Anda di halaman 1dari 7

Nama : Richa Doremifa Meilody

Kelas : XII GR 2

Tugas : BAB 5

1. Tulis Q.S. Luqmān/31:13-14 dan artinya!


Jawab : Surat Al Luqman Ayat 13 

ٌ ‫ك لَ ُظ ْل م ٌ َع ِظ يم‬ ِّ
َ ‫الش ْر‬ َّ‫ك بِا هَّلل ِ ۖ ِإ ن‬ َّ ‫َو ِإ ْذ َق ال َ لُ ْق َم ا ُن اِل ْب نِه ِ َو ُه َو َي ِع ُظ هُ َي ا ُب َن‬
ْ ‫ي اَل ُت‬
ْ ‫ش ِر‬
Terjemahan (artinya):
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Surat Al Luqman Ayat 14


ْ ِ‫ام ْي نِ َأ ن‬
‫اش ُك ْر لِي‬ َ ‫ِص الُ هُ فِي َع‬ ٍ ْ‫س ا َن ب َِو الِ َد ْي ه ِ َح َم لَ ْت هُ ُأ ُّم هُ َو هْ ًن ا َع لَ ٰى َو ه‬
َ ‫ن َو ف‬ َ ‫ص ْي َن ا ا ِإْل ْن‬
َّ ‫َو َو‬
‫ير‬
ُ ‫ص‬ ْ
ِ ‫ي ال َم‬ َ َ ‫َو ل َِو الِ َد ْي‬
َّ ‫ك ِإ ل‬
Terjemahan (artinya):
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

2. Tulis tabel tajwid Q.S. Luqmān/31:13-14!


Jawab :
3. Tulis tabel kosakata Q.S. Luqmān/31:13-14!
Jawab :
Arti per kata Surat Luqman  Ayat 13 ;
‫ وإذ‬: dan ketika
‫ قال‬: berkata
‫ لقمن‬: Luqmân
‫ البنه‬: kepada anaknya
‫ وهو‬: dan dia
‫ يعظه‬: memeberi pelajaran kepadanya
‫ يبني‬: wahai anakku
‫ال‬: janganlah
‫ تشرك‬:kamu mempersekutukan
‫ باهلل‬: dengan Alloh
‫ إن‬: sesungguhnya
‫الشرك‬: mempersekutukan (Alloh)
‫ لظلم‬: benar-benar kezaliman
‫عظيم‬: yang besar

Arti per kata Surat Luqman  Ayat 14;


‫ ووصينا‬: dan Kami wasiatkan
‫ اإلنسن‬:manusia
‫ بولديه‬: terhadap kedua orang tuanya
‫ حملته‬: mengandungnya
‫ أمه‬: ibunya
‫ وهنا‬: kelelahan
‫ على‬: atas
‫ وهن‬: kelelahan
‫ وفصله‬: dan ia menyapihnya
‫ في‬: dalam
‫ عامين‬: dua tahun
‫ أن‬:agar
‫ اشكر‬: bersyukurlah
‫ لي‬: kepada-Ku
‫ ولولديك‬: dan kepada kedua orang tuamu
‫ إلي‬: kepada-Ku
‫ المصير‬: tempat kembali 

4. Jelaskan asbabun nuzul Q.S. Luqmān/31:13-14!


Jawab :
Asbabun Nuzul Surat Al-luqman ayat 13-14
Surat Luqman adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad saw. berhijrah ke
Madinah. Semua ayat-ayatnya Makiyah. Demikian pendapat mayoritas ulama.
Dinamakannya surat dengan Luqman dikarenakan surat itu mengandung berbagai
wasiat dan nasehat yang disampaikan Luqman kepada anaknya. Adapun sebab
turunnya ayat 13-14 para mufasir berpendapat bahwa ayat ini turun terhadap
permasalahan Sa’ad bin Abi Waqash. Tatkala dirinya memeluk Islam lalu ibunya
mengatakan kepadanya,”Wahai Sa’ad telah sampai informasi kepadaku bahwa
engkau telah condong (kepada agama Muhammad). Demi Allah Swt. aku tidak akan
berteduh dari teriknya matahari dan angin yang berhembus, aku tidak akan makan
dan minum hingga engkau mengingkari Muhammad saw. dan kembali kepada
agamamu sebelumnya.” Sa’ad adalah anak lelaki yang paling dicintainya. Tetapi
Sa’ad enggan untuk itu. Dan ibunya menjalani itu semua selama tiga hari dalam
keadaan tidak makan, tidak pula minum serta tidak berteduh sehingga Sa’ad pun
mengkhawatirkannya. Lalu Sa’ad datang menemui Nabi Muhammad saw. dan
mengadukan sikap ibunya kepadanya maka turunlah ayat ini.Diriwayatkan pula oleh
Abu Sa’ad bin Abu Bakar al Ghazi berkata bahwa Muhammad bin Ahmad bin
Hamdan telah berkata kepada kami dan berkata bahwa Abu Ya’la telah memberitahu
kami dan berkata bahwa Abu Khutsaimah telah memberitahu kami dan berkata
bahwa al Hasan bin Musa telah memberitahu kami dan berkata bahwa Zuhair telah
memberitahu kami dan berkata bahwa Samak bin Harb telah memberitahu kami dan
berkata bahwa Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqash dari ayahnya berkata, ”Ayat ini
turun tentang diriku.” Lalu dia berkata,” Ibu Sa’ad telah bersumpah untuk tidak
berbicara selama-lamanya sehingga dirinya (Sa’ad) mengingkari agamanya (Islam).
Dia tidak makan dan minum. Ibu berada dalam keadaan seperti itu selama tiga hari
sehingga tampak kondisinya menurun. Lalu turunlah firman Allah Swt.: ”Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya). (HR.
Muslim dari Abu Khutsaimah)

5. Jelaskan tafsir Q.S. Luqmān/31:13-14!


Jawab : Dalam ayat di atas Allah Swt. menginformasikan tentang wasiat Luqman
kepada anaknya. Wasiat pertama adalah agar menyembah Allah Swt. Yang Maha Esa
tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Luqman memperingatkan bahwa
tindakan syirik adalah bentuk kezaliman terbesar. Al-Bukhari meriwayatkan dari
Abdullah, dia berkata, “ketika turun ayat: ‘orang-orang yang beriman dan tidak
mencampurkan keimanan merekadengan kezaliman’, hal itu terasa amat berat bagi
para sahabat Rasulullah Saw. dan bertanya: ‘siapakah di antara kami yang tidak
mencampur keimanannya dengan kezaliman?’, Anda belum mahir membaca Qur'an?
Ingin Segera Bisa? Klik disini Sekarang! Rasulullah menjawab: ‘maksudnya bukan
begitu, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: ‘Hai anakku janganlah
kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman yang
besar’. (HR. Muslim). Kemudian nasihat untuk menyembah Allah Swt. dibarengkan
dengan perintah untuk berbuat baik kepada orangtua, “dan Kami wasaitkan kepada
manusia supaya mereka berbuat baik kepada kedua rang tua, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah”. Firman-Nya, “dan
menyapihnya selama dua tahun”, yaitu mendidik dan menyusuinya. Pada ayat yang
lain Allah Swt. berfirman, “dan para ibu menyusui anaknya selama dua tahun, jika
mereka ingin menyempurnakan susuannya”. Allah Swt. menyebut-nyebut
penderitaan, kepayahan, dan kerepotan ibu dalam mendidik anak siang dan malam,
untuk mengingatkannya tentang Ihsan (kebaikan dan ketulusan) seorang ibu kepada
anak-anaknya. Oleh karena itu Allah Swt. berfirman,”bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orangtuamu…” Dalam banyak hadisnya Rasulullah Saw. banyak
menyampaikan perintah untuk saling menasihati dan berdakwah untuk mengubah
kemungkaran menjadi kondisi yang sejalan dengan ajaran Islam. Di antaranya dalam
hadits berikut: Dari Abu Said al-Khudri ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw..
bersabda: "Barangsiapa di antara kalian melihat sesuatu kemungkaran, maka
hendaklah mengubahnya dengan tangannya, jika mampu, dan jika tidak mampu,
maka dengan hatinya. Yang sedemikian itu adalah selemahlemahnya iman" (HR.
Muslim). Dalam hadits di atas terdapat perintah secara tegas untuk berdakwah.
Kemungkaran harus diubah menjadi ma’ruf. Kemudian Rasulullah Saw menjelaskan
bahwa jika memungkinkan, kita harus mengubahnya dengan tangan, yaitu
kekuasaan kita. Merubah kemungkaran dengan sarana kekuasaan adalah wewenang
penguasa. Oleh karena itu, penguasa dan pemimpin yang kita pilih idealnya adalah
orang-orang yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran, sehingga ketika
melihat kemungkaran, nuraninya tergerak untuk memperbaikinya, bukan
memperkeruh suasana dengan berbuat kemungkaran. Tahapan ini dipandang paling
efektif dalam mengubah kemungkaran, karena yang bergerak adalah aparat dan
kebijakan. Tahap selanjutnya, jika tidak mampu mengubah dengan tangan, maka
dengan lisannya. Itulah dakwah billisan (ceramah dan nasihat lisan). Tahap ini sangat
banyak dilakukan para dai, hanya memang tidak terlihat secara jelas efektivitasnya
dalam merubah kemungkaran. Penyebabnya bisa dari banyak faktor, di antaranya
yang perlu menjadi bahan introspeksi para dai adalah faktor “keikhlasan” dan
“keteladanan”. Tahap terakhir dalam hadits di atas adalah mengubah dengan hati,
dengan mengingkari dalam hati bahwa yang mungkar tetaplah mungkar sambil
berdoa kepada Allah Swt. agar kondisi segera berubah. Tahap ini dipandang sebagai
indikator iman yang paling lemah, karena tidak mampu melakukan dengan
kekuasaan dan tidak pula dengan lisannya. Hadits di atas menyiratkan perlunya
kekuatan yang dimiliki oleh umat Islam supaya dapat mengubah kondisi melalui
kekuasaannya. Dalam konteks kehidupan berbangsa di sebuah negara yang
multiagama, setidaknya kita harus konsisten dengan nilai-nilai luhur yang harus
diperjuangkan demi tegaknya pilar-pilar kebenaran untuk kepentingan bersama. Hal
ini dapat terwujud jika para penguasa dan pemimpinnya cenderung dan peduli
kepada perubahan menuju kondisi yang lebih baik, sesuai dengan kemajemukan
yang ada. Keberadaan mereka akan melahirkan undang-undang yang baik dan layak
untuk semua pihak, ditunjang oleh para penegak hukum yang berpihak dan memiliki
komitmen yang tinggi kepada kebenaran, dan ditegakkan oleh seorang kepala
negara yang tegas. Itulah tiga unsur penting dalam pemerintahan yang dapat
mengubah kondisi secara efektif. Di samping itu, karena pemerintah juga manusia
yang memiliki kecenderungan korup dan khilaf, maka perlu adanya keberanian
rakyat untuk “menasihati” penguasa sebagai kekuatan kontrol. Pada tahap ini
diperlukan kesadaran para penguasa untuk menerima semua masukan dansaran dari
rakyat. Pemandangan seperti itulah kira-kira yang terjadi pada saat Umar bin Khattab
dinobatkan sebagai pemimpin. Beliau berkhutbah dengan tegas, “Aku telah dipilih
menjadi pemimpin kalian padahal aku bukanlah yang terbaik dari kalian. Oleh karena
itu, jika aku berada di atas jalan yang benar maka dukunglah, namun jika aku sedang
menyimpang dari kebenaran maka ingatkanlah…”

6. Tulis dua hadis tentang Kewajiban! Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt

Jawab : Hadis tentang kewajiban bersyukur :  

‫ظر ُْوا‬ ُ ‫ َوالَ َت ْن‬،‫ظر ُْوا ِإلَى َمنْ َأسْ َف َل ِم ْن ُك ْم‬


ُ ‫ ا ُ ْن‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬:‫َعنْ َأ ِبيْ ه َُري َْر َة َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫هللا‬
ِ ‫ َفه َُو َأجْ َد ُر َأنْ الَ َت ْز َدر ُْوا نِعْ َم َة‬،‫ِإلَى َمنْ َف ْو َق ُك ْم‬.
‫هللا َعلَ ْي ُك ْم‬

 Artinya: “Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan
janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena
yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat
Allâh yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (HR. Al-Bukhari, No. 6490)

Hadis tentang kewajiban beribadah :

‫ َولَ ْم‬،ً‫ش ْغال‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫ َوِإنْ الَ َت ْف َع ْل َمْأل‬،‫ك‬


َ ‫ت َي َد‬ َ ‫ َوَأ ُس َّد َف ْق َر‬،‫ك غِ ًنى‬ َ ‫ َأمْ ْأل‬، ْ‫ َيا اب َْن آ َد َم! َت َفرَّ ْغ لِ ِع َبا َدتِي‬: ‫ِإنَّ هَّللا َ َت َعالَى َيقُ ْو ُل‬
َ ‫ص ْد َر‬
ْ‫َأس ُس َّد َف ْق َرك‬

 Artinya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah


sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan
kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku
penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada
manusia)” (HR. At-Tirmidzi)

7. Apa Kaitan antara Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt. dalam Q.S.
Luqmān/31: 13-14?
Jawab :Syukur dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang
telah berjasa kepada kita baik dalam bentuk moril maupun materiil. Bersyukur dapat
ditujukan kepada Allah Swt. dan kepada manusia. Dalam ayat ke14 surah Luqmān,
Allah Swt. memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tua.
Kemudian Allah Swt. menyebutkan jasa-jasa sang ibu yang telah mengandungnya
dalam keadaan menderita. Kemudian, Allah Swt. menutup ayat-Nya dengan perintah
bersyukur kapada-Nya dan kepada kedua orang tua. Sementara pada ayat
sebelumnya, Allah Swt. melalui lisan Luqmān mengingatkan bahaya perbuatan syirik.
Dari sisi caranya, bersyukur meliputi tiga aspek, yaitu hati, lisan, dan perbuatan.
Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara mengakui dan menyadari sepenuhnya
bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt. bersyukur dengan lisan
dilakukan dengan cara mengungkapkan secara lisan rasa syukur itu dengan
mengucapkan tahmid, yaitu “alhamdulillah”, sedangkan bersyukur dengan
perbuatan adalah dengan cara melakukan semua perbuatan yang baik dan diridloi
Allah swt.

8. Apa Hikmah dan Manfaat Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt?
Jawab :
1. Hidup kita menjadi tenan
2. Akan mendapatkan perlindungan dari Allah STW
3. Semakin dekat dengan Allah SWT
4. Dijauhkan dari Larangan-larangan nya

9. Bagaimana Sikap dan perilaku mulia yang dapat dikembangkan dari tema ibadah dan
bersyukur?
Jawab :
1. Bersikap qana’ah, yaitu menerima semua jenis kenikmatan yang dianugerahkan
Allah Swt., baik yang dianggap kecil maupun besar, dengan ikhlas dan penuh
kerelaan. Tanpa qana’ah, tidak mungkin kita dapat bersyukur.
2. Berusaha mengesakan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu
apapun.
3. Berusaha mentaati Allah Swt. dalam segala keadaan dan menjauhi larangan- Nya
sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt.
4. Berbakti kepada kedua orang tua sebagai bentuk terimakasih kepada mereka atas
semua perjuangan dan pengorbanannya dari sejak dalam kandungan hingga saat ini.
5. Memperbanyak amal salih / perbuatan yang bermanfaat bagi sesama sebagai
bentuk nyata dari ungkapan rasa syukur kepada Allah swt.

10. Searching dan tulis tentang macam ihsan!

Jawab :

1. Ihsan kepada Allah Swt.


Berlaku baik dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt., baik dalam bentuk
ibadah mahdah ataupun gairu mahdah. Ihsan kepada Allah Swt. dibagi menjadi 2
tingkatan, yaitu beribadah kepada Allah Swt. seakan-akan melihat-Nya & beribadah
dengan penuh keyakinan bahwa Allah Swt. melihatnya.
2. Ihsan kepada sesama makhluk ciptaan Allah Swt.

a. Ihsan kepada sesama manusia

•Ihsan kepada kedua ortu

•Ihsan kepada kerabat karib

•Ihsan kepada anak yatim

•Ihsan kepada fakir miskin

•Ihsan kepada tetangga

b. Ihsan kepada binatang

c. Ihsan kepada alam sekitar

Anda mungkin juga menyukai