Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah Pendidikan Agama Islam tentang
“Menyembah Allah Sebagai Rasa Syukur”. Penulis tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sekampung, 6 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target
seluruh hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab, ihsan menjadikan kita
sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba
yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang
sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam pun sangat menaruh
perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada
satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.
Latar belakang terbuatnya makalah ini karena banyaknya seorang
muslim yang memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja,
yang seharusnya dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian
terbesar dari keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan
utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh
Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassallam.

B. Rumusan Masalah
Untuk membahas tentang Akhlaq dengan mengangkat tema
mensyukuri nikmat terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bacaan dan tafsir Q.S Luqman Ayat 31 (13-4)?
2. Bagaimana kaitan antara Beribadah dan bersyukur kepada Allah Swt.
dalam Q.S. Luqman (31 13 14)?
3. Ciri – ciri orang yang bersyukur
4. Mengapa harus bersyukur?
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ihsan
Pengertian Ihsan dari sisi kebahasaan, kata Ihsan berasal dan kata
kelp Hasuna-Yahsunu-Hasanan, artinya balk. Kemudian mendapat
tambahan hamzah di depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu-Ihsanan, artinya
memperbaiki atau berbuat balk. Menurut istilah, Ihsan pada umumnya
diberi pengerhan dari kutipan percakapan Nabi Muhammad CTN, dengan
malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna Ihsan, yaitu.

Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Kamu beribadah kepada Allah,


seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka
sesungguhnya la melihatmu.”
Jadi, lhsan adalah menyembah Allah Swt. seolah-olah melihat-
Nya, dan jika is tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka
membayangkan bahwa sesungguhnya Allah Swt. melihat perbuatan kita.
Dengan kata lain, lhsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa
ibadah khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum
(aktivitas sosial).

1. Membaca dengan Tartil Ayat Al-Qur’an dan Terjemahannya


yang Mengandung Perintah Berlaku Ihsan
Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan agar kita berbuat lhsan.
Salah satu ayat yang akan kita bahas lebih lanjut terkait dengan
perintah lhsan adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Baqarah/2:83
berikut.
‫ َد ۡي ِن‬IIِ‫ ُد ۡو َن اِاَّل هّٰللا َ َوبِ ۡال َوال‬IIُ‫ َرٓا ِء ۡي َل اَل تَ ۡعب‬II‫ق بَنِ ۡ ٓى اِ ۡس‬
َ ‫ا‬IIَ‫ ۡذنَا ِم ۡيث‬II‫َواِ ۡذ اَ َخ‬
ۡ ۡ ۡ
‫نًا‬I ‫اس ح ُۡس‬ ِ َّ‫وا لِلن‬Iۡ Iُ‫ ِک ۡي ِن َوقُ ۡول‬I ‫ر ٰبى َواليَ ٰتمٰ ى َوال َم ٰس‬Iۡ Iُ‫انًا َّو ِذى الق‬I ‫اِ ۡح َس‬
َ‫  َّواَقِ ۡي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰکوة‬
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil faqir dari Bani
Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah Slat., dan berbuat
baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-
oang miskin. Dan bertuturkata/ah yang balk kepada manusia,
laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu
berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu
(masih menjadi) pembangkang.”
2. Tafsir / Penjelasan Ayat
Dalam Dalam ayat di atas Allah Swt. mengingatkan Nabi
Muhammad saw atas janji Bani Israil yang harus mereka penuhi, yaitu
bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah Swt..
Setelah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orang tua,
amal kebajikan tertinggi, karena melalui kedua orang tua itulah Allah
Swt. menciptakan manusia.
Sesudah Allah Swt. menyebut hak kec 3 orang tua, disebutkan pula
hak kerabat (kaum keluarga), yaitu berbuat kebajikan kepada mereka.
Ke udian Allah Swt. menyebut hak orang-orang yang memerlukan
bantuan, yaitu anak yatim dan orang iskin. Allah Swt. mendahulukan
menyebut anak yatim daripada orang miskin karena orang miskin da:
berusaha sendiri, sedangkan anak yatim karena masih kecil belum
sanggup untuk itu.
Setelah memerintahkan berbuat baik kepada orang tua, keluarga,
anak yatim, dan orang miskin, Allah Swt. memerintahkan agar
mengucapkan ka kata yang balk kepada sesama manusia.
Kemudian Allah Swt. memerintahkan k iada Bani Israel agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Ruh salat itu adalah
keikhlasan dan ketu, tdukan kepada Allah Swt. Tanpa ruh itu salat
tidak ada maknanya apa-apa. Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh
tersebut dan dulu hingga turun bahkan sampai sekarang. Demikian
juga dengan zakat. Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israel juga
mereka ingkari. Hanya sedikit orang-orang yang mau mentaati
perintah Allah Swt. pada masa Nabi Musa dan pada setiap zaman.
Hadis yang terkait dengan perintah berbuat lhsan juga banyak
sekali. Setiap hadis yang mengandung perintah berbuat balk kepada
sesama manusia, melarang berbuat kerusakan, atau perintah beribadah
kepada Allah Swt., itu semua merupakan perintah berbuat lhsan. Di
antara hadis yang dengan tegas menyatakan agar kita berbuat lhsan
adalah sabda Rasulullah saw. berikut.

Artinya: Dan Syadad bin Aus, bahwa Rasulullah saw.


bersabda:Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat lies±n atas
segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh hendaklah membunuh
dengan cara yang balk, dan jika kamu menyembelih maka sembehhlah
dengan cara yang balk dan hendaklah menajamkan pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannye. (HR. Muslim).
Dalam hadis di atas Rasulullah meneg- ikan bahwa sikap dan
perilaku Ihsan itu diperintahkan oleh Allah Swt. dalam semua bidang
kehidupan. 'ada surat al-Bagarah terdapat contoh pihak-pihak yang
berhak mendapat perlakuan Ihsan.
Lebih lanjut, dalam hadis ini Rasulullah saw memberikan contoh
lain tentang cara berlaku Ihsan. Jika harus membunuh (dalam
peperangan), maka harus dilakukan dengan baik, dilakukan karena
Allah Swt , bukan karena dendam atau yang lain, dan tidak pula
menganiaya. Bahkan jika musuh menyerah, maka tidak boleh dibunuh.
Kemudian pada bagian akhir dan hac. Rasulullah saw. mengajarkan
cara berlaku Ihsan kepada binatang dengan menjelaskan adab
menyembel yaitu agar pisau ditajamkan dan binatang yang mau
disembelih pun dibuat senang, dengan member: In makan yang cukup.
Jika binatang saja harus dipelakukan demikian, apalagi sesama
manusia.

B. Keterkaitan Kewajiba Beribadah dan bersyukur kepada Allah SWT


dengan berbuat baik terhadap sesame manusia sesuai QS. Al-
Baqarah : 283
1. Ihsan Kepada Allah SWT
Yaitu berlaku Ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt.,
balk dalam bentuk ibadah khusus yang disebut ibadah mandah (murni,
ritual), seperti salat, puasa, dan sejenisnya, ataupun ibadah umum yang
disebut dengan ibadah gairu mahclah (ibadah sosial), seperti belajar-
mengajar, berdagang, makan, tidur, dan semua perbuatan manusia
yang tidak bertentangan dengan aturan agama. Berdasarkan hadis
tentang Ihsan di atas, Ihsan kepada Allah Swt. mengandung dua
tingkatan berikut ini.
a. Beribadah kepada Allah Swt. seakar akan melihat-Nya. Keadaan
ini merupakan tingkatan Ihsan yang paling tinggi, karena dia
berangkat da sikap membutuhkan, harapan, dan kerinduan. Dia
menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya.
b. Beribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Swt. melihatnya.
Kondisi ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang
pertama, karena sikap Ihsannya didorong dari rasa diawasi dan
takut akan hukuman. Kedua jenis Ihsan inilah yang akan
mengantarkan pelakunya kepada puncak keikhlasan dalam
beribadah kepada Allah Swt., jauh dari motif riya'.
2. Tafsir/Penjelasan Ayat
Dalam ayat di atas Allah Swt. menginformasikan tentang wasiat
Luqman kepada anaknya. Wasiat pertama adalah agar menyembah
Allah Swt. Yang Maha Esa tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Luqman memperingatkan bahwa tindakan syirik adalah
bentuk kezaliman terbesar. Kemudian, nasihat untuk menyembah
Allah Swt. dibarengkan dengan perintah untuk berbuat baik kepada
orang tua, “dan Kami wasiatkan kepada manusia supaya mereka
berbuat baik kepada kedua orang tua, ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah lemah”. Firman-Nya, “dan
menyapihnya selama dua tahun”, yaitu mendidik dan menyusuinya.
Pada ayat yang lain Allah Swt. berfirman, “dan para ibu menyusui
anaknya selama dua tahun. Terkait dengan bakti kepada kedua orang
tua, banyak hadits telah diriwayatkan, di antaranya adalah sabda
Rasulullah saw. adalah berikut:

ُ ‫صلَّى هَّللا‬َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َرسُو ِل هَّللا‬ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
‫ك‬َ ‫ص َحابَتِي قَا َل ُأ ُّم‬ َ ‫ْن‬ ِ َّ‫ق الن‬
ِ ‫اس بِ ُحس‬ ُّ ‫ُول هَّللا ِ َم ْن َأ َح‬
َ ‫ال يَا َرس‬ َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَق‬
َ ‫ك قَا َل ثُ َّم َم ْن قَا َل ثُ َّم َأب‬
‫ُوك‬ َ ‫ال ثُ َّم َم ْن قَا َل ثُ َّم ُأ ُّم‬ َ ‫ال ثُ َّم ُأ ُّم‬
َ َ‫ك ق‬ َ َ‫ال ثُ َّم َم ْن ق‬ َ َ‫ق‬
ُ‫ُّوب َح َّدثَنَا َأبُو ُزرْ َعةَ ِم ْثلَه‬ َ ‫ال اب ُْن ُش ْب ُر َمةَ َويَحْ يَى ب ُْن َأي‬ َ َ‫َوق‬

Artinya: “
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata;
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti
kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” [HR.
Bukhari, Hadist no: 5514

C. Kaitan antara Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt. dalam


Q.S. Luqman/31: 13-14
Syukur dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak
yang telah berjasa kepada kita baik dalam bentuk moril maupun materiil.
Bersyukur dapat ditujukan kepada Allah Swt. dan kepada manusia. Dalam
ayat ke14 surah Luqmān, Allah Swt. memerintahkan manusia agar berbuat
baik kepada kedua orang tua. Kemudian Allah Swt. menyebutkan jasa-jasa
sang ibu yang telah mengandungnya dalam keadaan menderita. Kemudian,
Allah Swt. menutup ayat-Nya dengan perintah bersyukur kapada-Nya dan
kepada kedua orang tua. Sementara pada ayat sebelumnya, Allah Swt.
melalui lisan Luqmān mengingatkan bahaya perbuatan syirik. Dari sisi
caranya, bersyukur meliputi tiga aspek, yaitu hati, lisan, dan perbuatan.
Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara mengakui dan menyadari
sepenuhnya bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt.
bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara mengungkapkan secara
lisan rasa syukur itu dengan mengucapkan tahmid, yaitu “alhamdulillah”,
sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah dengan cara melakukan
semua perbuatan yang baik dan diridloi Allah swt

D. Hikmah dan Manfaat Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt.


Hikmah dan manfaat yang kita dapatkan dari sikap bersyukur dan
ketulusan beribadah. Hal itu di antaranya sebagai berikut.
1. Mendapatkan keberkahan dari setiap rizki yang kita terima,
sebagaimana janji-Nya dalam firman-Nya; “... jika kalian bersyukur,
niscaya akan Kami tambah nikmat baginya, dan jika kalian kufur
[mengingkari nikmat-Ku] maka sesungguhnya siksa-Ku itu teramat
pedih” [Q.S. Ibrahim/14:7].
2. Menemukan ketenangan batin dan kedamaian hati dalam menjalani
semua aktivitas sehari-hari karena kerelaannya dalam menyikapi
pemberian Allah Swt.
3. Terhindar dari siksa api neraka, karena telah menjadi hamba yang tahu
diri dengan selalu bersyukur atas karunia Allah Swt. sebagaimana
yang dijanjikan- Nya dalam Q.S. Ibrahim/14:7 di atas.

E. Menerapkan Perilaku Mulia


Sikap dan perilaku mulia yang dapat dikembangkan dari tema ibadah
dan bersyukur di antaranya ialah sebagai berikut.
1. Bersikap qana’ah, yaitu menerima semua jenis kenikmatan yang
dianugerahkan Allah Swt., baik yang dianggap kecil maupun besar,
dengan ikhlas dan penuh kerelaan. Tanpa qana’ah, tidak mungkin kita
dapat bersyukur.
2. Berusaha mengesakan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya
dengan suatu apapun.
3. Berusaha mentaati Allah Swt. dalam segala keadaan dan menjauhi
larangan- Nya sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt.
4. Berbakti kepada kedua orang tua sebagai bentuk terimakasih kepada
mereka atas semua perjuangan dan pengorbanannya dari sejak dalam
kandungan hingga saat ini.
5. Memperbanyak amal salih / perbuatan yang bermanfaat bagi sesama
sebagai bentuk nyata dari ungkapan rasa syukur kepada Allah swt
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target
seluruh hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab, ihsan menjadikan kita
sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Dan juga sebagai puncak
prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua
orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh
potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapapun
kita, apapun profesi kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia dari
yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam seluruh
sisi dan nilai hidupnya.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat dan
memberikan pencarahan bagi kita khusunya dalam meraih kasih Allah
SWT dengan Ihsan. Kami sangat membutuhkan pesan dan saran pembaca
apabila makalah yang kami buat memiliki kekurangan dalam menyusun,
agar untuk kedepannya akan lebih baik dari ini.
DAFTAR PUSTAKA

- Pendidikan akhlak 10, edisi revisi, untuk SMA/SMK/ MA muhammadiyah


- Tausiyah K.H M Arifin Ilham pada peringatan hari ulang tahun brimob ke-66
dimako, kelapa gading, jakarta tentang bersyukur.
- www.ummy-online.com
- Esiklopedia islam,
- https://kafesentul.com/kaitan-antara-beribadah-dan-bersyukur-kepada-allah-
swt-dalam-qs-luqman-31-13-14/amp#aoh=16621690553246&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

Anda mungkin juga menyukai