Anda di halaman 1dari 14

Memahami Makna & Tujuan Pendidikan Jasmani

Oleh :
Nur Aisyah (A42121020)
Liana (A42121120)
Zulfikar (A42121060)
Moh. Agil (A42121180)
Wirawan Kusuma Nggesa (A42121100)
Moh.Virgiawan (A42121160)
Muhammad Isnaini (A42121080)
Mutasim (A42121200)
Pepri mawe misilan (A42121140)
Muh Bagas Kurniawan (A42121040)

KELAS E
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan yang berjudul " Pancasila
Dalam Sejarah Arus Bangsa Indonesia" dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat


bagi pembaca.

Palu, 19 Maret 2021

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN

A. Makna, tujuan, fumgsi dan istilah Pendidikan Jasmani


1.Makna Pendidikan Jasmani
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
3. Fungsi Dan Istilah Pendidikan Jasmani
B. Definisi Dan Deskripsi Arti, Pengertian Pendidikan Jasmani
C. Tujuan Gerak Dalam Pendidikan Jasmani

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan
B. Saran

c. Daftar pustaka
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media
bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk
mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan
bahkan spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan
bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup
sehat WHO berarti sehat rohani.
Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya
dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan
(kecabangan olahraga). Kegiatan itu merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera jasmani
atau sehat jasmani yang berarti juga sehat dinamis yaitu sehat yang disertai dengan kemampuan
gerak yang memenuhi segala tuntutan gerak kehidupan sehari-hari, artinya ia memiliki tingkat
kebugaran jasmani yang memadai.
Tapi begitu banyak orang yang belum mengetahui dan memahami makna & tujuan dalam
pendidikan jasmani. Oleh karena itu kami membuat makalah yang berjudul “Memahami makna
& tujuan pendidikan jasmani”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa makna, tujuan, fungsi dan istilah Pendidikan Jasmani ?


2. Apa definisi dan Deskripsi arti, pengertian pendidikan Jasmani?
3. Apa tujuan dan gerak dalam pendidikan Jasmani ?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan apa makna, tujuan, fungsi dan istilah Pendidikan Jasmani
2. Mendeskripsikan apa definisi dan Deskripsi arti, pengertian pendidikan Jasmani
3. Mendeskripsikan apa tujuan dan gerak dalam pendidikan Jasmani
BAB II

Pembahasan

A. Makna, tujuan, fungsi dan istilah Pendidikan Jasmani


a. Makna Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan
pada umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, afektif ,
dan psikomotor melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas jasmani anak akan
memperoleh berbagai macam pengalaman yang berharga untuk kehidupan seperti
kecerdasan, emosi, perhatian, kerjasama, keterampilan, dsb. Aktivitas jasmani untuk
pendidikan jasmani ini dapat melalui olahraga atau non olahraga. Pengertian
pendidikan jasmani telah banyak diterangkan oleh para ahli pendidikan jasmani
diantaranya adalah :
Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah semua aktivitas
manusia yang dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dcapai.Singer memberi batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan
melalui jasmani berbentuk suatu program aktivitas jasmani yang medianya gerak
tubuh dirancang untuk menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan antara lain
belajar, sosial, intelektual, keindahan dan kesehatan.
Undang-Undang no. 4 Thn 1950 tentang Dasar Dasar Pendidikan dan
Pengajaran Bab IV pasal 9 tertulis pendidikan jasmani yang menuju kepada
keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembang jiwa, dan merupakan suatu
usaha untuk membuat bangsa Indonesia yang sehat dan kuat lahir dan batin diberian
kepada segala jenis sekolah.UNESCO memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan manusia sebagai individu atau anggota masyarakat dilakukan secara sadar
dan sistematis melali berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh peningkatan
kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembangunan
watak.
Bucher menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang
integral dari seluruh proses pendididkan yang bertujuan mengembangkan fisik,
mental, emosi, dan sosial, melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai
hasilnya.
Frost menyatakan bawa pendidikn jasmani terdiri dari perubahan dan
penyesuaian yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak.
Termasuk di dalam gerak adalah merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat,
melempar dan gerakan lain yang dilakukan bila berpartisipasi dalam permaianan,
senam, tari, renang, dan beladiri.
SK Mendikbud nomor 413/U/1987 menyebutkan bahwa pendidikan jasmani
adalah bagian yang integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan
untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual, dan
emosional.
Rusli Lutan menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai
proses sosialisasi melalui aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan Agus Mahendra menyatakan bahwa pendidikan jasmani
adalah proses pendidikan tentang dan melalui jasmani, permaianan dan atau olahraga yang
terpilih
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Wawan S Suherman menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif dan kecerdasan emosi. Dari berbagai pendapat tadi jelaslah bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas
jasmani. Melalui aktivitas jasmani ini peserta didik memperoleh beragam pengalaman kehidupan
yang nyata sehingga benar- benar membawa anak kearah sikap tindakan
yang baik.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani


Berdasarkan pemahaman mengenai hakikat pendidikan jasmani maka tujuan pendidikan
jasmani sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya, karena pendidikan jasmani merupakan
bagian yang integral dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani
yang meliputi berbagai aktivitas jasmani dan olahraga hanya sebagai alat atau sarana untuk
mencapai tujuan pendididkan pada umumnya. Secara umum tujuan pendidikan digolongkan
menjadi tiga ranah/domain yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif
mencakup tujuan berkenaan dengan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman,konsep, keterampilan
berfikir, analisis, dan evaluasi. Ranah afektif mencakup tujuan berkenaan dengan nilai rasa,
sikap, apresiasi, nilai sosial. Ranah psikomotor mencakup tujuan berkenaan dengan keterampilan
gerak, sikap tubuh, kebugaran jasmani, dan kondisi fisik.
Secara rinci tujuan pendidikan di Indonesia terdapat dalam Undang- undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II
pasal 3 bahwa tujuan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif. Mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan dalam UU no 4 Th 1954
Bab VI pasal 9 tujuan pendidikan jasmani jangka panjang adalah untuk menuju keselarasan
antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan sehat lahir dan batin. Dalam jangka pendek
tujuan pendidikan jasmani adalah untuk (1) memberi rangsang pertumbuhan badan, (2)
memperbaiki dan membentuk gerak dan sikap tubuh, (3) memperbesar daya prestasi, (4)
mengembangkan kebiasaan hidup sehat, (5) Memajukan semangat kerja sama, (6) menangkal
pengaruh buruk kehidupan dari luar, (7) membentuk dan mempertahankan kegemaran bergerak.
Secara khusus sejumlah ahli pendidikan jasmani mengemukakan pendapatnya
mengenai tujuan pendidikan jasmani seperti Agnes Stoodley ada lima aspek tujuan
pendidikan jasmani yaitu:
(1) perkembangan kesehatan, jasmani atau organ- organ tubuh,
(2) perkembangan mental emosional,
(3) perkembangan neuro-muskular,
(4) perkembangan sosial dan,
(5) perkembangan intelektual.
Sedangkan Bookwalter menyataka bahwa tujuan ideal dari pendidikan jasmani
adalah perkembangan optimal dari individu yang utuh dan berkemampuan
menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial dan mental, melalui pelajaran yang terarah dan
partisipasi dalam olahraga yang dipilih aktivitas ritmis dan senam yang
dilaksanakan sesuai dengan standard sosial dan kesehatan.
Dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah disebutkan bahwa tujuan
pendidikan jasmani dan olahraga agar peserta didik memiliki kemampuan :
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugararan jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
dan olahraga yang dipilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan
demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran,
terampil serta memiliki sikap yang positif.

c. Fungsi Pendidikan Jasmani


1. Aspek Organik
a) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat
memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan
untuk pengembangan keterampilan.
b) Meningkatkan kekuatan otot, yaitu jumlah tenaga maksimum yang
dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot.
c) Meningkatkan daya tahan otot, yaitu kemampuan otot atau kelompok otot
untuk menekan kerja dalam waktu yang lama.
d) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk
melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu yang
relatif lama.
e) Meningkatkan fleksibilitas, yaitu: rentang gerak dalam persendian yang
diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.

2. Aspek Neuromuskuler
a) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.
b) Mengembangkan gerak dasar lokomotor, seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur,
melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, berguling, menarik.
c) Mengembangkan gerak dasar non-lokomotor, seperti: mengayun,
melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok.
d) Mengembangkan gerak dasar manipulatif, seperti: memukul, menendang, menangkap,
menghentikan, melempar, mengubah arah, memantulkan, menggulirkan, memvoli.
e) Mengembangkan komponen fisik, seperti: kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan,
keseimbangan, ketepatan, power.
f) Mengembangkan kemampuan kinestetik seperti: rasa gerak, irama, waktu reaksi dan koordinasi.
g) Mengembangkan potensi diri melalui aktivitas jasmani dan olahraga, seperti: sepakbola, softball,
bolavoli, bolabasket, bolatangan, baseball, atletik, tennis, tennis meja, beladiri dan lain sebagainya.
h) Mengembangkan aktivitas jasmani di alam bebas melalui berbagai kegiatan, seperti: menjelajah,
mendaki, berkemah, dan lainnya.

3. Aspek Perseptual
a) Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat.
b) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu
kemampuan mengenali objek yang berada di depan, belakang, bawah, sebelah kanan, atau di sebelah
kiri dari dirinya.
c) Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu: kemampuan mengkoordinasikan pandangan
dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki.
d) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis dan dinamis), yaitu:
kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis.
e) Mengembangkan dominasi (dominancy), yaitu: konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki
kanan/kiri dalam melempar atau menendang.
f) Mengembangkan lateralitas (laterility), yaitu: kemampuan membedakan antara sisi kanan atau kiri
tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri.

4. Aspek Kognitif
a) Mengembangkan kemampuan menemukan sesuatu, memahami,
memperoleh pengetahuan dan mengambil keputusan.
b) Meningkatkan pengetahuan tentang peraturan permainan, keselamatan, dan
etika.
c) Mengembangkan kemampuan penggunaan taktik dan strategi dalam
aktivitas yang terorganisasi.
d) Meningkatkan pemahaman bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya
dengan aktivitas jasmani.
e) Menghargai kinerja tubuh, penggunaan pertimbangan yang berhubungan
dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan
dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya.

5. Aspek Sosial
a) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada.
b) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan
dalam kelompok.
c) Belajar berkomunikasi dengan orang lain.
d) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam
kelompok.
e) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai
anggota masyarakat.
f) Mengembangkan rasa memiliki dan tanggungjawab di masyarakat.
g) Menggunakan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat.

6. Aspek Emosional
a). Mengembangkan respon positif terhadap aktivitas jasmani.
b). Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton.
c). Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat.
d). Memberikan saluran untuk mengekpresikan diri dan kreativitas.

7. Aspek Rehabilitasi
a). Terapi dan koreksi terhadap kelainan sikap tubuh.
b). Rehabilitasi terhadap cacat fisik dan penyakit fisik yang bersifat sementara.
c). Mengkoordinasikan berbagai hambatan melalui aktivitas jasmani.

B. Definisi Dan Deskripsi Arti, Pengertian Pendidikan Jasmani


Pendidikan Jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dan merupakan
media pendorong untuk melatih perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik,
pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat dan pembentukan karakter (mental,
emosional, spiritual, dan sosial) dalam rangka mencapai tujuan sistem pendidikan Nasional.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan satu mata ajar yang diberikan di
suatu jenjang sekolah tertentu yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan
yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertumbuh dan
perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang
(Depdiknas, 2006:131).
Berikut ini beberapa definisi dan pengertian pendidikan jasmani dari beberapa sumber buku:

 Menurut Sukintaka (2000:2), pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan


bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan mengembangkan
kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas
jasmani.
 Menurut Samsudin (2008:2), pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif,
sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
 Menurut Firmansyah (2009:04), pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang
melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas
jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya.
 Menurut Winarno (2006:33), pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses
pendidikan secara keseluruhan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media atau alat
untuk mencapai tujuan, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan individu secara
organis, neuromusculer, intelektual, dan emosional.
 Menurut Rosdiani (2013:23), pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neumuskuler, perseptual,
kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
 Menurut Mulyanto (2014:34 ), pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk
bergerak,dan belajar melalui gerak. Ciri dari pendidikan jasmani adalah belajar melalui
pengalaman gerak untuk mencapai tujuan pengajaran melalui pelaksanaan, aktivitas jasmani,
bermain dan olahraga.

C. Gerak dalam pendidikan jasmani


Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang
berarti aktivitas jasmani sebagai obyek kajian dari pendidikan jasmani, melalui
aktivitas jasmani inilah tujuan pendidikan dapat dicapai. Aktivitas jasmani berpusat
pada gerak manusia, oleh karena itu guru pendidikan jasmani haruslah memahami
sungguh mengenai gerak manusia sebagai titik sentral pendidikan jasmani sehingga diharapkan
dapat membantu peserta didik dapat bergerak secara efektif dan efesien
serta aman dalam melakukannnya.
Gerak secara umum diartikan sebagai suatu perubahan posisi dalam ruang dan
waktu, sedang gerak manusia adalah perubahan posisi tubuh dalam ruang atau
terhadap bagian tubuh lainnya. Dalam pola gerak yang baik melibatkan tiga
komponen gerak yaitu gerak berkenaan sikap tubuh, dengan transport, dan dengan
tangan. Komponen sikap tubuh dan transport adalah pola gerak yang berkenaan
dengan gerakan untuk melawan gaya tarik bumi, sedang tangan berkenaan dengan
pola gerak khusus.
Ada tiga faktor yang berpengaruh dalam melakukan gerak secara baik yaitu:
(1) faktor unjuk kerja jasmani,
(2) faktor struktural,
(3) faktor psikologis.
Faktor unjuk kerja jasmani merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam
aktivitas jasmani dan olah raga. Faktor ini terdiri dari pertama yaitu faktor yang
mendasari semua gerak atau faktor unjuk kerja jasmani seperti: kekuatan, kecepatan,
daya ledak, keseimbangan, kelentukan, daya tahan, ketepatan, kelincahan, koordinasi,
dan kekebalan. Kedua adalah faktor aktivitas universal atau kemampuan gerak dasar
yang terdiri dari gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulasi. Ketiga adalah
gerak khusus yang diperoleh melalui latihan yang intensif dan merupakan
keterampilan yang spesifik.
Faktor strukural berkenaan dengan sikap/tipe tubuh, berat badan, tinggi badan,
bentuk dan struktur tubuh. Faktor- faktor ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan
seseorang. Sedang faktor yang ketiga adalah faktor psikologis meliputi: kecerdasan,
perhatian, motivasi, kemauan, keinginan, minat, keberanian, kecemasan, ketakutan, emosi,
keuletan, daya juang dsb. Faktor psikologis ini juga berpengaruh terhadap
aktivitas jasmani seseorang.
Secara khusus Singer menyatakan bahwa keberhasilan gerak seseorang
dipengarui oleh faktor- faktor pribadi yang meliputi:
(1) karakteristik jasmani,
(2) kemampuan gerak,
(3) rasa aman,
(4) kemampuan perceptual,
(5) kecerdasan dan emosi.
Sedangkan materi pendidikan jasmani yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan dari tingkat pendidikan dasar sampai sekolah menengah tingkat atas terdiri dari tujuh
komponen atau bidang yaitu:
1. Permainan dan olahraga.
2. Aktivitas pengembangan
3. Senam
4. Aktivitas ritmik
5. Aquatik
6. Aktivitas luar kelas
7. Kesehatan
BAB III

Penutup
A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan,
yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan
moral melalui aktivitas jasmani. Atau dengan kata lain pendidikan jasmani merupakan proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan
untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan
emosional

Dalam pendidikan jasmani terdapat tiga faktor yang sangat mendasar dalam gerak manusia:
a. Pertama, faktor unjuk kerja jasmani, faktor ini sangat berpengaruh dalam melakukan
aktivitas jasmani malahan mendasari semua gerak seperti kelincahan, kecepatan, kekuatan,
daya tahan, keseimbangan, kelentukan, dan stamina.
a. Kedua, adalah aktivitas universal yakni keterampilan fundamental seperti: lari, lempar,
lompat, panjat, dan menggantung.
b. Ketiga, adalah gerakan khusus yang bertingkat tinggi yang dikuasai dengan latihan dan
pengalaman khusus yakni mencakup aktivitas dalam pendidikan jasmani.
Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain
psikomotorik, domain kognitif, domain afektif. Dan tujuan pendidikan jasmani mencakup aspek
organik, kognitif, neuromuskuler, perseptual,
sosial dan emosional.
Pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk:
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, kepercayaan diri yang berkaitan
dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial, kemampuan
untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani, Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani
yang optimal, Mengembangkan nilai-nilai pribadi, Meletakan landasan karakter moral yang
kuat melalui internalisasi nilai Pendidikan Jasmani, Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis
melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar Pendidikan Jasmani, Me n g e m b a n g k a n sikap sportif,
jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas
jasmani, mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan
olahraga.
Pendidikan olahraga menekankan pada pembinaan keterampilan berolahraga dan
menghayati nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan berlatih dan bertanding(Jewet, 1994;
Jewet et al., 1995).
Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabangcabang
olahraga tertentu.
Pendidikan kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan
kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi aspek pribadi (fisik,
mental, social) agar dapat berubah dan berkembang secara harmonis
Dari pandangan tersebut bisa disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan bertujuan :
Meningkatkan pengetahuan anak didik tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat
dan teratur, Menanamkan dan membina nilai dan sikap mental yang positif terhadap
prinsip hidup sehat, Menanamkan dan membina kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang
sesuai dengan syarat kesehatan, Meningkatkan keterampilan anak didik dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami
adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf dan lupa.
Daftar Pustaka
Arma Abdullah dan Agus Manadji. (1994). Dasar- dasar Pendidikan Jasmani
Jakarta : Ditjend Dikti Depdikbud.

Jewet (1994) jewet et al, (1995). Sport education. NewYork: Routledge.

Lutan, Rusli. (2005). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Sekolah: Penguasaan Kompetensi
Dalam Konteks Budaya Gerak

Rusli Lutan. (2001). Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta:


Ditjend Olahraga Depdiknas.

Sukintaka. (2004). Teori Pendidikan Jasmani: Filosofi, Pembelajaran, dan masa


Depan. Bandung: Nuansa.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai