Anda di halaman 1dari 2

Hukum Makmum yang Kuat Mengikuti Imam …

Home / Belajar Islam / Muslimah

Muslimah

6 Sifat Wanita yang Wajib


Diwaspadai
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

• February 26, 2019 0 51,936 5 minutes read

Inilah enam sifat wanita muslimah yang mesti


dijauhi.

Dalam Ihya’ Ulum Ad-Diin, Imam Al-Ghazali


rahimahullah menyebutkan:

‫ ٌة‬# ‫ست‬ِ ‫اء‬ ِ ‫س‬


َ + ‫َ تَن ْ ِك ُحوا ِم َن الن‬7) ‫ب‬ ِ ‫ض ال َع َر‬ُ ‫ال بَ ْع‬ َ ‫َق‬
‫دا َق َة‬# ‫َ تَن ْ ِك ُح ْوا َح‬7‫انَ َة َو‬#‫َ َحن‬7‫انَ َة َو‬#‫َ َمن‬7‫انَ َة َو‬#‫َ أَن‬7
(‫دا َق َة‬# ‫ش‬
َ َ7‫را َق َة َو‬# َ‫َ ب‬7‫َو‬

Sebagian orang Arab


berkata, janganlah menikahi
enam wanita: annaanah,
mannaanah, hannanah,
haddaqah, barroqoh, dan
syaddaqah.

Adapun annanah, dia adalah wanita yang banyak


mengeluh dan mengaduh, dia seperti membalut
kepalanya dengan perban setiap waktu. Jika
wanita ini dinikahi sama saja menikahi orang sakit
atau orang yang pura-pura sakit, tidak ada
kebaikan bagi suami.

Adapun mannanah, dia adalah wanita yang terus


mengungkit kebaikan-kebaikannya pada
suaminya, ia berkata, “Aku sudah melakukan ini
dan itu karenamu.”

Adapun hannanah, dia adalah wanita yang


merindukan suami yang lain atau anak dari suami
yang lain.

Adapun haddaqah,dia adalah wanita yang


memandang tajam segala sesuatu dengan biji
matanya, ia tertarik sehingga membebani
suaminya dalam belanja. [Pendek kata, ia boros
dan konsumtif. Jika wanita-wanita tipe
sebelumnya menguras emosi suami, wanita tipe
ini menguras kantong suami].

Adapun barroqoh, ada dua makna dalam hal ini.

Pertama, ia adalah tipe wanita yang sepanjang


hari mengilapkan wajahnya, berhias diri, supaya
wajahnya berkilau, bersinar, dan itu dibuat-buat.

Kedua, ia adalah tipe wanita yang sering marah


pada makanan, ia tidaklah makan kecuali
sendirian, kalau makan pun hanyalah sedikit. Ini
adalah kosakata Yamaniyah. Mereka menyebut
istilah ini untuk anak kecil yang marah ketika
makan.

Adapun syaddaqah (secara bahasa artinya: lebar


sudut mulutnya), ia adalah tipe wanita yang
banyak bicara, dalam hadits disebutkan, “Allah
membenci orang tsartsarin (banyak cakap)
mutasyaddaqin (banyak bicara).”

Demikian penjelasan dari Imam Al-


Ghazali rahimahullah mengenai enam tipe wanita
di atas.

Jangan Jadi Istri yang Banyak


Mengeluh
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku
pernah menghadiri shalat ied bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memulai
dengan shalat kemudian khutbah tanpa azan dan
tanpa iqamah. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam berdiri bersandar pada Bilal, beliau
memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan
mendorong untuk taat kepada-Nya. Beliau
memberikan wejangan dan mengingatkan
manusia saat itu. Kemudian beliau lewat dan
mendatangi jamaah wanita lantas beliau
menyampaikan wejangan dan mengingatkan
mereka. Beliau berkata,

ِ َ‫ن أ َ ْكث َ ُر َحط‬# ‫ ُك‬#‫د ْق َن فَ ِإن‬# ‫ص‬


‫ب‬ ِ ‫س‬
َ َ‫اء ت‬ َ ‫َيا َم ْع‬
َ + ‫ش َر الن‬
‫ َم‬# ‫َج َهن‬

“Wahai para wanita, bersedekahlah karena kalian


itu yang paling banyak menjadi bahan bakar
neraka Jahannam.”

Kemudian ada seorang wanita terbaik yang


nampak tidak berhias diri di antara mereka berdiri
lalu berkata, “Kenapa wanita yang paling banyak
masuk neraka, wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab,

ِ ‫الشكاَةَ َوتَ ْكفُر َن ال َع‬


‫ش ْي َر‬ # ‫ن تُ ْك ِث ْر َن‬# ‫ ُك‬#‫َن‬Uِ
ْ
“Karena kalian banyak mengaduh dan tidak
mensyukuri pemberian suami kalian.”

Jabir berkata, “Lantas para wanita bersedekah


dengan perhiasan mereka. Mereka melemparkan
perhiasan mereka pada kain Bilal, ada di situ
anting dan cincin mereka.” (HR. Bukhari, no. 978
dan Muslim, no. 885. Imam Bukhari menyebutkan
dalam Bab “Nasihat imam pada wanita pada hari
ied”).

Ada Istri yang Menjadi Penyebab


Suaminya Jauh dari Agama Allah
Dalam ayat diingatkan,

‫ ِد ُك ْم‬7َ ‫ج ُك ْم َوأ َ ْو‬


ِ ‫ن ِم ْن أَزْ َوا‬# ِ‫ل ِذي َن آ َمنُوا إ‬# ‫َيا أ َ [ي َها ا‬
ْ َ‫َع ُد ًوّا َل ُك ْم ف‬
‫احذَ ُرو ُه ْم‬

“Hai orang-orang mu’min, sesungguhnya di


antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang
menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka.” (QS. At-Taghabun: 14).

Mujahid berkata dengan ayat di atas, “Wanita


(istri) dapat mengantarkan suami untuk memutus
hubungan kerabat, berbuat maksiat pada Allah.
Karena begitu cintanya sampai suami tetap
menurutinya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:292).

Mengungkit-Ungkit Pemberian
Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ص َد َق‬
‫ن‬+ َ a‫ات ُكم ِب ْا‬ ِ ْ‫ تُب‬7َ ‫ل ِذي َن آ َمنُوا‬# ‫يَا أَي[ َها ا‬
َ ‫ط ُلوا‬
‫َذَ ٰى‬U‫ا‬
ْ ‫َو‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima).”(QS. Al-Baqarah: 264)

Ayat ini menunjukkan faedah, terlarang


menghilangkan pahala sedekah dengan
mengungkit-ungkitnya atau menyakiti hati
penerima, baik dengan ucapan maupun
perbuatan. Mengungkit-ungkit pemberian dan
menyakiti hati penerima dapat merusak amalan
sedekah seperti orang yang bersedekah karena
riya’ yaitu amalnya ingin dipertontonkan kepada
manusia demi mendapat pujian. Hal ini
menunjukkan bahwa amalan harus ikhlas semata-
mata karena Allah.

Tidak Membuat Suami Marah


Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ت‬ْ ‫ َقا َل‬#7ِ‫َ تُؤ ِْذى ا ْم َرأَةٌ زَ ْو َج َها ِفى ال [دنْيَا إ‬7
‫ل ُه‬# ‫يه َقاتَ َل ِك ال‬ ِ ‫َ تُؤ ِْذ‬7 ِm‫زَ ْو َجت ُ ُه ِم َن ا ْل ُحو ِر ا ْل ِع‬
‫وش ُك أ َ ْن ُيفَا ِر َق ِك إِ َل ْينَا‬
ِ ‫يل ُي‬ٌ ‫خ‬ ِ ‫ َما ُه َو ِعن ْ َد ِك َد‬#‫فَ ِإن‬

“Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia,


maka calon istrinya di akhirat dari kalangan
bidadari akan berkata: ‘Janganlah engkau
menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu
sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu.
Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali
kepada kami.’” (HR. Tirmidzi, no. 1174 dan Ibnu
Majah, no. 2014. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Jadi Istri yang Qanaah, Merasa


Cukup dengan Pemberian Suami
Secara bahasa qana’ah artinya ridha. Qana’ah
artinya ridha dengan pemberian Allah. Ada kata
qunu’ artinya ridha dengan pemberian yang
sedikit.

Imam Suyuthi berkata bahwa qana’ah adalah ridha


dengan apa yang di bawah kifayah (kecukupan).

Artinya qana’ah itu ketika mendapat sedikit pun


disyukuri, sebagaimana disebutkan dalam hadits
berikut.

Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma,


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ َ ِ‫ش ُك ِر ا ْل َقل‬
َ ‫ش ُك ِر ا ْل َكث‬
‫ير‬ ْ َ‫يل َل ْم ي‬ ْ َ‫َم ْن َل ْم ي‬

“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit,


maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu
yang banyak.” (HR. Ahmad, 4:278. Syaikh Al-
Albani mengatakan bahwa hadits ini
hasan sebagaimana dalam Silsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah, no. 667).

Manfaat qanaah adalah sebagaimana disebutkan


dalam hadits-hadits berikut ini.

Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary


radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda,

‫س ْر ِب ِه ُم َعافًى ِفى‬ِ ‫آمنًا ِفى‬ ِ ‫صبَحَ ِمن ْ ُك ْم‬ ْ َ ‫َم ْن أ‬


ِ ‫ َما‬#‫وت َي ْو ِم ِه فَ َكأَن‬
‫حيز َْت َل ُه ال [دنْ َيا‬ ُ ‫س ِد ِه ِعن ْ َد ُه ُق‬َ ‫َج‬
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa
aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan
masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan
memiliki makanan pokok pada hari itu di
rumahnya, maka seakan-akan dunia telah
terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346;
Ibnu Majah, no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa
hadits ini hasan gharib).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َ تَنْظُ ُروا إِ َلى‬7‫سفَ َل ِمن ْ ُك ْم َو‬ ْ َ ‫انْظُ ُروا إِ َلى َم ْن أ‬


‫َ تَزْ َد ُروا ِن ْع َم َة‬7 ‫َم ْن ُه َو فَ ْو َق ُك ْم فَ ُه َو أ َ ْج َد ُر أ َ ْن‬
‫ل ِه َع َل ْي ُك ْم‬# ‫ال‬

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu


(dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah
engkau pandang orang yang berada di atasmu
(dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu
akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah
padamu.” (HR. Muslim, no. 2963).

Jangan Banyak Bicara


Mu’adz bin Jabal berkata kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,

َ ‫ل ُم ِب ِه ؟ فَ َق‬# ‫خذُ ْو َن ِب َما نَت َ َك‬


‫ال‬ َ ‫ُؤَا‬aَ ‫ا‬#‫ِ َو إِن‬z‫َيا نَ ِبيَ ا‬
‫اس ِفي‬ ُ # ‫ب الن‬ [ ‫ َو َه ْل َي ُك‬،‫اذ‬ ٍ ‫ ثَ ِك َلت ْ َك أ ُ [م َك َيا ُم َع‬:
‫ أ َ ْو َع َلى‬،‫ا ِر َع َلى ُو ْجُ ِه ِه ْم‬#‫الن‬
‫سن َ ِت ِه ْم‬ِ ‫ائ ُد أ َ ْل‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ َح‬#7ِ‫ إ‬،‫اخ ِر ِه ْم‬ ِ َ ‫َمن‬

“Wahai Nabi Allah, apakah kami dituntut (disiksa)


karena apa yang kami katakan?” Maka beliau
bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang
menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau
ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di
dalam neraka, selain ucapan lisan mereka?” (HR.
Tirmidzi, no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini
hasan shahih).

Istri yang Baik itu Tampil Cantik


untuk Suami
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

‫ل َم أ َ [ي‬# ‫س‬ َ ‫ل ُه َع َل ْي ِه َو‬# ‫لى ال‬# ‫ص‬َ ‫ل ِه‬# ‫ول ال‬ ِ ‫س‬ ُ ‫يل لِ َر‬َ ‫ِق‬
ِ ُ‫سرهُ إِذَا نَظَر َوت‬ ِ ‫س‬
‫طي ُع ُه‬ َ [ ُ َ‫ل ِتي ت‬# ‫ال ا‬
َ ‫خيْ ٌر َق‬َ ‫اء‬ َ + ‫الن‬
ُ‫س َها َو َمالِ َها ِب َما يَ ْك َره‬ ِ ْ‫خالِفُ ُه ِفي نَف‬َ ُ‫ ت‬7َ ‫إِذَا أ َ َم َر َو‬

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling
baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling
menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati
suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami
pada diri dan hartanya sehingga membuat suami
benci” (HR. An-Nasai, no. 3231 dan Ahmad,
2:251. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan shahih).

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

‫صبَ ْح َن‬ ْ َ ‫ل ْي ِل فَ ِإذَا أ‬# ‫ ِبال‬ƒ َ ْ‫ض‬ َ َ ‫خت‬


ْ ‫سا ُؤنَا َي‬ َ ‫ا ِن‬#‫ُكن‬
‫ َب ْع َد‬ƒ َ ْ‫ض‬ َ َ ‫خت‬ْ ‫م َي‬# ُ‫ ث‬mَ ْ ‫ل‬# ‫ص‬ َ ‫ضأ ْ َن َو‬ # ‫فَت َ ْحن َ ُه فَت َ َو‬
‫ضأ ْ َن‬ # ‫ فَ ِإذَا َكا َن ِعن ْ َد الظ[ ْه ِر فَت َ ْحن َ ُه فَت َ َو‬، ‫الص‡ َِة‬ #
‫الص‡ َِة‬ # ‫َ يَ ْمنَعُ ِم َن‬7‫ضابًا َو‬ َ ‫خ‬ ِ ‫ن‬# ‫س‬ َ ‫ فَأ َ ْح‬m َ ْ ‫ل‬# ‫ص‬َ ‫َو‬
“Istri-istri kami punya kebiasaan memakai
pewarna kuku di malam hari. Jika tiba waktu
Shubuh, pewarna tersebut dihilangkan, lalu
mereka berwudhu dan melaksanakan shalat.
Setelah shalat Shubuh, mereka memakai pewarna
lagi. Ketika tiba waktu Zhuhur, mereka
menghilangkan pewarna tersebut, lalu mereka
berwudhu dan melaksanakan shalat. Mereka
mewarnai kuku dengan bagus, namun tidak
menghalangi mereka untuk shalat.” (HR. Ad-
Darimi, no. 1093. Syaikh Abu Malik menyatakan
bahwa sanad hadits ini shahih dalam Shahih Fiqh
As-Sunnah li An-Nisa’, hlm. 419).

Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Download

#calon istri

#dandan di rumah untuk suami

#dandan untuk suami

#kewajiban istri #pakaian wanita

#perhiasan wanita

#sifat jelek wanita

#wanita muslimah

Kumpulan Amalan Ringan #07:


Memperbanyak Sujud dengan
Memperbanyak Shalat Sunnah

Syarhus Sunnah: Beriman kepada Malaikat


#05

Artikel yang Terkait

Wanita Berhaji Tanpa Safar Wanita Tanpa


Suami atau Mahram dan Mahram Dibolehkan
Hukum Khalwat dengan Ketentuan dan
(Berdua-Duaan) dengan Syarat, Benarkah?
Lawan Jenis June 1, 2023
June 8, 2023

Apakah Bawah Dagu Khutbah Jumat: Ajaklah


Wanita Harus Ditutup Keluarga untuk Menjaga
Saat Shalat Karena Shalat, Menutup Aurat,
Termasuk Aurat? dan Memakai Jilbab
August 9, 2022 July 29, 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields


are marked *

Name *

Email *

Website

Post Comment

3.6M 0
Fans Followers

321k 929k
Subscribers Followers

Find us on Facebook

Rumaysho.com
3,663,192 followers

Follow Page Share

Follow Us

Populer Terbaru Komentar

Bacaan Dzikir Pagi


March 31, 2015

Bacaan Dzikir Petang


March 31, 2015

Malam Nisfu Syaban dan


Amalan Nisfu Syaban
May 29, 2015

Apakah Onani Membatalkan


Puasa?
July 18, 2012

Arti Laa Hawla wa Laa


Quwwata Illa Billah
November 17, 2016

Paling Banyak Dilihat

March 31, 2015

Bacaan Dzikir Pagi

March 31, 2015

Bacaan Dzikir Petang

May 29, 2015

Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban

July 18, 2012

Apakah Onani Membatalkan Puasa?

Remaja Islam Mau Mengenal Islam

Quote Tentang Rendah Hati #1

Cara Berwudhu Saat Luka

Dimana Hinanya Dunia?

Cara Mandi Junub yang Afdol

Ruqoyyah

6 Hukuman bagi yang Hubungan Intim di Siang Hari


Ramadhan

Sejarah Ringkas Nabi Muhammad dari Lahir Hingga


Meninggal Dunia

Anak Saleh Belajar Qurban

Mengajarkan Anak Takbir Awal Dzulhijjah

Pesantren Darush Sholihin

Santri Darush Sholihin Mewakili SMP


Muhammadiyyah Panggang Dalam Lomba MTQ
Tingkat Kapanewon Panggang

Pemeriksaan Kesehatan Rutin Santri, Pegawai dan


Pengajar Pondok Pesantren Darush Sholihin

DS Muda

10 Alasan Memilih Tinggal di Desa

Menu Buka Puasa di Desa

© Copyright 2023, All Rights Reserved | Made with

By Abu Suhail

About Me

Anda mungkin juga menyukai