengan yang
dilahirkan.”

Memang laki-laki tidak sama dengan


perempuan. Maka Hannah memberikan
nama Mariam kepadanya. Lalu Hannah
berdoa :

“Robbi inni wa yu’i dhuha bika wa


dzurriyataha minasyaithon nirrojim”

Artinya : “Ya Allah aku meminta


perlindungan kepadaMu untuknya dari
setan yang terkutuk.”
Sehingga Rasullullah Saw sampaikan
tidak ada satupun bayi yang lahir, setan
akan menusuk lambungnya. Sehingga
setiap bayi lahir ini akan menangis-
nangis, kecuali Maryam AS dan
anaknya karena sudah dimohonkan
perlindungan untuk mereka dari ibu
mereka, Hannah Rah.A, agar dilindungi
dari syetan.

“Fattaqobbalaha robbuha bi qobulin


hasanin wa ambadaha nabatan Hasana”

Artinya :
“Maka Allah terima dengan penerimaan
yang baik, lalu ditumbuhkan dengan
pertumbuhan yang baik.”

Allah Swt pelihara Mariam dan


dibesarkan melalui didikan seorang
Nabi yaitu Zakari AS, yang tidak lain
adalah paman beliau sendiri. Betapa
mulianya Mariam ini disisi Allah, asbab
doa dari seorang ibu semenjak masih
dalam kandungan. Di dalam Al Quran
diceritakan, setiap kali Zakaria AS
masuk kedalam mihrob ini disitu sudah
ada rizki yang Allah siapkan untuk
Maryam, padahal tidak ada satu
oranpun yang mengantarkan. Siapa
yang memberi Rizki ? Allah Swt.
Ulama katakan jika seseorang ini mau
masuk ke dalam biliknya Mariam ini
harus melewati Tujuh Lapis pintu yang
setiap pintu kuncinya ini dipegang oleh
Zakaria AS. Tapi itulah keanehannya,
setiap kali dibukan pintunya, disitu ada
rizki yang sudah disiapkan untuk
Mariam Rah.A.

Ini juga suatu pelajaran bagi kita,


bahwa kehebatan seorang wanita ini
adalah tatkala dirinya ini tertutup. Satu
lapis pintu aja sudah tidak kelihatan
sebenarnya, ini tujuh lapis pintu,
bagaiamana rapat dan tertutupnya
seorang Mariam AS. Maka wanita ini
semakin tertutup semakin dekat dengan
Allah Swt. Semakin mau dia diam di
rumah semakin dekat dengan Allah Swt
:

“Wa qarna fi buyuti bikunna” : “Dan


diamlah kalian wahai wanita di rumah-
rumah kalian.”

Maka akan mudah seorang wanita ini


untuk dekat dengan Allah Swt, tatkala
dia mau diam di rumahnya. Sehingga
ketika kita baca riwayat-riwayat wanita
yang sholihah, mereka ini menjadi wali-
wali Allah, tatkala dia mau diam rumah.
Keluar hanya betul-betul untuk
keperluan agama saja. Seperti itu pula
kehidupan yang dicontohkan oleh
Mariam AS. Tatkala dia, Maryam AS,
berdiam dirumah, maka Allah
hantarkan rizki kepadanya.

“Qolla ya maryam wa anna lakihaza”


tanya Zakaria, “Dari Mana ini Rizki /
Makanan ?”, jawab Mariam AS, “Qolla
wa in dillah” : “Ini semua dari sisi
Allah”

Note Penulis :

Inilah Jawaban yang harus kita berikan


ke orang-orang, dari mana datangnya
makanan dan rizki ini ? dari Allah Swt.
Inilah jawaban yang Allah ajarkan
kepada Maryam AS ketika ditanya Nabi
Zakaria AS. Inilah pelajaran yang Allah
hendak berikan kepada kita terutama
kaum wanita. Ini Maryam AS, yang
lahir dari seorang wanita sholehah,
yang benar menginginkan anaknya
menjadi seorang sholeh. Walaupun
yang lahir bukan seorang laki-
laki,namun niatnya tetap diterima oleh
Allah Swt. disini Allah mau
menunjukkan bahwa bukan laki-laki
saja yang bisa berkhidmat untuk agama,
wanitapun juga bisa. Di mata Allah ini
laki-laki dan wanita ini sama saja
tergantung dari ketaqwaannya. Jadi
jangan minta anak laki-laki atau
perempuan, kita serahkan kepada Allah
saja, Allah yang Maha Tahu mana yang
terbaik untuk kita. Jadi doa dari seorang
ibu yang sholeh ketika hamil walaupun
yang lahir tidak sesuai harapan, maka
kesholehan yang diminta tetap Allah
berikan asbab fikir agamanya.

Maka didalam Al Quran diceritakan :

“Wal Baladu thoyibu yakhruju


nabbaduhu bi dzili Robbi”

Artinya : “ Negara yang baik akan


mengeluarkan tanaman-tanaman yang
baik dengan izin Rabb Nya”
Ulama tafsirkan maksud dari ayat ini
adalah bahwa wanita-wanita yang
sholeh akan melahirkan anak-anak yang
sholeh. Apabila kita melihat kehidupan
ulama-ulama jaman dahulu, mungkin
bapak-bapak merka bukan dari orang
yang terkenal, bukan siapa-siapa, dan
bukan juga ulama. Tapi hampi pasti
semua ulama-ulama sholihin tersebut
lahir dari wanita-wanita yang sholehah.

Kisah Imam Bukhori Rah.A :

Tatkala masih kecil imam bukhori ini


buta. Maka ibunya yang sholehah ini,
yang telah menyiapkan anaknya untuk
agama, beliau tiap malam terus
menangis berdoa mohon kesembuhan
bagi anaknya. Sampaikan akhirnya
ibunya ini Allah takdirkan mimpi
bertemu Ibrahim AS, dan
menyampaikan bahwa doa ibu imam
bukhori ini sudah diterima Allah Swt,
anaknya akan segera sembuh. Maka
memang betul ke esokan harinya ini,
Imam Bukhori sudah mampu melihat,
bahkan Allah beri banyak kelebihan
berupa daya ingat dalam menghafal.
Sekali lihat saja bisa langsung ingat dan
hafal sepanjang hidupnya. Sehingga
setiap kali kita baca Hadits Imam
Bukhori ini, maka pahalanya akan
didapati oleh ibunya juga. Selama Kitab
Hadits Imam Bukhori ini masih dibaca
orang-orang maka pahalanya ini
akanterus mengalir kepada ibunya
imam bukhori. Sampai kapan ?
sepanjang masa sampai dengan kiamat,
selama masih di baca, maka ibunya
akan terus kebagian mendapat kiriman
pahala. Ibunya Imam Bukhori ini bukan
orang terkenal, tidak ada yang tahu,
akan tetapi ibunya terus mendapatkan
pahala hingga hari ini sampai batas
waktu yang Allah saja yang tahu kapan.

Kisah Imam Sofyan As Tsauri Rah.A :

Waktu umur 8 tahun, ibunya


mengirimnya ke pesantren. Dalam
keadaan miskin dan janda ibunya tidak
bisa memberinya biaya yang banyak
atau bekal yang cukup. Maka setelah
mengantarkannya, ibunya hanya bisa
meninggalkannya di pesantren lalu
langsung pulang. Beberapa tahun telah
berlalu hingga 12 tahun kemudia,
Sofyan As Tsauri pulang untuk
menemui ibunya. 12 tahun tidak
berjumpa untuk ibu dan anak
merupakan kerinduan yang sangat laur
biasa, perpisahan yang lama sekali bagi
orang tua dan anaknya. Namun ketika
Sofyan mengetuk rumah ibunya :

Ibunya bertanya : “Siapa itu diluar ?”

Sofyan As Tsauri : “Wahai ibu ini


adalah aku sofyan, tolong bukakan
pintunya, aku sudah rindu sekali ingin
jumpa.”

Ibunya : “Aduhai apakah itu engkau


Sofyan anakku.”

Sofyan As Tsauri : “Betul ibu ini adalah


aku, Sofyan, anakmu, lekas bukakan
pintunya, aku sudah rindu ingin
bertemu dengan ibu.”

Lantas ibunya menjawab : “ Wahai


Sofyan, kamu sudah 12 tahun belajar
agama, kamu pasti sudah paham betul
hukum-hukum agama. Kamu pasti
sudah tahu betul bahwa sesuatu yang
sudah di hibahkan tentunya tidak boleh
ditarik kembali. Ketahuilah bahwa aku
sudah hibahkan dirimu untuk agama,
aku tidak akan tarik kembali. Jadi tidak
usahlah kita berjumpa di dunia ini,
pertemuan kita nanti Insya Allah di
surga.”

12 tahun berpisah, ada kesempatan


bertemu, itu juga di korbankan,
sehingga asbab pengorbanan ini Allah
angkat derajat Imam Sofyan As Tsauri
Rah. A. Hingga pada hari ini namanya,
Ilmunya, masih disebut-sebut dan
digunakan. Itulah keberkahan dari
seorang wanita sholehah yang bisa
menjadi asbab kesholehan anaknya.
Kisah Lainnya :

Dikisahkan ada seorang anak kecil


dikirim ibunya ke pesantren untuk
belajar agama. Ibunya ini seorang janda
miskin. asbab uang yang dikumpulkan
dari usahanya, dia bisa mengirim
anaknya belajar agama. Sebelum
mengirimkan anak ini, dijahitkan
kantong dibalik baju anaknya ini untuk
menyimpan uangnya. Lalu dititipkanlah
anak ini pada kafilah dagang untuk
diantarkan ke pesantren tersebut.
Ditengah perjalanan maka kafilah ini di
hadang perampok, maka diambillah
uang seluruh orang di kafilah tersebut.
Sampai ke anak kecil :

Si perampok berkata : “Ah ini anak


kecil pasti tidak punya apa-apa, bawa
uang tidak kamu ?”

Si anak kecil berkata : “Kata siapa saya


tidak bawa uang, saya punya uang
banyak.”

Maka si anak kecil ini membukakan


bajunya dan memperlihatkan uang emas
banyak sekali dari balik bajunya yang
dijahitkan ibunya. Melihat keadaan ini
maka si perampok terkejut, melihat
kejujurannya anak kecil ini, yang
padahal mau diambil uangnya oleh si
perampok.

Si perampok bertanya : “Kamu kan tahu


kami perampok mau ambil uang kalian,
kenapa kamu jujur sekali ?”

Si anak kecil ini bilang : “Saya di


ajarkan oleh ibu saya dalam keadaan
apapun tidak boleh berbohong.”

Si perampok tadi menangis, bertobat


kepada Allah Swt, asbab jawaban anak
kecil, yang di didik oleh ibunya tadi.
Maka setelah sampai di pesantren dia
belajar bertahun-tahun disana. Hingga
suatu ketika guru besarnya di pesantren
mengumumkan kepada para santrinya :

“Orang yang sholat subuh dengan saya


besok, Insya Allah, Allah Swt akan
ampunkan seluruh dosa-dosanya.”

Semua santri menyambut gembira


kabar ini, namun gurunya memberi
catatan :

“Tapi awas kabar ini jangan sampai


disebarkan kepada orang kampung.
Saya tidak mau itu, ini hanya untuk
kalian saja para santri. Awas kalau ada
yang membocorkan kabar ini.”

Maka si anak kecil yang sudah menjadi


santri ini, mendengar pengumuman itu
dia gelisah semalaman. Di benaknya
berkecamuk pikiran :

“Ini kalau saya tidak beri tahu orang


kampung, kasihan mereka yang banyak
dosanya. Tapi kalau saya beri tahu,
nanti saya bisa di marahi ustadz saya.
Apa yang harus saya lakukan.”

Maka tengah malam dia buat keputusan


untuk memberi tahu orang kampung
mengenai kabar tersebut, biarlah
dirinya dimarahi ustadnya, asal orang
kampung ini dapat selamat dari
adzabnya Allah Swt. Pergilah anak ini
keliling kampung membanguni
penghuni rumah satu per satu dan
mengabarkan perihal pengumuman
ustadznya tadi. Maka asbab informasi
yang disebarkan si anak tadi, orang
kampung berduyun-duyun datang ke
mesjid untuk sholat dibelakang
ustadznya si anak tadi. Setelah
mengucapkan salam, si ustadz terkejut
dibelakangnya sudah ramai orang
kampung berkumpul untuk sholat
dibelakangnya.
Setelah orang kampung pulang si
ustadz tadi bilang kepada para santrinya
:

“Pasti tadi malam ada yang


membocorkan informasi, siapa
orangnya ?” ayo ngaku !”

Maka si anak ini mengaku, lalu di


panggil oleh si ustadznya :

“Mengapa kamu berani membocorkan


rahasia saya ? apakah kamu tahu kamu
akan mendapatkan hukuman berat.”
Si anak tadi bilang : “Iya saya tahu
bahwa pengumuman itu tidak boleh
orang kampung tahu, jika saya beri tahu
kepada orang kampung, pasti saya akan
di marahi dan mendapatkan hukuman.
Tapi yang akan mendapatkan hukuman
itu sebenarnya orang kampung yang
demikian banyaknya, dan yang
memberi hukuman bukan manusia, tapi
Allah Swt. Tidak apa-apa lah jika saya
di hukum oleh ustadz, asal mereka
selamat dari siksa Allah Swt. Silahkan
saya dihukum, saya rela.”

Mendengar alasan ini si ustadz berkata


dengan lantang :
“Insya Allah, kamulah nanti yang akan
menjadi ulama besar.”

Ini adalah asbab didikan seorang ibu


yang baik, mendapatkan pengajaran
dari ustadz yang baik, maka akhirnya
anak inipun menjadi ulama besar yang
dikenal sebagai Syaikh Abdul Qadir Al
Djaelani Rah.A. Inilah pentingnya kita
didik anak kita dengan dengan agama
semenjak kecil, diperkenalkan kepada
Allah Swt dan Sunnah Rasullullah Saw.

Note dari Penulis :


Khalid Bin Walid merupakan seorang
pejuang hebat. Pada saat menjelang
meninggalnya, dia telah terbaring di
rumah. Dan dia merasa sedih luar biasa,
karena kematiannya yang terjadi di
tempat tidur dan bukan di medan
pertempuran. Di saat menjelang
wafatnya, datang anak perempuannya
yang masih kecil, lalu menangis. Kata
Khalid, “Jangan bersedih, kita minta
doakan supaya Allah SWT menjadikan
bapak kamu termasuk dalam ahli
surga.” Lalu anak perempuan kecilnya
itu berkata,”Saya menangis bukan
karena bapak saya akan menjadi ahli
surga atau ahli neraka. Saya menangis
karena nanti jika saya bermain-main
dengan kawan-kawan lainnya, mereka
akan mengatakan bahwa bapak kami
meninggal syahid dijalan Allah,
sedangkan bapak kamu meninggal
dunia di atas tempat tidur di rumah.”
Allahu Akbar inilah kepahaman
seorang anak kecil di jaman Nabi Saw
asbab didikan orang tuanya. Masih
kecil sudah mengetahui nilai amal
sebuah mati syahid !

Kargozari Jemaah Malaysia :

Ada satu kisah yang berlaku di Yordan,


Sekali satu jamaah wanita masturat
keluar ke satu rumah. Di rumah orang
lama. Rumah ini dia sewa. Ketika
datang jamaah, kebetulan orang yang
menyewakan rumahnya kepada orang
lama ini mengantar anaknya perempuan
yang belajar di Universiti. Dan dia ini
adalah wanita yang keluar rumah tidak
tutup aurat. Maka ketika anak
perempuan ini datang ke dalam rumah
untuk mengambil sewa, wanita tadi
panggil dia duduk sama-sama dengar
halqah taklim, dengan hadits, kemudian
memotivasi dia, maka terus dia
menangis. Setelah mengambil sewa,
anak gadis tadi balik ke rumah,lalu dia
menangis ke ibunya. Ibunya tanya,”Ada
apa kamui ni?” Dia diam saja. Ditanya
diam saja. Kemudian dia menangis,
sembahyang, menangis, bertobat
kepada Allah SWT, sampai pagi.
Kemudian tertidur. Setelah bangun,
ibunya tanya,”Nak apakah kamu tidak
berangkat ke kampus?” Anak gadis ini
berkata,”Bagaimana saya mau pergi?
Saya selama ini berada dalam
kemurkaan Allah SWT.” Sementara
ibunya ini seperti dia, keluar rumah
tidak menutup aurat. Lalu ibunya
berkata,”Tak apa. Nanti kita pakai
purdah dan pergi ke Universiti.” Dia tak
mau karena disana bergaul orang lelaki
dan wanita. Kata anak gadis ini bahwa
dia tak akan keluar rumah kecuali
berpurdah. Maka ibunya pergi ke
jemaah tanpa pakai hijab juga, dan
cerita mengenai anaknya bahwa setelah
kembali dari jamaah ini menangis, dan
menangis hingga dia tak mau pergi
universiti, dan dia sekarang tidak akan
keluar kecuali berpurdah. Jadi Kata
ibunya,”Saya datang hendak pinjam
satu hijab dari kamu.” Maka Ibunya
pun balik ke rumah dengan membawa
hijab. Sesampainya di rumah, dia lihat
anaknya tertidur, kemudian dikejut-
kejutkan anaknya. Ternyata anaknya
telah meninggal dunia.”

Nabi SAW bersabda,”Demi zat yang


nyawaku di tangannya ada diantara
manusia bahwa mereka-mereka
beramal dengan amalan ahli neraka, dan
tidak tinggallah diantara dia dan neraka
satu hasta maka takdir telah
mendahuluinya, maka dia beramal
dengan amalan ahli surga maka dia
dimasukkan Allah SWT ke dalam
surga.”

Maka anak perempuan tadi yang selama


ini berada dalam kemurkaan Allah
SWT kemarahan Allah SWT, Allah
SWT telah mengurniakan kepadanya
mati dalam keadaan beriman.

Seorang pakar pendidikan katakan


bahwa “Anak ini bukan pendengar yang
baik tapi Peniru yang baik.” Apa yang
ada di depannya itu yang akan ditiru.
Kalau bapaknya atau ibunya kerjanya
tiap hari megang koran dan megang
remote maka anaknya akan meniru
juga. Tidak usah di bilangin maka dia
akan otomatis meniru saja. Maka kita
hidupkan taklim di rumah dan kita beri
contoh pada mereka bagaimana akhlaq
dan cara hidup Nabi Saw.

Sebagai Khadimah ( Ahli Khidmat


Keluarga dan Suami )

Seorang wanita datang kepada


Rasullullah Saw :

“Ya Rasullullah Saw, jadi laki-laki itu


enak, bisa jihad, bisa haji, bisa ke
mesjid, bisa kesana kemari, kami di
rumah dapat apa ?”
Menuntut persamaan Hak tapi dalam
pahala. Maka Rasullullah melihat
kepada para sahabat dan berkata :
“Dengar tidak kalian pertanyaan wanita
tadi ?” para sahabat RA menjawab :
“Ya Rasullullah bahkan kami tidak
menyangka ada wanita punya
pertanyaan sebaik itu.”

Maka Rasullullah katakan kepada


wanita tersebut :

“Sampaikan kepada para wanita yang


mengutusmu bahwa jika mereka :

1. Sholat pada waktunya


2. Puasa sebagaimana mestinya

3. Dan taat kepada suaminya

Bagi mereka pahala yang sama. Tetapi


jarang diantara kalian yang bisa
melakukannya.”

Note dari penulis :

Allah SWT berfirman bahwa lelaki


yang mukmin dan wanita yang
mukmin, mereka harus saling
membantu dalam menegakkan agama
Allah. Mereka menyeru kepada yang
ma’ruf dan mencegah yang mungkar.

Asbab dukungan istri, banyak orang


yang akan mendapat hidayah melalui
suami mereka. Jika wanita telah
memberi sumbangan, tenaga, dan sama-
sama membantu suaminya buat usaha
agama, maka mereka akan
mendapatkan ganjaran dari Allah SWT,
sama seperti ganjaran yang didapati
suami mereka tanpa mengurangkan
sedikitpun ganjaran suami-suami
mereka. Nanti asbab kerja sama ini,
Allah SWT akan memperbaiki zuriat
mereka, keturunan mereka, anak-anak
mereka, sebagaimana Allah Ta’ala
pelihara keluarga dan keturunan
Ibrahim AS.

Maka apabila wanita sama-sama


memberi sokongan, sumbangan, dan
berusaha bersama-sama dengan lelaki,
maka dakwah lelaki akan menjadi kuat.
Dakwahnya akan berkesan, karena
setengah iman lelaki adalah dari wanita.
Setengah iman lelaki adalah isterinya
sendiri. Kalau isteri sudah memberi
dukungan, memberi dorongan, dan
mengambil bagian bersama suami
dalam menyempurnakan tanggung
jawab usaha dakwah, maka Allah SWT
akan menjadikan dakwah suami
menjadi lebih mantap dan lebih kuat.
Jika tidak, Allah akan jadikan kerja
agama suami seperti orang yang
pincang, yaitu dia tidak dapat bergerak
dan berjalan dengan baik. Dakwah
suami menjadi tidak begitu kuat dan
tidak begitu mantap, walaupun dia
seorang alim yang besar, seorang da’i
yang hebat, seorang nabi sekalipun
bahkan termasuk yang’ulul Azmi.
Itupun apabila isterinya tidak sama-
sama mengambil bagian, tidak
membantu dan menyokong, maka
kekuatan dari kerja dakwahnya tidak
akan berkesan dan tidak akan
sempurna. Contoh nabi Nuh AS. Dia
telah berdakwah di kalangan umatnya
selama 950 tahun. Tapi isterinya tidak
membantunya dalam kerja agama,
isterinya tidak menyokongnya, maka ini
akan melemahkan kerja mereka.

Dari Aisyah R.ha dia mendengar


Rasullullah Saw bersabda :

“Seandai seorang wanita bertemu


suaminya dalam keadaan berlumuran
darah dan nanah, lalu istrinya
membersihkannya dengan pipinya
hingga bersih, itupun belum mampu
menunaikan hak suaminya atas
istrinya.”

Karena itulah Rasullullah Saw


sampaikan bahwa :
1. ketika aku melihat Surga maka
penduduknya paling banyak adalah
orang miskin

2. ketika aku melihat Neraka maka


penduduknya paling banyak adalah
wanita

Rasullullah Saw sampaikan ini bukan


karena benci pada wanita, bukan, ini
karena rasullullah Saw sayang pada
umatnya yang wanita, makanya
disampaikan agar mereka mau hati-hati
terhadap perintah Allah. Lalu sahabiyah
bertanya, “Kenapa bisa seperti itu ya
Rasullullah ?” Nabi Saw menjawab, ini
karena :

1. Wanita ini suka banyak melaknat dan


mengumpat

2. Mengingkari kebaikan suami

Sehingga seandainya seorang suami


melakukan kebaikan selama bertahun-
tahun lamanya, maka bila
mengecewakan sekali saja, akan
muncul di lisannya, “Kamu ini tidak
ada baiknya.”

Note dari penulis :


Dikatakan dalam suatu riwayat ciri-ciri
wanita ahli surga ini :

1. Ketika dipandang Suaminya, dia


menyenangkan

2. Ketika berbicara tidak menyakitkan

3. Ketika diperintah dia akan taat

4. Ketika ditinggal dia bisa menjaga


harta suami dan kehormatannya.
Ada suatu kisah diceritakan seorang
wanita sholehah didalam kubur, namun
dalam kubur ia mendapat siksa,
kepalanya berkobar-kobar dengan api.
Lalu ditanya kenapa bisa demikian, si
wanita itu menjawab: Aku ini
mendapatkan hukuman seperti ini
lantaran suatu ketika aku menyiapkan
makanan yang lezat dengan susah
payah untuk menyambut kepulangan
suamiku. Namun ketika dia sedang
makan dia menanyakan mana garamnya
kok tidak ada. Lalu aku menjawab, “Ini
makanan sudah selezat ini kenapa
masih menanyakan garam ?” asbab ini
Allah hukum saya. Setelah suaminya
diberitahu perkara ini dan memaafkan
istrinya, barulah siksaan tadi oleh Allah
Swt dicabut dari dalam kuburnya.

Maka sebenarnya suami yang di depan


mata ini sebenarnya bisa menjadi jalan
untuk cepatnya masuk surga, namun
bila salah bisa menjadi asbab cepatnya
masuk Neraka. Maka kita manfaatkan
kesempatan in untuk mendapatkan
Ridho Allah dan mendapatkan Derajat
tertinggi di surga semuanya hanya bisa
dilakukan dengan mengikuti amal-amal
sahabiyah R.ha.

Allah Swt katakan dalam Al Quran :


“Hunna libasulakum wa’antum libasu
lahum”

Artinya : “Mereka para wanita ini


adalah pakaian bagi kalian dan kalian
adalah pakaian bagi mereka.”

Maka yang namanya pakaian ini untuk


saling menutupi kekurangan, bukan
untuk saling menuntut atau
membanding-bandingkan, sehingga
tidak ada saling menghargai. Jika dalam
rumah tangga antara suami dan istri
sudah saling menuntut maka yang
datang bisa dipastikan bukanlah
kebahagiaan atau sakinah. Dalam
perkhidmatan ini yang paling penting
aalah menerima kekurangan istri dan
suami masing-masing, lalu mensyukuri
kelebihan mereka masing-masing.
Sehingga bisa sama-sama menuju
Ridho Allah dunia dan akherat.

Bila kita menghadirkan akherat maka


akan sangat mudah bagi kita untuk
melakukan amal-amal sholeh. Dan yang
menjadi fokus kita adalah kehidupan
akherat tadi. Maka setelah kita itikaf
disini 3 hari 3 malam, oleh-oleh yang
paling penting adalah :

1. Iman makin baik


2. Amal meningkat

3. Kerinduan akan akherat semakin


bertambah

Mungkin selama 3 hari disini kita


belum banyak hafal doa, mudzakaroh
masih banyak kelirunya, ini tidak apa-
apa, karena sahabatpun, hadits dan doa-
doa tidak banyak yang hafal, namun
amaliat mereka sama semua. Amal
inilah nanti yang Allah berikan
pahalanya.

Nabi Musa bertanya kepada Allah Swt :


“Ya Allah apa yang engkau berikan
kepada seseorang yang mengaja
manusia untuk taat kepadamu.”

Allah Swt menjawab : “Aku berikan


mereka setiap satu kata ini pahala orang
ibadah selama satu tahun.”

Insya Allah kita niatkan menyampaikan


perkara ini kepada seluruh manusia.

Maulana Harun Al Rasyid


Bayan Masturot : Target Masturot
Duren Sawit

Anda mungkin juga menyukai