Soal :
1. Apa definisi dari AQIDAH? Mengapa AQIDAH penting bagi
kehidupan ummat Islam? Tuliskan Ayat al-Quran dan Hadits
yang berkenaan dengan AQIDAH!
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman! Tuliskan dan uraikan
dengan ringkas maksud firman Allah yang tertera dalam
Surat al-Hujurat: 12.
3. Jelaskan dengan ringkas pengertian dan jenis-jenis IBADAH!
Tuliskan dan uraikan ayat yang berkenaan denga IBADAH!
4. Jelaskan dengan ringkas pengertian AKHLAK dan tuliskan
serta analisis beberapa ayat yang berkaitan dengan AKHLAK!
5. Jelaskan dengan ringkas hubungan antara Aqidah-Ibadah dan
Akhlak! Tuliskan ayat-ayat yang berkaitan dengnan Aqidah-
Syari’ah dan akhlaq.
6. Buat tulisan tentang: Faktor-faktor yang mempengaruhi
AKHLAK manusia. Paper ini maksimal 10 halaman.
---------------------------
1 Aqidah adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya bagi
umat islam berdasarkan pada dalil dan aqli.
Aqidah sangat penting bagi manusia yang memeluk agama islam. Karna sebagai
pondasi yang kuat dalam memegang agama ini. Juga membantu dalam pembentukan
akhlak yang mulia, serta menerapkan tujuan dasar penciptaan manusia yaitu
beribadah hanya kepada Allah swt.
Sebagaimana firman Allah pada surah Al baqarah ayat 285
٢٨٥
“Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada
keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Qur‟an) dan
Sunah Rasulullah.” (HR Al Hakim)
3. Ibadah
Merupakan sebuah realisasi manusia dalam berserah diri dan menyembah
Allah swt. Ibadah juga sebagai sarana curhat atau mengutarakan semua masalah
terhadap sang pencipta sehingga aka nada nya petunjuk dalam penuntasan masalah
yang dimiliki.
Ibadah dalam islam memiliki beberapa jenis
1. Ibadah Qolbiyyah
Maksudnya artinya setiap ibadah dilakukan oleh aktivitas hati. di mana ibadah ini
meliputi aspek i‟tiqod atau keyakinan mirip iman pada wujud Allah SWT. Selain
i‟tiqod seperti cinta kepada Allah, atau dalam bentuk tafakkur seperti merenungkan
penciptaan Allah.
2. Ibadah Qowliyyah
Ibadah ini dilakukan oleh aktivitas lisan. contohnya mirip membaca alquran, bertasbih,
bertahmid, bertahlil, bertakbir, dan lain sebagainya.
3. Ibadah Amaliyyah
Ibadah Amaliyyah adalah ibadah yang dilakukan oleh aktivitas anggota tubuh.
contohnya ialah gerakan dalam sholat, melakukan puasa, haji, dan lain sebagainya.
4. Ibadah Maaliyyah
Ibadah ini dilakukan oleh seorang hamba menggunakan mendermakan hartanya.
misalnya menunaikan zakat serta bershodaqoh.
Allah SWT mengutus rasul-Nya untuk mengajak manusia agar menyembah Allah
SWT. Perintah untuk beribadah termaktub dengan jelas dalam Al Quran. Salah
satunya pada surat Al Anbiya ayat 25:
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad),
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku." (QS. Al Anbiya: 25)
Menurut para ulama fikih, ibadah merupakan bentuk pekerjaan yang bertujuan untuk
mendapatkan ridha Allah SWT dan mendambakan pahala dari-Nya di akhirat. Secara
bahasa, ibadah berasal dari kata 'abd yang artinya hamba.
Ayat di atas menjelaskan tentang akhlak tinggi yang dimiliki para Nabi dan Rasul
yakni selalu menjaga akhlak mulia serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Selain itu sebagai petunjuk dan teladan manusia untuk menaati perintah Allah.
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung."
Ayat di atas menjelaskan tentang pentingnya untuk berakhlak baik yakni menghindari
sifat dan sikap sombong. Karena itulah pentingnya untuk memiliki akhlak yang
rendah hati.
Dalil Alquran Surat Ali-Imran Ayat 134:
Ayat di atas menjelaskan tentang arti akhlak terpuji yakni untuk menjaga kesantunan
dan menahan rasa amarah. Sehingga bisa termasuk perbuatan terpuji yang disukai
oleh Allah SWT.
Bila kita analogikan sebuah pohon, aqidah artinya akar, ibadah merupakan batang,
serta akhlak ialah butir atau bunganya. Andaikan kita ingin ibadah kita baik,
maka milikilah aqidah yg kokoh dan Jika kita ingin mempunyai akhlak yg baik,
kita harus melewati ibadah yang baik dan rutin. Akhlak tidak mungkin terbangun
dengan baik tanpa rangkaian ibadah yang berkualitas. Ibadah tidak mungkin
dilakukan dan dijalankan tanpa aqidah dan iman yg bertenaga. Maka, puncak
dari kokohnya aqidah serta keimanan seseorang terletak pada akhlaknya.
Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan
melahirkan perangai yang mulia dan rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya
iman. Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh Nabi sebagi orang yang
kehilangan iman.
Beliau bersabda:
”Malu dan iman itu keduanya bergandengan, jika hilang salah satunya, maka
hilang pula yang lain”. (HR. Hakim)
Sahabat bacaan madani. Aqidah ialah suatu keyakinan hidup yg dimiliki oleh
insan. Keyakinan hayati ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup buat
mengarahkan tujuan hidupnya menjadi makhluk. aqidahlah Pondasi aktifitas
manusia itu tidak selamanya mampu tetap tegak berdiri, maka dibutuhkan adanya
sarana buat memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah artinya bentuk dedikasi dari
seseorang hamba kepada allah. Ibadah dilakukan pada rangka mendekatkan diri
pada allah buat mempertinggi keimanan serta ketaqwaan terhadap allah.
Setiap orang ingin agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat,
dan sikap mental yang kuat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan
dengan melalui pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang dapat membawa kepada
terjaminnya akhlak perilaku ihsan sehingga ia mampu dan mau berakhlak sesuai
dengan niali–nilai moral. Nilai–nilai moral akan dapat dipatuhi oleh seorang dengan
kesadaran tanpa adanya paksaan kalau hal itu datng dari dirinya sendiri. Dengan
demikian pendidikan agama harus diberikan secara terus menerus baik faktor keluarga,
faktor kepribadian, pendidikan formal, pendidikan nonformal atau lingkungan
masyarakat.
Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak merupakan salah satu sifat yang tertanam dalam
jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa
adanya pertimbangan pemikiran lagi. Sedangkan Ibrahim Anis berpendapat bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Pembentukan akhlak adalah suatu proses dinamis di dalam diri yang terus menerus
dilakukan terhadap sistem fisik dan mental, sehingga terbentuk pola penyesuaian diri
yang unik atau khas pada setiap orang terhadap diri sendiri, orang lain, dan
lingkungannya.
Segala tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda antara satu
dengan lainnya, pada dasarnya merupakan akibat adanya pengaruh dari dalam diri
manusia (insting) dan motivasi yang disuplai dari luar dirinya seperti miliue, dan
aspek Warotsah
Aliran yang ketiga ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari
ayat berikut:
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (QS. Al-Nahl, 16: 78).
Banyak faktor-faktor yang mensugesti akhlak. Setiap orang ingin supaya sebagai
orang yg baik, mempunyai kepribadian yg kuat, dan perilaku mental yang bertenaga
dan akhlak yang terpuji. semua itu bisa diusahakan menggunakan melalui pendidikan,
buat itu perlu dicari jalan yang bisa membawa pada terjaminnya akhlak sikap ihsan
sebagai akibatnya ia bisa dan mau berakhlak sesuai menggunakan niali–nilai moral.
Nilai–nilai moral akan bisa dipatuhi oleh seorang dengan pencerahan tanpa adanya
paksaan jikalau hal itu datng berasal dirinya sendiri. dengan demikian pendidikan
agama wajib diberikan secara terus menerus baik faktor famili, faktor kepribadian,
pendidikan formal, pendidikan nonformal atau lingkungan warga .
Faktor keluarga
Faktor keturunan secara langsung atau tidak langsung sangat memengaruhi bentukan
sikap dan tingkah laku seseorang. Sifat-sifat asasi anak merupakan sifat-sifat asasi
orang tuanya. Sifat yang diturunkan oleh orang tua bukanlah sifat yang dimiliki yang
tumbuh dengan matang karena pengaruh lingkungan, adat dan pendidikan, melainkan
sifat bawaan sejak lahir.
pada pelatihan akhlak anak, faktor orang tua sangat memilih, karena akan masuk ke
pada pribadi anak bersamaan dengan unsur–unsur langsung yang didapatnya melalui
pengalaman sejak kecil. Pendidikan famili menjadi orang tua mempunyai
tanggungjawab dalam mendidik anak–anaknya karena dalam keluarga memiliki saat
poly buat membimbing, mengarahkan anak–anaknya supaya mempunyai perilaku
islami.
Kebahagiaan orang tua atas hadirnya seorang anak yang dikaruniakan kepadanya,
akan semakin terasa karena tumbuhnya asa bahwa garis keturunannya akan
berlangsung terus. Satu hal yang perlu menerima perhatian berfokus dari para orang
tua muslim adalah tentang kesalehan anak–anak mereka.terdapat beberapa hal yg
perlu direalisasikan oleh orang tua yakni aspek pendidikan akhlak karimah.
Pendidikan akhlak sangat penting pada keluarga, karena menggunakan jalan
membiasakan dan melatih di hal – hal yg baik, menghormati kepada orang tua,
bertingkah laris sopan yg baik pada berperilaku keseharian maupun dalam bertutur
kata. Pendidikan akhlak tidak hanya secara teoritik tetapi disertai misalnya buat
dihayati maknanya, mirip kesusahan bunda yg mengandungnya, kemudian dihayati
apa yang ada dibalik yg nampak tersebut, lalu direfleksikan dalam kehidupan
kejiwaannya.
menerima pendidikan baik secara pribadi juga tidak eksklusif, disamping itu famili
merupakan unit kehidupan bersama insan terkecil dan alamiah, merupakan secara
alamiah dialami setiap kehidupan insan, karena itu famili ialah jembatan meniti bagi
generasi, oleh sebab itu orang tua berperan penting sebagai pendidik, yakni memikul
pertanggungjawaban terhadap pendidikan anak. sebab pendidika itulah yang akan
membentuk manusia di masa depan.
famili adalah wadah pertama serta utama, peletak dasar perkembangan anak. dari
keluarga pertama kali anak mengenal agama asal kedua orang tua, bahkan pendidikan
anak sesungguhnya sudah dimulai semenjak persiapan pembentukan keluarga. sehabis
mendapatkan pendidikan akhlak pada famili secara tidak pribadi nantinya akan
berkembang di lingkungan warga .
oleh karena itu maka norma–kebiasaan pada keluarga wajib dalam supervisi, karena
akan sangat berpengaruh di diri anak, kebiasaan yang buruk asal famili terutama
berasal ke 2 orang tua akan cepat ditiru oleh anak–anaknya, sebagai norma anak yang
jelek. dengan demikian jua norma yang baik akan menjadi norma anak yg baik. kiprah
orang tua serta anggota famili sangat penting bagi pendidikan akhlak serta selektivitas
bergaul.
dengan memakai kaidah fikih mengemukakan bahwa diri sendiri termasuk orang yang
dibebani tanggung jawab pendidikan menurut Islam, apabila manusia telah mencapai
tingkat mukallaf maka ia menjadi bertanggung jawab sendiri terhadap mengkaji dan
mengamalkan ajaran kepercayaan Islam. jika ditarik pada kata pendidikan Islam,
orang mukallaf artinya orang yg sudah dewasa sehingga telah semestinya dia
bertanggungjawab terhadap apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus
ditinggalkan. Hal ini sangat erat kaitannya menggunakan famili atau seluruh anggota
keluarga yang mendidik pertama kali. Perkembangan agama di seorang sangat
ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yg dilaluinya, terutama di masa–masa
pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Kemampuan seseorang
dalam memahami masalah–masalah kepercayaan atau ajaran- ajaran kepercayaan ,
hal ini sangat dipengaruhi sang intelejensi di orang itu sendiri. Orang pandai akan
simpel tahu ajaran–ajaran Islam.
lembaga non formal akan membawa seseorang berperilaku yg lebih baik sebab pada
dalamnya akan memberikan pengarahan–pengarahan terhadap norma–adat yang baik
dan jelek. misalnya pengajian, ceramah yang barang tentu akan memberikan
pengarahan yang baik, tidak terdapat seseorang mubaligh yang mengajak hadirin
untuk melakukan perbuatan yang tidak baik.
Kehidupan manusia tidak tanggal asal nilai itu selanjutnya perlu diinstitusikan.
Institusi nilai yg terbaik merupakan melalui upaya hubungan edukatif, pandangan
Freeman Butt dalam bukunya Cultural History of Western Education, menyatakan
bahwa hakekat hubungan edukatif ialah proses tranformasi dan internalisasi nilai,
proses pembiasaan terhadap nilai, proses rekonstruksi nilai, serta penyesuaian
terhadap nilai. Akhlak yg baik bisa pula diperoleh dengan memperhatikan orang –
orang baik serta bergaul menggunakan mereka, secara alamiah insan itu meniru, tabiat
seorang tanpa dasar bisa menerima kebaikan serta keburukan berasal tabiat orang lain.
interaksi edukatif antara individu menggunakan individu lainnya yang berdasarkan
nilai-nilai Islami agar pada rakyat itu tercipta rakyat yang berakhlakul karimah.
Lingkungan warga yakni lingkungan yang selalu mengadakan hubungan dengan cara
beserta orang lain. oleh sebab itu lingkungan rakyat pula dapat menghasilkan akhlak
seseorang, di dalamnya orang akan menatap beberapa pertarungan yang bisa
mempengaruhi bagi perkembangan baik dalam hal–hal yang positif maupun negatif
dalam membuat akhlak di diri seseorang. sang sebab itu lingkungan yang berdampak
negative tadi wajib diatur, agar hubungan edukatif bisa berlangsung menggunakan
sebaik–baiknya. Bentuk–bentuk organisasi lain pada pada masyarakat adalah
persekutuan hidup yang memanifestasikan ajaran agama Islam dalam kehidupan
sehari–hari.
dari penjelasan di atas pada jelaskan bahwa manusia hayati membutuhkan orang lain.
Maksudnya bahwa tidak seorangpun insan yg bisa hayati sendiri. Jika dikaitkan
lingkungan sekolah, hal ini sama bahwa mereka dalam hidup saling membutuhkan
serta saling mensugesti satu sama lain. Misalkan waktu beliau melihat temannya yang
rajin melakukan kegiatan keagamaan pada lingkungan sekolah maka secara tak
langsung beliau akan terpengaruh pula menggunakan kegiatan temannya.
Lingkungan yang acuh tidak acuh terhadap kepercayaan . Lingkungan semacam ini
terdapat kalanya berkeber tan terhadap pendidikan agama, serta terdapat kalanya jua
agar sedikit tahu perihal hal itu.
Lingkungan yang berpegang pada tradisi agama, namun tanpa keinsafan batin ;
umumnya lingkungan demikian membentuk seseorang beragama yg secara tradisional
tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
Lingkungan yg memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup pada kehidupan yg
beragama
Rakyat pada sini juga ikut menghipnotis akhlak atau sikap seseorang yang ada
disekitarnya yang pada kehidupan sehari–harinya ia tidak mungkin lepas dari dampak
lingkungan dimana beliau tinggal. Lingkungan pergaulan ialah indera pendidikan,
meskipun keadaan maupun insiden apapun yang terjadi tak mampu dibuat, sebagai
akibatnya keadaan tadi mempunyai dampak terhadap pembentukan kepribadian
seseorang baik berdampak baik juga akan berdampak buruk . Lingkungan pergaulan
yg baik akan mendukung jua perkembangan langsung seseorang yang disekitarnya.
namun pergaulan yang jelekpun sangat mendukung kepribadian yg jelek, bahkan
mampu menghambat akidah–akidah yg telah tertanam di diri semenjak kecil, Jika
beliau tak pandai mengawasi serta menyaring (memfilter) berasal segala pergaulan
yang terjadi pada rakyat. dalam kegiatan masyarakat cenderung bersifat pengajaran
orang dewasa, pada lingkungan agama Islam bentuk jalur ini yg kegiatannya
diprogramkan dalam instansi–instansi sekolah. Dasar–dasar pengembangan
intelektual dalam Islam harus bersumber berasal Al–Qur‟an dan Hadist.
Jadi disini kita atau orang dewasa harus berhati–hati terhadap aneka macam macam
faktor yang mampu mempengaruhi akhlak yang tidak baik. jika nilai–nilai agama
banyak masuk ke pada pembentukankepribadian seorang, maka tingkah laris oang
tadi akan banyak diarahkan dan dikendalikan sang nilai–nilai agama. oleh sebab itu
menjadi orang dewasa hendaknya melakukan supervisi yang ketat pada hal berkaitan
dengan perilaku dalam lingkungan warga , karena kini poly remaja telah sangat sulit
buat membiarkan dalam hal bergaul bebas tanpa disertai menggunakan pengawasan
orang tua akan menyebabkan celaka pada lalu hari yg tidak mampu ditebus
menggunakan apapun.
tidak hanya dampak lingkungan akan tetapi masih banyak lagi misalnya TV, majalah
dan tayangan –tayangan lain yang mampu memberikan banyak dampak pada
kepribadian anak dan tingkah laku anak. Misalkan kita melihat tayangan–tayangan
barat atau film–film porno maka bila anak–siswa kita tidak dibekali menggunakan
ilmu agama maka beliau akan terjerumus ke dalamnya.
tata cara dan kebiasaan artinya setiap tindakan dan perbuatan seorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yg sama sebagai akibatnya menjadi
kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, olahraga dan sebagainya. Sedangkan
berdasarkan Hamzah Ya‟qub, adat atau kebiasaan merupakan perbuatan yang selalu
diulang-ulang sebagai akibatnya menjadi mudah dikerjakan.
Perbuatan yg telah menjadi adat kebiasaan, tidak relatif hanya diulang-ulang saja,
namun wajib disertai selera serta kesamaan hatinya. Jadi segala pekerjaan Bila
dilakukan secara berulang-ulang dengan penuh kegemaran akhirnya menjadi biasa.
Adapun ketentuan sifat-sifat istiadat norma ialah praktis diperbuat serta berhemat
waktu dan perhatian.
Perbincangan istilah Wirotsah berhubungan dengan faktor keturunan. dalam hal ini
secara langsung atau tak langsung, sangat mensugesti bentukan sikap serta tingkah
laku seseorang. Sedangkan yg dimaksud menggunakan Wirotsah (keturunan) artinya
seluruh faktor yg terdapat dalam diri mahkluk hidup, mulai berasal dtk terjadinya
rendezvous sel wanita dan sel laki-laki .sedangkan dari Zahruddin yg dimaksud
keturunan artinya berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada
cabang (anak keturunan).
naluri (naluri) adalah pola sikap yang tidak dipelajari, mekanisme yg dianggap ada
semenjak lahir serta pula muncul pada setiap makhluk. Sebagian pakar berpendapat
bahwa akhlak tidak perlu dibuat karena akhlak merupakan naluri yang dibawa insan
semenjak lahir. Para psikolog juga mengungkapkan bahwa insting (insting) berfungsi
menjadi motivator atau penggerak yg mendorong lahirnya tingkah laku . Setiap
perbuatan manusia lahir berasal suatu kehendak yang diperagakan oleh naluri atau
naluri.
Keinginan atau kemauan keras Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah
laku manusia adalah kemauan keras atau kehendak. Kehendak ini adalah suatu fungsi
jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam.32
Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. Seseorang
dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut ilmu di negeri yang jauh berkat
kekuatan „azam (kemauan keras).
Demikianlah seseorang dapat mengerjakan sesuatu yang berat dan hebat memuat
pandangan orang lain karena digerakkan oleh kehendak. Dari kehendak itulah
menjelma niat yang baik dan yang buruk, sehingga perbuatan atau tingkah laku
menjadi baik dan buruk karenanya.
Faktor Kehendak
Faktor Pendidikan
seterunya.
Rendahnya pendidikan pada generasi muda, dapat menyebabkan rendahnya iman dan
ibadah pada dirinya. Kemudian hal ini dapat menyebabkan kecenderungan nafsunya
tidak dapat dikendalikan lagi. Ia tidak lagi memiliki rasa malu dan rasa sabar, kecuali
hanya mampu menuruti keinginannya. Ditambah dengan pergaulan yang bebas dan
buku bacaan dan tontonan yang buruk maka inilah yang menjadi landasan terjadinya
keburukan akhlak.
Maka perbuatan itulah yang akan menimbulkan sifat-sifat yang buruk dan tentunya
akan merusak peradaban manusia. Yaitu sifat Al-Akhlaku Madhmumah atau
perbuatan buruk terhadap, sesama manusia dan makhluk makhluk yang lain. Maka hal
itu akan membuat suatu kehancuran akhlak dalam bermasyarakat, Dan persaudaraan.
Bahkan itu akan membuat suatu kebiasaan dalam sebuah bangsa.
Salah seorang sahabat nabi yang bernama „Alqamah sangat berhati-hati terhadap
pergaulannya. Dengan mengatakan, “temanmu yang akhlaknya buruk jangan
dijadikan sahabatmu. Sahabat yang baik adalah dapat menasehati bila engkau
melakukan perbuatan buruk. Bahkan dikatakan bahwa jika ada musuh yang bisa
mendekatkanmu kepada Allah. Maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang
menjauhkanmu dari Allah.”
Kemerosotan akhlak akibat dari buku bacaan, tontonan, dan pemikian hedonisme,
sangat gampang merasuk ke dalam pergaulan generasi muda. Pergaulan nya dengan
teman-temannya lebih tinggi frekuensi nya di bandingkan dengan pergaulan dengan
orang tuanya di rumah. Masalah ini tentu menjadi pekerjaan yang berat bagi orang tua.
Dari pergaulan nya di luar rumah ia mendapatkan buku bacaan, tontonan negatif dan
pemikiran hedonisme yang dapat mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilakunya.
Faktor kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan, tidak cukup hanya diulang-ulang saja,
tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya. Jadi, terbentuknya
kebiasaan itu, adalah karena adanya kecenderungan hati yang diiringi perbuatan.