Anda di halaman 1dari 6

HALAL BI HALAL perbuatan dosa & pelanggaran.

MAJLIS TA’LIM AL JANNAH 5. Harus ada ITSAR (Utamakan membantu yang paling
membutuhkan).
PERSAUDARAAN ISLAM 6. Harus ada ISTID'A (saling nendoakan dalam kebaikan).
1 MAHABAH. Saling mencitai karena Allah, syarat, WA ROHMAH
(Cinta dibarengi Rasa Sayang), cintanya ORTU kepada
Anaknya. WA TAHIYYAH (cinta dibarengi rasa Hormat), Cinta NATAIJUL IBADAH (HASIL IBADAH)
Anak kapada ORTU.
2. ISLAH (Damai atau Akur). QS 49 [ Al-Hujurat : 11-12) Allah swt. telah menetapkan tujuan penciptaan manusia dan
- jangan mengolok-olok. Bisa jadi yang diolok olok lebih baik jin, yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Allah swt. berfirman:
dari yang mengolok olok
- jangan panggil dengan gelaran yg buruk. Kalau tidak “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
bertobat jadi manusia Zolim... mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyat:56).
ALHAMDULILLAH (Segala Puji, kepunyaan Allah SWT).
jadilah Manusia Positif Thinking.. Ibadah dalam Islam mencakup seluruh sisi kehidupan, ritual
Syarat ISLAH... dan sosial, hablumminallah (hubungan vertikal) dan
hablumminannas (hubungan horizontal), meliputi pikiran, perasan
1). Tidak boleh saling Ejek... dan pekerjaan.
2). Tidak boleh menjelek jelekan orang lain
3). SU'UDHAN [buruk sangka].
4). Tidak boleh TAJASSUS [ mencari cari kesalahan orang lain]
5. Tidak boleh GHIBAH [membicarakan Keburukan Orang]. Sama “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
dengan makan daging Saudaranya yang sudah mati matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am:162).
6. dalam Hadits.. Tidak boleh bermusuhan lebih dari 3 hari.. Tidak
Ibadah yang benar manakala terpenuhi dua syarat, yaitu
halal bagi yang bermusuhan lebih dari 3 hari] ikhlas karena Allah swt. dan sesuai aturan syari’at. Allah berfirman :
* jangan meremehkan hal2 kecil. “Dzat Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
* jangan melawan arus ajaran
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha
3.Harus ada TAUSYIAH (saling menasehati dalam Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Al-Mulk:2).
Kebenaran).QS.. Al- Ashri. 4). Harus ada ISTI'AANAH (saling
Menolong) QS 4.. Al-Maidah ayat 2. Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan
dan tolong menolong dalam kebaikan & taqwa, jangan dalam ahsanu ‘amala (yang terbaik amalnya) adalah akhlashuhum lillah
(yang paling ikhlash karena Allah) dan atba’uhum lisysyari’ah (yang
paling komitmen mengikuti aturan syari’ah)

Semua ibadah yang diperintahkah dalam Islam bertujuan untuk


membentuk manusia taqwa . Nataij Ibadah (Hasil Ibadah)

Hakikat ibadah Ibadah yang sahih akan melahirkan sikap dan prilaku yang
positif dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi bekal dan
Ibnu At-Taimiyah berkata: “Ma’na ashal dari kata ibadah adalah pegangan dalam mengemban amanah sebagai hamba Allah swt.
tunduk. Sedangkan ibadah yang diperintahkan oleh syari’at adalah khususnya amanah da’wah. Di antara dampak positif dari ibadah
perpaduan antara ketaatan sempurna dan kecintaan yang penuh.” adalah sebagai berikut:

Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah bekata: “Ibadah adalah gabungan 1. Meningkatnya keimanan. Ulama ahlu as-sunnah wal jama’ah
antara ketaatan yang penuh dan cinta yang sempurna.” sepakat bahwa iman mengalami turun dan naik, kuat dan
lemah, pasang dan surut, menguat dengan amal salih atau
Maka yang taat kepada Allah swt. tapi tidak cinta kepada-Nya ketaatan dan menurun karena maksiat. Allah berfirman:
maka ia belum dikatakan beribadah.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu ayat- mereka bertawakkal. ayatNya bertambahlah iman mereka
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah.” (al-Anfal:2).
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah
dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah Oleh karenanya, ibadah yang kita lakukan harus berbasis keimanan
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak dan keikhlasan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah :24).

Dan yang mencintai Allah tapi tidak taat kepada-Nya, maka ia belum
dikatakan beribadah kepada Allahswt.

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah ikhlas, maka akan diampuni dosa yang telah lalu”. (HR.Bukhari)
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran:31).
2. Islam, Semakin kuat penyerahan diri kepada Allah Ketika seorang muslim merasa diawasi Allah dalam beribadah,
(Optimis). Ketika kaum muslimin menghadapi kekuatan sekutu maka dia berusaha maksimal melalukannya sesuai dengan petunjuk
pada perang ahzab keyakinan mereka akan kemenangan yang syari’at dan ikhlas karena-Nya, inilah yang dimaksud dengan ihsan
dijanjikan Allah semakin mantap dan keimanam mereka semakin di dalam surat Al-Mulk ayat 2:
kuat.
Para ahli tafsir sepakat yang dimaksud dengan amal yang lebih baik
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang adalah amal yang mengikuti syariat dan ikhlas karena
bersekutu itu, mereka berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan Allah.Rasulullah membahasakan dengan kata itqon seperti dalam
Rasul-Nya kepada kita”. dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan hadits berikut ini,
yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman
dan ketundukan.” (Al-Ahzab:22). Dari A’isyah ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah
Azza wa Jalla mencintai bila seorang di antara kamu mengerjakan
Dan ibadah yang dilandasi penyerahan diri dan ketaatan kepada sesuatu pekerjaan dengan itqon(professional).” (HR.Thabrani).
Allah akan menghasilkan banyak hal positif, sebagaimana firman
Allah: Kemudian Rasulullah saw. menjelaskannya dengan hadits yang
lain,
“(tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri
kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala Dari Syaddad bin Aus ra. berkata, bersabda Rasulullah saw.:
pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka Sesunggguhnya Allah mewajibkan ihsan (profesional) dalam semua
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqoroh:112). urusan, jika kamu membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang
baik dan jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara
3. Ihsan dalam beribadah, yaitu as-syu’ur bii uroqobatillah yang baik, asah pisaunya dan sembelihlan dengan cara yang
(merasa selalu diawasi Allah) sebagaimana Rasulullah menjelaskan menyenangkan binatang yang disembelih.” (HR.Muslim)
dalam hadits:
4. Ikhbat (tunduk), ibadah yang sebenarnya manakala dilakukan
karena kesadaaran dan dorongan hati, bukan formalitas dan
rutinitas belaka.
“Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu
melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan
Melihat kamu.” (HR.Bukhari). (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang
ternak yang telah dirizqikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu
ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan.
kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah.
tunduk patuh (kepada Allah).” Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah
aku kembali.” (Hud: 88).
Tunduk dan patuh baru akan tumbuh apabila didasari pemahaman
yang dalam dan keimaanan yang kuat sebagaimana firman Allah: Dan nabi Muhammad saw.

“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya “Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:
Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu, lalu mereka beriman dan “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-
tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy
pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang yang agung.” (at-Taubah:129).
lurus.” (al-Hajj 54).

5. Tawakkal. Ibadah yang benar berdampak terhadap


kehidupan seseorang ketika ia sedang menghadapi tantangan 6. Mahabbah (rasa cinta). Seorang mu’min dengan beribadah
hidup, terutama tantangan da’wah. Para Nabi ketika menghadapi dapat merasakan cinta kepada Allah dan Allah mencintainya.
ponolakan da’wah kaum mereka, mereka menyerahkan semua Dari Abu Hurairah ra. berata, bersabda Rasulullah saw.
urusannya kepada Allah, sebagai contoh nabi Hud ‘alaihissalam. “Sesungguhnya Allah berfirman: “Barang siapa yang memusuhi wali
“Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan (kekasih)-Ku ,maka Aku telah mengumumkan perang padanya, dan
Tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah tidaklah hamba-Ku melakukan pendekatan diri kepada-Ku dengan
yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas sesuatu yang paling Aku cintai selain melakukan apa yang telah Aku
jalan yang lurus.” (Hud :56). wajibkan padanya, dan hamba-Ku terus-menerus melakukan
pendekatan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sehingga
Nabi Syu’ib ‘alaihissalam, Aku mencintainya, dan apabila Aku telah mencintainya maka Aku
menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi
“Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku penglihatannya yang dengannya ia melihat, dan menjadi tangan dan
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku kakinya yang dengannya ia bertindak. Jika ia meminta sesuatu
dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah- kepada-Ku, pasti Aku kabulkan permintaanya dan jika ia memohon
Nya)? dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan perlindungan, pasti Aku lindungi dia. Tidak ada sesuatu yang Aku
mengerjakan) apa yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali
gamang melalukannya selain mencabut nyawa seorang muslim 10.Khusyu’. Orang yang beriman ketika disebut nama Allah
sedangakan ia tidak menyukainya.” (HR.Bukhari). hatinya tunduk dan khusyu’ kepada Allah.

7. Roja (mengharap rahmat Allah). Seorang mukmin dalam Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman
beramal hanya mengharapkan rahmat Allah,/Takut (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi
pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,
berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan dan mereka berkata: “Maha suci Tuhan kami, sesungguhnya janji
rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Tuhan kami pasti dipenuhi. Dan mereka menyungkur atas muka
8. Taubat. kata-kata yang paling sering diungkapkan oleh orang mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (al-
yang beriman terutama yang aktif berda’wah di jalan Allah adalah isra:107-109).
memohon ampunan dari dosa dan kesalahan. Imam Hasan Al-Banna di dalam prinsip-prinsip sepuluh menuliskan:
“Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan Kami, ampunilah
dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan
dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir.” (al-Ali ‘Imran:147).
“Iman yang sejati, ibadah yang sahih dan mujahadah dalam
9. Berdoa. Orang yang beriman ketika beribadah, selalu meminta beribadah dapat memancarkan cahaya dan menghasilkan manisnya
kepada Allah, tidak meminta kepada selain-Nya, beribadah yang dicurahkan oleh Allah ke dalam hati hamba-Nya
yang dikehendaki-Nya.” (prinsip ke 3)
“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat ayat
Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat Semua uraian di atas adalah kriteria taqwa, sebagaimana
itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dijelaskan di dalam banyak ayat bahwa tujuan dari ibadah adalah
dan lagi pula mereka tidaklah sombong. untuk membentuk manusia bertaqwa.

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (al-Baqarah:
mereka menafkahkan apa-apa rezki yang Kami berikan.” (as- 21)
Sajdah:15-16).
Taqwa kepada Allah akan membuka kemudahan-kemudahan
dalam segala urusan, memberi keberhasilan dan keberuntungan di
dunia dan di akhirat.

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah


menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (at-Thalaq 4)

Anda mungkin juga menyukai