seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan
kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah
swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga
seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang
sempurna dan akhlak yang mulia.
Syaikh Abdurrahman as Sadi rahimahullah menjelaskan bahwa ihsan
mencakup dua macam, yakni ihsan dalam beribadah kepada Allah dan ihsan
dalam menunaikan hak sesama makhluk. Ihsan dalam beribadah kepada Allah
maknanya beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya atau merasa diawasi
oleh-Nya. Sedangkan ihsan dalam hak makhluk adalah dengan menunaikan hakhak mereka.
Ihsan kepada makhluk ini terbagi dua, yaitu yang wajib dan sunnah.
Yang hukumnya wajib misalnya berbakti kepada orang tua dan bersikap adil
dalam bermuamalah. Sedangkan yang sunnah misalnya memberikan bantuan
tenaga atau harta yang melebihi batas kadar kewajiban seseorang. Salah satu
bentuk ihsan yang paling utama adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat
jelek kepada kita, baik dengan ucapan atau perbuatannya.
Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu
hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai
bagian dari akidah dan bagian terbesar dari keislamannya. Karena, Islam
1
dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti yang
telah diterangkan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya yang shahih. Hadist ini
menceritakan saat Raulullah saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril yang
menyamar sebagai seorang manusia mengenai Islam, iman, dan ihsan. Setelah
Jibril pergi, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, Inilah Jibril yang
datang mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian. Beliau menyebut
ketiga hal di atas sebagai agama, dan bahkan Allah swt. memerintahkan untuk
berbuat ihsan sebagaimna firman-Nya dalam Al-Qur`an.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila
datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orangorang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam
mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan
untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.(QS. AlIsra: 7)
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada
ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. ( QS. Al
Baqarah : 83 )
2) As-Sunnah
. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan, ketika ia menjawab
pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan
oleh Jibril, dengan mengatakan :
saw.
Bersabda
Keridhaan Allah berada pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah
berada pada kemurkaan orang tua.
Dalil di atas menjelaskan bahwa ibadah kita kepada Allah tidak akan
diterima, jika tidak disertai dengan berbuat baik kepada kedua orang tua.
Aku adalah Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan
rahim yang Kuberi nama bagian dari nama-Ku.Maka, barangsiapa yang
menyambungnya, akan Ku sambungkan pula baginya dan barangsiapa yang
memutuskannya, akan Ku putuskan hubunganku dengannya. (HR.
Turmuzdi)
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, Tidak akan masuk surga,
orang yang memutuskan tali silaturahmi. (HR. Syaikahni dan Abu Dawud)
menjaga
hartanya,
memelihara
kehormatannya,
D. KEUTAMAAN IHSAN
Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
10
11
KESIMPULAN
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh
hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan
dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan
kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata
Allah swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh
ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan
akhlak yang mulia.
Ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keikhlasan dan jujur
pada saat beramal. Ini adalah ihsan dalam tata cara (metode). Kedua, ihsan adalah
senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada
Allah, selama hal itu adalah sesuatu yang diridhai-Nya dan dianjurkan untuk
melakukannya. Untuk dapat naik ke martabat ihsan dalam segala amal, hanya bisa
dicapai melalui amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah yang dicintai oleh
Allah, serta dilakukan atas dasar mencari ridha Allah swt.
12