3.24 Mengevaluasi makna QS. Luqman (31): 13-14 dan QS. Al-Baqarah (2): 83, serta hadits tentang
kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama
4.24.1 Membaca QS. Luqman (31): 13-14 dan QS. Al-Baqarah (2): 83 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makharijul khuruf
4.24.2 Mendemonstrasikan hafalan QS. Luqman (31): 13-14 dan QS. Al-Baqarah (2): 83 dengan
lancar
4.24.3 Mempresentasikan kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik
terhadap sesama sesuai pesan QS. Luqman (31): 13-14 dan QS. Al-Baqarah (2): 83
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah
kamumenyembahselain Allah Swt., danberbuatbaiklahkepadakeduaorangtua, kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia,
laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari),
kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”
C. Identifikasi Tajwid Q.S. Al- Baqoroh ayat 83
F. Macam-macam ihsan
Secara lebih rinci, pihak-pihak yang berhak mendapatkan ihsan ialah sebagai berikut.
1. Ihsan kepada Allah Swt.
Yaitu berlaku ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt., baik dalam bentuk
ibadah khusus yang disebut ibadah mahdhoh (murni, ritual), seperti shalat, puasa, dan
sejenisnya, ataupun ibadah umum yang disebut dengan ibadah gairu mahdhah (ibadah
sosial), seperti belajar-mengajar, berdagang, makan, tidur, dan semua perbuatan manusia yang
tidak bertentangan dengan aturan agama. Berdasarkan hadis tentang ihsan di atas, ihsan
kepada Allah Swt. mengandung dua tingkatan berikut ini.dan kepada sesama makhluk
ciptaan- Nya.
a. Beribadah kepada Allah Swt. seakan-akan melihat-Nya.
Keadaan ini merupakan tingkatan ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat
dari sikap membutuhkan, harapan, dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya
mendekatkan diri kepada-Nya.
b. Beribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Swt. melihatnya.
Kondisi ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena
sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi dan takut akan hukuman.
Kedua jenis ihsan inilah yang akan mengantarkan pelakunya kepada puncak
keikhlasan dalam beribadah kepada Allah Swt., jauh dari motif riya’.
2. Ihsan kepada Sesama Makhluk Ciptaan Allah Swt.
Dalam Q.S al-Qassoshh/28:77 Allah berfirman:
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Swt. telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
Swt. tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Dari berbagai ayat dan hadis, berbuat kebajikan (ihsan) kepada sesama makhluk Allah
Swt. meliputi seluruh alam raya ciptaan-Nya. Lebih kongkritnya seperti penjelasan
berikut:
a. Ihsan kepada Kedua Orang Tua
b. Ihsan kepada Kerabat Karib
c. Ihsan kepada Anak Yatim
d. Ihsan kepada fakir miskin
e. Ihsan kepada tetangga
f. Ihsan kepada tamu
g. Ihsan kepada karyawan/pekerja
h. Ihsan kepada manusia
i. Ihsan kepada binatang
j. Ihsan kepada alam sekitar