IHSAN
1. PENGERTIAN IHSAN
Ihsan (Arab: " ;احسانkesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah
ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut
membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Ihsan berasal dari kata أحسن يحسن yang artinya adalah berbuat baik dan dalam bentuk masdarnya
adalah احسانyang artinya kebaikan. Dalam Alquran Allah SWT berfirman:
“Jika kamu berbuat baik, itu adalah untuk diri kamu” ( QS. Al- Isra’: 7 )
“Dan berbuat baiklah seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu” (Al -Qashash : 77 )
Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan dan
menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah
dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya.
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab
ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan darin-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang
tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi
terhormat dimata Allah swt.
1) Ada 166 ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang Ihsan dengan segala implementasinya. Dari sini kita
dapat menarik satu makna bahwa betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, sehingga mendapat
porsi yang sanagt istimewa dalam al quran.Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan demi
memahami hal ini:
Firman Allah yang artinya: “Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah 195 )
Firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat keadilan dan kebaikan”
(QS. An-Nahl : 90 )
Firman Allah yang artinya: “Dan berkatalah kepada manusia dengan perkataan yang baik” (QS. Al -
Baqarah: 83 )
Firman Allah yang artinya: “Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan para hamba sahaya
yang kamu miliki” (QS. An -Nisa: 36).
2) As Sunnah. Rasulullah SAW sangat dan amat perhatian terhadap hal ini, karena ini merupakan puncak
harapan dan perjuangan seorang hamba apabila ia mencapai ihsan itu sendiri. Diantara hadist tersebut
bahkan menjadi landasan utama dalam memahami agama ini.
Sabda Rasulullah saw ketika menjawab pertanyaan malaikat Jibril tentang ihsan, lalu beliau menjawab
yang kemudian dibenarkan oleh Jibril sendiri. Beliau mengatakan bahwa ihsan adalah:” Engkau
menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya maka
sesungguhnya Dia melihatmu”(HR. Muslim)
Pada kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada
segala sesuatu, maka jiak kamu membunuh, membunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih,
menyembelihlah dengan baik…(HR. Muslim).
PENGERTIAN IHSAN
Ihsan berasal dari kata َ َحسُنyang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya
ْ س
adalah ان َ ْاِح, yang artinya kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini.
Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (al-Isra’: 7)
“…Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….” (al-
Qashash:77)
Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud dalam
ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah SWT.
• Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun iman adalah pondasi, Rukun Islam
adalah bangunannya).
• Ihsan (perbuatan baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman
seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya atan terpelihara dan tahan
lama (sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan Islam).
LANDASAN IHSAN
1. Landasan Qauliy
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala sesuatu. Maka jika kamu
menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan
(menenangkan & menen-tramkan) hewan sembelihan itu” (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan dalam
Islam yaitu secara maksimal (terhadap segala sesuatu: manusia, hewan) dan optimal (terhadap yang hidup
maupun yang akan mati).
2. Landasan Kauniy
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunatullah setiap orang suka akan perbuatan yang ihsan.
C. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah.
Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti
yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu
menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka
sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka
sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak
atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas
dalam perilaku dan karakternya.
Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang—yang diperoleh dari hasil maksimal
ibadahnya, maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia
bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan
terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw. mengatakan dalam sebuah
hadits :
ِ اِنَّ َما بُ ِعثْتُ ِِلُت َ ِم َم َمك َِار َم اِْل َ ْخ ََل
ق
“Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.”
KESIMPULAN
Ihsan adalah berbuat baik. Ihsan merupakan puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa
menjadi target seluruh hamba Allah SWT. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak
memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai
bagian dari aqidah dan bagian terbesar dari keislamannya. Karena Islam dibangun di atas tiga
landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan.
http://avithafransiscaidp.blogspot.com/