Anda di halaman 1dari 23

‫”‪“Nasehat Perkawinan untuk Putriku‬‬

‫‪(Seandainya ALLAH Subhaanahu wa‬‬


‫‪ta’alaa panjangkan umurku dan‬‬
‫‪memberikan kesempatan kepadaku‬‬
‫‪menyaksikan pernikahan putriku‬‬
‫‪tercinta, kira-kira seperti inilah yang‬‬
‫‪ingin aku sampaikan):‬‬
‫بسم هللا الرمحن الرحمي‬
‫ان امحلد هلل ‪ ,‬حنمده ونس تعينه ‪ ,‬ونس تغفره ‪ ,‬ونعوذ ابهلل من‬
‫رشور أنفس نا ‪ ,‬ومن سيئات أعاملنا ‪ ,‬من هيده هللا فال‬
‫مضل هل ‪ ,‬ومن يضلل فال هادي هل ‪ ,‬وأشهد أن الاهل اال‬
‫هللا وحده الرشيك هل ‪ ,‬وأشهد أن محمدا عبده ورسوهل صىل‬
‫هللا عليه وسمل ‪.‬‬
‫{ اي أهيا اذلين أمنوا اتقوا هللا حق تقاته وال متوتن اال وأنمت‬
‫مسلمون }‬
‫{ اي أهيا الناس اتقوا ربمك اذلي خلقمك من نفس واحدة‬
‫وخلق مهنا زوهجا وبث مهنام رجاال كثريا ونساء واتقوا هللا‬
} ‫اذلي تسألون به والرحام ان هللا اكن عليمك رقيبا‬
‫ يصلح لمك‬, ‫{ اي أهيا اذلين أمنوا اتقوا هللا وقولوا قوال سديدا‬
‫ ومن يطع هللا ورسوهل فقد فاز‬, ‫أعاملمك ويغفر لمك ذنوبمك‬
} ‫فوزا عظامي‬
Anak-anakku..,
Hari ini akan menjadi satu di antara hari-
hari yang paling bersejarah di dalam
kehidupan kalian berdua. Sebentar lagi
kalian akan menjadi sepasang suami-isteri,
yang darinya kelak akan lahir anak-anak
yang sholeh dan sholehah, dan kalian akan
menjadi seorang bapak dan seorang ibu,
untuk kemudian menjadi seorang kakek
dan seorang nenek, ……insya ‫هللا‬.
Rentang perjalanan hidup manusia yang
begitu panjang … sesungguhnya singkat
saja. Begitu pula…liku-liku dan pernik-
pernik kerumitan hidup sesungguhnya
jugalah sederhana. Kita semua.. diciptakan
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa tidak lain
untuk beribadah kepada NYA. Maka, jika
kita semua berharap kelak dapat berjumpa
dengan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa
…dalam keadaan IA ridlo kepada kita,
hendaklah kita jadikan segala tindakan kita
semata-mata di dalam rangka mencari
keridlo’an-NYA dan menyelaraskan diri
kepada Sunnah Nabi-NYA Yang Mulia -
Shallallahu alaihi wa sallam-
ِ ْ ‫فَ َم ْن َاك َن يَ ْر ُجوا ِل َق َاء َرِب ِه فَلْ َي ْع َم ْل َ ََع اال َصا ِل احا َو َال ي‬
ْ‫ُْشك‬
.‫ِب ِع َبا َد ِة َرِب ِه َأ َحدا ا‬
(Maka barangsiapa merindukan akan
perjumpaannya dengan robb-nya,
hendaknya ia beramal dengan amalan
yang sholeh, serta tidak menyekutukan
dengan sesuatu apapun di dalam
peribadatan kepada robb-nya.)
Begitu pula pernikahan ini, ijab-qabulnya,
adanya wali dan dua orang saksi, termasuk
hadirnya kita semua memenuhi undangan
ini…adalah ibadah, yang tidak luput dari
keharusan untuk sesuai dengan syari’at
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa.
Oleh karena itu…, kepada calon suami
anakku…
Saya ingatkan, bahwa wanita itu dinikahi
karena empat alasan, sebagaimana sabda
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam:
‫ عن النيب صىل هللا عليه‬،‫عن أيب هريره ريض هللا عنه‬
:‫وسمل قال‬
‫ فاظفر‬،‫ ملالها وحلس هبا وجاملها ودليهنا‬:‫تنكح املرأة لربع‬
‫بذات ادلين تربت يداك‬
“Wanita dinikahi karena empat alasan.
Hartanya, keturunannya,
kecantikannya,atau agamanya. Pilihlah
karena agamanya, niscaya selamatlah
engkau.” (HR:Muslim)
Maka ambilah nanti putriku sebagai
isteri sekaligus sebagai amanah yang
kelak kamu dituntut bertanggung jawab
atasnya. Dengannya dan bersamanya
lah kamu beribadah kepada ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa, di dalam
suka…di dalam duka. Gaulilah ia
secara baik, sesuai dengan yang
diharuskan menurut syari’at ALLAH.
Terimalah ia sepenuh hati, kelebihan
dan kekurangannya, karena ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa telah
memerintahkan demikian:
‫وف فَا ْن َك ِر ْه ُت ُموه َُّن فَ َع ََس َأ ْن تَ ْك َر ُهوا‬ ِ ‫ارشوه َُّن ِابلْ َم ْع ُر‬ ُ ِ َ‫َوع‬
ِ
‫اَّلل ِفي ِه خ ْ اَريا َك ِث اريا‬
ُ َّ ‫َشيْئاا َو َ َْي َع َل‬
(Dan gaulilah isteri-isterimu dengan
cara yang ma’ruf. Maka seandainya
kalian membenci mereka, karena boleh
jadi ada sesuatu yang kalian tidak sukai
dari mereka, sedangkan ALLAH
menjadikan padanya banyak kebaikan.)
(An-Nisaa':19)
Dan ingatlah pula wasiat Nabi -
Shallallahu alaihi wa sallam-:
‫اس توصوا ابلنساء خريا فاهنن عوان عندمك‬
(Pergaulilah isteri-isteri dengan baik.
Karena sesungguhnya mereka itu mitra
hidup kalian)
Dan perlakuanmu terhadap isterimu ini
menjadi cermin kadar keimananmu,
sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam-;
‫أمكل املؤمن امياان أحس هنم خلقا و خيارمك خيارمك لنساءمه‬
)‫(الرتمذي عن ايب هريرة‬
(Mu’min yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik
akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian
adalah yang paling baik terhadap
isterinya)
Dan kamu sebagai laki-laki adalah
pemimpin di dalam rumah tangga.
ُ َّ ‫ون عَ َىل ا ِلن َسا ِء ِب َما فَضَّ َل‬
‫اَّلل ب َ ْعضَ ه ُْم عَ َىل ب َ ْع ٍض‬ َ ‫ِالر َج ُال قَ َّوا ُم‬
‫َو ِب َما َأنْ َف ُقوا ِم ْن َأ ْم َوا ِله ِْم‬
(Lelaki itu pemimpin bagi wanita
disebabkan ALLAH telah melebihkan
yang satu dari yang lainnya dan
disebabkan para lelaki yang memberi
nafkah dengan hartanya.) (An-Nisaa':
34)
Maka agar kamu dapat memimpin
rumah tanggamu, penuhilah syarat-
syaratnya, berupa kemampuan untuk
menafkahi, mengajari, dan mengayomi.
Raihlah kewibawaan agar isterimu
patuh di bawah pimpinanmu. Jadilah
suami yang bertanggungjawab, arif dan
lemah lembut , sehingga isterimu
merasa hangat dan tentram di sisimu.
Berusahalah sekuat tenaga menjadi
teladan yang baik baginya, sehingga ia
bangga bersuamikan kamu. Ya, inilah
sa’atnya untuk membuktikan bahwa
kamu laki-laki sejati, laki-laki yang
bukan hanya lahirnya.
Kepada putriku…
Saya ingatkan kepadamu akan sabda
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- :
:‫ قال رسول هللا صىل هللا عليه وسمل‬-:‫عن أيب هريرة؛ قال‬
‫ اال تفعلوا تكن‬.‫اذا أاتمك من ترضون خلقه ودينه فزوجوه‬
‫فتنة يف الرض وفساد عريض‬
“Jika datang kepadamu (-wahai para
orang tua anak gadis-) seorang pemuda
yang kau sukai akhlaq dan agamanya,
maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka
akan terjadi fitnah dan menyebarnya
kerusakan di muka bumi.” (HR: Ibnu
Majah)
Dan semoga -tentunya- calon suamimu
datang dan diterima karena agama dan
akhlaqnya, bukan karena yang lain.
Maka hendaknya kau luruskan pula
niatmu. Sambutlah dia sebagai suami
sekaligus pemimpinmu. Jadikanlah
perkawinanmu ini sebagai wasilah
ibadahmu kepada ALLAH Subhaanahu
wa ta’alaa. Camkanlah sabda Nabi -
Shallallahu alaihi wa sallam-:
‫لو كنت أمرا أحد ان يسجد لحد لمرت املرءة ان تسجد‬
)‫لزوهجا (الرتمذي عن ايب هريرة‬
(Seandainya aku boleh memerintahkan
manusia untuk sujud kepada
sesamanya, sungguh sudah aku
perintahkan sang isteri sujud kepada
suaminya.)
Karenanya sekali lagi saya nasihatkan ,
wahai putriku…
Terima dan sambutlah suamimu ini
dengan sepenuh cinta dan ketaatan.
Layani ia dengan kehangatanmu…
Manjakan ia dengan kelincahan dan
kecerdasanmu…
Bantulah ia dengan kesabaran dan
doamu…
Hiburlah ia dengan nasihat-
nasihatmu…
Bangkitkan ia dengan keceriaan dan
kelembutanmu…
Tutuplah kekurangannya dengan
mulianya akhlaqmu…
Manakala telah kamu lakukan itu
semua, tak ada gelar yang lebih tepat
disandangkan padamu selain Al
Mar’atush-Shalihah, yaitu sebaik-baik
perhiasan dunia. Sebagaimana Sabda
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
)‫ادلنيا متاع وخري متاع ادلنيا املرأة الصاحلة ( مسمل‬
(Dunia tak lain adalah perhiasan. Dan
sebaik-baik perhiasan dunia adalah
wanita yang sholihah.)
Inilah satu kebahagiaan hakiki -bukan
khayali- yang diidam-idamkan oleh
setiap wanita beriman. Maka
bersyukurlah, sekali lagi bersyukurlah
kamu untuk semua itu, karena tidak
semua wanita memperoleh kesempatan
sedemikian berharga. Kesempatan
menjadi seorang isteri, menjadi seorang
ibu. Terlebih lagi, adanya kesempatan,
diundang masuk ke dalam surga dari
pintu mana saja yang kamu kehendaki.
Yang demikian ini mungkin bagimu
selagi kamu melaksanakan sholat wajib
lima waktu -cukup yang lima waktu-,
puasa -juga cukup yang wajib- di bulan
Ramadhan, menjaga kemaluan -
termasuk menutup aurat- , dan ta’at
kepada suami. Cukup, cukup itu.
Sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam-:
‫اذا صلت املرأة مخسها وصامت شهرها وحفظت فرهجا‬
‫وأطاعت زوهجا‬
‫ ادخيل اجلنة من أي أبواب اجلنة شئت (أمحد عن‬:‫قيل لها‬
)‫عبدالرمحن بن عوف‬
(Jika seorang isteri telah sholat yang
lima, puasa di bulan Ramadhan,
menjaga kemaluannya, dan ta’at
kepada suaminya. Dikatakan
kapadanya: Silahkan masuk ke dalam
Surga dari pintu mana saja yang
engkau mau.)
Anak-anakku…,
Melalui rangkaian ayat-ayat suci Al
Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi Yang
Mulia, kami semua yang hadir di sini
mengantarkan kalian berdua memasuki
gerbang kehidupan yang baru, bersiap-
siap meninggalkan ruang tunggu, dan
mengakhiri masa penantian kalian yang
lama. Kami semua hanya dapat
mengantar kalian hingga di dermaga.
Untuk selanjutnya, bahtera rumah-
tangga kalian akan mengarungi
samudra kehidupan, yang tentunya tak
sepi dari ombak, bahkan mungkin
badai.
Karena itu, jangan tinggalkan jalan
ketaqwaan. Karena hanya dengan
ketaqwaan saja ALLAH Subhaanahu
wa ta’alaa akan mudahkan segala
urusan kalian, mengeluarkan kalian dari
kesulitan-kesulitan, bahkan
mengaruniai kalian rizki.
‫اَّلل َ َْي َع ْل َ ُهل َمخ َْر اجا * َويَ ْر ُز ْق ُه ِم ْن َح ْي ُث َال‬
َ َّ ‫َو َم ْن يَتَّ ِق‬
‫َ َْيت َ ِس ُب‬
‫اَّلل َ َْي َع ْل َ ُهل ِم ْن َأ ْم ِر ِه ي ْ ا‬
‫ُْسا‬ َ َّ ‫َو َم ْن يَتَّ ِق‬
(Dan barang siapa yang bertaqwa
kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan
berikan bagi nya jalan keluar dan
mengaruniai rizki dari sisi yang tak
terduga.)
(Dan barang siapa yang bertaqwa
kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan
mudahkan urusannya.)
Bersyukurlah kalian berdua akan ni’mat
ini semua. ALLAH Subhaanahu wa
ta’alaa telah mengarunia kalian separuh
dari agama ini, ALLAH Subhaanahu
wa ta’alaa telah mengarunia kalian
kesempatan untuk menjalankan
syari’at-NYA yang mulia, ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa juga telah
mengaruniai kalian kesempatan untuk
mencintai dan dicintai dengan jalan
yang suci dan terhormat.
Ketahuilah, bahwa pernikahan ini
menyebabkan kalian harus lebih
berbagi. Orang tua kalian bertambah,
saudara kalian bertambah, bahkan
sahabat-sahabat kalian pun bertambah,
yang kesemua itu tentu memperpanjang
tali silaturahmi, memperlebar tempat
berpijak, memperluas pandangan, dan
memperjauh daya pendengaran. Bukan
saja semakin banyak yang perlu kalian
atur dan perhatikan, sebaliknya semakin
banyak pula yang akan ikut mengatur
dan memperhatikan kalian. Maka,
barang siapa yang tidak kokoh sebagai
pribadi dia akan semakin gamang
menghadapi kehidupannya yang baru.
Ketahuilah, bahwa anak-anak yang
sholeh dan sholehah yang kalian idam-
idamkan itu sulit lahir dan tumbuh
kecuali di dalam rumah tangga yang
sakinah penuh cinta dan kasih sayang.
Dan tentunya tak akan tercipta rumah-
tangga yang sakinah, kecuali dibangun
oleh suami yang sholeh dan isteri yang
sholehah.
Akan tetapi, wahai anak-anakku, jangan
takut menatap masa depan dan memikul
tanggung jawab ini semua. Jangan
bersedih dan berkecil hati jika kalian
menganggap bekal yang kalian miliki
sekarang ini masih sangat kurang.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa
berfirman:
‫َو َال َتَ ِ ُنوا َو َال َ َْت َ نزُوا َو َأنْ ُ ُمت ْ َال ْعلَ ْو َن ا ْن ُك ْن ُ ْمت ُم ْؤ ِم ِن َي‬
ِ
(Artinya: “Dan janganlah berkecil hati
juga jangan bersedih. Padahal kalian
adalah orang-orang yang mulia
seandainya sungguh-sungguh
beriman.”) (Ali Imran: 139)
Ya, selama masih ada iman di dalam
dada segalanya akan menjadi mudah
bagi kalian. Bukankah dengan
pernikahan ini kalian bisa saling tolong-
menolong di dalam kebajikan dan
taqwa. Bukankah dengan pernikahan ini
kalian bisa saling menutupi kelemahan
dan kekurangan masing-masing.
Bersungguh-sungguhlah untuk itu,
untuk meraih segala kebaikan yang
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa
sediakan melalui pernikahan ini. Jangan
lupa untuk senantiasa memohon
pertolongan kepada ALLAH. kemudian
jangan merasa tak mampu atau pesimis.
Jangan, jangan kalian awali kehidupan
rumah tangga ini dengan perasaan
lemah !
‫ واس تعن ابهلل وال تعجز‬.‫احرص عىل ما ينفعك‬
(Bersungguh-sungguhlah kepada yang
bermanfa’at bagimu, mohonlah
pertolongan kepada ALLAH, dan
jangan merasa lemah!) (HR: Ibnu
Majah)
Terakhir, ingatlah bahwa nikah
merupakan Sunnah Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam-, sebagaimana
sabdanya:
‫الناكح من سنيت مفن رغب عن سنيت فليس مين‬
(Nikah itu merupakan bagian dari
Sunnahku. Maka barang siapa
berpaling dari Sunnahku, ia bukanlah
bagian dari umatku.)
Maka janganlah justru melalui
pernikahan ini atau setelah aqad ini
kalian justru meninggalkan Sunnah
untuk kemudian bergelimang di dalam
berbagai bid’ah dan kema’shiyatan.
Kepada besanku…
Terimalah masing-masing mereka
sebagai tambahan anak bagi kita.
Ma’lumilah kekurangan-
kekurangannya, karena mereka
memang masih muda. Bimbinglah
mereka, karena inilah saatnya mereka
memasuki kehidupan yang
sesungguhnya.
Wajar, sebagaimana seorang anak bayi
yang sedang belajar berdiri dan
berjalan, tentu pernah mengalami jatuh
untuk kemudian bangkit dan mencoba
kembali. Maka bantulah mereka sampai
benar-benar kokoh untuk berdiri dan
berjalan sendiri.
Bantu dan bimbing mereka, tetapi
jangan mengatur. Biarkan.., Karena
sepenuhnya diri mereka dan keturunan
yang kelak lahir dari perkawinan
mereka adalah tanggung-jawab mereka
sendiri di hadapan ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa. Hargailah
harapan dan cita-cita yang mereka
bangun di atas ilmu yang telah sampai
pada mereka.
Keterlibatan kita yang terlalu jauh dan
tidak pada tempatnya di dalam
persoalan rumah tangga mereka
bukannya akan membantu. Bahkan
sebaliknya, membuat mereka tak akan
pernah kokoh. Sementara mereka
dituntut untuk menjadi sebenar-benar
bapak dan sebenar-benar ibu di
hadapan…dan bagi anak-anak mereka
sendiri.
Ketahuilah, bahwa bukan mereka saja
yang sedang memasuki kehidupannya
yang baru, sebagai suami isteri. Kita
pun, para orang tua, sedang memasuki
kehidupan kita yang baru, yakni
kehidupan calon seorang kakek atau
nenek – insya ‫هللا‬. Maka hendaknya
umur dan pengalaman ini membuat
kita,…para orangtua, menjadi lebih arif
dan sabar, bukannya semakin pandir
dan dikuasai perasaan. Pengalaman
hidup kita memang bisa jadi pelajaran,
tetapi belum tentu harus jadi acuan bagi
mereka.
Jika kelak -dari pernikahan ini- lahir
cucu-cucu bagi kita. Sayangilah mereka
tanpa harus melecehkan dan
menjatuhkan wibawa orangtuanya.
Berapa banyak cerita di mana kakek
atau nenek merebut superioritas ayah
dan ibu. Sehingga anak-anak lebih ta’at
kepada kakek atau neneknya ketimbang
kepada kedua orangtuanya. Sungguh,
akankah kelak cucu-cucu kita menjadi
anak-anak yang ta’at kepada
orangtuanya atau tidak, sedikit banyak
dipengaruhi oleh cara kita memanjakan
mereka.
Kepada semua, baik yang pernah
mengalami peristiwa semacam ini,
maupun yang sedang menanti-nanti
gilirannya, marilah kita do’akan mereka
dengan do’a yang telah diajarkan oleh
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
‫ابرك هللا كل وابرك عليك ومجع بينكام يف خري‬
‫فأعتربوا اي أويل البصار‬
‫س بحانك اللهم وحبمدك أشهد ان الاهل االأنت أس تغفرك‬
‫وأتوب اليك‬

‫‪Abu Khaulah Zainal Abidin‬‬

Anda mungkin juga menyukai