NIM : 12210515037
Kelas : PMT 3B
KELOMPOK 1
Hadits Ke-2
Dari Umar radhiyallahu 'anhu juga dia berkata : ”Ketika kami duduk-duduk
disisi Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam suatu hari tibatiba datanglah seorang
laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak
tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara
kami yang mengenalnya. 6Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu
menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu alaihi
wa sallam) seraya berkata, Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?", Maka
bersabdalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Islam adalah engkau bersaksi
bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu ", kemudian dia berkata, " anda benar
". Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian
dia bertanya lagi: "Beritahukan aku tentang Iman". Lalu beliau bersabda, " Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul- rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk ",
kemudia dia berkata, anda benar". Kemudian dia berkata lagi: Beritahukan aku
tentang ihsan". Lalu beliau bersabda, "Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan- akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau". Kemudian dia berkata, Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)". Beliau bersabda," Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya
". Dia berkata," Beritahukan aku tentang tanda-tandanya ", beliau bersabda, " Jika
seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang
kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunannya kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.
Kemudian beliau (Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam) bertanya," Tahukah engkau
siapa yang bertanya ?". Aku berkata," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui ".
Beliau bersabda," Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud)
mengajarkan agama kalian". (Riwayat Muslim).
2. Tumbuhnya semangat dan tekat melakukan hal yang baik dan positif.
3. Kesabaran dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu yang berat dan
sulit.
4. Kesadaran untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan.
Hadits Ke-2
1. Malaikat dapat berubah-ubah bentuk atau menjelma bentuk apa saja yang
dikehendaki.
2. Adab seorang murid terhadap seorang alim yang tawadu’ baik dalam sikap
maupun ucapan.
3. Penyampaian agama yang dilakukan Malaikat Jibril kepada Nabi SAW
menggunakan metode dialog dan tanya jawab.
4. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan, dan
kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan
penguasa.
5. Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang-orang yang
hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang
bertanya, maka wajib baginya. Bertanya tentang hal tersebut meskipun dia
mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
6. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk
berkata, “Saya tidak tahu”, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
7. Di dalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya
selain Allah ta’ala.
8. Di dalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis
ilmu.
KELOMPOK 2
Hadits Ke-4
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud radiallahuanhu beliau berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau
adalah orang yang benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan
penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari,
kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian
menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya
seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk
menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau
bahagianya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara
kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan
syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia
melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka.
Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga
jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya
ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam
syurga. (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-
Nisaa' ayat 36, yang berbunyi sebagai berikut. "Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu".
c. Akhlak
Hadits Ke-4
1. Nilai Tauhid
Tujuan pendidikan bagi anak dalam Islam yang paling utama adalah
membentuk anak yang saleh. Yaitu anak yang selalu melaksanakan perintah
Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam hadits tersebut terdapat kandungan nilai
tauhid. Hal ini dapat dilihat dari kalimat "bismillah" pada awal hadits,
menunjukkan bahwa pendidikan awal yang diberikan kepada anak adalah
pendidikan tauhid.
2. Nilai Psikologis
Selain itu membaca doa ketika akan melakukan hubungan suami isteri
memberikan pesan bahwa perlunya memberikan pendidikan akhlak kepada
anak. Artinya, sejak semula orangtua telah menanamkan pendidikan akhlak
kepada anaknya bahwa tidak boleh berlaku sombong.
4. Nilai Sosial
KELOMPOK 3
Hadits Ke-6
Hadis ini mengajarkan nilai takwa kepada Allah, yaitu menjalani kehidupan
dengan kesadaran akan Allah dalam segala hal yang kita lakukan, baik yang
kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui.
2. Kesadaran dan Kepedulian terhadap Tindakan
Hadis ini juga mengajarkan tentang menjaga harga diri dan menjalani hidup
dengan rasa malu (haya'), yaitu menghormati diri sendiri dan orang lain, serta
tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
6. Pentingnya Konsultasi dan Pembelajaran
Para sahabat dalam hadis ini bertanya kepada Rasulullah صل ى هلال عليه وسلم
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik. Ini menekankan pentingnya
konsultasi dan pembelajaran dalam agama Islam.
7. Pentingnya Ilmu dan Pengetahuan
Hadits Ke-6
Memahami dan mematuhi ketentuann halal dan haram adalah tanda taqwa,
yaitu ketakwaan kepada Allah. Taqwa mendorong untuk menjauhi yang haram
dan syubhat, dan hanya mengambil yang halal.
2. Kesadaran Moral dan Etika (Akhlaq)
Prinsip halal dan haram mendorong individu untuk jujur dalam segala aspek
kehidupan, termasuk dalam bisnis, makanan, dan transaksi lainnya. Hal ini
menciptakan integritas dan kejujuran.
6. Kesehatan dan Kesejahteraan
KELOMPOK 4:
Hadits Ke-8
Nasihat dalam hadits ini adalah nasihat kepada Allah, Rasul, dan sesama
manusia. Nasihat kepada Allah berarti beriman kepada-Nya, tidak
menyekutukan-Nya, dan menaati segala perintah-Nya. Nasihat kepada Rasul
berarti mengikuti ajaran beliau dan mengamalkan sunnah-sunnahnya. Nasihat
kepada sesama manusia berarti saling mengingatkan dalam kebenaran dan
kebaikan.
2. Nilai Moral
Nasihat dalam hadits ini mengandung nilai moral yang tinggi, yaitu
kepedulian terhadap kebaikan orang lain. Nasihat adalah bentuk perhatian dan
kasih sayang kepada orang lain. Dengan nasihat, kita dapat mencegah orang
lain melakukan kesalahan dan mengarahkan mereka kepada kebaikan.
3. Nilai Sosial
Nasihat dalam hadits ini juga mengandung nilai sosial yang tinggi, yaitu
membangun hubungan yang baik antar sesama manusia. Nasihat dapat menjadi
sarana untuk saling memahami dan menghargai perbedaan. Dengan nasihat,
kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai.
Hadits Ke-8
KELOMPOK 5
Hadits Ke-10
6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
Hadits Ke-10
1. Dalam hadits ini, terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala
kekurangan dan cela.
2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang
bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
KELOMPOK 6
Hadits Ke-12
Hadits ini juga menekankan pentingnya integritas dan kejujuran. Jika kita
merasa tidak yakin atau ragu tentang sesuatu, kita harus memiliki keberanian
untuk mengakui dan bertindak sesuai dengan perasaan kita.
3. Etika Kerja
Hadits ini juga dapat diartikan sebagai dorongan untuk selalu melakukan
yang terbaik dalam pekerjaan kita. Jika kita ragu tentang kualitas pekerjaan
kita, kita harus berusaha untuk memperbaikinya daripada menerima hasil yang
kurang dari yang terbaik.
4. Pengambilan Keputusan
Hadits Ke-12
1. Rasa Malu
Hadits ini mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki rasa malu sebagai
bagian dari moral dan etika kita. Rasa malu bisa mencegah kita melakukan hal-
hal yang tidak pantas atau merugikan orang lain.
2. Tanggung Jawab
Hadits ini juga mengajarkan kita tentang tanggung jawab atas tindakan kita.
Jika kita tidak merasa malu, kita bebas melakukan apa yang kita suka, tetapi
kita juga harus siap menerima konsekuensinya.
3. Kebebasan dan Batasan
Meskipun kita memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang kita suka,
hadits ini mengingatkan kita bahwa kebebasan tersebut harus diimbangi
dengan rasa malu dan pertimbangan moral.
4. Etika dan Moral
Hadits ini menekankan pentingnya etika dan moral dalam hidup kita. Sebuah
tindakan mungkin legal, tetapi jika tidak etis atau moral, sebaiknya kita tidak
melakukannya.
KELOMPOK 7
Hadits Ke-14
Hadits Ke-14
Salah satu dari tiga situasi yang memungkinkan pengambilan darah seorang
Muslim adalah jika seorang duda/janda berzina. Hal ini menekankan
pentingnya menjaga kehormatan keluarga dan mencegah tindakan yang dapat
merusak hubungan keluarga.
5. Pentingnya Kesatuan Umat
Salah satu alasan yang memungkinkan pengambilan darah seorang muslim
adalah meninggalkan agama dan berpisah dari jamaahnya. Ini menekankan
pentingnya persatuan umat Islam dan menjaga kekompakan dalam agama.
KELOMPOK 8
Hadits Ke-16
Hadits ini mengajarkan bahwa allah SWT adalah maha mengetahui segala
sesuatu, baik yang lahir maupun yang batin. Oleh karena itu, kita harus
senantiasa menjaga hati dan lisan kita, serta melakukan perbuatan yang baik,
karena Allah SWT selalu melihat dan mengawasi kita.
2. Nilai Akhlak
Hadits ini mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara, agar tidak
menyakiti hati orang lain. Kita juga harus berusaha untuk selalu berkata baik,
meskipun kepada orang yang tidak kita sukai.
3. Nilai Sosial
Hadits Ke-16
Merupakan salah satu emosi yang wajar dialami oleh manusia. Namun, jika
tidak dikendalikan dengan baik, kemarahan dapat menimbulkan berbagai
masalah, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, penting bagi
umat Islam untuk belajar mengendalikan amarah.
2. Nilai Pentingnya Kesabaran
Merupakan salah satu bentuk hawa nafsu. Oleh karena itu, untuk
mengendalikan amarah, umat Islam perlu mengendalikan hawa nafsunya.
KELOMPOK 9
Hadits Ke-17
Hadits Ke-18
“Diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah Al-Ghifari dan Abu
Abdirrahman Muadz bin Jabal Al-Anshari bahwasannya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada
dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan akan menghapuskan
keburukan sebelumnya dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.”
(Riwayat Tirmidzi, dia berkata, "haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan
hasan shahih).
Hadits ini mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat baik dalam segala
hal, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi. Akhlak yang baik akan
membawa kita kepada kebaikan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di
akhirat.
2. Nilai Kemanusiaan
Hadits ini juga mengajarkan kepada kita untuk selalu menghormati dan
menyayangi sesama makhluk, termasuk hewan. Hewan juga memiliki hak
untuk diperlakukan dengan baik, tidak boleh disiksa atau diperlakukan dengan
kejam.
3. Nilai Kepedulian
Hadits ini mengajarkan kepada kita untuk selalu peduli terhadap sesama
makhluk, termasuk hewan. Kita harus berusaha untuk mengurangi penderitaan
hewan, termasuk saat menyembelih hewan untuk dikonsumsi.
Hadits Ke-18
1. Nilai Takwa
Nilai takwa merupakan nilai dasar dalam pendidikan Islam. Takwa berarti
takut kepada Allah dan senantiasa taat kepada-Nya. Hadits ini menekankan
pentingnya takwa dalam segala aspek kehidupan, baik di tempat umum
maupun di tempat pribadi.
2. Nilai Kebaikan
KELOMPOK 10
Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu 'anhu , ia
berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' Sesungguhnya di
antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia adalah jika kamu tidak
malu, maka melakukanlah sesukamu!”. (HR. Bukhari).
Hadits Ke-20
1. Hadits ini mengajarkan bahwa hidup seorang muslim harus memiliki rasa malu
sesuai proporsinya. Sebab malu itu bagian dari iman. Dengan punya rasa malu,
seorang muslim akan terhindar dari hal-hal yang memalukan dirinya seperti
berbuat maksiat dan dosa.
2. Hadits ini mengajarkan bahwa jika seseorang telah meninggalkan rasa malu,
maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun. Karena malu merupakan
landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang
banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa
malunya semakin sedikit kebaikannya.
3. Hadits ini mengajarkan bahwa rasa malu merupakan perilaku dan dapat
dibentuk. Maka, setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya
memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
KELOMPOK 11
Hadits Ke-22
Hadits ini memerintahkan untuk istiqamah dalam masalah tauhid dan ikhlas
beribadah hanya kepada Allah SWT.
2. Nilai Keimanannya
Hadits ini merupakan bukti keinginan yang kuat dari para sahabat untuk
mempelajari agamanya dan menjaga keimanannya. Keimanan kepada Allah
membutuhkan ke istiqamahan.
Hadits Ke-22
1. Hadits ini mendidik kita bahwa pentingnya berdisplin kepada syariat (indibath
syar’i). Walaupun disiplin dengan perkara yang wajib dan menjauhi yang
haram, itu tetap sebuah kemuliaan yang telah dihargai dan dijanjikan dengan
surga. Apalagi ditambah disiplin juga terhadap perkara yang sunnah, dan
manjauh dari yang makruh dan syubhat.
2. Hadits ini menjadi bukti penguat bahwa masuknya ke surga bagi seseorang
adalah karena amal shalihnya.
KELOMPOK 12
Hadits Ke-23
“Dari Abu Malik Al Harits bin ‘Ashim Al Asy’ari Radhiallahu ‘Anhu, dia
berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihiwa Sallam:“Kesucian adalah
sebagian dari iman, Al Hamdulillah memberatkantimbangan, Subhanalla dan Al
Hamdulillah akan memenuhi antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah
adalah burhan (bukti), sabar adalah pelita, Al Quran adalah hujjah bagimu dan
atasmu, setiap manusia berusaha untuk menjual dirinya maka dia menjadimerdeka
(dari azab, penghinaan) atau menjadi binasa.” (HR. Muslim).
Hadits Ke-24
Hadits Ke-24
KELOMPOK 13
Hadits Ke-25
Hadits Ke-26
Hadits ini mengajarkan kearifan dengan memberi solusi kepada orang yang
bertanya, mengembirakan hatinya, dan menghilangkan kekhawatiran.
3. Nilai Ibadah
Hadits ini mendorong untuk bertanya tentang sesuatu yang bermanfaat bagi
seorang Muslim dan meningkatkan derajatnya.
4. Dalam hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa jika kita memiliki harta yang
banyak hendaknya bersyukur dan bersedekah, lalu bersabar dan senantiasa
mengharap pahala.
Hadits Ke-26
1. Nilai Ibadah
Hadits ini juga mengajarkan bahwa nilai ibadah terletak pada keikhlasan dan
niat, bukan pada jumlah atau besarnya pemberian. Oleh karena itu, kita harus
selalu menjaga keikhlasan dalam melakukan ibadah, termasuk dalam
bersedekah.
3. Nilai Keseimbangan