Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR PESIKOLOGIK PENDIDIKAN JASMANI

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. Rauf_A42121065
2. Ardiansyah_A42121025
3. Rafli_A42121125
4. Rudi pep_A42121206
5. Ardika Yudistira_A42121005
6. Moh.Rizaldi_A42121145
7. Moh.Yusril_A42121185
8. Muhammad tauhid_A42121085
9. Seprina Pratiwi k_ A42121165
10. Liana anjani_A42121045
11. Viki Azizah _A42121105

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 27 November  2021

Kelompok I
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1


B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. Sejarah Singkat Psikologi Olahraga............................................ 2
B. Psikologi Dalam Olahraga........................................................... 4
C. Mental Trainning......................................................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................... 10

A. KESIMPULAN ................................................................... 10
B. SARAN................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Psikologi olahraga merupakan mata kuliah yang sangat penting dalam


perkuliahan olahraga. Sebagai mana telah di ketahui psikologi olahraga peran
yang sangat penting dalam membentuk mental atlet dan mengantarkan atlet
kejenjang juara.

Peran mental dalam kegiatan olahrga telah banyak di teliti oleh para
psikologi dan atlet-atlet di dunia. Bukan hanya mental yang mengantarkan
atlet kejenjang juara, tetapi motivasi dalam kegitan olahraga itu sangat
penting psikologi olahraga itu sangat penting. Psikologi olahraga juga bukan
hanya mengantarkan atlet menjadi juara akan tetapi juga membentuk karakter
atlet yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah psikologi olahraga ?
2. Apa Saja Psikologi dalam olahraga ?
3. Apa Itu Mental trainning ?

C. Tujuan Penulisan
Dengan adanya makalah psikologi olahraga ini di harapkan
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai psikologi
olahraga dan juga Untuk mengetahui proses pisikologi dan seberapa penting
psikologi olahraga dalam kegiatan olahraga.
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Psikologi Olahraga


Psikologi olahraga pertama kali dikenalkan oleh Norman Triplett
pada tahun 1898. Norman Triplett menemukan bahwa waktu tempuh
pembalap sepeda menj adi lebih cepat jikamereka membalap di dalam sebuah
tim atau berpasangan dibanding jika membalap sendiri.
Baru tahun 1925 laboratorium psikologi olahraga pertama di Kawasan
Amerika Utara berdiri. Pendirinya adalah Coleman Griffith dari Universitas
Illinois. Griffith tertarik pada pengaruh faktor- faktor penampilan atletis
seperti waktu reaksi, kesadaran mental, ketegangandan relaksasi otot serta
kepribadian.
Dia lalu menerbitkan dua buah buku, The Psychology of Coaching
(1926) buku pertama di dunia Psikologi Olahraga dan The Psychology of
Athletes (1928). Pada tahun yang sama, di Eropa sebenarnya juga berdiri
sebuah laboratorium Psikologi Olahraga yang didirikan oleh A.Z Puni di
Institute of Physical Culture in Leningrad. Namun Laboratorium Psikologi
Olahraga pertama di dunia sebenarnya didirikan tahun 1920 oleh
CarlDied di Deutsce Sporthochschule di Berlin, Jerman.
Setelah periode tersebut psikologi olahraga mengalami kemandekan.
Baru pada tahun1960an psikologi olahraga kembali mulai berkembang.
Perkembangan ini ditandai dengan banyaknya lembaga-lembaga pendidikan
membuka konsentrasi pengajaran pada Psikologi Olahraga. Puncaknya
adalah pembentukan International Society of Sport Psychology (ISSP)
oleh para ilmuan dari penjuru Eropa. Kongres internasional pertama diadakan
pada tahun yang samadi Roma, Italia. Pada tahun 1966, sekelompok
psikolog olahraga berkumpul di Chicago untukmembicarakan pembentukan
semacam ikatan psikologi olahraga. Mereka kemudian dikenaldengan nama
North American Society of Sport Psychology and Physical Activity
(NASPSPA).
Journal Sekolah pertama yang dipersembahkan untuk psikologi
olahraga keluar tahun1970 dengan nama The International Journal of
Sport Psychology. Kemudian diikutioleh Journal of Sport Psychology
tahun 1979. Meningkatnya minat melakukan penelitian dalam bidang
psikologi olahraga di luar laboratorium memicu pembentukan
Advancement of AppliedSport Psychology (AAASP) pada tahun 1985 dan
lebih berfokus secara langsung pada psikologiterapan baik dalam bidang
kesehatan maupun dalam konteks olahraga.Kini Psikologi Olahraga sudah
mengalami perkembangan yang sangat pesat.Kongres International Society of
Sport Psychology Conference Di Yunani tahun 2000 telah dihadiri lebihdari
700 peserta yang berasal dari 70 negara. American Psychological
Association pun telah memasukkan psikologi olahraga dalam divisi mandiri
yakni divisi 47.
Penerbitan dan jurnal pun sudah sangat banyak. Beberapa penerbitan
dan jurnal tersebut adalah
a) International Journal of Sport Psychology (1970);
b) Journal of Sport Psychology (1979)
B. Psikologi Dalam Olahraga
a. Pentingnya Psikologi Dalam Olahraga
Griffith di kenal sebagai “Bapak Psikologi Olahraga”. Ia banyak
melakukan studi melalui rangkaian pengamatan informasi pada berbagai
cabang olahraga dan menyusun tes sebagai tolakukur. Tiga bidang
pengamatan dan setudinya ialah :
1. Keterampilan psikomotor
2. Proses belajar
3. Corak ragam kepribadian

Beberapa ungkapan menarik mengenai pentingnya factor psikis


(mental) atau yang seringdisebut sebagai factor non-teknis, di kemukakan
oleh para psikolog olahraga, pelatih maupunatlet sendiri.

1. James E Loehr (1982), mengatakan


“at least 50 percent of the process of playing well is the result of
mental and psychological factors”.
Jelas disini ditekankan pentingnya factor mental psikolog.
2. Steven j. danis (1985), psikologi olahraga dari Pennsylvania,
mengatakan
“The difference between an outstanding athletic perfoprmance and a
good athletic performance really has verylittle to do with phsycal
skills. It is mostly related to mental skills.
Factor mental yang berpengaruh besar pada atlet.
3. Sehubungan dengan teknis, Stepherd mead penulis buku mengatakan
bahwa,
“tennis is at least50 percent psychological”.
b. Psikologi Yang Diterapkan Dalam Olahraga
 Psikologi Perkembangan
Dalam psikologi perkembangan dikenal interaksi antara bakat
dan lingkungan (nature vsnurture).Kalau bakat sudah ditemukan,
usaha pencetakan atlet sangat diperlukan. Keberhasilankorea selatan
atau jepang dalam olahraga di tingkat dunia jelas menujukan
keberhasilan “mencetak atlet”. Pada Negara maju, tentunya dengan
pengetahuan yang maju serta di tun jang peralatan canggih, mereka
berhasil mengembangkan para etlet sampai ke puncak
penampilannyasajajar dengan atlet-atlet dunia lainnya (tentu tidak
pada semua cabang olahraga).
 Psikologi Belajar
Proses belajar menjadi ciri umum dari individu yang sedang
tumbuh dan berkembang.Belajar bisa belangsung secara pasif melalui
intansi atau secara aktif yang sengaja di buat,diprogramkan atau
diintruksikan. Banyak penampilan yang Nampak sekarang ini adalah
hasil proses belajar (aktif atau pasif). Proses pembentukan ini banyak
mempergunakan dasar dankonsep psikologi belajar.Dalam usaha
mencentak atlet yang baik perlu usaha keras dan berbagai pihak. Pada
atlet pemula atau muda usia, peran serta dari keluarga (orang tua)
besar sekali, dari minat dan bakat,dari kemampuan teknis sebagai
bakat (potensi) yang dimiliki harus bisa di munculkan(aktualisasi)
menjadi prestrasi.
 Psikologi kepribadian
L.Cooper (1969) telah melakukan penelitian dalam jangka waktu
lama, yakni dari tahun1937 sampai tahun 1967. Ia menyimpulkan
antara lain : “that atheletes wereclearly achievementoriented”.
Aspek kepribadian yang cukup dominative dalam penampilan atlet
ialah motivasi,emosi dan kognisi.
 Psikologi Sosial

Proses sosialisasi menjadi salah satu aspek yang perlu mendapat


pehatian khusus, agar pandangan dan sikapsikapnya terhadap orang
lain tidak menjadi sempit. Kepercayaan diri berkaitan pula dengan p
engaruh sekelilingnya. Dalam hal ini yang jelas adalah pengaruh
penonton. Penonton adalah sekelompok massa yang bisa menekan
perasan atlet, sekalipun dalamhal-hal tertentu dapat menjadi
pendorong positif kearah penampilannya yang optimal.Pendekatan
psikologi social dapat diarahkan untuk mengubah sikap penyesuaian
diriserta kepercayaan diri seorang.

 Psikometri

Penilaian terhadap atlet merupakan usaha untuk menentukan langkah-


langkah dalam pembinaan lebih lanjut atau mengambil
tindakantindakan cepat sesuai dengan kebutuhannya.

Penilaian ini menjadi masalah yang rumit dalam olahraga. Seorang


pelatih tinju bisa menilaikelemahan-kelemahan petinjunya, meskipun
penilaian itu tidak selalun sama dengan pelatih lain.Demikian pula
pelatih-pelatih lain dalam cabang olahraga tennis, tennis meja, bulu
tangkis,taekwondo, pencak silat, bahkan juga dalam olahraga
kelompok seperti bola basket, bola volidan sepak bola. Kreteria untuk
melakukan penilaian acapkali tidak jelas, kabur danterlalu penyusunan
tes agar validitas dan reliabilitasnya terjamin. Penggunaan
psikometri harus menjadi kebijaksanaan dan bahkan peraturan
sehinggasemua hal, yang akan ditentukan mengenai kepribadian atlet
dapat dilakukan dengan dasar patokan yang mantap.
C. MENTAL TRAINNING
a. Meningkat Dan Merosotnya Prestasi Atlet
Strategi mental training dan perlakuan,(treatment) yang di
latihkan harus disesuaikan dengankeadaan individual atlet, selaiin harus
disesuaikan dengan keadaan sebagian besar anggota team,karena ada
mental training yang ditunjukan kepada atlet orang perorang.Sehubungan
itu perlu diketahui beberapa gejala yang sering terjadi pada atlet, baik
gejalayang perlu dikembangkan, maupun gejala-gejala yang
menimbulkan gangguan atau hambatan pencapaian pertasi.
Penetapan strategi mental training selain disesuikan dengan sifat-
sifat pembawaan, jugadisesuaikan dengan situasi pada waktu itu,
misalnya sedang menghadapi pertandingaan yangmenentukan atau
sesudah kalah pertandingan di mana seluruh anggota tim merasa terpukul
danmerasa sangat malu dengan kekalahan yang dialami.
b. Gejala Psikologik Yang Perlu Dikembangkan
Disamping motivasi, ada beberapa gejala psikologik yang sangat penting
danmenentukan pencapaian perstasi, yaitu antara lain percaya diri, rasa
herga diri, disiplin, tanggung jawab, penguasaan diri, sikap dan konsep
diri.
Disamping itu, perlu di perhatikan adanya gejala-gejala psikologik yang
dapatmenimbulkan gangguan, antara lain boredom, fatique, stalene
stress anxiety dan frustasi.Agresivitas yang mengandung segi-segi
positif juga dapat berdampak negetif dan perludi perhatikan dalam upaya
peningkatan prestasi.
c. Motif Berprestasi

Sifat-sifat mitof di antaranya sebagai berikut :

1. Merupakan sumber penggerak dan pendorong dari dalam diri subjek


yang terorganisasi.

2. Terarah pada tujuan tertentu secara selektif

3. Mendapat kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak


menyenangkan

4. Dapat disadari atau tidak disadari

5. Ikut menentukan pola kegiatan

6. Bersifat dinamik, dapat berubah dan dapat di pengaruhi Merupakan


ekpresi dari suatu emosi atau afeksi ada hubungannya dangan
unsure kognitif dan afektif.

Motivasi merupakan determinan sikap dan kinerja Percaya Diri


(“Self Confidence”) Kepercayaan pada diri sendiri merupakan hal yang
sangat penting dalam pembinaan mental atlet. Percaya pada diri sendiri
akan menimbulkan rasa aman. Kepercayaan diri sendiri biasanya
berhubungan erat dengan “emotional security” makin matap kepercayaan
pada diri sendiri makin mantap pula “emotional nya, hal ini akan terlihat
pada sikap dan tingkah laku yang tidak mudah bimbang, tenang, tegas, dan
sebagainya.Menurut Robert N. Sigger (1984), menghadapi atlet yang
kurang percaya diri sendiri (“lack of confidence”) , pelatih dapat
membantu atlet merasakan identitas dirinya (“sence of identity”) , yaitu
lebih memahami keadaan yang terjadi pada dirinya. Rasa Harga Diri
(“Self Esteem”)
Kebutuhan akan rasa harga diri tidak akan terpenuhi atau terpuaskan
tanpa adanya orang lain, demikian menurut Alderman (1974), dan
kebutuhan rasa harga diri ini dapat terpenuhi melalui hubungan
interpersonal dengan orang lain (pelatih, sesame atlet, dan
penonton).Sehubungan dengan pendapat tersebut, maka rasa harga diri
dapat dibina melalui ketergabungan atlet dalam kelompok-kelompok
olahrga yang dipandang elite oleh para atlet atau masyarakat. Disiplin
Dan Tanggung Jawab Disiplin adalah sikap atau kesediaan psikologik
untuk menepati atau mendukung nilai-nilai atau norma yang berlaku. Atlet
yang disiplin akan berusaha menepati ketentuan, tata tertib, dan biasanya
patuh pada pembuat peraturan (Pelatih atau Pembina).Disiplin atlet
apabila dikembangkan lebih lanjut dapat menimbulkan kesadaran yang
mendalam untuk menepati segala bentuk nilai-nilai, meskipun tidak ada
yang mengawasi bahkan akhirnya juga akan mematuhi rancana-rencana
yang dibuatnya, sesuai dengan pengetahuan tantang hal-hal yang diaggap
baik. Kesadaran yang timbul dari dalam dirinya sendiri, tanpa adanya
pengawasan dari orang lain, menimbulakan disiplin diri sendiri.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Psikologi olahraga adalah merupakan salah satu cabang ilmu yang


relatif baru, yaitu merupakan salah satu hasil perkembangan dari psikologi.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa sejak akhir abab ke-19 para ahli psikologi
telah berusaha menerapkan hasilhasil penelitian psikologi ke dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya tumbuh dan berkembang apa yang disebut
sebagai psikologi terapan ( applied psychology) di berbagai bidang,
termasuk salah satunya adalah dalam bidang olahraga.

Pada awalnya psikologi hanya mengembangkan diri secara vertical,


artinya bahwa psikologi berkembang hanya terbatas dalam lingkup disiplin
ilmunya sendiri, yaitu tentang kejiwaan manusia sebagai individu (belum
dikaitkan dengan hal lain disekitarnya). Sedangkan manusia sebenarnya
bukan hanya individu, melainkan juga merupakan makhluk sosial, yang
berarti segala perilaku tidak akan terlepas dari pengaruh lingkungan.

Dengan demikian memaksa para ahli psikologi tidak hanya


mengembangkan disiplin ilmunya secara vertical melainkan juga harus
mengembangkan psikologi secara horisontal. Oleh karena olahraga juga
merupakan salah satu bentuk perilaku manusia, maka dalam perkembangan
secara horisontal psikologi juga memasuki bidang olahraga, dan muncullah
Psikologi Olahraga. Dengan demikian sebenarnya bahwa psikologi olahraga
adalah merupakan perpaduan antara psikologi dan olahraga.

B. SARAN
Sebaiknya psikologi dalam diri kita harus di jaga juga, agar kita bisa
mengontrol diri kita untuk membentuk karakter kepribadian yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://memeeyy.blogspot.com/2014/09/makalah psikologikolahraga.htmi

Anda mungkin juga menyukai