Anda di halaman 1dari 11

1

Bayan Syuro (Alm) KH Abdul Halim : Pandangan Bashor vs Bashiroh


KH. Abdul Halim (Almarhum)
Syuro Indonesia, Sragen.
Bayan Musyawarah Indonesia 2006
Assalamualaikum, wr. Wb.
Allah Swt menciptakan kehidupan bagi manusia, secara urut Allah Swt menghadirkan manusia ke alam dunia
ini sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan dari Allah Swt. Lalu Allah Swt ciptakan sekian banyak
kehidupan. Dan kehidupan yang Allah paling sukai dari sekian banyak kehidupan manusia adalah kehidupan
Rasullullah Saw. Maka barangsiapa, siapapun itu dari dari orang kaya atau orang miskin, orang pintar atau
orang bodoh, pejabat atau rakyat jelata, orang sehat atau orang sakit, orang kaya atau orang miskin, orang desa
atau orang kota, jika dia mengamalkan daripada kehidupan rasullullah saw, maka dia akan berubah menjadi
kekasih-kekasih Allah. Seorang kekasih Allah, seseorang yang dicintai Allah, maka doa-doanya akan ijabah
disisi Allah. Seorang kekasih Allah ini, dia tidak akan terkesan kepada keadaan, tidak pernah merasa takut, dan
tidak akan pernah merasa sedih. Jadi kalau ada berita-berita yang dahsyat datang kepada dirinya, maka ini tidak
akan membesarkan daripada hatinya. Jika dia kehilangan sesuatu yang dicintainya, yang sudah melekat lama
dengan dirinya, maka dia pun tidak akan merasa sedih. Inilah ciri-ciri daripada kekasih Allah.
Ala in aulia Allah la khofun alaihim walayam lahtahnun
Ketahuilah bahwa kekasih-kekasih Allah swt hanya punya 2 ciri saja :
1. Tidak pernah Takut
2. Tidak pernah Susah Hatinya
Maka apabila kehidupan kita pada saat ini diliputi oleh ketakutan dan kesedihan. Ada berita bencana kita takut,
penyakit menyebar kita takut, berita begini dan begitu kita takut, ada kehilangan kita sedih, ada kejadian begini
dan begitu kita sedih. Maka ketakutan dan kesedihan ini obatnya hanya satu yaitu ikuti kehidupan Rasullullah
Saw. Hari ini orang-orang diliputi ketakutan, salah satunya ketakutan akan penyakit. Berita tentang penyakit
yang macam-macam. Mari kita lihat rumah sakit dan klinik-klinik penuh dengan pasien-pasien. Mereka
dihantar kesana, dengan rasa ketakutan ataupun rasa kesedihan. Akan tetapi yang namanya penyakit kalau di
alam dunia, bukanlah suatu penyakit yang hakiki.
Maka pernah seorang Nabiullah, Ayub AS, pernah di uji oleh Allah Swt dengan penyakit selama 70 tahun sakit
di alam dunia. Allah Swt uji Nabi Ayub AS dengan sejenis penyakit kulit yang menjijikkan, sehingga
menyebabkan dia di usir dari kampung halamannya. Asbab kesabaran Ayub AS, Allah puji beliau di dalam Al
Quran :
Inna wajabnahu shodiron nikmal adqinnahu awwab
Artinya :
Saya telah menemukan Ayub ini dalam keadaan sabar dengan penyakitnya, terusir dari kampungnya, maka
senikmat-nikmatnya (sebaik-baiknya) hambaku adalah Ayub AS
Allah Swt menyatakan demikian Innahu Awwab, senikmat-nikmatnya hamba. Ini asbab beliau ingin kembali
kepada Allah Swt, rindu kepada Allah Swt. Selama 70 tahun sakit, bukan sekedar harian, mingguan, atau
bulanan, tapi bertahun-tahun. Maka gelar yang dicapai oleh seorang hamba yang sabar yang diuji dengan
penyakit ini adalah Nikmal Adn yaitu senikmat-nikmatnya hamba.
Sedangkan kita hari ini masih sehat, maka gelar apakah yang Allah berikan untuk kita ini masih tanda tanya.
Apa sebabnya ? karena hari ini kita masih takut dengan keadaan dan sedih dengan keadaan. Padahal yang
namanya penyakit ini bukanlah yang katanya penyakit lever, ginjal, jantung, atau diabetes, tetapi yang namanya
penyakit adalah dosa yang melekat pada diri kita. Ini karena orang yang berpenyakitan di dunia jika dia mati
maka selesai sudah penyakitnya. Coba kita lihat kuburan yang berserakan sekarang adakah mereka yang sudah
mati membawa penyakitnya ke alam kubur, penyakit levernya, cancernya, ginjalnya, tidak ada, semuanya sudah
ditinggalkan dan dipisahkan oleh kematian. Penyakit tersebut hilang bersama maut yang menjemput dia, selesai
sudah penyakitnya. Akan tetapi kalau dosa, suatu penyakit, yang apabila kita tidak obati ketika kita masih
hidup, maka penyakit ini akan kita bawa terus ke alam kubur, ke alam mahsyar, dan ke hari-hari di akherat
lainnya yang tidak ada putus-putusnya.
Namun orang yang mengobati dosa ketika dia masih hidup, maka dia akan kembali ketempat yang baik, karena
balik ke akhirat tanpa membawa penyakit. Majelis kita dimalam hari ini bukanlah hanya sekedar majelis
pengajian, namun termasuk majelis pengampunan. Dimana orang yang hadir dimalam hari ini akan
mendapatkan pengampunan dari Allah Swt, bahkan ketika dia berdiri semua keburukan-keburukan yang lalu
akan Allah gantikan dengan kebaikan-kebaikan dari sisi Allah Swt. Maka majelis seperti ini harus dihidupkan
dimana-mana, di semua tempat, agar kita tidak di ombang-ambingkan oleh keadaaan.
Jadi kehidupan yang paling dicintai Allah Swt ini adalah kehidupan daripada Rasullullah Saw. Atas perkara ini,
Allah Swt perintahkan Nabi Saw untuk mengumumkan, meng ilankan, kepada umat :

Qul inkuntum tuhibunnallah : Apakah kalian benar-benar mencintai Allah ?


Ini karena cinta ada 2 :
1. Cinta yang shodiq : Cinta yang benar
2. Cinta yang Kazzib : Cinta yang palsu
Ana yuhibbullah artinya saya cinta kepada Allah
Kata-kata yuhibbu, mencintai, kalau hanya sekedar perkataan, maka ini hanya getaran di bibir saja. Jika hanya
perkataan ini saja, maka dari anak kecil, orang gila, bahkan burung beo pun bisa mengatakan ini. Benarkah kita
mencintai Allah Swt ? maka ini ada persyaratan dan ada masyruk. Persyaratannya adalah :
Fattabiuni artinya : Ikutilah Aku, Rasullullah SAW
Jadi orang yang tidak mengikuti rasullullah SAW, walaupun dia mengucapkan berjuta-juta kali, ana
yuhibbullah, aku mencintai Allah, maka dia akan termasuk golongan para pencinta palsu. Maka hari ini kita
harus jujur kepada Allah Swt bahwa mulai hari ini kita akan tarik kehidupan Rasullullah Saw ini dan akan kita
letakkan kedalam kehidupan kita. Kalau sudah demikian, maka Allah Swt berjanji :
Yuhbibkumullah artinya : Allah akan Mencintai kamu
Kalau kita sudah ikut jalannya Rasullullah Saw dan kehidupannya Rasullullah Saw, baru Allah akan jatuh cinta
kepada kita. Lalu apa keuntungannya dicintai Allah :
Fayaghfirlakum Dzunubakum artinya : Allah akan ampuni dosa-dosa kita
Allah akan mengampuni kita, membersihkan kita dari dosa-dosa, digugurkan, walaupun sebanyak buih dilautan.
Maka kita akan seperti bayi yang terlahir kembali dari perut ibunya, bersih dari dosa-dosa. Kehidupan sunnah di
malam hari ini, dan tekad kita kedepan, akan menyebabkan kita seperti seorang pengantin baru yang duduk di
pelaminan. Dimana orang-orang akan mengucapkan selamat kepada kita, Selamat menempuh hidup baru.
Begitu pula para malaikat akan berduyun-duyun mengucapkan selamat kepada kita, Selamat menempuh
kehidupan baru, yaitu kehidupan dengan Sunnah Rasullullah Saw.
Jika kehidupan Rasullullah Saw ini ditinggalkan, maka akan timbul masalah-masalah yang besar dalam
kehidupan kita. Kita akan menjadi mudah terkesan dengan keadaan. Kita akan jauh dari kebahagiaan karena
sudah melenceng dari sunnah. Kehidupan Nabi Saw ini adalah azas daripada kehidupan di dunia ini. Maka
kehidupan Rasullullah Saw harus dikaji, bagaimana kehidupan Rasullullah Saw ? kenapa kehidupan Rasullullah
Saw ini adalah kehidupan yang paling dicintai Allah Swt ?
Tertib kehidupan Rasullullah Saw ini adalah tertib daripada turunnya Kitab Suci Al Quran. Ketika Rasullullah
Saw sebelum diangkat menjadi rasul, semua orang senang dan suka kenapa Nabi Saw, bahkan sampai dibilang
Al Amin, Orang yang Terpercaya, Yang Jujur. Sehingga semua orang percaya kepada Nabi SAW. Sifat
Nabi Saw ini, jika dititipkan atau diamanahkan sesuatu, maka rasulullah saw akan mengembalikan barang yang
dititipkan ini persis, tidak mengurangi apapun, pengembalian yang utuh kepada si pemilik. Berita tentang
kejujuran Nabi Saw menyebar kesemua orang, sehingga dari setiap mulut mengatakan, Al Amin.Al Amin.
Kisah Nabi SAW :
Suatu ketika ada pertengkaran hebat antar suku selama 3 hari 3 malam di mekkah, yang dipertengkarkan adalah
suku mana yang paling berhak mengangkat batu Hajar Aswad ini ke atas kabah ketika selesai renovasi. Setiap
suku merasa merekalah yang paling berhak untuk meletakkan batu hajar aswad di kabah. Akhirnya mereka
bermusyawarah untuk mencari mufakat, karena mereka merasa sudah menghabiskan banyak waktu untuk
bertengkar. Hasil keputusan musyawarah adalah menunjuk satu orang yang pertama kali masuk mesjid sebagai
hakim mereka. Atas kehendak Allah Swt, ternyata secara tiba-tiba yang masuk ke mesjid pertama kali ini adalah
Rasullullah Saw. Begitu Rasullullah Saw masuk semuanya bersepakat, ini adalah al amin.ini adalah al
amin. Mereka berkata, dialah yang paling berhak menghakimi kita dalam menyelesaikan sengketa ini dan
menentukan siapa yang pantas meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya di Kabah. Setelah Nabi Saw masuk,
mereka lalu meminta Nabi Saw untuk ikut bermusyawarah dengan mereka. Mereka curhat kepada Nabi SAW
tentang masalah yang mereka hadapi dan meminta Nabi SAW menjadi hakim atas masalah tersebut. Asbab
daripada sifat Nabi SAW yang cerdas, bijak, dan amanah, maka Nabi Saw meminta selendang kepada mereka
peserta musyawarah. Lalu dari selendang tersebut diletakkanlah batu Hajar Aswad ini ditengah. Ke empat suku
yang bersengketa diminta oleh Rasullullah Saw untuk memegang setiap sudut dari selendang tersebut dan
mengangkatnya untuk diletakkan di Kabah. Maka asbab ini selesailah seluruh masalah sengketa dan
pertengkaran oleh para suku tersebut. Maka gegap gempita semua orang berteriak, Inilah Al Amin. Inilah Al
amin. Siapa orang yang tidak senang dipuji ? siapa yang tidak senang dirinya mendapatkan gelar yang baik ?
Akan tetapi pujian dan celaan semua ini datangnya dari Allah, sebagai ujian kepada Nabi Saw.
Maka ketika Nabi Saw berkhalwat ke gua Hira, Nabi Saw diperintahkan membaca surat pertama yaitu Al Alaq
ayat 1 :
Iqro artinya : bacalah.
Umat islam diperintahkan untuk membaca. Apa yang diminta untuk dibaca ? sedangkan Al Quran belum
sempurna diturunkan. Ini karena ayat-ayat Allah ada ayat yang ditulis sebagaimana Al Quran sezara dzohiriah,
namun juga ada ayat-ayat yang bisa dilihat dari peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian di alam. Bahkan
semua orang boleh membaca ayat al Quran tersebut yang diperlihatkan dalam peristiwa dan kejadian. Setelah
Rasullullah Saw membaca dan membaca keadaan ketika itu, maka suatu goncangan yang dahsyat dengan
turunnya ayat al alaq tersebut di bacakan oleh Malaikat Jibril AS. Asbab kejadian ini Rasullullah Saw dihibur

oleh istrinya yang tercinta Sayyidina Khadijah R.ha. Kedatangan Jibril ini mendatangkan goncangan yang luar
biasa terhadap diri Nabi Saw karena merupakan suatu keanehan yang luar biasa bagi Nabi Saw ketika itu.
Namun sang istri, Khadijah R.ha, penyejuk hati dan pendingin mata, mampu menenangkan keadaan Nabi Saw
ketika itu, yang sedang kebingungan dan penuh tanda tanya. Ketika itu solusi dari istri adalah membawa sang
suami kepada seorang alim besar zaman itu yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah bin Naufal membuka kitab
didepan Rasullullah Saw dan Khadijah R.ha. Apa yang disampaikan oleh Waraqoh bin Naufal ?
Laqad ja akal nausul akbar kama ata musa Alaihis salam wa anta nabiyyin ummah
Waraqah katakan bahwa telah datang kepada engkau wahai Muhammad seorang malaikat yang besar, yang
mulia, yaitu Jibril AS, sebagaimana Jibril AS datang kepada Musa AS, dan engkau adalah Nabi bagi ummat ini.
Pemberitahuan daripada seorang alim ini, membuat Rasullullah merasa risau akan tanggung jawab yang besar.
Lalu apa yang harus dilakukan setelah itu ? apa yang harus dibuat ? Sehingga Hidayah yang kedua setalah gua
Hiro datang kembali melalui perintah kepada Rasullullah Saw :
Ya Ayyuhal Mudatsir Kum Faandzir artinya : Wahai orang yang berselimut (Rasullullah Saw) bangkitlah
(buanglah selimutmu), bergeraklah, beri peringatan..
Semenjak saat itu keadaan berubah dalam diri Nabi Saw, beliau bergerak tidak henti dan tidak letih mendatangi
setiap manusia, mengetuk setiap pintu, menelusuri lorong-lorong, menyampaikan Agama Allah. Sehingga gelar
yang Nabi Saw terima sebagai pujian kini sudah tidak ada lagi. Ini karena mereka saat itu punya adat, yang
ingin dirubah Nabi Saw menjadi ibadat. Adat orang-orang pada saat itu suka menyembah dari pada 360 patungpatung yang berserakan disekeliling Kabah. Akan tetapi Rasullullah Saw menginginkan agar mereka
menyembah hanya kepada Allah Swt. Pada waktu itu tidak ada wirid, yang ada hanya lafadz :
Ya Ayyuhannas Qullu La illaha Illallah Tuflihu artinya : Wahai manusia ucapkanlah La ilaha illallah maka
kamu akan berjaya (bahagia atau selamat)
Lafadz inilah yang dijadikan wirid diucapkan berulang-ulang, dijejalkan ke telinga orang-orang saat itu. Namun
bagi orang keyakinannya ada kepada patung dan berhala, mereka tidak bisa menerima daripada ajakan
Rasullullah Saw. Karena antara ajakan dengan keinginan orang-orang pada saat itu berbeda, menyebabkan hati
mereka berontak. Dari pemberontakan hati ini, dari hati yang sama dulu memuji Al Amin, kini keluar lah
cacian, Ya Sahir engkau adalah seorang penyihir, Ya Syair engkau adalah seorang penyair, Ya Majnun
engkau adalah seorang gila. Padahal baru kemarin rasanya mereka memanggil Al Amin kini berubah
memanggil Al Majnun. Namun Nabi Saw tidak patah dan berhenti hanya karena celaan ini. Ini karena Nabi
Saw tidak terkesan akan pujian dan celaan. Inilah kehidupan yang betul-betul dicintai oleh Allah Swt, yaitu
tidak terkesan dengan keadaan, tidak terkesan dengan pujian atau celaan. Demikan pula ini ummat, dulu di
kurun waktu awal. Maka kalau ada ummat yang berjalan seperti ini, pindah dari mesjid ke mesjid, mengetuk
dari pintu ke pintu, bagi mereka yang simpati akan memberi gelar kepada mereka sebagai aulia-aulia Allah,
ahlullah, para wali Allah. Namun sekarang Allah menguji apakah kita setia setia pada Allah dan pada kerja
dakwah ini, atau terkesan kepada keadaan. Maka kini ada yang memberi gelar kepada kita sebagai teroristeroris. Mau pujian sebagai aulia Allah ataupun sebagai teroris, jangan kita lari, tetapi tetaplah berada dalam
usaha Rasullullah Saw ini. Dengan cara seperti ini maka amal kita ini akan melekat pada diri kita, sebagaimana
kehidupan daripada Rasullullah Saw. Rasullullah Saw tidak pernah terkesan dengan keadaan, tetapi terkesannya
dengan perintah Allah Swt, begitupula dengan kita. Orang yang mudah terkesan dengan keadaan, maka
hidupnya akan terombang-ambing oleh berbagai peristiwa. Apabila kita tekuni daripada kerja Nabi Saw, dimana
kerja Nabi Saw ini adalah jalan untuk mencintai Allah Swt. Sehingga orang-orang yang mengikutinya akan
menjadi orang-orang yang dicintai oleh Allah Swt.
Sehingga Murid daripada Rasullullah Saw, yaitu Abdullah bin Masud RA, mengatakan :
Layastaminul imanul abdi hatta yakuna qodihuhu awama dihuhu alaihi sawa
Artinya : Maka tidak akan sempurna iman seseorang sehingga orang yang mencela kepadanya atau memuji
kepadanya, baginya sama saja
Maksudnya apa :
1. Orang datang mencela atau menghina dia tidak terkesan
2. Orang memujipun dia juga tidak terkesan
Baginya orang yang mencela atau memuji sama saja, tidak merubah daripada hatinya atau keimanannya.
Terkesannya nanti pada kerja dakwah ini saja. Ini karena kerja yang mulia ini dilirik oleh orang yang setia
kepada Rasullullah Saw dan orang yang dicintai oleh Allah Swt. Bukan dilirik oleh mata dzohirnya tetapi di
lirik oleh mata bathinnya. Ketika dilirik oleh mata Bathinnya, maka yang dinyatakan sendiri oleh Allah Swt :
Qul Hadzihi Sabili : Katakanlah wahai Muhammad Ini adalah Jalanku (jalan hidup Rasullullah Saw).
Apa jalan hidup Rasullullah Saw ? Apakah jalan perdagangan ? jalan pertanian ? jalan industri ? tidak
melainkan :
Adu illallah : Yaitu mengajak manusia taat kepada Allah. (Adunnaas : mengajak manusia)
Umat ini menjadi hebat karena dikeluarkan untuk manusia, tugas dakwah ini untuk mengajak manusia. Ini
mengajak manusia saja belum selesai kita dakwahi, kita sudah tergesa-gesamau dakwah mengajak Jin. Jangan
tergesa-gesa, sempurnakan dakwah kita kepada manusia, nanti ada masanya jin akan ikut sendiri.
Bagaimana cara dakwah kita :
Ala Bashirotin : yaitu dengan mata hati.

Ada dua jenis penglihatan :


1. Mata yang ada di luar ini adalah Bashor
2. Mata yang ada di dalam Qalbu atau hati kita ini adalah Bashiroh
Jika orang sudah memandang dengan pandangan Hati ini maka ia akan mendapatkan fadhilah Ilmun Sam atau
Ilmu yang sempurna. Maka untuk memahami perintah-perintah Allah ini tidak bisa dengan menggunakan
kecerdasan yang ada dalam otak, melainkan dengan mata hati kita. Jika mata hati ini sudah bertaqwa maka yang
akan keluar adalah sinar ketaqwaan. Attaqwa Hahuna 3 kali kata Rasullulah Saw. Jika kita sudah bertaqwa
kepada Allah maka kita harus ikut tertib yang diperintah oleh Allah Swt dan ikut caranya Rasullullah Saw.
Allah Swt berfirman :
Wattaqullah wayuallimukumullah : Jika kita bertaqwa kepada Allah, maka Allah sendirilah yang akan
mengajarkan ilmu kepada kita.
Maka jika Allah ingin mengajarkan maka tidak akan ada sesuatu yang sulit ataupun rumit. Sehingga kita bisa
paham saat itu juga sebagaimana kepahaman orang-orang yang sudah mendapatkan Ridho Allah Swt, yaitu para
sahabat RA. Fikir para sahabat ini adalah bagaimana mereka bisa mentransfer kehidupan Nabi Saw kedalam
dirinya dan kehidupannya secara Kaffah, 100%.
Kecintaan Salman RA terhadap Sunnah Nabi SAW
Suatu ketika Nabi Saw mengajak Salman RA berjalan-jalan ke atas bukit. Salman RA melihat Nabi Saw
mematahkan sebuah ranting lalu menguncang-guncangkannya, sehingga daun-daunnya berguguran. Nabi Saw
berkata kepada Salman RA, Wahai Salaman mengapa engkau hanya melihat saja dan tidak menanyakan
mengapa aku melakukan ini. Maka Salman langsung mengikuti daripada perinah Rasullullah Saw, Ya
Rasullullah mengapa engkau melakukan itu ? Nabi Saw menjawab,Wahai Salman ketahuilah sesungguhnya
orang yang melakukan sholat 5 waktu, dosa-dosanya bergugurang sebagaimana daun-daun yang gugur dari
ranting ini. Maka setelah wafatnya Rasullullah Saw, Salman RA merindukan sesuatu yang dilakukan
Rasullullah Saw, namun belum dikerjakannya. Maka Salman RA mengajak kawannya untuk pergi ke bukit,
ketempat dimana Rasullullah Saw pernah mengajaknya. Ketika itu Salman RA melakukan dengan sempurna
100 persen dari gaya, cara, posisi, yang dilakukan Rasullullah Saw ketika itu yaitu mematahkan Ranting lalu
menguncang-guncangkannya, sehingga daun-daunnya berguguran. Sama seperti bersama Nabi Saw, Salman
bertanya kepada kawannya abu sulaiman, Wahai Abu Sulaiman mengapa engkau hanya melihat saja dan tidak
menanyakan kenapa aku melakukan ini ? Maka abu sulaimanpun bertanya sebagaimana salman bertanya
ketika bersama Rasullullah Saw, Wahai salman mengapa engkau melakukan itu ? Salman menjawab,Wahai
Abu Sulaiman ketahuilah sesungguhnya orang yang melakukan sholat 5 waktu, dosa-dosanya bergugurang
sebagaimana daun-daun yang gugur dari ranting ini.
Waktu atau Kurun boleh berlalu, tahun boleh berganti, tetapi sunnah Rasullullah Saw harus hidup sampai
kehidupan ini berhenti. Hari ini kehidupan dan jalan Rasullullah Saw ada di depan mana kita, namun bagaimana
kita bisa melihatnya dengan mata hati kita. Kalau kita hanya melihat dengan mata dzohir kita maka ini tidak
akan mampu menangkap kemuliaannya. Mata dzohir kita ini rentan sama tipuan dzohiriah yang bisa berubahrubah kenyataannya. Sehingga sunnah daripada Rasullullah Saw menjadi tidak nampak karena melihat ada yang
lain yang lebih baik secara dzohiriah. Padahal yang baik menurut pandangan mata belum tentu baik untuk kita.
Inilah ujian bagi kita. Semua yang kita lihat ini adalah intihan, ujian bagi ini ummat. Maka setan ini sangat
pandai mengalihkan pandangan kita, yaitu :
1. Dimunculkankan keindahan terhadap sesuatu yang terlihat oleh mata dzohir.
2. Dimunculkan kebosanan kita terhadap kerja yang mulia ini.
Maka sebentar saja kita sudah mengucapkan selamat tinggal terhadap kerja yang mulia ini asbab tertipu oleh
pandangan dzohir yang seakan-akan indah yang dibuat oleh setan Laknatullah Alaih. Kita tinggalkan jalan
daripada Rasullullah Saw menuju ke jalan yang kita lihat menarik secara pandangan mata dzohiriah ini. Maka
jika dengan demikian yang terjadi, kelak kita baru tahu bahwa kita sudah terjerumus menjadi pecinta-pecinta
yang palsu tadi.
Analogi Kerja Guru dan keadaan Ummat
Seorang guru ini digaji oleh Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah. Maka dia diberikan fasilitas-fasilitas oleh
sekolah atau madrasah. Tugasnya guru ini untuk apa ? mengajar titik. Akan tetapi guru ini melihat tembok
sekolah kok kelihatannya sudah usang. Maka si guru ini inisiatif untuk mengecat sendiri tembok tersebut dan
mengganti warna tembok sekolah yang sudah kumuh dan usang tadi. Maka apa yang terjadi ? ketika bel sekolah
berbunyi, waktu dia harus mengajar, si guru tersebut masih sibuk memperbaiki dan mengecat tembok yang
sudah usang tersebut. Sehingga dia dipanggil oleh kepala sekolah, Wahai pak guru itu bel sudah berbunyi dan
anak-anak sudah menunggu untuk di ajar, bapak kenapa tidak mengajar ? Maka si guru tersebut mengatakan,
Eh bapak kepala sekolah, mengapa anda tidak paham ? bukankan mengecat tembok sekolah ini merupakan
suatu kebaikan ? memperbaiki tembok sekolah ini merupakan suatu kebaikan ? mempercantik sekolah suatu
kebaikan ? ini adalah suatu kebaikan. Kepala sekolah menjawab, Betul itu suatu kebaikan, namun kamu digaji
bukan untuk mengecat atau memperbaiki tembok, kamu digaji untuk mengajar.
Keadaan umat hari inipun demikian. Ummat yang berontak hatinya tadi juga demikian pemikirannya. Apakah
bekerja untuk keluarga, mencari nafkah, memberi orang lain pekerjaan, juga bukan merupakan suatu kebaikan ?
itu suatu kebaikan menurut mereka. Ummat Nabi Saw saat ini tidak pernah merasa dosa apabila meninggalkan

daripada dakwah ini. Padahal ketika dia mengucapkan selamat tinggal kepada dakwah ini, dia sudah menjadi
pengkhianat, menjadi pecinta-pecinta palsu bagi Allah dan Rasulnya. Ini karena ummat ini memandang kerja ini
dengan mata bashor, mata dzohir mereka, bukan dengan mata bashir mereka atau mata hati mereka. Sehingga
ummat ini seperti orang yang tidak bisa membedakan perintah-perintah yang diutamakan. Ada perintah dari RT,
ada perintah dari kelurahan, ada perintah dari kecamatan, ada perinta dari walikota, ada perintah dari bupati, ada
perintah dari gubernur, ada perintah dari menteri, ada perintah dari presiden. Perintah-perintah ini mempunyai
keutamaan-keutamaan. Ummat hari ini tidak paham kedudukan-kedudukan dari perintah-perintah yang ada.
Sehingga ummat hari ini tidak bisa membedakan antara perintah RT dengan perintah Presiden. Demikian juga
kita tidak bisa membedakan antara Amal dakwah ini dengan Amal yang lain. Padahal Dakwah ini tidak sama
dengan amal pada umumnya. Allah Swt sudah membedakan dengan jelas antara Amal Dakwah dengan Amal
yang lainnya pada umumnya. Allah pisahkan kekhususan amalan dakwah ini dengan amalan yang lainnya :
Waman Ahsanu Qoulan Mimman daa illallah wa amilan sholihah wa qolla innani minal muslimin
Artinya : Mana perkataan yang lebih baik daripada perkataan orang yang mengajak taat (dakwah) kepada
Allah..
Disini seakan-akan Allah menantang amal mana lagi yang lebih baik daripada dakwah, inilah keutamaan amal
dakwah tersebut. Kemuliaannya dan ketinggiannya sudah allah bedakan dengan amal-amal lain pada umumnya.
Wa amilan sholihah : dan beramal sholih.
apakah dakwah ini tidak termasuk daripada amal sholih ? orang tua kita mengatakan dalam bayannya tentang
tafsir wal asri oleh Ulama KH. Ali Maksum dari pondok pesantren Krapyak, Jogyakarta, yang dikenal dengan
Kyai kuno atau traditional. Kyai Maksum yang kyai kuno ini bisa menjelaskan tentang kekhususan dakwah.
Anehnya Kyai Modern tidak bisa menjelaskan kekhususan dakwah ini. Jadi menurut kyai ini semua orang
dalam kerugian, orang kaya rugi, yang miskin rugi, yang berpangkat rugi, orang awam rugi, orang desa rugi,
orang kota rugi, orang pintar rugi, orang bodoh rugi, kecuali orang-orang yang mempunyai 4 sifat. Siapakah
mereka yang memiliki 4 sifat sehingga tidak terkena dampak kerugian tersebut :
1. Illalladzina amanu : kecuali orang yang beriman
1. Wa amilan sholihah : kecuali orang-orang yang beramal sholih
1. Wattawa shoubil Haq : kecuali orang yang berdakwah, orang yang menasehati yang Haq
Inilah yang kosong atau tidak dilakukan selama ini, saling berwasiat, saling mengulang-ulang, mentakror,
tentang yang Haq.
1. Wattawa Shoubil Sobr : kecuali orang yang saling berwasiat untuk kesabaran
Ini karena dalam kerja dakwah ini kesabaran merupakan suatu keharusan. Sangat riskan jika kita berdakwah
ini tanpa kesabaran. Kerja dakwah ini satu pelaminan dengan Sabar yang tidak bisa dipisahkan. Jika kita mau
terjun dalam dakwah, syarat yang pertama adalah kita harus sabar. Jadi dakwah ini tidak bisa berdiri sendiri
tanpa kesabaran. Tanpa Sabar kita tidak akan bisa dakwah.
Jadi kalau kita mempunyai kriteria ini :
1. Keimanan yang betul dan kuat
2. Amal-amal Sholih yang lurus
3. Dakwah atas yang Haq
4. Kesabaran
Maka kita akan terselamatkan daripada kerugian di akherat nanti. Inilah kekhususan dakwah yang dijelaskan
oleh Kyai Ali Maksum tersebut. Dakwah ini adalah induk dari segala hasanat, ummul hasanat. Induk dari segala
kebaikan ini adalah dakwah. Ini jika dakwah ini benar-benar dihidupkan.
Kisah Rabiah Al Adawiyah
Seorang wanita tetapi dia membawa fikir dakwah, maka dia tidak akan terkesan dengan pandangan-pandangan
dzohir, walaupun dia miskin tidak memiliki apa-apa di rumahnya. Wanita ini selain menjadi daiyah, dia tidak
akan terkesan kepada pesona-pesona keduniaan yang menyebabkan dia keluar rumah. Dia tidak akan terkesan
dengan kebendaaan yang indah-indah, bahkan dia tidak akan memasukkan kebendaan yang indah-indah
dipandang mata tersebut kedalam rumahnya. Melainkan dia akan hiasi rumahnya dengan amalan-amalan seperti
tasbihat, dzikir, tilawat, tahajjud. Bagi orang yang biasa menghidupkan amalan ini, ketika dia melihat benda
maka dia akan melihat itu sebagai suatu amalan. Jika ada takaza mengorbankan benda tersebut di jalan Allah,
tidak sulit baginya mengorbankannya. Sehingga benda-benda tersebut berubah dari maal menjadi suatu amalan.
Inilah perbedaan antara ahlul maal dan ahlul amal.
Maka suatu saat rumah yang dihuni oleh wanita daiyah ini dilirik oleh kalangan pencuri sebagai rumah yang
mudah untuk dijadikan target pencuriannya. Maka masuklah pencuri tersebut kerumah wanita tadi. Namun
asbab sifat wanita tersebut yang betul-betul dermawan, apabila ada orang lain masuk ke rumahnya maka akan
dia jamu. Namun kali ini yang masuk adalah seorang laki-laki yang maling. Sehingga dari balik tirai hijab, yang
memisahkan pandangan atau tempat laki-laki dan perempuan, si wanita ini memandang dengan mata hatinya.
Sehingga wanita ini tau apa yang di inginkan daripada si pencuri tadi. Maka si wanita ini katakan dari balik
hijab, Wahai pemuda sesungguhnya kamu tidak akan mendapatkan apa yang engkau cari di dalam rumah ini,
namun di sebelah kananmu itu ada kendi yang berisi air, berwudhulah lalu sholatlah dua rekaat, mintalah
kepada Allah, maka Allah akan memberikan apa yang kamu cari disini. Mendengar suara dari wanita sholihah
ini mampu membuat seorang laki-laki ini ketakutan. Inilah bahwa suara dari seorang perempuan yang mampu

menundukkan seorang laki-laki. Sehingga si maling ini mengambir air dari kendi tersebut dengan penuh
ketakutan untuk berwudhu dan sholat 2 rekaat. Ketika si maling ini sholat, si wanita inipun berdoa :
Ya Allah telah masuk kerumah ku seorang pemuda, untuk mencari sesuatu yang dia tidak dapatkan disini. Ya
Allah kini pemuda tersebut, sedang mengetuk pintu rahmatmu, maka berikanlah apa yang dia cari dan
bukakanlah pintu rahmatMu.
Sebelum pemuda maling tadi, mengucapkan salam, serta merta terdengar ketukan pintu dari luar rumah wanita
tadi. Maka si wanita tersebut bertanya : Siapa gerangan diluar ? si pengetuk pintu tadi menjawab, Saya
adalah utusan Raja, saya diperintahkan Raja untuk membawa hadiah yang banyak untukmu. Harap diterima
pemberian ini. Maka wanita tersebut menjawab, Jika hadiah itu berupa kebendaan-kebendaan maka jangan
masukkan ke rumahku, karena aku sudah terbiasa tidak membawa kebendaan-kebendaan masuk kedalam
rumahku. Letakkan saja di depan halaman rumahku. Maka si wanita tadi berkata kepada pemuda maling
tersebut, Wahai pemuda yang masuk ke rumah ku sesungguhnya engkau sudah mengetuk pintu Allah Swt,
sekarang lihatlah apa yang Allah telah kirimkan kepadamu. Di depan pintu halamanku engkau bisa mencari apa
yang engkau inginkan. Maka ketika si pemuda pencuri ini keluar dari rumah, dia dapatkan didepan rumah
harta yang sangat banyak diberikan dari kerajaan di depan matanya. Melihat ini si pemuda langsung menangis,
Kenapa selama ini saya saya selalu mengambil hak orang lain dengan cara menyusahkan mereka, padahal
dengan sholat dua rekaat saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan. Sesal pemuda pencuri tersebut. Inilah
kisah daiyah seorang wanita waliullah, yang bernama Rabiah Al Adawiyah.
Inilah suara dakwah dari seorang wanita ini mampu menyebabkan seorang pencuri berubah menjadi seorang
wali. Inilah kehebatan daripada dakwah. Namun kita tidak pernah menyadari ataupun memahami peristiwa ini.
Kita tidak pernah bermudzakaroh mengenai hal seperti ini. Jadi kekuatan daripada dakwah ini luar biasa.
Hebatnya ini ummat, cantiknya ini ummat, bukanlah karena ibadahnya, melainkan Allah nyatakan dalam Al
Quran :
Kuntum Choiru Ummah : Sesungguhnya Kalian adalah ummat yang terbaik
Allah nyatakan disini kita ini adalah The Best Ummah, ummat yang terbaik, tidak ada ummat yang lebih baik
dari ummat ini. Ummat yang paling baik melebihi ummat-ummat terdahulu. Jadi kalau ada orang yang
menanyakan : Kenapa kamu mau ikut khuruj-khuruj seperti itu ? maka kita harus berani dan tegas
mengatakan, Kenapa saya tidak mau mengambil yang terbaik ? Ini adalah yang terbaik. Dengan ketegaran
yang seperti ini, maka kerja ini akan menampakkan manfaat bagi kita. Dakwah ini adalah induk dari semua
hasanat, dan kerja-kerja agama yang lain itu adalah buah dari kerja dakwah ini.
Allah Swt lanjutkan dalam firmannya :
Ukhrijat Linnas : Yang dikeluarkan untuk semua manusia
Disini Allah mengatakan Ukhrijat bukan khorajat, dalam ilmu nahwu maksudnya adalah kalau khorajat berarti
kita sendiri yang mengeluarkan, tetapi ini ukhrijat berarti siapa yang mengeluarkan ? Allah Swt. Hadirnya kita
malam ini disini adalah Allah yang mengeluarkan kita untuk datang kesini. Berbahagialah kita yang dikeluarkan
Allah untuk semua manusia. Ini adalah bagian dari kehendak Allah Swt mengeluarkan kita untuk manusia. Ini
agar semua manusia ini mau melihat kita, bercermin kepada kita, karena kita sebagai Choiru Ummah. Agar
kita bisa menjadi cermin ummat, maka janganlah kita sekali-kali ada keinginan untuk memecahkan cermin
tersebut. Jika ummat harus melihat cermin yang sudah pecah-pecah, maka mereka hanya akan menemukan
wajah yang telah terpecah-pecah, tidak utuh, dan bengkok-bengkok. Wajah ummat yang bengkok-bengkok ini
adalah asbab kita, Choiru Ummah yang telah pecah seperti cermin yang pecah. Ummat ini adalah penentu arah
manusia mau dibawa kemana.
Al Mukmin midatul Mukmin : Orang beriman menjadi cermin bagi orang beriman
Namun kalau cerminnya pecah bagaimana jadinya ? Lalu Allah Swt melanjutkan dalam Firmannya :
Takmuruna bil maruf watan hauna anil mungkar.
Artinya : Mengajak kepada amalan yang Maruf dan mencegah daripada amalan Yang Mungkar.
Disini ada 2 amalan yang Allah perintahkan :
1. Ada perintah mengerjakan amalan Makrufat
2. Ada perintah menghindari amalan Mungkarot
Dalam ushul-ushul dakwah yang sering kita mudzakarohkan berulang-ulang lagi dan lagi, disitu terdapat ushulushul amalan makrufat (Amr Makruf) dan amalan mungkarot (Nahi Mungkar) yaitu :
4 hal yang diperbanyak inilah amalan Makrufat :
1. Dakwah illallah
2. Taklim wa Taklum
3. Dzikir Ibadah
4. Khidmat
Jika ini kita lakukan maka ini akan menyebar kemana-mana dan mereka akan melakukan amalan-amalan ini.
Hari ini kita terkantuk-kantuk mendengarkan hal ini, padahal pembicaraan seperti ini adalah puncaknya
makrufat. Bayangkan jika setiap orang mau berdakwah, mau taklim belajar agama ataupun mengajarkannya,
setiap orang mau membuat amalan dzikir, baca quran dan sholat-sholat wajib maupun sunnah, lalu mereka mau
berkhidmat. Maka jika ini tersebar, suasana makrufatpun akan terbentuk dan tersebar.
4 hal yang ditinggalkan ini adalah amalan Nahi Mungkar (Munkarot) :

1. Berharap kepada Mahluk


2. Meminta kepada Mahluk
3. Memakai Barang tanpa izin
4. Boros dan Mubazir
Berharap kepada selain Allah dan meminta kepada selain Allah adalah bentuk kemungkaran yang terbesar
kepada Allah. Begitu juga memakai barang tanpa izin ini adalah pembangkangan terhadap nilai-nilai yang Allah
cintai yaitu sifat amanah. Sedangkan Boros dan Mubazir ini adalah sifatnya setan. Jadi Ushul-ushul dakwah ini
seharusnya kita renungkan dan kita hayati.
Maka sudah seharusnya kita berdoa kepada Allah dimalam hari mohon kekuatan untuk dapat mengamalkan
amalan makrufat dan melindungi kita dari amalan mungkarot. Mohonkan agar keyakinan kita senantiasa terjaga
dari sifat berharap dan meminta kepada selain Allah :
Iyyakanabudu wa iyyakanashtain : Hanya kepada engkau kami menyembah dan meminta pertolongan.
Kalau kita ibadah dan sujud kepada Allah, namun tangan kita masih mengadah kepada Mahluk, ini keyakinan
yang macam apa. Jadi jangan kita mengharap kepada mahluk apalagi meminta, berharaplah dan memintalah
hanya kepada Allah. Kita harus tau bagaimana bermuamalah yang baik. Jika itu milik dan hak orang lain jangan
kita ambil. Jika kita mengambil daripada hak orang lain yang bukan hak kita, maka ini akan menyebabkan rizki
yang kita dapat ini bisa menjadi tidak halal. Jika rizki yang kita dapat tidak halal, maka ibadah-ibadah kita tidak
akan diterima oleh Allah Swt. Semua yang namanya urusan Rizki ini nanti akan Allah tanyakan datangnya
darimana dan kemana dihabiskannya, ini semua akan dihisab oleh Allah Swt. Oleh karena itu jangan Boros dan
Mubazir. Boros dan Mubazir ini adalah sifat-sifat setan. Bagaimana jadinya dalam kehidupan kita ini jika kita
mengadopsi daripada sifat-sifat setan kedalam kehidupan kita. Naudzubillah mindzalik.
Untuk bisa mendapatkan 4 amalan Makruf ini dan menghindari 4 amalan mungkarot maka hanya bisa dengan
pertolongan Allah Swt saja yaitu dengan doa.
La haula wala Quwwata illa Billah : Tidak ada kekuatan selain pertolongan daripada Allah Swt.
Hari ini kita yang kita dengar hanya kata-kata akibatnya kita tidak bisa membedakan mana yang mungkar dan
mana yang makruf. Maka dari itu jika kita sudah betul-betul melakukan perkara dakwah ini, maka kita ambil
dakwah ini secara keseluruhan dari tertib-tertibnya dan sifat-sifatnya, baru kita akan bisa sampai ke tujuan.
Ulama katakan :
Man arodhal ushul fa alaihi bil ushul : Siapa yang ingin sampai maka dia harus menyempurnakan ushul dan
tertib-tertibnya
Kita ingin sampai tapi tidak mau tertib maka yang akan terjadi kita akan jalan di tempat dan tidak akan sampaisampai. Maka bukan 4 bulan, 40 hari, 3, hari, ini hanya kejar tanggal untuk menaikkan nilai kita saja. Namun
jika kita ingin sampai ketujuan maka seluruh kehidupan kita harus kita curahkan pada kerja ini, dan tidak
terkesan dengan keadaan.
Kegigihan Nabi Saw mempertahankan Kerja Dakwah dari godaan dunia
Bagaimana gigihnya Rasullullah Saw mempertahankan kerja ini dari berbagai macam ujian dan keadaan.
Orang-orang Quraish ketika itu ingin menghentikan Nabi Saw dari melakukan kerja ini, maka mereka selidiki
kehidupan Rasullullah Saw. Sebagaimana ummat ini mengkaji kehidupan Rasullullah Saw dalam sirah
Nabawiyah. Maka apa yang orang-orang Quraish temukan pada waktu itu :
1. Nabi Saw masih muda dan istrinya sudah tua ketika itu
2. Kehidupan Nabi Saw miskin
3. Hidup tanpa jabatan
Maka datanglah para pemimpin quraish menghadap Nabi Saw dengan tawaran-tawaran :
1. Apabila engkau menginginkan wanita-wanita yang cantik, muda, dan belia, maka kami akan bariskan
dihadapanmu.
2. Harta akan diberikan yang banyak agar menjadi orang terkaya di Quraish
3. Jabatan akan diberikan agar menjadi orang terpandang di Quraish
Namun Nabi Saw karena sudah punya sifat istikhlas walaupun istrinya sudah jauh lebih tua melebihi dirinya,
harta tidak punya, dan jabatan tidak ada, Beliau tetap tegar menghadapi tawaran-tawaran yang indah tersebut.
Apa kata Nabi Saw :
Walaupun kalian mampu memberikan bulan ditangan kananku dan matahari ditangan kiriku, supaya saya
tinggalkan kerja dakwah, Maka saya tidak akan tinggalkan selama-lamanya walaupun hanya sekejap mata.
Nabi Saw jika hanya ingin hidup untuk dirinya sendiri maka dia bisa hidup dengan nyenyak. Kalau yang
dipikirkan hanya untuk keluarganya saja, maka dia bisa hidup enak dan nyaman dengan tawaran-tawaran
tersebut. Namun yang selalu ada dipikiran Nabi Saw adalah bagaimana ini ummat. Bukan hanya sekedar ummat
yang masuk dalam fikir Nabi Saw namun ummat yang belum jadipun sudah masuk dalam fikir Nabi Saw.
Kisah Nabi Saw mendapat siksaan di Thaif
Ketika anak-anak Thaif melemparkan Nabi Saw dengan batu yang menyebabkan Nabi Saw bermandikan darah.
Malaikat katakan, Ya Rasullullah andaikan engkau berkenan maka aku akan angkat kedua gunung yang
menghimpit Thaif, Lalu akan aku hancurkan Thaif dengan membalikkan gunung tersebut menghantam Thaif.
Sehingga semua orang akan mati tergencet oleh kedua gunung tadi. Apa yang Nabi Saw lakukan :
Tidak jangan lakukan itu. Saya hingga saat ini masih memikirkan dan mengharapkan air yang masih tersimpan

didalam tulang sulbi (belum menjadi sperma) kelak akan di dzohirkan (dinampakkan) oleh Allah Swt sebagai
penyembah Allah Swt dan tidak akan musyrik selama-selamanya.
Jadi fikir Nabi Saw yang sedemikian rupa yang menyebabkan agama tersebar di seluruh alam. Maka untuk
inilah dakwahnya rasul saw tidak bisa dihentikan dengan apa saja :
1. Nabi Saw diuji dengan kesenangan yaitu tawaran-tawaran pemimpin Quraish
2. Nabi Saw diuji dengan kesusahan dari penyiksaan sampai percobaan pembunuhan
Semuanya Nabi Saw lewati dengan tegar dan sabar, tidak berhenti sedikitpun dari dakwah walaupun hanya
sekejap mata. Sebagaimana seseorang belajar tahfidz (menjadi seorang hafidz), dia akan pelajari daripada
tajwidnya, makhrojnya, al quran. Namun kalau ditanyakan kepada orang yang tahfidz ini, Apakah bumi itu
datar atu bundar ? maka si murid ini akan menjawab, Saya tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Ini
karena tarbiyah dan intihan yang dihadapi santri ini adalah pelajaran-pelajaran tentang tahfidz Quran. Jadi
tidak perlu membaca daripada buku-buku yang menjelaskan bahwa bumi ini datar atau bundar. Demikian
istikhlasnya si santri ini dalam pelajarannya adalah menjadi ahli dalam ilmu tahfidz tadi. Kitapun demikian juga
cukup dengan menjadi ahli 6 sifat saja, jangan kita terjebak ilmu ini dan itu. Pegangan kita harus seperti ini,
Saya memang tidak tahu ini dan itu, namun yang saya ketahui cukup dengan enam sifat saja.
Seorang calon dokter ketika dia masuk ke universitas kedokteran, namun yang dia baca malah buku-buku
tentang elektronik, maka tidak mungkin dia akan lulus menjadi dokter yang baik. Dalam praktek beda antara
praktek seorang dokter dengan seorang yang ahli tehnik bangunan. Kalau seorang ahli bangunan maka yang
akan dia bawa adalah kertas gambar, penggaris, polpen, untuk bisa membuat konstruksi bangunan. Beda dengan
dokter yang harus membawa pisau bedah, thermometer, suntik, dan obat-obatan dalam melaksanakan tugas
kedokterannya. Inilah praktek memang seperti itu. Dokter yang baik adalah dokter yang mampu mengobati
daripada pasien. Jika kita memandang kerja ini hanya dengan pandangan bashor, bukan dengan bashiroh, maka
sulit kita bisa mencapai derajat Istikhlas sebagaimana Rasullullah Saw. Jika ini terjadi maka kita akan mudah
terombang-ambing, sehingga tertaskyl dengan dakwah-dakwah keduniaan. Ini menyebabkan kita akan
meninggalkan kerja yang mulia ini. Inilah maksud dari pertemuan kita malam ini yaitu bagaimana bisa wujud
dalam diri kita ini sifat istikhlas dalam dakwah.
Dalam kerja ini bahwasanya seseorang itu dapat hidayah atau tidak dapat hidayah ini adalah urusannya Allah
Swt. Namun yang penting bagi kita adalah kecintaan kita terhadap kerja ini saja. Ada saja orang yang tidak
paham mengkritik, Oh kerja model seperti itu datang dari rumah ke rumah dengan mengetuk pintu itu terlalu
lambat, kuno. Sekarang kita sudah ada televisi, sekali siaran ratusan ribu rumah bisa dicapai. Namun cara
seperti itu bukanlah cara seperti yang dilakukan Rasullullah Sw. Lalu mereka akan berkata lagi, Tuh liat tidak
ada yang mau ikut kan. Maka bergembiralah orang yang bisa mendapatkan dirinya istiqomah yaitu ketika
orang ikut, dia bersyukur, dan ketika orang tidak ada yang ikut, dia tetap istiqomah. Apabila kita mengambil
jalan dakwah ini namun tidak mengadopsi cara dan kehidupan Rasullullah saw, maka yang akan terjadi adalah
rekayasa-rekayasa pemikiran saja.
Inlah kerja dakwah Rasullullah Saw yaitu dengan membentuk rombongan-rombongan dakwah. Hingga
menjelang wafatnya sekalipun Rasullullah Saw masih membentuk rombongan Usamah bin Zaid untuk
diberangkatkan di jalan Allah. Bahkan rombongan belum sampai ke tujuannya, Rasullullah Saw sudah
meninggal dunia. Rombongan yang sudah berjalan ini terkesan dengan keadaan sehingga mereka
bermusyawarah ingin kembali ke madinah. Ini karena mereka mendengar wafatnya Rasullullah Saw dan
Madinah akan serang oleh yahudi dan romawi. Sedemikian mencekamnya suasana ketika itu. Selepas
musyawarah maka diutuslah Umar RA untuk menemui Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq. Umar RA meminta
agar rombongan tersebut bisa ditarik pulang untuk membantu pengamanan di madinah dari serangan musuh.
Namun apa kata Abu Bakar RA :
Wahai umar katakan kepada mereka, apakah mereka ingin menjaga islam atau menjaga Madinah ? Kalau ingin
menjaga islam teruskan daripada perjuangan. Saya tidak bisa menarik rombongan yang telah dibentuk oleh
Rasullullah Saw di masa hidupnya. Bagaimana saya bisa menarik rombongan yang telah dibentuk Rasullullah
Saw tersebut setelah wafatnya.
Umar RA lalu berkata, Kalau begitu nanti bagaimana dengan nasib istri-istri Rasullullah Saw jika diserang
oleh Romawi. Secara serta merta Sayyidina Abu Bakar RA memegang daripada leher baju umar RA :
Ajjabbaru Fi Jahiliah wa Khawarun fi Islam : Wahai Umar apakah kamu seorang pemberani ketika Jahiliyah
namun menjadi seorang cengeng ketika dalam islam.
seorang yang lembut namun demi agama bisa menjadi keras, dan seorang yang keras demi agama bisa menjadi
lembut, inilah kehidupan. Abu Bakar RA paham walaupun rombongan tersebut kembali tidak akan mampu
melindungi daripada istri-istri Rasullullah Saw. Ini karena penjaga yang sebenarnya ini adalah Allah Swt.
Perintah dari rombongan usamah ini sudah dikeluarkan langsung oleh Rasullullah untuk berangkat di jalan
Allah bukan untuk melindungi daripada istri-istri Rasullullah Saw. Jadi siapa yang akan menjaga istri-istri
Rasullullah Saw ini ? Allah Swt. Jika seseorang itu membantu agama Allah maka Allah pasti akan bantu dia
keluar dari masalah-masalahnya. Jika rombongan usamah berangkat maka dia akan membantu islam, dan
orang-orang islam akan dijaga oleh Allah. Namun jika rombongan usamah ini pulang maka dia hanya
membantu orang-orang islam, namun rombongan usamah tidak akan mempu melindungi daripada kota madinah
dari serangan musuh. Mana yang didahulukan membantu islam atau membantu orang islam. Abu Bakar RA

yakin jika kita membantu agama Allah yaitu dengan tetap mengirimkan rombongan usamah sesuai perintah
Nabi Saw maka Allah akan menjaga dari pada orang-orang islam di madinah. Maka apa yang dikatakan Abu
Bakar RA :
Seandainya ada serigala-serigala buas menyeret-nyeret daripada tubuh istri-istri Rasullullah Saw dan
mencabik-cabiknya, saya lebih rela melihat keadaan seperti itu daripada harus melihat islam itu tercabik-cabik.
Padahal diantara istri Rasullullah Saw ini adalah termasuk anaknya Abu Bakar RA sendiri, yaitu Aisyah R.ha.
Sayyidina Abu Bakar RA tidak memikirkan daripada nasib anaknya ini melainkan yang dipikirkan adalah nasib
daripada agama Islam. Sedangkan hari ini kita tidak lagi mewarisi daripada sikap Abu Bakar RA. Hari ini kita
gara-gara anak dan istri, kita rela meninggalkan perjuangan agama. Ini karena umat hari ini melihat perjuangan
agama dari mata Bashornya bukan mata Bashirohnya.
Ujian datang kepada ummat ketika itu dibawah kepemimpinan Khalifah Abu Bakar As Shidiqqe RA. Selain
ancaman dari orang yahudi dan romawi yang akan menyerang madinah. Timbul juga kekacauan dengan
banyaknya orang murtad dan Nabi palsu. Namun dalam sejarah tidak ada tercatat diantara para sahabat RA yang
mendampingi Nabi Saw dalam perjuangan agama, ada yang murtad, satupun tidak ada yang murtad. Ini karena
yang murtad ini adalah daripada orang-orang yang baru masuk islam dan pemahamannya masih membawa
pemikiran-pemikiran lama. Apa itu pemahaman pemikiran lama ? yaitu bahwa pertolongan Allah ini hanya ada
bersama Nabinya bukan bersama umatnya. Jadi ketika nabinya wafat maka pertolongan Allah berhenti bersama
Nabinya, tidak bersama umatnya.
Dasar Pemahaman Pemikiran Lama :
Ketika Bani Israil bersama-sama Nabi Musa AS terpojok ketika menghadapi kejaran Firaun dan bala tentaranya.
Didepan mereka ada lautan jalan buntu, sedangkan dibelakang mereka ada tentara firaun yang siap menghabisi
mereka. Kaum Bani Israil berkata : Kita akan tertangkap kita akan tertangkap. Nabi Musa malah
mengatakan, Tidak, sekali-kali tidak. Kita tidak akan tertangkap. Ini karena Nabi Musa AS melihat situasi
dengan pandangan Bashirohnya bukan dengan pandangan Bashornya seperti yang dilakukan Bani Israil. Nabi
Musa AS mampu dengan bashirohnya melihat yang tidak terlihat oleh Bashor, pandangan mata. Apa kata Nabi
Musa AS :
Innama iyya Robbi sayahdeen : Sesungguhnya Allah Swt, Tuhanku bersama aku
Namun Tuhan tidak bersama mereka, Bani Israil, tafsirnya begitu. Ini karena pada waktu itu yang dakwah
hanya Nabinya saja yaitu Musa AS, sedangkan umatnya tidak ikut berdakwah. Maka dai itu selamanya
bersama Allah Swt.
Note Penulis :
Dasar Pemahaman Pemikiran baru
Inilah bedanya ummat terdahulu dengan umatnya Rasullullah Saw. Umat terdahulu adalah umat yang Abid
karena tidak mendapatkan perintah dakwah. Sedangkan umat Rasullullah Saw ini adalah umat yang Dai karena
mendapatkan perintah melanjutkan dakwah Nabi Saw hingga akhir kiamat. Sedangkan untuk umat ini ketika
Rasullullah Saw dalam pengejaran kafir Quraish bersama Abu Bakar RA, terjebak di gue Thur, dalam keadaan
mencekam Nabi Saw katakan :
La Tahzan Innaloha Maana : Jangan Khawatir Allah Swt bersama Kita
Ini karena Allah Swt bersama Rasulullullah Saw dan Abu Bakar RA yang seorang Dai. Berbeda perkataan
Musa AS kepada Umatnya yang abid. Secara tata bahasa kita bisa melihat perbedaan pemikiran lama dan
pemikiran baru yaitu letaknya adalah dalam pertolongan Allah Swt :
1. Innama iyya Robbi sayahdeen : Sesungguhnya Allah Swt, Tuhanku bersama aku
(Pemahaman pemikiran lama) Allah bersama Nabinya bukan Umatnya.
1. La Tahzan Innaloha Maana : Jangan Khawatir Allah bersama Kita
(Pemahaman pemikiran baru) Allah bersama Nabi dan Ummatnya asbab Dakwah.
Pemikiran dan pemahaman yang lama ini masih terbawa oleh mereka yang baru masuk islam, menjadi suatu
prinsip bagi mereka dalam memutuskan keadaan. Sehingga ketika Rasullullah Saw wafat mereka mengira
bahwa pertolongan Allah tidak lagi bersama umatnya, maka dengan mudah merekapun meninggalkan islam,
menjadi murtad. Mereka yang murtad ketika itu wajib pilihannya bagi Abu Bakar RA sebagai Khalifah untuk
memerangi mereka, karena nantinya bisa menjadi ancaman dalam situasi yang genting pada waktu itu.
Pilihannya hanya dua bersama Allah dan RasulNya atau bersama Musuh Allah yang akan menyerang pada
waktu itu. Inilah musibah yang pertama setalah wafatnya Rasullullah Saw yaitu munculnya pemurtadan
sejumlah orang-orang ketika itu.
Musibah yang kedua setelah wafatnya Rasullullah Saw, orang tidak mau lagi membayar zakat. Maka Abu Bakar
RA sebagai khalifahnya Rasul ingin agar suasana agama yang ada di jaman Rasullullah Saw ini sama dengan
masa di kekhalifahannya. Kecintaan Abu Bakar RA ini kepada islam telah membuat Abu Bakar RA ketika itu
mengambil sikap dalam menghadapi pengemplang Zakat :
Lauman auni inqolan kamilu addunahu fi addin Nabi La qod khalbu
Artinya : Kalau ada orang yang berzakat pada jaman Nabi Unta bersama Talinya, sekarang kurang tali saja
tetap akan saya perangi dan saya bunuh
Ini karena apa ? ini karena didalam seutas tali ini yang mengikat leher unta sekalipun, juga ada hak daripada
fakir miskin. Orang miskin pada saat itu tidak ada yang demonstrasi walaupun mereka tidak membayar zakat.

10

Baru-baru ini ada program pemerintah yaitu Bantuan Langsung Tunai untuk fakir miskin. Namun yang
mengantri meminta bantuan ini bukan saja dari kalangan fakir miskin saja, dari kalangan yang mampupun ikut
mengantri, inilah kondisi kita hari ini. Sedangkan di jaman Sahabat RA pada waktu itu jangankan orang yang
mampu, orang yang miskin sekalipun tidak ada yang mengemis-ngemis meminta bantuan. Pada waktu itu
seolah-olah tidak ditemukan keluarga yang miskin, padahal ada. Ini karena apa ? Orang yang tidak tau betulbetul keluarga si fakir miskin akan mengira si fakir ini orang yang mampu, karena mereka tidak pernah
menampakkan wajah susahnya, ataupun pernah mengadu kesusahan. Orang-orang seperti ini tidak pernah
menampakkan wajah susahnya, tidak pernah berharap, walaupun tidak punya apa-apa. Inilah kehidupan orangorang yang telah di Ridhoi Allah Swt. Maka Khalifah ketika itu Abu Bakar RA lebih tau akan hak daripada
orang-orang miskin, walaupun mereka tidak meminta. Abu Bakar RA tampil kedepan menyuarakan suara orang
miskin ini, dikarenakan beliau pernah kaya dan Jatuh miskin untuk memperjuangkan agama. Jadi orang yang
jatuh miskin karena memperjuangkan agama inilah yang berhak menyuarakan suara dari orang-orang miskin.
Namun jika orang miskin jadi kaya, ini kebanyakan jadi lupa kepada Allah Swt.
Maka datangnya harta dalam kehidupan kita bisa menjadi suatu musibah. Dulu kalau di Sragen ini orang-orang
berbondong-bondong ke malam ijtima ini pakai sepeda, kalau sekarang sudah pakai motor. Namun seringkali
mereka suka mengatakan perkataan yang keliru : Alhamdullillah sekarang kita sudah mendapat nusroh dari
Allah. Inilah keadaan kita hari ini. Jadi sorang khalifah harus tahu betul daripada hak-hak daripada orang
miskin.
Lalu musibah yang ketiga ini setelah wafatnya Rasullullah Saw ini adalah munculnya nabi-nabi yang palsu
membawa pemikiran-pemikiran yang palsu. Sehingga ketika itu Abu Bakar RA mengeluarkan rombongan untuk
mengahadapi pemikir-pemikir palsu tadi.
Musibah yang ke empat adalah ancaman serang dari luar Madinah yaitu bala tentara Romawi yang siap
menyerbu. Bagaimana Abu Bakar RA menyelesaikannya ? dengan mengeluarkan rombongan-rombongan
sebanyak-banyaknya hingga hampir-hampir tidak ada sahabat yang tersisa di kota madinah. Kejadian ini
membuat pasukan romawi bergetar karena mereka menyangka jika laki-laki yang dikeluarkan dari madinah
sebanyak itu bagaimana yang tinggal di dalamnya. Mereka berpikir kalau kita menyerang kedalam pasti kita
akan terjebak dengan rencana mereka terkepung dari luar dan dalam. Pasukan Romawi tidak tahu asbab
kebijakan Abu Bakar mengeluarkan rombongan sebanyak-banyaknya, kota madinah kosong dari laki-laki.
Mereka menyangka secara logika tidak mungkin Abu Bakar RA mengirim semua laki-lakinya keluar Madinah
dan membiarkan kota madinah kosong. Jadi menurut mereka tentara romawi, bahwa ini taktik jebakan umat
islam. Namun asbab dari perintah Allah dan sunnah Rasul, Abu Bakar RA bukannya menarik rombongan
bahkan mengirimkan rombongan sebanyak-banyaknya di jalan Allah memperjuangkan agama.
Jadi apa aja yang masalah yang dihadapi Khalifah Abu Bakar RA setelah wafatnya Nabi Saw :
1. Orang Murtad
2. Orang Tidak Mau Bayar Zakat
3. Nabi Palsu
4. Tentara Romawi
Bagaimana cara Abu Bakar RA menyelesaikan masalah ketika itu :
1. Berangkatkan segera rombongan Usmah bin Zaid RA yang telah dibentuk Nabi Saw.
1. Berangkatkan rombongan sebanyak-benyaknya untuk menhadapi Murtadin, Pengemplang zakat, dan Nabi
Palsu, hingga tidak tertinggal satu laki-lakipun di Madinah
Hasilnya :
1. Orang-orang kembali masuk islam
2. Orang-orang kembali membayar Zakat
3. Nabi Palsu ditumpas
4. Pasukan Romawi batal menyerang karena ketakutan
Inilah cara Abu Bakar RA menyelesaikan masalah yang banyak dan bertubi-tubi ketika itu yaitu dengan
mengeluarkan rombongan-rombongan di jalan Allah. 4 masalah diselesaikan dengan 1 cara yaitu keluarkan
rombongan pergi di jalan Allah. Hari ini kalau orang tidak bayar zakat bagaimana solusinya simposium dulu,
diskusi dulu, rapat dulu, namun rombongan tidak ada yang dikeluarkan. Maka akhirnya kita hari ini ditipu
dengan utang-utang yang besar. Dengan cara Rasullullah saw, satu saja caranya yaitu dengan mengirimkan
rombongan sebanyak-banyaknya, maka Allah akan selesaikan masalah. Ini adalah shiroh Nabawiyah, dan inilah
kehidupan daripada Rasullullah Saw dan Sahabat RA. Padahal hari ini banyak kita dengar bahwa banyak
dikepulauan-kepulaun kita orang menjadi murtad, masih banyak orang tidak mau membayar zakat, namun
semua ini hanya kita denger sebagai berita-berita saja. Namun hari ini karkun tertibnya sudah dirubah-rubah
menjadi tertib selebriti, hanya ada berita-berita saja seperti di koran-koran. Dai ini bukanlah pembuat berita
melainkan pembuat sejarah. Kalo celebrity ini kerjanya meramaikan koran-koran, tetapi kalo dai ini
meramaikan halaqoh-halaqoh dan mahalah-mahalah di tempatnya masing-masing. Walaupun sudah demikian
gawatnya pemurtadan terjadi, agama ditinggalkan, namun tetap saja rombongan yang dikeluarkan masih
dibawah target. Kita ingin keadaan kembali seperti di jaman Rasullullah, kita ingin yang murtad kembali ke
islam, namun kita tidak ingin usaha, bagaimana bisa ? Kita tidak mau berusaha namun pingin mendapatkan
hasil, bagaimana bisa ? Dizaman Abu Bakar RA mungkin hanya zakat yang ditinggalkan, namun hari ini kita

11

hampir semua perintah Allah ditinggalkan oleh ummat. Bahkan sholatpun ditinggalkan oleh ini ummat. Padahal
di dalam sholat itu ada dialok mesra antara hamda dan khaliknya. Dalam setiap bacaan ini ada jawaban Allah
yang halus yang tidak terdengar oleh kita. Ketika kita membaca Al Fathihah :
1. Alhamdullillahi Rabbil Alamin
Maka Allah akan membalas : Hammi dari Abdi artinya : Hambaku telah memujiku
1. Arrahmanni Rahiim
Maka Allah akan membalas : Wattana ilayya Abdi artinya :HambaKu terus-terusan Memujaku
1. Malikiyawmid Deen
Maka Allah akan membalas : Maddajjani Abdi artinya : Hambaku Mengagungkan Aku
1. Iyyakanabudu wa Iyyakanash Tain
Maka Allah akan membalas : Hadzana Baini wa Baina Abdi artinya ini hanya diantara Aku dan HambaKu
saja yang lain tidak boleh ikut campur, maka apapun yang dia minta akan Aku perkenankan pada saat ini. Apa
itu yang diminta :
1. Ihdinash hirotol Mustaqiem Shirtolladzi na anamta alaihim ghoiri Maghdu bi alaihim waladh dhollin
Rupanya mereka meminta Hidayah, petunjuk ke jalan-jalan orang yang aku Ridhoi.
Inilah sebaik-baiknya doa yaitu memohon hidayah, bukan meminta harta atau jabatan. Inilah bahasa-bahasa di
dalam sholat, namun sudah ditinggalkan ummat. Orang-orang yang membawa pemikiran-pemikiran palsu,
seperti pemikiran nabi-nabi palsu, mulai bermunculan. Pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan perintah
Allah dan kehidupan Nabi Saw di agung-agungkan seperti emansipasi wanita ala barat, Jaringan Islam Liberal,
dan lain-lain. Bahkan orang yang mengklaim sebagai nabipun juga bermunculan pada hari ini. Namun apa yang
kita perbuat hari ini. Jika hal ini dibiarkan berkembang maka akan berkembang kemana-mana. Supaya fikir kita
tidak kemana-mana maka haru kita ikat dengan perintah-perintah Allah, walaupun itu tidak masuk akal. Jika
tidak maka pemikiran kita akan melantur kemana-mana dan lupa perintah Allah Swt. Akibatnya lahirlah
pemikiran-pemikiran bebas seperti Nabi-nabi palsu, dan menganggap orang-orang yang keluar di jalan Allah ini
adalah orang-orang yang kolot. Padahal orang-orang yang kolot-kolot seperti inilah yang di cintai Allah Swt dan
RasulNya. Bahkan Nabi Saw katakan :
Khoirul quruni Khorni : sebaik-baiknya zaman adalah zamanku
Rasullullah Saw mengatakan di zamannya lah sebaik-baiknya zaman atau Khoirul Qurun. Dimana onta masih
dipakai sebagai kendaraan utama, belum ada mobil dan pesawat, tetapi itulah sebaik-baiknya zaman, Ini karena
apa ? agama sempurna diamalkan dan bersih dari pemikiran-pemikiran palsu. Pada hari ini Romawi dan Yahudi
bukan saja merencanakan menyerang, namun sudah masuk dalam kehidupan umat islam. Berapa banyak orang
yang mengatakan benci sama yahudi dan romawi atau nasrani namun kehidupan mereka yang membenci sama
dengan yahudi dan nasrani. Bahkan kehidupannya menolak daripada kehidupan Rasullullah Saw dan sahabat
karena pengaruh kehidupan yahudi dan nasrani ini. Maka bagaimana jalan keluarnya yaitu sebagaimana
pemikiran Abu Bakar RA yaitu dengan mengeluarkan rombongan sebanyak-banyaknya. Kita kirim rombonganrombongan ke negeri jauh dan ke pelosok-pelosok negara kita, untuk mengobati daripada penyakit-penyakit
keimanan akibat virus-virus kehidupan yahudi dan nasrani.
Insya Allah semua bersedia !!

Anda mungkin juga menyukai