Anda di halaman 1dari 19

IHSAN ADALAH

PERINTAH
AGAMA
Kelompok 6
1. Dika Maulana
2. Hanif Gabriel
3. Diyah chindy
4. Laksmana Yudha
5. Ridwan syahputra
PENGERTIAN
1. Ihsan (Arab : ‫" ;احس ان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang
yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak
mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan
bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

2. Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia
mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang
lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta,
ilmu, kedudukan dan badannya
IHSAN KEPADA ALLAH

Ihsan kepada Allah adalah berbuat baik bahkan yang terbaik dalam mengabdi kepada
Allah. Dalam hal ini, ketika beribadah kepada Allah terutama ketika shalat, ia benar-
benar merasakan seakan-akan berhadapan dan melihat Allah. Dalam sebuah hadits
shahih riwayat al-Bukhari dan Muslim diterangkan: Nabi Saw ditanya tentang Ihsan,
beliau menjawab:” Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya,
jika engkau tidak bisa melihatnya, sesungguhnya Ia melihatmu” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim). Hadits tersebut menjelaskan bahwa sikap ihsan kepada Allah adalah sikap
yang khusyu dalam beribadah, dan merasakan Allah begitu dekat dengannya, sehingga
ia merasakan selalu dalam pengawasan Allah Swt.
IHSAN KEPADA MANUSIA

Ihsan kepada manusia adalah berbuat baik kepada orang lain dengan niat yang tulus,
tanpa pamrih dan penuh kasih sayang. Sejatinya sikap ihsan kepada sesama manusia
adalah bersikap lembut dan kasih sayang kepada orang lain, meski orang lain tersebut
pernah memperlakukan dirinya dengan tidak baik.
Mengenai sikap ihsan kepada manusia ini, Nabi Saw pernah bersabda:
“sesungguhnya ihsan itu adalah engkau berbuat baik kepada orang yang telah
berbuat buruk kepadamu. Dan tidaklah disebut ihsan jika engkau berbuat baik
kepada orang yang telah berbuat baik kepadamu (Tafsir Ibn Abi Hatim, Vol.54
hal.119)

Allah suka kepada manusia yang bisa bersikap ihsan kepada sesama manusia,
lebih-lebih jika sikap ihsan itu dilakukan terhadap kedua orang tuanya. Secara
khusus Allah memerintahkannya dengan firmanNya: “Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia” (QS. Al Isra, 23)
Betapa mulianya berbuat ihsan kepada kedua orang tua hingga Nabi Saw
bersabda: “Ridha Allah tergantung kepada ridha kedua orang tua dan murka Allah
tergantung kepada murka kedua orang tua” (HR. Al-Tirmidzi. Ibn Hibban dan al-
Hakim mensahihkannya). Di sini Allah dan RasulNya menegaskan bahwa Allah
menyukai orang-orang yang berbuat ihsan kepada sesama manusia, terutama
kepada kedua orang tuanya.
IHSAN KEPADA HEWAN

Ihsan kepada Allah dan sesama manusia, kita juga diperintahkan untuk berbuat ihsan
kepada yang lain, seperti ihsan kepada hewan dan alam di sekitarnya. Ihsan di sini
adalah berbuat sesuatu dengan cara yang baik, santun dan penuh kasih sayang. Nabi
Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berbuat baik
(ihsan) pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan
jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik…” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut kita diwajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika
ihsan kepada Allah dilakukan dengan melakukan ibadah yang khusyu, merasakan
adanya kedekatan dengan Allah, sehingga seakan-akan sedang beraudensi dengan
Allah, dan ihsan kepada manusia dengan berbuat kasih sayang kepada sesama
tanpa pamrih, tulus dan ikhlas meski pernah diperlakukan tidak baik, maka ihsan
kepada yang lain termasuk kepada hewan adalah dengan cara yang santun dan
kasih sayang. Misalnya saat mau menyembelih hewan, maka cara bersikap ihsan
kepadanya adalah dengan mempersiapkan pisau yang tajam sehingga tidak terlalu
menyakitkan saat menyembelihnya.
ADAB ADAB IHSAN

Adab Terhadap Diri Sendiri

Kaum muslimin percaya bahwa kebahagian di dunia dan akhirat bergantung pada
perilaku dan adab terhadap diri sendiri dan pada kesucian serta kebersihan jiwa. Begitu
juga dengan kesengsaraan disebabkan kerosakan dan kekotoran jiwa hal ini nyata dalam
firman Allah :

“ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya


merugilah orang yang mengotorinya” ( Asy-Syam [ 91] 9-10)
Langkah untuk mencapai kesucian jiwa :

a. Taubat
Taubat yang bermaksud menyucikan diri dari dosa dan maksiat, menyesali
segala dosa yang telah dilakukan dan berazam untuk tidak mengulangi.

b. Muraqabah ( Pengawasan )
Umat Islam sentiasa merasakan setiap perbuatan dan pergerakan diawasi oleh
Allah. Sehingga mereka yakin bahawa Allah sentiasa memerhatikan dan
megetahui segala yang nyata mahupun tersembunyi
c. Muhassabah
Melakukan perhitungan terhadap diri sendiri di atas apa yang telah dilakukan
demi mengecapi kebahagian di dunia dan akhirat. Sentiasa membuat perhitungan
dengan apa yang telah dilakukan. Andainya apa yang dilakukan adalah perkara-
perkara yang dilarang, maka mestilah segera beristigfar menyesali perbuatan dan
segera bertaubat dan membuat kebaikan. Inilah yang dimaksudkan dengan
muhassabah terhadap diri sendiri.Ianya satu cara memperbaiki, mendidik,
menyuci dan membersihkan diri

d. Mujahadah (Berjuang Melawan Hawa Nafsu)


Hawa Nafsu adalah musuh yang paling besar bagi setiap individu Islam. Hawa
nafsu hanya cenderung untuk melakukan kejahatan dan menjauhi kebaikan.
ADAB PADA ORANG TUA

Setiap Muslim tentu harus mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya untuk berbakti,
menaati dan berbuat baik terhadap keduanya. Bukan karena keberadaan orang tua atau
karena kebaikan mereka dalam memenui kebutuhan kita, atau menganggap mereka
sebagai orang yang paling berjasa terhadap kita yang dijadikan alasan untuk berbakti
kepada mereka, tetapi lebih dari itu. Kita berbakti kepada mereka harus karena Allah
SWT. karena Allah memang telah menetapkan kewajiban atas anak untuk berbakti dan
berbuat baik kepada kedua orang tuanya, bahkan perintah tersebut dalam
penyebutannya disertakan dengan kewajiban hamba yang paling utama yaitu kewajiban
beribadah hanya kepada Allah SWT dan tidak menyekutukanNya.
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”
(QS. Al-Isra’: 23)

Perlu diketahui bahwa hak kedua orang tua merupakan hak terbesar yang harus
dilaksanakan oleh setiap muslim
ADAB PADA TETANGGA

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa ada
interaksi dengan manusia lainnya. Maka, kehadiran tetangga dalam kehidupan sehari-
hari seorang muslim sangat dibutuhkan. Allah Ta’ala berfirman,

“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.”
(QS. An Nisa: 36).
Berikut ini diantara adab-adab seorang muslim kepada tetangganya yang patut
kita perhatikan :

Menghormati Tetangga dan Berperilaku Baik Terhadap Mereka


Bangunan Rumah Kita Jangan Mengganggu Tetangga
Memelihara Hak-hak Tetangga, Terutama Tetangga yang Paling Dekat
Jangan Kikir untuk Memberikan Nasehat dan Saran kepada Mereka
Memberikan Makanan kepada Tetangga
Bergembira ketika Mereka Bergembira dan Berduka ketika Mereka Berduka
ADAB PADA GURU

Guru merupakan aspek besar dalam penyebaran ilmu, apalagi jika yang disebarkan
adalah ilmu agama yang mulia ini. Para pewaris nabi begitu julukan mereka para
pemegang kemulian ilmu agama. Tinggi kedudukan mereka di hadapan Sang Pencipta.
Ketahuilah saudaraku para pengajar agama mulai dari yang mengajarkan iqra sampai
para ulama besar, mereka semua itu ada di pesan Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam. Beliau bersabda,

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” (HR. Ahmad dan
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami).
Tersirat dari perkatanya shallahu ‘alaihi wa salam, bahwa mereka para ulama
wajib di perlakukan sesuai dengan haknya. Akhlak serta adab yang baik
merupakan kewajiban yang tak boleh dilupakan bagi seorang murid.

Beberapa adab terhadap Guru yaitu :


Memuliakan Guru
Mendoakan kebaikan
Rendah diri terhadap Guru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai