Anda di halaman 1dari 3

Nama : Devi Rezky Ananda

Nim : 02220180245
Kelas : B1

ASSALAMUALAIKUM WAARAHMATULLAHI WABARAKAATUH


PEMBUKAAN I :
Alhamdulilahi rabbil ‘alamin,Was sholatu wassalamu ‘ala,Asyrofil ambiyaa iwal
mursalin,Sayyidina wa maulana Muhammadin,Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi
ajmain.Ama ba’du.
Sebagai hamba Allah yang beriman marilah kita panjatkan puji dan syukur ke
haddirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan kesehatan  lahir dan batin .
kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka
menghambakan diri kepada Allah SWT.
Salawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah
Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaaban hidup
yang jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang moderen,,,, yg penuh dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan
syafaatnya di hari akhir kelak..
Perkenankanlah saya pada kesempatan ini untuk menyampaikan topik  yang
berjudul:
PENYAKIT HATI
ISI:
Menilai orang adalah perkara mudah, tetapi tidak dengan menilai diri sendiri.
Benteng penghalang bernama keangkuhan terlalu kokoh untuk dirobohkan.
Rendah hati mengakui kekurangan dan kesalahan ditemukan.
Begitulah sifat umum sebagian dari kita karena kebeningan jiwa dan tekad untuk
terus memperbaiki diri, tidak menyertai Iri, dengki, dan segenap penyakit hati
kerap menguasai, padahal itu sumber segala dosa.
Rasulullah SAW pun mengingatkan, "Tiga hal yang merupakan sumber segala
dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap
keangkuhan karena keangkuhan membuat Iblis enggan bersujud kepada Adam,
dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus) karena ketamakan mengantar Adam
memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati karena kedua anak
Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya,akibat
dorongan iri hati." (HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas'ud).
Karena tiga penyakit hati itu pula, kita terlalu sibuk memperhatikan orang lain,
lupa dan tak sadar tentang diri sendiri. Mengkritisi diri merupakan ciri kearifan.
Sungguh malang yang sibuk menilai orang, menyalahkan dan menghakimi seolah
dirinyalah yang paling benar.
Kita harus sepenuhnya lebih melihat ke dalam diri, mempelajarinya, mengikuti
mata batin suci (nurani) yang selalu menuntun kepada kebenaran. Bila telah
mengenali diri maka kita akan mengenal Tuhan. Allah SWT berfirman, (QS Al
Bayyinah: 5).

"Padahal, mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus,"
Murnikanlah ketaatan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bukan kepada tuhan-
tuhan kecil yang menjadi berhala. Dengan mengenal Tuhan, akan menyadarkan
kita terhadap peran serta fungsi hidup di dunia. Mengenali diri juga bermakna
bahwa harus diimani seratus persen tentang adanya pengadilan yang dijamin
keadilannya.
Bilapun di dunia ini merasa terzalimi maka tak harus membalasnya. Pasrahkan
segalanya kepada Allah SWT. Iman kepada qadha dan qadar serta Hari Akhir
menjadi kekuatan utama dan itu yang ditempuh, bahagia dunia akhirat akan
dialami senyata-nyatanya. Tak perlu simpan dendam, risau karena tak mampu
melawan mereka yang zalim kepada kita. Sungguh, tak ada satu hal kecil pun
yang tak diketahui-Nya dan tidak dicatat oleh malaikat-Nya.

Sebagai manusia, maafkanlah, dan berjanjilah kita takkan melakukan tindakan


yang sama seperti kezaliman mereka kepada kita. Perenungan untuk mengenali
diri harus dijadikan kebiasaan harian. Kalau kita juga sakit hati, tentu saja orang
lain jika diperlakukan seperti ini pun sangat sakit. Sungguh bahagia mereka yang
setiap waktunya disibukkan untuk menyesali setiap dosa-dosanya, terus memohon
ampun dan memperbaiki diri untuk lebih baik. Mereka akan dipenuhi oleh
kebaikan dan tak ada ruang untuk bergosip ria, iri, dan bergibah. Rasulullah SAW
bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Tutuplah
keburukan itu dengan amal kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus
keburukan dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR Tirmidzi). 
PENUTUP:
Saudara saudariku kaum muslimin Rahimakumullah…

Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini,
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar
datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru
itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari
salah, khilaf dan dosa.
Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta
astaghfiruka wa-atuubu ilaik.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Anda mungkin juga menyukai