Anda di halaman 1dari 12

TUJUAN MENGAJARKAN IBADAH

Nama: Ahmad Dani

Andi Fadhiil Aqiilah

Nim: 21801014

21801009
1. Pengertian Ibadah

Kata Ibadah menurut bahasa dipakai dalam beberapa arti antara lain, tunduk
hanya kepada Allah karena pilihan sendiri, taat, berserah diri, dan mengikuti
segala perintah Allah Subhanahu wa Ta‘ala. Bertuhan kepada-Nya dalam arti
mengagungkan, memuliakan, baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Sedangkan dalam ‘uruf Islam digunakan dalam dua arti, yaitu umum dan khusus.

Kata ibadah dalam arti luas, meliputi segala amal saleh yang dikerjakan
manusia, karena mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta‘ala. Buruh di pabrik,
pedagang di perusahaan, petani di sawah ladang, peneliti di laboratorium
dikatakan beribadah selama motivasi pekerjaannya itu semata mata kepada
Allah Subhanahu wa Ta‘ala. Sedangkan kata ibadah dalam arti sempit, terbatas
pada amal perbuatan shalat, zakat, puasa, dan haji.

Ibadah baik dalam arti luas maupun sempit, merupalan marufestasi murni
dari aqidah, yaitu suatu sistem praktis untuk menguatkan hubungan manusia
dengan Tuhannya, hubungan antarindividu atau hubungan pribadi: dengan
masyarakat dari seorang insan yang berdaya dan berhasil guna. Karena itu
ibadah mempunyai peranan besar dalam membina peradaban manusia.

Al-Quranul Karim telah menggunakan kata ibadah dari bermacam kata


jadinya dalam semua bentuk pengertian bahasa dalam konteks yang
berbeda.Kata ibadah telah menyatukan pengertian dua asas pokok, yakni cinta
tulus yang dapat merendahkan diri dan tunduk patuh secara murni seseorang
yang Anda cintai tetapi Anda tidak patuh dan merendah kepadanya, tidaklah
Anda menghambakan diri kepadanya, sebelum Anda mencintainya dan
menyerahkan diri kepada kehendak-Nya.

Manusia beribadah kepada Allah dengan mengakui bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan mengakui pula bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul-Nya,
mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji
ke Baitullah . Dalam arti, melaksanakan segala amal perbuatan yang terkandung
dalam rukun Islam, dan melaksanakan setiap perbuatan yang dapat memperoleh
keridhaan Allah dalam segala tingkah laku manusia.

Ibadah sebagaimana yang telah diuraikan Al-Quran ialah amal praktik yang
berulang-ulang dilakukan untuk membiasakan orang mukmin hidup dengan
akhlak yang mulia. Dan senantiasa ia berpegang teguh dengan akhlak itu,
walaupun situasi dan kondisi yang dihadapinya berubah. Karena akhlak itu
adalah buah iktikad yang murni senjata iman kepada Allah. dan makanan yang
menumbuhkan iman.

2. Macam-macam Ibadah

Cara memanifestasikan kepatuhan kepada Alla Subhanahu wa Ta‘ala


adalah bermacam-macam. Ini kami namakan dengan macam-macam ibadah.
Oleh karena itu ibadah dilhat dari segi macamnya, merupakan nama bagi setiap
yang dicintai Allah dan disenangi-Nya, baik perkataan, perbuatan lahir maupun
batin yang dikerjakan manusia karena tunduk dan taat kepada Allah Ta‘ala,
seperti shalat, puasa, menepati janji, berdoa meminta tolong, bertawakkal, dan
takut kepada-Nya Menetapkan hukum sesuai dengan peraturan-Nya, dan
mengatur kehidupan sesuai dengan syariat-Nya.

Manusia berbeda pendapat tentang macam ibadah yang lebih utama.


Sebagian mereka berpendapat bahwa ibadah yang lebih utama ialah yang paling
memberatkan jiwa kepada Allah karena lebih realis dan lebih berhasil guna
daripada yang lain. Yang lain mengatakan bahwa ibadah yang lebih utama ialah
perbuatan yang manfaatnya dapat dinikmati oleh orang lain, seperti: menolong
orang fakir, rajin mengurus kepentingan or ang banyak, menutupi kebutuhan
mereka dengan benda atau uang, mengajar masyarakat dengan pengetahuan
yang berguna dan menyeru mereka ke jalan petunjuk. Yang lain lagi
berpendapat, bahwa ibadah yang lebih utama adalah zuhud dan membiasakan
diri menghindar dari kepentingan dunia sejauh kemampuan yang ada. Yang
lainnya berpendapat setelah mereka mengkaji secara mendalam masalah ini
tampaknya mereka berbeda dengan pendapat yang terdahulu. Mereka
mengatakan bahwa ibadah yang lebih utama ialah amal perbuatan yang lebih
disenangi dan dicintai Allah Ta‘ala, sesuai menurut waktu, tempat dan
keadaannya.

Di saat timbul peperangan, maka berjihad di jalan Allah lebih utama


walaupun terpaksa meninggalkan membaca Al-Quran dan mempelajari iimu
fiqih. Perbuatan yang lebih utama di kala waktu shalat lima waktu tiba, ialah
mengerjakannya dengan sungguh-sungguh pada awal waktunya Dan amal
perbuatan yang paling utama di waktu wukuf di Arafah, adalah rajin berdzikir,
memohon ampunan dan berdialog kepada Allah. Sebaik-baik perbuatan di saat
berkembangnya bid‘ah dan pikiran-pikiran yang menyesatkan, ialah
mengembalikan manusia kepada agama dan menjelaskan makna islam yang
benar kepada mereka.

Orang yang mengerjakan ibadah tepat pada waktunya itulah hamba yang
taat kepada Tuhannya. Karena ia mengutamakan kecintaan kepada Allah
daripada cinta kepada dirinya, sekalipun apa yang dicintai untuk dirinya itu
merupakan syariat dan bagian dari ibadah. Demikianlah pemahaman para ulama
salaf kita terhadap arti ibadah yang lebih utama. Oleh karena itulah, bila mereka
berada di medan perang, ia sebagai pahlawan. Bila waktu berdzikir, benar-benar
seorang saleh. Di saat belajar, ia benar-benar penuntut iimu. Di waktu shalat ia
benar-benar abid. Begitulah kebiasaan dan tata krama selain dari ikatan mencari
yang lebih diridhai dan dicintai Allah Subhanahu wa Ta‘ala.

3. Ibadah Hati

Ibadah hati ialah seluruh amal perbuatan batin yang tidak tampak dilihat
dengan mata. Amal perbuatan hati bukan pekerjaan anggota badan. Hatilah yang
langsung mengerakan, merasakan, dan meresapkannya. Pengaruhnya dapat
dilihat pada perbuatan Iahir, tindakan dan tingkah lakunya sehari-hari. Ibadah
hati ini adalah tawakal dan penuh kepercayaan kepada Allah, takut kepada-Nya,
meminta tolong hanya kepada-Nya, dan mencintai-Nya.

4. Tawakkal dan Percaya Kepada Allah

Tawakkal kepada Allah dianggap ibadah yang paling utama. Ia merupakan


keharusan iman, Sebagaimana firman Allah:

َ‫ّٰللا فَت َ َوكلُ ْْٓوا ا ِْن كُ ْنت ُ ْم ُّم ْؤ ِمنِ ْين‬


ِ ‫علَى ه‬
َ ‫َو‬

"Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang


beriman.”(Q.S Al-Maidah Ayat 23)

Bila iman dan pendekatan diri seseorang kepada Tuhannya bertambah,


bertambah pulalah tawakal dan kepercayaaannya kepada-Nya. la selalu
bernaung di bawah lindungan Allah. Orang tawakal berlindung kepada Allah
setiap menemukan persoalan, sebagaimana seorang anak berlindung di bawah
asuhan kedua orang tua dari semua kebutuhannya.

Tawakal mampu mendatangkan ketenangan, ketenteraman, dan kerelaan


hati orang tersebut, karena tak hanya menggantungkan diri kepada Tuhannya,
yang ditangan-Nya segala kekuasan, Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ia
menjamin segala kebutuhan orang yang bertawakal pada-Nya. Pengertian ini
terdapat dalam firman Allah:

ْ ‫ّٰللا فَ ُه َو َح‬
‫سبُه‬ ِ ‫علَى ه‬
َ ‫َو َم ْن يت َ َوك ْل‬

"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan


keperluannya."(Q.S At-Talaq Ayat 3).
5. Takut Kepada Allah

Takut kepada Allah termasuk ibadah hati dan merupakan bukti iman Allah
Berfirman:

‫فَ ََل ت َ َخافُ ْوهُ ْم َو َخافُ ْو ِن ا ِْن كُ ْنت ُ ْم ُّم ْؤ ِمنِيْن‬

"Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu
orang-orang beriman.(Q.S.Ali-Imran Ayat 175).

Yang dimaksudkan dengan takut ialah menjauhkan diri dari perbuatan


maksiat kepada Allah. Karena itu ada yang mengatakan bahwa takut ialah
memelihara diri dari perbuatan dosa baik lahir atau batin. Makin bertambah
pendekatan diri seseorang kepada Allah, niscaya akan bertambah pula rasa takut
kepada-Nya. Para hukama pernah mengatakan : Modal utama kebijaksanaan
ialah Rasa takut kepada Allah.

6. Mohon Perlindungan Kepada Allah

Meminta tolong kepada Allah adalah ibadah hati, ia merupakan suatu


kesatuan dari dua konsep, yaitu percaya kepada Allah dan berpegang teguh
kepada-Nya. Orang yang Meminta tolong kepada Allah berarti percaya dan
menggantungkan diri kepada Allah, yakin pada kekuasaan Tuhan untuk
menolongnya, serta menyerahkan segala urusan yang dihadapinya kepada Allah.

Sebesar-besar permohonan pertolongan kepada Allah ialah Meminta tolong


terhadap sesuatu yang diridhahi-Nya dan untuk beribadah dengan sebaik-
baiknya kepada-Nya. inilah isi doa setiap mukmin setelah selesai shalat. Dalam
salah satu hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Mu'adz bin
Jabal, “Wahai Mu'adz, demi Allah saya mencintamu. Oleh Karena itu jangan
sekali-kali kamu lupa mengucapkan setiap Selesai shalat, Ya Allah tolonglah
aku untuk mengingat-Mu,berterima kasih kepada-Mu dan perbaikilah ibadahku
kepada-Mu”.
Meminta tolong kepada Allah sebagian dari ibadah, ia adalah hak istimewa
Tuhan. Oleh karena itu tidak dibenarkan orang Islam meminta kepada selain
Allah. Sebagaimana firman Allah:

ْ َ‫اِياكَ نَ ْعبُ ُد َواِياكَ ن‬


ُ‫ست َ ِع ْين‬

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah


kami mohon pertolongan."(Q.S.Al-Fatihah Ayat 5).

Ada suatu permohonan pertolongan khusus kepada Allah saja, haram


meminta kepada orang lain, yaitu memohon pertolongan terhadap hal-hal yang
tidak sanggup dikerjakan Selain dari Allah. Seperti memohon pertolongan lekas
sembuh dari sakit, lepas dari bahaya karam, bebas dan kesulitan dan
kesengsaraan, mencari rezeki atau berhasil melaksanakan Sesuatu tugas atau
urusan.

Selain dari itu, ada juga permintaan pertolongan terhadap Sesuatu yang
menjadi sebab berhasil yang lain sesuai dengan sunnatullah (sebab-akibat).
Misalnya meminta bantuan kepada teman Anda untuk mengangkat bersama
barang yang berat, atau meminta tolong kepada yang berwenang (pembela
hukum) untuk mengembalikan hak milik Anda yang dirampas orang, dan
sebagainya.

7. Mencintai Allah

Salah satu buah iman kepada Allah adalah cinta hamba kepada Tuhannya,
menguasai seluruh jiwanya. Cinta yang menuntut ketaatan dan kepatuhan yang
purna untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mengutamakan apa yang
dicintai Allah daripada apa yang disenang mereka.

Cinta hamba kepada Tuhannya akan bertambah bila ia benar-benar


menghayati kesempurnaan mutlak Tuhan. Menyadari kebenaran nikmat Tuhan
dan merasa selalu membutuhkan karunia-Nya.
Manusia diciptakan bertemperamen mencintai kesempurnaan karena Allah
semata, kesempurnaan mutlak. Dan manusia bertabiat pula menantas orang yang
berbuat baik kepadanya. Hanya Allah sajalah pembuat baik dan pemberi nikmat
karunia kepada manusia. Setiap nikmat yang diterima manusia bersumber dari
Allah.

Di antara ciri seorang hamba yang benar-benar mencintai Tuhannya, ialah


orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam
mengerjakan apa yang didatangkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya.
Sebagaimana Allah berfirman:

َ ُ‫ّٰللا‬
‫غفُ ْو ٌر رحِ ْي ٌم‬ ‫ّٰللا فَات ِبعُ ْون ِْي يُ ْح ِب ْبكُ ُم ه‬
‫ّٰللاُ َويَ ْغف ِْر لَكُ ْم ذُنُ ْوبَكُ ْم َو ه‬ َ ‫قُ ْل ا ِْن كُ ْنت ُ ْم تُحِ بُّ ْونَ ه‬

"Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya


Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.“(Q.S Ali-Imran ayat 31).

8. Pengaruh Ibadah Hati pada Tingkah laku dan Perbuatan Manusia

Semua ibadah hati yang telah kami sebutkan: tawakkal, percaya, takut,
memohon pertolongan, mencintai Tuhan, bila telah mapan dalam hati, ia akan
menjadi perangai manusia. Pengaruhnya akan termanifestasi dalam tingkah laku
dan perbuatannya.

Tingkah laku manusia merupakan bagian dari sifat-sifat yang dimilikinya.


Bila rohani manusia baik maka akan harmonis pula perbuatan dan tingkah
lakunya.
9. Ibadah adalah Hak Allah

Ibadah dalam segala bentuk, baik lahir maupun batin adalah hak Allah
Subhanahu wa Ta‘ala. Orang Islam tidak di benarkan beribadah kepada selain
Allah, atau mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain walau sebesar
zarah sekalipun. Bila seorang Islam mengerjakan ibadah semata-mata karena
Allah ia akan ditempatkan dalam surga dan terpeliharalah dia dari azab-Nya.

Pada hakikatnya semua rasul Allah Mendakwahkan kepada Pengikutnya


bahwa ibadah hanya kepada Allah Ta‘ala, sesuai dengan firman Allah:

‫س ْلنَا ِم ْن قَ ْب ِلكَ ِم ْن رسُ ْو ٍل اَِّل نُ ْوحِ ْْٓي اِلَ ْي ِه اَنه َ َّْٓل ا ِٰلهَ اَِّلْٓ اَنَ ۠ا فَا ْعبُد ُْو ِن‬
َ ‫َو َما ْٓ ا َ ْر‬

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad),
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku."(Q.S Al-Anbiya’, ayat 25).

10. Ikhlas dalam Beribadah

Ibadah murni ialah ibadah yang didorong hanya oleh Keinginan mencari
keridhaan Allah. Apabila dorongan itu dipengaruhi oleh dorongan lain, seperti
rasa ingin dipuji orang atau mencari kemegahan, harta, kedudukan, serta
keuntungan dunia lainnya, tidak murnilah ibadahnya kepada Allah. Yang
dimaksud dengan ikhlas dalam ibadah ialah memurnikannya dari segala
dorongan dan keinginan selain ridha Allah.

11. Pengaruh Ibadah dalam Pembinaan Peradaban Manusia

a. Ibadah mampu mengajar pelakunya untuk selalu memilih Allah


Subhanahu wa Ta’ala dan menimbulkan rasa keagungan-Nya dalam setiap
tindakan atau pergaulan.
b. Ibadah kita didorong oleh kehendak diri untuk menumbuhkan manusia
yang lurus seimbang, intelek, emosi, dan tingkah lakunya.
c. Shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali sehari
semalam.
d. Mengeluarkan Zakat.
e. Berpuasa
f. Haji

12. Subjek-subjek Ibadah

Al-Qur'anul Karim mencakup banyak aspek hukum antara lain hukum


amaliyah (Fiqh). Hukum praktis ini dalam garis besarnya dibagi dalam dua
bidang yaitu Ibadah dan Muamalah.

Ibadah mendapat tempat yang layak dalam Al-Quranul Karim. di antara


subyek yang dibicarakan dalam bidang ibadah ialah taharah, wudhu, shalat,
puasa, dan haji.

13. Tujuan Mengajarkan Ibadah

• Supaya murid-murid mengetahui hukum-hukum agama, dalam bidang


Ibadah, agar mereka dapat melaksanakannya dengan benar dan mengharap
penerimaan dari Allah.
• Ibadah dapat menguatkan akidah dalam jiwa murid.
• Ibadah dapat menghubungkan manusia dengan Allah, menambah
kepatuhannya kepada Allah, melalui shalat, puasa, zakat, haji, dan ibadah
lainnya.
• Menumbuhkan rasa sosial dalam interaksi dengan teman-teman
sepergaulannya, seperti: shalat berjamaah
• Membentuk rasa persamaan di antara orang dewasa dengan anak muda,
antara si miskin dan orang kaya.
• Memelihara kebersihan dan kesucian badan dan rohani.
14. Hal-hal yang Harus Mendapat Perhatian Guru Waktu Mengajarkan
Ibadah

Perlu ditegaskan, bahwa ibadah adalah syiar agama yang paling penting,
yang harus mendapat perhatian sepenuhnya. Melaksanakan ibadah dengan
sebaik mungkin dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu kita harus
mengerjakannya dengan metode dramatisasi. Yaitu melaksanakannya
bersama-sama dengan murid dalam bentuk sesempurna mungkin. Kegemaran
mengerjakan ibadah merupakan latihan akhlak yang dikenal dengan
pembentukan kebiasaan, ketabahan, kedisipiinan dan ketaatan yang murni.

Guru harus mampu menyadarkan murid-murid bahwa ibadah


mengandung makna akhlak utama, hikmahnya dari segi sosial Sehingga
mereka mengerjakannya dengan penuh perhatian Senang dan yakin terhadap
faedah serta keutamaannya. Untuk itu hendaklah diperhatikan hal-hal berikut:

a. Melandaskan hukum-hukum ibadah kepada ayat-ayat Al-Qur'anul Karim


dan hadits-hadits Nabi.
b. Uraian pelajaran lebih dititikberatkan pada aspek praktis.
c. Buku bacaan murid merupakan unsur penting dalam pelaksanaan
pengajaran.
d. Hendaknya Guru dalam mengemukakan contoh-contoh diambil dari
lingkungan dan realita kehidupan murid-murid.

15. Langkah-langkah Mengajarkan Ibadah

Guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

• Pendahuluan: Guru mengadakan apersepsi antara pelajaran yang telah lalu


dengan pelajaran yang akan diajarkan, guru mengarahkan pikiran murid-
murid terhadap pelajaran baru.
• Penyajian: Guru menguraikan pelajaran baru secara praktis, jika pelajaran
itu menghendaki praktik.
• Menghubungkan pelajaran baru dengan pengetahuan yang telah mereka
ketahui dan dengan realita kehidupan mereka.
• Kesimpulan: Guru menarik kesimpulan melalui diskusi yang matang
terhadap hukum-hukum syara’ yang ada dan perlu diketahui anak.
Membimbing perhatian mereka dalam cara menarik kesimpulan pelajaran.
• Ulangan dan latihan: Ulangan dan latihan dapat ditempuh melalui diskusi
atau mengajukan kembali pertanyaan-pertanyaan yang dapat
menyempurnakan pemahaman mereka dengan tekanan pada keaktifan
murid-mund berdiskusi dan menarik kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai