Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah Pendidikan Agama Islam tentang “Menyembah
Allah Sebagai Rasa Syukur”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Warunggunung, 29 Juli 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian Syukur juga berarti Memuji, berterima kasih dan merasa
berhutang budi kepada Allah atas karunia-Nya, bahagia atas karunia
tersebut dan mencintai-Nya dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
Allah telah memberikan apa yang telah diberikan-Nya kepada kita, seperti
halnya semua alat indra kita serta nikmat kesehatan yang semua itu tidak
bisa diukur dengan material kita. Akan tetapi bagaimana kita harus
menyikapi pemberian yang Allah berikan kepada kita? Bahwasanya Allah
menganjurkan kepada makhluknya untuk mensyukuri nikmat yang
diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin kadang manusia sendiri
lupa apa yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk Allah, yaitu
dengan menjalankan apa yang sudah ditetapkan seperti ; Perintah untuk
menjalankan shalat yang sudah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist,
Puasa, Zakat dan lain sebagainya. Perintah atau anjuran – anjuran tersebut
diatas adalah merupakan alat ukur kita seberapa jauh kita dalam membalas
rasa syukur, serta kenikmatan dalam hal kesehatan serta hal yang membuat
kita mampu untuk memenuhi keinginan kita terhadap Allah. Akan tetapi
tentu saja semua hal yang berkaitan kenikmatan di dunia semua itu
merupakan hanya kenikmatan sementara yang nantinya akan diambil oleh
Allah SWT.
Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah yang senantiasa
mengharapkan keridhoan-Nya diharapkan diberi kesadaran dalam
mensyukuri nikmat yang sungguh besar yang telah Allah berikan kepada
kita.

B. Rumusan Masalah
Untuk membahas tentang Akhlaq dengan mengangkat tema
mensyukuri nikmat terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bacaan dan tafsir Q.S Luqman Ayat 31 (13-4)?
2. Bagaimana kaitan antara Beribadah dan bersyukur kepada Allah Swt.
dalam Q.S. Luqman (31 13 14)?
3. Ciri – ciri orang yang bersyukur
4. Mengapa harus bersyukur?
BAB III
PEMBAHASAN

A. Q.S Luqman Ayat 31 (13-4)


1. Membaca Q.S. Luqmãn 31:13-14

َ ْ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ ۖ ِإ َّن ال ِّشر‬


‫ك‬ َّ َ‫ان اِل ْبنِ ِه َوهُ َو يَ ِعظُهُ يَا بُن‬ َ َ‫َوِإ ْذ ق‬
ُ ‫ال لُ ْق َم‬
١٣ ﴿ ‫لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم‬
َ ِ‫ان بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف‬
‫صالُهُ فِي‬ َ ‫ص ْينَا اِإْل ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬
١٤ ﴿ ‫صي ُر‬ ِ ‫ي ْال َم‬ َّ َ‫ْك ِإل‬َ ‫َعا َمي ِْن َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َدي‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di


waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah Swt., sesungguhnya mempersekutukan (Allah
Swt.) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu”
(Q.S.Luqman/31:13-14).

2. Tafsir / Penjelasan Ayat


Dalam ayat di atas Allah Swt. menginformasikan tentang wasiat
Luqman kepada anaknya. Wasiat pertama adalah agar menyembah
Allah Swt. Yang Maha Esa tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Luqman memperingatkan bahwa tindakan syirik adalah
bentuk kezaliman terbesar.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah, dia berkata, ketika turun
ayat: “o rang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan
mereka dengan kezaliman’, hal itu terasa amat berat bagi para sahabat
Rasulullah saw. dan bertanya: ‘siapakah di antara kami yang tidak
mencampur keimanannya dengan kezaliman?’, Rasulullah saw.
menjawab: ‘maksudnya bukan begitu, apakah kalian tidak mendengar
perkataan Luqman: ‘Hai anakku janganlah kamu menyekutukan Allah
Swt., sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman yang besar”. (HR.
Muslim).
Kemudian, nasihat untuk menyembah Allah Swt. dibarengkan dengan
perintah untuk berbuat baik kepada orang tua, “dan Kami wasiatkan
kepada manusia supaya mereka berbuat baik kepada kedua orang tua,
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah
lemah”. Firman-Nya, “dan menyapihnya selama dua tahun”, yaitu
mendidik dan menyusuinya. Pada ayat yang lain Allah Swt berfirman,
“dan para ibu menyusui anaknya selama dua tahun. Allah Swt.
menyebut-nyebut penderitaan, kepayahan, dan kerepotan ibu dalam
mendidik anak siang dan malam, untuk mengingatkannya tentang
ihsan (kebaikan dan ketulusan) seorang ibu kepada anak-anaknya.
Oleh karena itu, Allah Swt. berfirman,” bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orang tuamu …”
Terkait dengan bakti kepada kedua orang tua, banyak hadits telah
diriwayatkan, di antaranya adalah sabda Rasulullah saw. adalah
berikut.

Artinya: “Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang


laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil
berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku
berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” ( HR.
Bukhari, Hadist no: 5514 ).

Dalam hadits di atas kita temukan betapa Rasulullah saw. sangat


memuliakan seorang ibu, bahkan seakan-akan jasanya berlipat tiga
dibanding ayah. Dalam hadis lain yang sangat populer juga terdapat
penegasan Rasulullah saw. bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu.
Itu semua adalah penekanan dari Allah Swt. dan Rasul-Nya tentang
pentingnya berterima kasih kepada kedua orang tua, terutama ibu.
Berterima kasih kepada manusia (termasuk kepada orang tua)
merupakan bagian dari ungkapan syukur kepada Allah Swt. karena
barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak
akan dapat bersyukur kepada Allah Swt. Perwujudan syukur kepada
Allah Swt. itu tidak lain adalah dengan menjalankan perintah-Nya,
baik dalam bentuk ibadah ritual seperti salat, maupun dalam bentuk
ibadah umum, seperti menjaga kesehatan. Secara tegas, bagaimana
ibadah itu hanya sekadar mensyukuri nikmat Allah Swt. tergambar
dalam hadis berikut.
“Dari Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-
bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah saw., kenapa Anda
melakukan ini padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa Anda yang
telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: “Apakah aku
tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?” Dan tatkala beliau
gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku’ maka
beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.” (H.R.
Bukhari, Hadits no:4460 )
Rasulullah saw. yang sudah ditanggung dan dijamin terbebas dari
segala dosa, ternyata lebih rajin dan semangat dalam beribadah
daripada kita. Beliau begitu tekun dan khusyuk beribadah demi
mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah Swt. atas semua
anugerah-Nya. Beliau ingin mengajarkan kita semua bahwa kalaupun
semua usia kita dihabiskan untuk bersyukur kepada Allah Swt. dengan
beribadah, rahmat dan nikmat Allah Swt. kepada kita tidak akan
pernah terbayar, karena anugerah Allah Swt. untuk manusia terlampau
banyak dan tidak akan terhitung.

B. Kaitan antara Beribadah dan bersyukur kepada Allah Swt. dalam


Q.S. Luqman (31 13 14)
1. Penjelasan Surat
Surat Luqman adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw.
berhijrah ke Madinah. Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-
kata bijak dan perumpamaan-perumpamaannya. Sepertinya dialah
yang dimaksud oleh surat ini. Diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-
Shamit suatu ketika datang ke Mekah dan Rasulullah saw.
mengajaknya untuk memeluk agama Islam. Rasulullah saw. kemudian
membacakan al-Quran kepadanya dan mengajaknya memeluk Islam.
Dalam ayat ini, Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan
perlunya menghindari syirik/mempersekutukan Allah Swt.. Larangan
ini sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan
Allah Swt. Pesannya merupakan larangan jangan mempersekutukan
Allah Swt. untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang
buruk sebelum melaksanakan yang baik.
2. Tafsir/Penjelasan Ayat
Dalam ayat di atas Allah Swt. menginformasikan tentang wasiat
Luqman kepada anaknya. Wasiat pertama adalah agar menyembah
Allah Swt. Yang Maha Esa tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Luqman memperingatkan bahwa tindakan syirik adalah
bentuk kezaliman terbesar. Kemudian, nasihat untuk menyembah
Allah Swt. dibarengkan dengan perintah untuk berbuat baik kepada
orang tua, “dan Kami wasiatkan kepada manusia supaya mereka
berbuat baik kepada kedua orang tua, ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah lemah”. Firman-Nya, “dan
menyapihnya selama dua tahun”, yaitu mendidik dan menyusuinya.
Pada ayat yang lain Allah Swt. berfirman, “dan para ibu menyusui
anaknya selama dua tahun. Terkait dengan bakti kepada kedua orang
tua, banyak hadits telah diriwayatkan, di antaranya adalah sabda
Rasulullah saw. adalah berikut:

ُ ‫صلَّى هَّللا‬َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َرسُو ِل هَّللا‬ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
‫ك‬َ ‫ص َحابَتِي قَا َل ُأ ُّم‬ َ ‫ْن‬ ِ َّ‫ق الن‬
ِ ‫اس بِ ُحس‬ ُّ ‫ُول هَّللا ِ َم ْن َأ َح‬
َ ‫ال يَا َرس‬ َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَق‬
َ ‫ك قَا َل ثُ َّم َم ْن قَا َل ثُ َّم َأب‬
‫ُوك‬ َ ‫ال ثُ َّم َم ْن قَا َل ثُ َّم ُأ ُّم‬ َ ‫ال ثُ َّم ُأ ُّم‬
َ َ‫ك ق‬ َ َ‫ال ثُ َّم َم ْن ق‬ َ َ‫ق‬
ُ‫ُّوب َح َّدثَنَا َأبُو ُزرْ َعةَ ِم ْثلَه‬ َ ‫ال اب ُْن ُش ْب ُر َمةَ َويَحْ يَى ب ُْن َأي‬ َ َ‫َوق‬

Artinya: “
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata;
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti
kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” [HR.
Bukhari, Hadist no: 5514

C. Kaitan antara Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt. dalam


Q.S. Luqman/31: 13-14
Syukur dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak
yang telah berjasa kepada kita baik dalam bentuk moril maupun materiil.
Bersyukur dapat ditujukan kepada Allah Swt. dan kepada manusia. Dalam
ayat ke14 surah Luqmān, Allah Swt. memerintahkan manusia agar berbuat
baik kepada kedua orang tua. Kemudian Allah Swt. menyebutkan jasa-jasa
sang ibu yang telah mengandungnya dalam keadaan menderita. Kemudian,
Allah Swt. menutup ayat-Nya dengan perintah bersyukur kapada-Nya dan
kepada kedua orang tua. Sementara pada ayat sebelumnya, Allah Swt.
melalui lisan Luqmān mengingatkan bahaya perbuatan syirik. Dari sisi
caranya, bersyukur meliputi tiga aspek, yaitu hati, lisan, dan perbuatan.
Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara mengakui dan menyadari
sepenuhnya bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt.
bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara mengungkapkan secara
lisan rasa syukur itu dengan mengucapkan tahmid, yaitu “alhamdulillah”,
sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah dengan cara melakukan
semua perbuatan yang baik dan diridloi Allah swt

D. Hikmah dan Manfaat Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt.


Hikmah dan manfaat yang kita dapatkan dari sikap bersyukur dan
ketulusan beribadah. Hal itu di antaranya sebagai berikut.
1. Mendapatkan keberkahan dari setiap rizki yang kita terima,
sebagaimana janji-Nya dalam firman-Nya; “... jika kalian bersyukur,
niscaya akan Kami tambah nikmat baginya, dan jika kalian kufur
[mengingkari nikmat-Ku] maka sesungguhnya siksa-Ku itu teramat
pedih” [Q.S. Ibrahim/14:7].
2. Menemukan ketenangan batin dan kedamaian hati dalam menjalani
semua aktivitas sehari-hari karena kerelaannya dalam menyikapi
pemberian Allah Swt.
3. Terhindar dari siksa api neraka, karena telah menjadi hamba yang tahu
diri dengan selalu bersyukur atas karunia Allah Swt. sebagaimana
yang dijanjikan- Nya dalam Q.S. Ibrahim/14:7 di atas.

E. Menerapkan Perilaku Mulia


Sikap dan perilaku mulia yang dapat dikembangkan dari tema ibadah
dan bersyukur di antaranya ialah sebagai berikut.
1. Bersikap qana’ah, yaitu menerima semua jenis kenikmatan yang
dianugerahkan Allah Swt., baik yang dianggap kecil maupun besar,
dengan ikhlas dan penuh kerelaan. Tanpa qana’ah, tidak mungkin kita
dapat bersyukur.
2. Berusaha mengesakan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya
dengan suatu apapun.
3. Berusaha mentaati Allah Swt. dalam segala keadaan dan menjauhi
larangan- Nya sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt.
4. Berbakti kepada kedua orang tua sebagai bentuk terimakasih kepada
mereka atas semua perjuangan dan pengorbanannya dari sejak dalam
kandungan hingga saat ini.
5. Memperbanyak amal salih / perbuatan yang bermanfaat bagi sesama
sebagai bentuk nyata dari ungkapan rasa syukur kepada Allah swt
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT
kepada kita dengan kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu
tidak ada yang sia- sia. Kita dapat mensyukuri nikmat dengan cara
berdzikir, dengan lisan kita dapat mengucapkanalhamdulilla, dengan hati
yaitu meyakini bahwa segala bentuk nikmat & berkah datangnya semata
hanya dari ALLAH SWT dan kita dapat mensyukuri nikmat ALLAH SWT
dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya.
Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada
ALLAH SWT, dan manusia yang tidak mau bersyukur maka ia akan rugi
karena ALLAH SWT tidak membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan
dirugikan yang pada dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu
melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk dirinya sendiri.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat dan
memberikan pencarahan bagi kita khusunya dalam bersyukur dan dapat
membangkitkan kembali semagat untuk bersyukur.
Kami sangat membutuhkan pesan dan saran pembaca apabila makalah
yang kami buat memiliki kekurangan dalam menyusun, agar untuk
kedepannya akan lebih baik dari ini.
DAFTAR PUSTAKA

- Pendidikan akhlak 10, edisi revisi, untuk SMA/SMK/ MA muhammadiyah


- Tausiyah K.H M Arifin Ilham pada peringatan hari ulang tahun brimob ke-66
dimako, kelapa gading, jakarta tentang bersyukur.
- www.ummy-online.com
- Esiklopedia islam,
- https://kafesentul.com/kaitan-antara-beribadah-dan-bersyukur-kepada-allah-
swt-dalam-qs-luqman-31-13-14/amp#aoh=16621690553246&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

Anda mungkin juga menyukai