DAFTAR ISI
7 AKHLAK UTAMA
Halaman | 1
12. LARANGAN MENGADU DOMBA
13. KEUTAMAAN MENYAYANGI MAHLUK HIDUP YANG ADA DI BUMI
Halaman | 2
1. MENGENAL ALLAH SWT & RASULNYA
A. AKHLAK BERTERIMAKASIH
1. Q.S. Ibrahim ayat 7
َ َعذَا ِب ْي ل
ٌش ِد ْيد َ َواِ ْذ تَاَذﱠنَ َربﱡ ُك ْم لَى ْن
َ ش َك ْرت ُ ْم َﻻَ ِز ْيدَنﱠ ُك ْم َولَى ْن َكفَ ْرت ُ ْم ا ﱠِن
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku
sangat berat.”
3. Dari Asy-‘ats bin Qais radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
أشكرهم للناس
ُ عز وجل أشكر الناس
َ إن
“Sesungguhnya orang yang paling bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla adalah orang yang paling
pandai berterimakasih kepada manusia di antara mereka.” (HR. Ahmad, Ibnu Syaibah, dan selain
keduanya. Dinilai shahih oleh Al-Albani).
B. AKHLAK MALU
1. Hadist Rasa Malu yang terpuji & rasa Malu yang tercela
Halaman | 3
“Hendaklah kalian malu kepada Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu. Barang-siapa yang malu
kepada Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu, maka hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang
ada padanya, hendaklah ia menjaga perut dan apa yang dikandungnya, dan hendaklah ia selalu ingat
kematian dan busuknya jasad. Barangsiapa yang menginginkan kehidupan akhirat hendaklah ia
meninggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang mengerjakan yang demikian, maka sungguh ia telah
malu kepada Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu.” Hasan: HR.at-Tirmidzi (no. 2458), Ahmad
(I/ 387), al-Hâkim (IV/323), dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 4033). Lihat Shahîh al-Jâmi’ish
Shaghîr (no. 935).
Halaman | 4
Atsar shahîh: Diriwayatkan oleh al-Bukhâri secara mu’allaq dalam Shahîh-nya kitab al-‘Ilmu bab al-Hayâ’ fil
‘Ilmi dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam al-Jâmi’ bayânil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/534-535, no. 879)
Referensi: https://almanhaj.or.id/12190-malu-adalah-akhlak-islam-2.html#_ftn8
D. AKHLAK JUJUR
َ ﱠ ﱢ َْ َ ُ ﱢ ْ َ َ ﱠ َ ُ ُ
ف ِإن، َو ِ ﱠ ا ْم َوال ِذ َب، ﷲ ِصد ْ قا ِ ت َب ِعند الر ُج ُل َ ْصدق َو َ ت َح ﱠرى الصدق ح ﱠ
ﱠ
ُ َو َما َي َز، النار ُ ﱠ ُ
الر ُج ُل َ ِذ ُب
ال ﱠ َو ِ ن الف ُج ْو َر َي ْه ِد ْي ِإ، ال ِذ َب َي ْه ِد ْي ِإ الف ُج ْور
ﱠ َْ َ َ ُ َ َ ﱠ َ
ﷲ ك ذا اِ تب ِعند َو َ ت َح ﱠرى ال ِذب ح
Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan
kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih
jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta,
karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka.
Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai
pendusta (pembohong).’” TAKHRIJ HADITS Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (I/384); al-Bukhâri (no.
6094) dan dalam kitab al-Adabul Mufrad (no. 386); Muslim (no. 2607 (105)); Abu Dawud (no. 4989); At-
Tirmidzi (no. 1971); Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (VIII/424-425, no. 25991); Ibnu Hibban (no. 272-
273-at-Ta’lîqâtul Hisân); Al-Baihaqi (X/196); Al-Baghawi (no. 3574); At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan
shahih.”
Referensi: https://almanhaj.or.id/12601-berkata-benar-jujur-dan-jangan-dusta-bohong-2.html
Halaman | 5
“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih
menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.”[2] Jujur adalah suatu kebaikan
sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan
ketenangan, sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam jiwa. https://rumaysho.com/1263-
berlakulah-jujur.html
E. AKHLAK ADIL
ِ ب ْال ُم ْقس
َِطيْن ُ َواَ ْق ِس
ط ْوا ۗا ﱠِن ﱣ َ يُ ِح ﱡ
Dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
[Q.S. Al-Hujurat ayat 9]
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar.
Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
[Q.S. Al-Isra ayat 35]
ِ ع ِن ْالفَ ْحش َۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْﻐي ِ ان َواِ ْيت َ ۤا
َ ئ ذِى ْالقُ ْر ٰبى َويَ ْن ٰهى ِ س ِ ْ ا ﱠِن ﱣ َ يَأ ْ ُﻣ ُر بِ ْالعَ ْد ِل َو
َ اﻻ ْح
٩٠ – َظ ُك ْم لَعَلﱠ ُك ْم تَذَ ﱠك ُر ْون ُ يَ ِع
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada
kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
[Q.S. An-Nahl ayat 90]
Halaman | 6
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila
kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh,
Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
[Q.S. An-Nisa ayat 58]
شد ٗﱠه َۚوا َ ْوفُوا ْال َك ْي َل َو ْال ِم ْيزَ انَ ِب ْال ِق ْس ِۚط
ُ َ س ُن َحتﱣى َي ْبلُ َغ ا
َ ي ا َ ْح َ َو َﻻ ت َ ْق َربُ ْوا َﻣا َل ْال َي ِتي ِْم ا ﱠِﻻ ِبالﱠ ِت ْي ِه
سا ا ﱠِﻻ ُو ْس َع َه ۚا َواِذَا قُ ْلت ُ ْم فَا ْع ِدلُ ْوا َولَ ْو َكانَ ذَا قُ ْر ٰب ۚى َو ِب َع ْه ِد ﱣ ِ اَ ْوفُ ْو ۗا ٰذ ِل ُك ْم
ً ف نَ ْف ُ َّﻻ نُ َك ِل
صى ُك ْم ِب ٖه لَ َعلﱠ ُك ْم تَذَ ﱠك ُر ْو ۙنَ َو ﱣ
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia
mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani
seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun
dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.”
[Q.S. Al-An’am ayat 152]
صيْنَ َلهُ ال ِدّيْنَ ەۗ َك َما ُ ْقُ ْل ا َ َﻣ َر َر ِبّ ْي ِب ْال ِق ْس ِۗط َواَقِ ْي ُم ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم ِع ْندَ ُك ِّل َﻣ ْس ِج ٍد ﱠواد
ِ ع ْوهُ ُﻣ ْخ ِل
٢ – ََبدَا َ ُك ْم تَعُ ْود ُْو ۗن
Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat,
dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan
dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.
[Q.S. Al-Araf ayat 29]
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah
kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
Halaman | 7
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah
kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
«الر ُج ُل َو ﱠ،ع ْن ُه ْم َ اس َراعٍ َوه َُو َﻣ ْسئُو ٌل ِ علَى النﱠ َ ير الﱠذِي َ ُكلﱡ ُك ْم َراعٍ فَ َم ْسئُو ٌل
ُ فَاﻷ َ ِﻣ،ع ْن َر ِع ﱠي ِت ِه
ي َﻣ ْسئُولَﺔٌ َع ْن ُه ْم َ ت َب ْع ِل َها َو َولَ ِد ِه َو ِه ِ َوال َم ْرأَة ُ َرا ِع َيﺔٌ َعلَى َب ْي،ع ْن ُه ْم
َ علَى أَ ْه ِل َب ْيتِ ِه َوه َُو َﻣ ْسئُو ٌل
َ ٍراع،
َ
ع ْن َر ِع ﱠيتِ ِه ُ ُ ﱡ ُ
َ أﻻ َفكلك ْم َراعٍ َوكلك ْم َﻣ ْسئو ٌل،ُعنهُ ﱡ ُ َ َ ْ ُ
َ س ِّي ِد ِه َوه َُو َﻣ ْسئو ٌل َ على َﻣا ِل َ َ ٍَوالعَ ْبدُ َراع
"Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang
dipimpinnya. Renguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan dia akan diminta pertanggungjawaban
tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta
pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya,
dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap
harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah,
masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban
tentang kepemimpinannya."
(HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829 dari Abdullah bin Umar)
Halaman | 8
G. KEUTAMAAN MENGENDALIKAN EGO DAN MENGUTAMAKAN TAUHID DALAM SETIAP SITUASI
KEHIDUPAN
1. Q.S. Al-Maárij ayat 19~22
5. Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku
pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda:
َ َوا ْعلَ ْم أ َ ﱠن ْاﻷ ُ ﱠﻣﺔ.ِ ت فَا ْستَـ ِع ْن بِا َ َوإِذَا ا ْستَعَ ْن، َت فَا ْسأ َ ِل ﷲ َ سأ َ ْل
َ إِذَا، ت َ ِج ْدهُ ت ُ َجاه ََك
َو إِ ِن،ش ْيءٍ قَدْ َكتَ َبهُ ﷲُ لَ َك َ ِش ْيءٍ ؛ لَ ْم يَ ْنفَعُ ْو َك إِ ﱠﻻ ب َ ِوك بَ ُلى أ َ ْن يَ ْنفَع
َ ع َ ت ْ َاجت َ َمع ْ لَ ِو
تِ َ ُرفِع، علَي َْك َ ُش ْيءٍ قَ ْد َكتَبَهُ ﷲ َ ِض ﱡر ْو َك إِ ﱠﻻ ب ُ َش ْيءٍ ؛ لَ ْم ي َ ِض ﱡر ْو َك ب ُ َعلَى أ َ ْن ي َ اجت َ َمعُ ْواْ
َو ِفي.ص ِح ِي ٌح َ س ٌن َ ْث َح ٌ َح ِدي: َوقَا َل، ي َر َواهُ ال ِت ّ ْر ِﻣ ِذ ﱡ.«ف ُ ص ُح ت ال ﱡ ِ ْاﻷ َ ْق َﻼ ُم َو َجفﱠ
َاء َي ْع ِر ْف َك ِفي ِ الرخ
ﷲ ِفي ﱠ ِ ف ِإلَى ْ ت َ َع ﱠر، ﷲ ت َ ِجدْهُ أ َ َﻣا َﻣ َك َ »ا ِْحفَ ِظ: ِ ي ّ غي ِْر ال ِت ّ ْر ِﻣ ِذ َ ِر َوا َي ٍﺔ
، صا َب َك ؛ لَ ْم َي ُك ْن ِليُ ْخ ِطئ َ َكَ َ َو َﻣا أ، ص ْي َب َك ِ ُطأ َ َك ؛ لَ ْم َي ُك ْن ِليَ َوا ْعلَ ْم أ َ ﱠن َﻣاأ َ ْخ.شدﱠ ِة ّ ِ ال
َوأ َ ﱠن َﻣ َع ْالعُ ْس ِر يُ ْس ًرا، ب ِ َوأ َ ﱠن ْالفَ َر َج َﻣ َع ال َك ْر،صب ِْر ص َر َﻣ َع ال ﱠ ْ »وا ْعلَ ْم أ َ ﱠن النﱠ. َ
Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku
pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak
muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon
(meminta), mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan
Halaman | 9
kepada Allah. Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat
kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang
telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu
kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan
(bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat
dan lembaran-lembaran telah kering.’”
[Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2516), Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah
(no. 425), Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 316, 317, 318), Abu Ya’la dalam Musnadnya (no.
2549), Ahmad (I/293, 303, 307), Al-Ajurri dalam asy-Syarî’ah (II/829-830, no. 412), al-Lâlika-i dalam
Syarh Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah wal Jama’ah (no. 1094, 1095), ath-Thabrâni dalam al-Mu’jamul Kabîr
(no. 11243, 11416, 11560, 12988), ‘Abd bin Humaid dalam Musnadnya (no. 635), al-Hâkim (III/541,
542), Abu Nu’aim dalam al-Hilyatul Auliyâ’ (I/389, no. 1110), al-Baihaqi dalam Syu’abul Imân (no. 192).
Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Zhilalul Jannah fî Takhrîjis Sunnah (no. 315-318) dan
Hidâyatur Ruwât (no. 5232), dishahihkan juga oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam Takhrij
Musnad Ahmad (no. 2669, 2763, 2804)].
Referensi: https://almanhaj.or.id/12197-jagalah-allah-subhanahu-wa-taala-niscaya-allah-subhanahu-wa-taala-
menjagamu.html
ۙ
1. ١ - ْ َوال َع
Atas Waktu,
ۙ ُ َ ْ ْ ﱠ
٢ - ْ ِان ا ِ َسان ل ِ ْ خ
sungguh, manusia berada dalam kerugian,
Halaman | 10
ُ َ ُ ﱢ ﱠ ٌ ُْ َ ََ ْ
4. الص ﱠحة َوالف َراغ ، يه َما ك ِث ٌ ِم َن الناس
ِ فِ ونان مغب
ِ ِنعمت
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu
senggang” (HR. Bukhari no. 6412).
7. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
َ ُ َ َ
ِم ْن ُح ْسن ِإ ْس ِم ال َم ْر ِء ت ْر ه َما َ ْع ِن ِه
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR.
Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
َ َ َ َ ﱠ
ِإن ِم ْن ُح ْسن ِإ ْس ِم ال َم ْر ِء ِقلة ال ِم ِف َما َ ْع ِن ِه
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang tidak
bermanfaat” (HR. Ahmad 1: 201. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan
dengan adanya syawahid –penguat-)
9.
I. KARAKTER INTRAPERSONAL
Halaman | 11
َب ْال ُم ْح ِسنِي ْۚن
َو ﱣ ُ يُ ِح ﱡ
Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.
ْ ﱠ َ َ
َو َما زاد ا ُ َع ْ دا ِ َعفو ِإ ِعزا
“Kemuliaan hanya akan ditambahkan oleh Allah kepada seorang hamba yang bersikap pemaaf. [HR.
Muslim (2588) dari sahabat Abu Hurairah].
6) Rasulullah bersabda:
ُس َما َحﺔ َ اﻹ ْيما َ ِن ال
صب ُْر َوال ﱠ َ أ َ ْف
ِ ض ُل
Ïman yang paling utama adalah sifat sabar dan memaafkan.” [HR. Bukhari dalam At-Tarikh | Shahih
Al-Jaami’No.1097]
Halaman | 13
ٰۤ ُ ٰۤ ُ ْ ْ
ولى َك ُه ُم َ َولى َك الﱠ ِذيْن
صدَقُ ْوا َۗوا سا َ ْصبِ ِريْنَ فِى ْالبَأ
ۗ ِ س ۤا ِء َوالض ﱠﱠر ۤا ِء َو ِحيْنَ البَأ َوال ﱣ
َْال ُمتﱠقُ ْون
Dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
ب
ٍ سا اِنﱠ َما يُ َوفﱠى ال ﱣ
َ صبِ ُر ْونَ ا َ ْج َر ُه ْم بِﻐَي ِْر ِح
Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.
Halaman | 14
َ ض ه َْونًا ﱠواِذَا خَا
i. طبَ ُه ُم ِ علَى ْاﻻَ ْر ُ الر ْحمٰ ِن الﱠ ِذيْنَ يَ ْم
َ َش ْون َو ِعبَادُ ﱠ
س ٰل ًما
َ ْال ٰج ِهلُ ْونَ قَالُ ْوا
ii. Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang
berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa
mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan kata yang
mengandung arti keselamatan.
ﻣن كانت ﻣعصيته في شهوة فارج له التوبﺔ فإن آدم عليه: قال سفيان بن عيينﺔ
فإذا كانت ﻣعصيته ﻣن كبر فاخﺶ عليه،السﻼم عصى ﻣشتهيا ً فاستﻐفر فﻐفر له
فإن إبليس عصى ﻣستكبراً فلعن. اللعنﺔ.
i. Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat
akan membebaskan dirinya. Buktinya saja Nabi Adam ‘alaihis salam bermaksiat karena
nafsu syahwatnya, lalu ia bersitighfar (memohon ampun pada Allah), Allah pun
akhirnya mengampuninya. Namun, jika siapa yang maksiatnya karena sifat sombong
(lawan dari tawadhu’), khawatirlah karena laknat Allah akan menimpanya. Ingatlah
bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong (takabbur), lantas Allah pun
melaknatnya.”
عا ع ۙا ﱠواِذَا َم ﱠ
ً سهُ ْال َخي ُْر َمنُ ْو ع ۙا اِذَا َم ﱠ
سهُ ال ﱠ
ً ش ﱡر َج ُز ْو ً سانَ ُخ ِلقَ َهلُ ْو ِ ْ ا ﱠِن
َ اﻻ ْن
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh
kesah, & apabila mendapat kebaikan (harta) dia menjadi kikir.
5. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
ع ْب ٍد أَ َب ًدا ِ ـي قَ ْل
َ ب ان َوال ﱡ
ْ ش ﱡح ِف ِ ْ ـجت َ ِم ُع
ُ اﻹ ْي َم ْ َﻻ َي
Tidak akan pernah berkumpul antara keimanandan kekikiran di hati seorang hamba selama-
lamanya.
Halaman | 16
Shahîh lighairihi : HR. Ahmad (II/342), al-Bukhâri dalam al-Adabul Mufrad (no. 281), an-Nasa-i
(VI/13-14), al-Baihaqi (IX/161), Ibnu Hibban (no. 3240-at-Ta’lîqâtul Hisân), dan al-Hakim (II/72),
dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
Referensi: https://almanhaj.or.id/12769-kezhaliman-dan-kekikiran-akan-membinasakan-manusia-2.html#_ftn14
8. Dari Jâbir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
Halaman | 17
ampun kepada Allâh, niscaya ia mendapati Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Referensi: https://almanhaj.or.id/7192-taubat-pengertian-hakikat-syarat-dan-keutamaan.html
ِ ثم يُخت َ ُم له عملُه بعمل أه ِل النﱠ، الرج َل ليعمل الزﻣنَ الطوي َل بعمل أه ِل الجنﱠ ِﺔ
، ار
ار ثم يُخت َ ُم ] له [ عملُه بعمل أه ِل ِ إن الرج َل لَيعمل الزﻣنَ الطوي َل بعم ِل أه ِل النﱠو ﱠ
الجنﱠ ِﺔ
Ada seseorang yang ia sungguh telah beramal dengan amalan penghuni surga dalam waktu
yang lama, kemudian ia menutup hidupnya dengan amalan penghuni neraka. Dan ada
seseorang yang ia sungguh telah beramal dengan amalan penghuni neraka dalam waktu yang
lama, lalu ia menutup hidupnya dengan amalan penghuni surga” (HR. Al Bukhari no. 2898, 4282,
Muslim no. 112, 2651).
https://muslim.or.id/39299-sudah-taubat-lalu-bermaksiat-lagi-apakah-diterima-taubatnya.html
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
َ ُ َ َ
ِم ْن ُح ْسن ِإ ْس ِم ال َم ْر ِء ت ْر ه َما َ ْع ِن ِه
Halaman | 19
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat”
(HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih).
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang
tidak bermanfaat” (HR. Ahmad 1: 201. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa
hadits ini hasan dengan adanya syawahid –penguat-)
2.
Halaman | 21