Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN Q.S.

LUQMAN/31 : 13-14 DAN HADIST TENTANG


KONSISTENSI BERIBADAH SEBAGAI PERWUJUDAN SYUKUR
KEPADA ALLAH SWT.

KELAS : XII RPL 1


MAPEL : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ANGGOTA :
 SADDAN WALLIYANSYAH
 ARYU IBRAHIM ARDY
 RINTO ABI SETIAWAN

SMK NEGERI 6 PEKANBARU


TP. 2023/2024
Bacaan surat

) ١٣( ‫َو ِإْذ َقاَل ُلْقَم اُن اِل ْبِنِه َو ُهَو َيِع ُظُه َيا ُبَنَّي اَل ُتْش ِر ْك ِباِهَّللۖ ِإَّن الِّش ْر َك َلُظْلٌم َع ِظ يٌم‬
‫َو َو َّصْيَنا اِإْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن َو ِفَص اُلُه ِفي َعاَم ْيِن َأِن اْشُك ْر ِلي َو ِلَو اِلَد ْيَك ِإَلَّي اْلَم ِص يُر‬
(١٤)

Artinya : ”Dan ingatlah ketika Luqman menasehati puteranya: “Wahai puteraku, jangan
sekali-kali kamu menyekutukan Allah dengan apapun itu, sesungguhnya perbuatan syirik
adalah kedzaliman yang besar.(13) Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik
kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyampihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan
kepada kedua orangtuamu.Hanya kepada aku kembalimu.”(14).

Asbabun Nuzul
Tidak ada sebab khusus dari ayat ini, secara umum ayat ini mengingatkan kepada
umat Islam, khususnya mereka yang berprofesi sebagai da'i, pendakwah, dan pendidik
(termasuk orang tua), agar saat menasihati itu menggunakan tutur kata yang santun, sejuk,
dan masuk ke dalam hati sanubari. Bukankah jika nasihat itu tidak bersumber dari hati yang
bersih, hasilnya tidak memberi efek yang positif. Pepatah bijak berikut, hendaklah kita
camkan bersama: teko itu tergantung isinya,
jangan harap keluar air putih, jika isinya berupa kopi yang hitam pekat. Ayat ini juga
mengingatkan, agar lebih mengedepankan strategi yang handal, saat melakukan dakwah,
ajakan dan menasihati pihak lain, apalagi kepada nonmuslim. Dakwah itu mengajak kepada
kebenaran, jangan sampai karena terlalu bersemangat, kita abai kepada prinsip- prinsip
dalam berdakwah.
Strategi dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. yang santun, sabar, sejuk,
menentramkan, dan tidak menyebabkan pihak lain lari dan semakin antipati kepada ajaran
Islam. Sebab itu, kepada da'i, mubaligh, pendidik, guru, dan tutor/murabbi, mari lebih
banyak belajar kembali dari sirah Rasulullah saw. dalam melakukan dakwah, baik saat beliau
berada di Makkah maupun Madinah.

Tafsir/Penjelasan Ayat
Dalam ayat di atas Allah Swt. menginformasikan tentang wasiat Luqman kepada
anaknya. Wasiat pertama adalah agar menyembah Allah Swt. Yang Maha Esa tanpa
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Luqman memperingatkan bahwa tindakan
syirik adalah bentuk kezaliman terbesar.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah, dia berkata, ketika turun ayat: “ Orang-
orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan mereka dengan kezaliman’, hal itu
terasa amat berat bagi para sahabat Rasulullah saw. dan bertanya: ‘siapakah di antara kami
yang tidak mencampur keimanannya dengan kezaliman?’, Rasulullah saw. menjawab:
‘maksudnya bukan begitu, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: ‘Hai anakku
janganlah kamu menyekutukan Allah Swt., sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman
yang besar”. (HR. Muslim).
Kemudian, nasihat untuk menyembah Allah Swt. dibarengkan dengan perintah untuk
berbuat baik kepada orang tua, “dan Kami wasiatkan kepada manusia supaya mereka
berbuat baik kepada kedua orang tua, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah lemah”. Firman-Nya, “dan menyapihnya selama dua tahun”, yaitu mendidik
dan menyusuinya. Pada ayat yang lain Allah Swt. berfirman, “dan para ibu menyusui
anaknya selama dua tahun. Allah Swt. menyebut-nyebut penderitaan, kepayahan, dan
kerepotan ibu dalam mendidik anak siang dan malam, untuk mengingatkannya tentang
ihsan (kebaikan dan ketulusan) seorang ibu kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, Allah
Swt. berfirman,” bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu …”
Terkait dengan bakti kepada kedua orang tua, banyak hadits telah diriwayatkan, di
antaranya adalah sabda Rasulullah saw. adalah berikut :

Artinya: “Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah
orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia
bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian
siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab:
“Kemudian ayahmu.” ( HR. Bukhari ).
Dalam hadits di atas kita temukan betapa Rasulullah saw. sangat memuliakan
seorang ibu, bahkan seakan-akan jasanya berlipat tiga dibanding ayah. Dalam hadis lain
yang sangat populer juga terdapat penegasan Rasulullah saw. bahwa surga itu di bawah
telapak kaki ibu. Itu semua adalah penekanan dari Allah Swt. dan Rasul-Nya tentang
pentingnya berterima kasih kepada kedua orang tua, terutama ibu.
Berterima kasih kepada manusia (termasuk kepada orang tua) merupakan bagian
dari ungkapan syukur kepada Allah Swt. karena barang siapa yang tidak berterima kasih
kepada manusia, dia tidak akan dapat bersyukur kepada Allah Swt. Perwujudan syukur
kepada Allah Swt. itu tidak lain adalah dengan menjalankan perintah-Nya, baik dalam
bentuk ibadah ritual seperti salat, maupun dalam bentuk ibadah umum, seperti menjaga
kesehatan. Secara tegas, bagaimana ibadah itu hanya sekadar mensyukuri nikmat Allah Swt.
tergambar dalam hadis berikut.

“Dari Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan
shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah saw.,
kenapa Anda melakukan ini padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa Anda yang telah
berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: “Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba
yang bersyukur?” Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau
hendak ruku’ maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.” (H.R.
Bukhari ).
Rasulullah saw. yang sudah ditanggung dan dijamin terbebas dari segala dosa,
ternyata lebih rajin dan semangat dalam beribadah daripada kita. Beliau begitu tekun dan
khusyuk beribadah demi mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah Swt. atas semua
anugerah-Nya. Beliau ingin mengajarkan kita semua bahwa kalaupun semua usia kita
dihabiskan untuk bersyukur kepada Allah Swt. dengan beribadah, rahmat dan nikmat Allah
Swt. kepada kita tidak akan pernah terbayar, karena anugerah Allah Swt. untuk manusia
terlampau banyak dan tidak akan terhitung.

Isi kandungan dari surah Al-Luqman ayat 13-14 dari sudut pandang ibadah.
Kita sebagai umat manusia haruslah selalu mentauhidkan Allah SWT dan selalu
menjauhi perbuatan yang menyekutukan Allah, dengan cara beribadah kepada Allah dan
mematuhi egala perintahnya. Namun yang juga tak kalah penting untuk di pahami adalah
makna ibadah dan syarat diterimanya ibadah, karena tidaklah sembarang ibadah yang
diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ibadah yang diterima Allah Subhanahu wa Ta'ala hanyalah yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh-Nya.Makna Ibadah bagi pendapat Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan : Ibadah adalah “Satu nama yang mencakup
setiap hal yang dicintai dan di ridhoi AllahTa'ala, baik perbuatan yang tersembunyi (batin)
maupun yang tampak (lahir).”Kemudian beliau mencontohkan amalan-amalan lahir
seperti, “Sholat, zakat, puasa, haji, berkata jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada
kedua orang tua, menyambung silaturahmi, menepati janji, amar ma'ruf nahi mungkar,
berjihad terhadap orang-orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak
yatim, orang miskin, musafir dan budak.
Jadi, makna ibadah dalam Islam mencakup seluruh bentuk kebaikan yang harus diamalkan
oleh manusia pada semua sisi kehidupannya.

Isi Qs. Luqman Ayat 13 – 14


1.Janganlah mencampur adukan keimanan dengan kezaliman seperti menyekutukan Allah
SWT.
2.Untuk orang tua, sudah seharusnya selamanya mengingatkan perbuatan anak-anak nya
yang menyimpang dengan cara-cara yang baik dan dapat diterima.
3.Senantiasa menghormati, mematuhi, dan memuliakan kedua orang tua.
4.Senantiasa mendoakan kebaikan atas kedua orang tua kita yang telah merawat kita sedari
kecil.
5.Mensyukuri segala ketentuan yang diberikan Allah SWT kepada orang tua kita, baik fisik
orang tua kita, baik harta orangtua kita, baik cara berpikir orang tua kita, yang semoga selalu
kita syukuri.
6.Mentaati seluruh perintah orang tua kita selama tidak bertentangan dengan syariat agama
Islam.
7.Menginfakan sebagian rezeki kita kepada kedua orang tua kita sebagai sedikit bentuk
berbakti kepada orang tua.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari diskusi tentang kajian q.s. luqman/31 : 13-14 dan
hadist tentang konsistensi beribadah sebagai perwujudan syukur kepada allah swt.Yaitu
dalam kandungan surat tersebut mengandung perintah untuk menjauhi sifat syirik
(Menyekutukan allah) karna itu termasuk ke dalam dosa besar ,dan kita harus selalu
mentauhidkan allah yaitu meyakini keesaan allah ,baik zat ,sifat dan apa yang di
kerjakannya.

Anda mungkin juga menyukai