Anda di halaman 1dari 4

NAMA : CICI FARADILA

NIM : E2101006
FAKULTAS : PERTANIAN

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Kaum Muslimin dan Muslimah yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa


Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam suatu perjalanan Isra dan Mi’raj ia
telah diperlihatkan kepada beliau api neraka. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
mengatakan:

‫النِّ َسا ُء‬ ‫أَ ْهلِهَا‬ ‫أَ ْكثَ ُر‬ ‫فَإِ َذا‬ ‫ار‬ ُ ‫أُ ِري‬


َ َّ‫الن‬ ‫ْت‬
“Telah diperlihatkan kepadaku neraka dan aku lihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.”

Para Shahabiyah atau para wanita yang mendengar sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam


ini bertanya kepada Nabi, “mengapa demikian, Ya Rasulullah?”

‫باِهللِ؟‬ ‫أَيَ ْكفُرْ َن‬


“Apakah mereka wanita-wanita itu masuk neraka karena kafir (kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala)?”

Nabi mengatakan,”Tidak!

‫ ْال َع ِش ْي َر‬ ‫يَ ْكفُرْ َن‬


“Akan tetapi mereka kufur (durhaka/melawan) kepada suami mereka.”

َ‫َويَ ْكفُرْ نَاإْل ِ حْ َسان‬

“dan mereka mengkufuri (mengingkari) kebaikan-kebaikan (jasa-jasa) suami


mereka.” (HR. al-Bukhari no. 29)

Sehingga apabila para suami berbuat baik kepada mereka, lalu mereka melihat sesuatu yang
tidak berkenan pada diri kamu (para suami), maka mereka akan mengatakan, “Aku tidak
melihat kebaikan pada dirimu sama sekali.”
Di dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan salah satu
penyebab kaum wanita banyak menghuni neraka yaitu mereka suka kufur, mereka suka
berbuat durhaka kepada suami-suami mereka. Maka dari itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam telah menjelaskan betapa besar hak suami yang mesti ditunaikan oleh seorang istri.
Dalam sebuah hadits Nabi mengatakan:

‫ت ْال َمرْ أَةَ أَ ْن تَ ْس ُج َد لِ َز ْو ِجهَا‬


ُ ْ‫ت آ ِمرًا أَ َحدًا أَ ْن يَ ْس ُج َد ِألَ َح ٍد َألَ َمر‬
ُ ‫لَ ْو ُك ْن‬
“Kalaulah aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain maka niscaya aku
akan perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suami.” [Hadits hasan shahih:
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1159), Ibnu Hibban (no. 1291 – al-Mawaarid) dan al-
Baihaqi (VII/291), dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. Hadits ini diriwayatkan juga dari
beberapa Shahabat. Lihat Irwaa-ul Ghaliil (no. 1998)]

Tentunya tidak boleh seorang manusia sujud kepada manusia yang lain. Ini menunjukkan
betapa besar hak seorang suami atas istri, hak suami yang mesti ditunaikan oleh seorang istri.
Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam senantiasa berpesan kepada kaum wanita agar tidak
mengabaikan dan tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban mereka terhadap suami-suami
mereka. Dalam satu hadits ada seorang wanita yang datang menemui Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam untuk suatu keperluan. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memenuhi keperluannya tersebut. Setelah itu Nabi bertanya kepadanya, “Bagaimana
kedudukanmu di sisi suamimu?” yaitu bagaimana muamalah-mu terhadap suamimu? Maka ia
menjawab, “Aku senantiasa melayani suamiku semampu yang aku dapat lakukan.” Maka
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan kepadanya:

ِ ‫ك َونَار‬
‫ُك‬ ِ ‫ا ْنظُ ِري أَي َْن أَ ْن‬
ِ ُ‫ فَإِنَّهُ َجنَّت‬، ُ‫ت ِم ْنه‬
“Perhatikan kedudukanmu di sisi suamimu, karena suamimu itu merupakan surga bagimu
ataupun neraka bagimu.” [HR. An-Nasaai dalam As-Sunan Al-Kubro dari Hushain bin
Mihshon Radhiyallaahu ’anhu, Shahihut Targhib: 1933]

Maksudnya yaitu bahwa suamimu bisa menjadi penyebab engkau masuk ke dalam surga dan
bisa menjadi penyebab engkau masuk ke dalam neraka. Maka dari itu Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam senantiasa berpesan kepada kita semua khususnya kepada kaum wanita
agar melaksanakan hak-hak terutama hak suami. Karena ketika mereka telah berumah-tangga
maka tanggung jawab itu telah berpindah dari ibu bapak mereka kepada suami mereka.

Suami adalah orang yang paling bertanggung jawab atas diri seorang istri. Maka Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan kepada kaum wanita bahwa itulah penyebab
mereka banyak masuk ke dalam neraka. Yaitu karena mereka kufur kepada suami-suami
mereka. Di dalam hadits yang lain hadits yang shahih juga dari Abu Sa’id Al Khudry
Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
‫ُ أَقَ َل َسا ِك َن ْال َجنَةُ النِّ َساء‬
“Penghuni surga yang paling sedikit adalah wanita.”

Maka dari itu, hendaknya para wanita kaum wanita benar-benar memperhatikan hal ini. Di
dalam sebuah hadits yang lain, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang
pentingnya menaati suami ini.

ْ ‫ َوأَطَˆا َع‬،‫ت فَرْ َجهَˆا‬


‫ت َز ْو َجهَˆا؛‬ ْ َ‫ َو َحفِظ‬،‫ت َشˆ ْه َرهَا‬ َ ‫ َو‬،‫ت ْال َمرْ أَةُ َخ ْم َسهَا‬
ْ ‫صا َم‬ ْ َّ‫صل‬
َ ‫“إِ َذا‬

ِ ‫ب ْال َجنَّ ِة ِش ْئ‬


‫ت‬ ِ ‫ي أَب َْوا‬
ِّ َ‫قِي َل لَهَا ا ْد ُخلِي ْال َجنَّةَ ِم ْن أ‬
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam
surga dari pintu manapun yang kau mau”. [HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf
Radhiyallahu ’Anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany]

Kita lihat wanita-wanita, diantara mereka tentunya sudah rajin mengerjakan shalat lima
waktu, mereka mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka juga menjaga kesucian
dirinya. Mereka bukanlah wanita-wanita jalang yang mengumbar aurat. Mereka adalah
wanita-wanita yang taat, shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan. Akan tetapi sayang, satu
saja, kebanyakan wanita tidak dapat menahan dirinya yaitu bersikap baik kepada suami-
suami mereka, menaati suami.

Ini adalah perkara yang paling berat bagi seorang istri. Perkara yang paling berat bagi
seorang istri yaitu menaati suami, tentunya di dalam perkara-perkara yang ma’ruf. Karena
ketaatan kepada suami ini hanya dalam perkara-perkara yang ma’ruf. Kalaulah suami kita
memerintahkan kita kepada perkara yang ma’ruf, maka janganlah kita merasa enggan atau
ingkar ataupun tidak menaati apa yang telah disuruhnya atau diperintahkannya.

Menaati suami itu adalah satu peluang bagi kita untuk masuk ke dalam surga Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Maka tidaklah begitu berat sebenarnya menaati suami ini, apalagi
suami itu adalah orang yang kita cintai, orang yang dekat dengan kita, orang yang
menyayangi kita. Maka sudah selayaknya bagi kaum wanita ataupun para istri untuk benar-
benar meluapkan segala rasa kasih sayang kepada suami dengan cara menaatinya, dengan
cara mengurus dan ber-khidmat untuknya di dalam hal kebaikan dan ma’ruf.

Sungguh ini adalah satu peluang bagi kita untuk masuk surga. Yaitu kita mengerjakan shalat
lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian kita menjaga kesucian diri kita, lalu
kita menaati suami kita. Maka itu adalah satu peluang bagi kita untuk masuk ke dalam surga
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tapi ingat, apabila kita gagal di dalam bab ini maka nerakalah yang telah menanti kita.
Ingatlah bahwasanya suami kita itu ibarat surga kita ataupun neraka bagi kita. Bisa menjadi
penyebab kita masuk ke dalam surga Allah dan bisa juga menjadi penyebab kita tersungkur
masuk ke dalam neraka. Wal ‘iyadzubillah!

Maka dari itu saya berpesan kepada kaum Muslimat, kepada para wanita khususnya kepada
para istri agar dapat menjaga muamalahnya, perilakunya kepada suami-suami mereka.
Ingatlah bahwasanya suami kita itu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas diri
kita. Orang yang telah banyak berjasa mendirikan segala kebaikan, yang memenuhi segala
kebutuhan kita menjaga dan melindungi kita. Maka hendaklah kita benar-benar bersungguh-
sungguh untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban kita di dalam menaati para suami kita
yang menaati suami kita.

Demikianlah para pemirsa yang berbahagia, khususnya pada kaum wanita. Hendaknya pesan
yang singkat ini dapat bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian dan mudah-mudahan Allah
Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk melaksanakan kewajiban ini yaitu menaati
suami dalam perkara-perkara yang ma’ruf. Mudah-mudahan suami kita itu menjadi sebab
bagi kita untuk masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan malah menjadi
penyebab kita tersungkur ke dalam api neraka

Wa billahi taufik wal hidayah

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Anda mungkin juga menyukai