Anda di halaman 1dari 11

IBADAH DAN PEMBENTUKAN PERILAKU POSITIF

FIRSTA REYNALDA A 201810360311334 Hubungan Internasional


NADIA SYARIFAH M 201810230311435 Psikologi
ARIFIYAN ARI WAHYUDI 201510120311213 Teknik Mesin
DEFINISI DAN TUJUAN IBADAH
• Pengertian : Ibadah secara etimologi berasal • Tujuan : Tujuan diciptakannya manusia di
dari kata bahasa Arab yaitu “abida- muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada
ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan”  secara bahasa Allah SWT.
berarti taat, tunduk, menurut, mengikut dan
a) Maqshadan ashliyah; tujuan utama yaitu
doa. Sedangkan menurut sebagian ulama
mendekatkan diri pada Allah Swt.
tauhid, ibadah adalah mengesakan Allah Ta’ala
dengan sungguh-sungguh dan merendahkan b) Maqshadan tabi’ah; tujuan sampingan
diri serta menundukan jiwa setunduk- yaitu untuk mendapatkan kebaikan
tunduknya kepada-Nya. sendiri di dunia atau bersifat duniawi, contoh
keamanan.
HAKIKAT IBADAH
 Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat ayat 56, yang menunjukan
tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada Allah.
  Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan
perendahan diri kepada Allah.
 Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
 Hakikat ibadah sebagai cinta.
 Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai Allah).
 Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk
melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
IBADAH MAHDAH DAN GHAIRU
MAHDAH
 Ibadah mahdah adalah ibadah dalam arti khusus, yaitu segala pengabdian manusia kepada Allah SWT
secara langsung sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Ibadah mahdah juga disebut dengan istilah muamalah ma’a al-khaliq atau ibadah ghairu ma’qulati al-
ma’na.

 Ibadah ghairu mahdah adalah segala jenis ibadah yang ada di luar ibadah mahdah, dalam hal ini ibadah
yang tidak melulu menyangkut hubungan manusia dengan Allah SWT, melainkan juga dengan
lingkungannya, baik sesama manusia, binatang, tumbuhan, maupun benda-benda mati. Sesuatu dapat
dikatakan ibadah ghairu mahdah ketika ibadah itu hanya ditujukan untuk mencapai keridhoan Allah
SWT.
MENGGAPAI IBADAH YANG
BERKUALITAS
 Ibadah dengan kesadaran
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga
kamu mengerti apa yang kamu katakan.”
(Q.S. An-Nisa’:43)

 Ibadah dengan kecintaan


"Barangsiapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, menahan karena Allah,
sesungguhnya orang itu mendapat kesempurnaan iman.”
(HR. Abu Dawud)
MENGGAPAI IBADAH YANG
BERKUALITAS
 Ibadah dengan ikhlas
"Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
shalih dan janganlah ia menyekutukan sesuatupun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
(Q.S. Al-Kahfi:110)

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya (menjalankan) agama yang lurus.”
(QS. Al Bayyinah:5)
MENGGAPAI IBADAH YANG
BERKUALITAS
 Ibadah dengan kekhusyukan
"Ihsan yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya, walaupun engkau tidak
melihatnya tetapi sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu.“
(HR. Muslim)

 Ibadah secara sembunyi-sembunyi


"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah kepunyaan Allah yang menguasai sekalian
alam.”
(HR. Muslim)
MENYIKAPI IKHTILAF DALAM
TATA CARA BERIBADAH
Kehadiran Islam pada dasarnya untuk memudahkan pemeluknya dalam melaksanakan ajarannya,
sehingga mudah untuk mengamalkan tanpa merasa diberatkan

Contoh kasus yang dihadapi oleh umat islam : Seseorang yang melaksanakan penetapan perintah Allah
berupa shalat wajib atau sunnah, makaseseorang yang melaksanakan shalat wajib maupun sunah harus
sesuai dengan tuntunan Nabi Saw dengan tidak perlu menambah, baikmenambah perbuatan (gerakan)
atau bacaannya yang tidak ada dalam al Quran dan Sunnah.
SUMBER HUKUM
 Al-Qur’an dan As-Sunnah
◦ Sebagai dasar mutlak untuk menentukan hukum, karena kedudukannya dijadikan sebagai sumber ajaran
Islam yang sarat dengan nash yang bermuatan syari’at Islam. 

 Ijtihad jama’i (ijtihad kolektif)


◦ Ijtihad adalah mencurahkan segenap berfikir dalam menggali dan menetapkan suatu hukum.
Conclusion
◦ Ibadah adalah taat kepada Allah dengan ◦ Menyikapi ikhtilaf tata cara beribadah yaitu
melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para sumber hukum yang digunakan dalam beriabah
Rasul-Nya. Ibadah adalah merendahkan diri (al-Qur‟an dan as-Sunnah , ijtihad jama‟i)
kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan maka Ijtihad adalah mencurahkan segenap
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa berfikir dalam menggali dan menetapkan suatu
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. hukum dan digunakan ketika seseorang atau
umat Islam menghadapi berbagai persoalan
yang telah terjadi dan sangat dibutuhkan untuk
dilaksanakan.
Daftar Referensi
Marzuki. (2017). Kemitraan madrasah dan orang tua dalam dalam menanamkan kedisiplinan ibadah siswa
MA asy-syafi’iyah kendari. Jurnal Al-Ta’dib, 10(2), 163-180.

Saleh, H. (2008). Kajian fiqih nabawi & fiqh kontemporer. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sriwijayazone.com. (2019, 27 Desember). Meningkatkan kualitas ibadah dan mewujudkan ibadah yang
berkualitas. Diakses pada 18 Desember 2021 dari http://sriwijayazone.com/meningkatkan-kualitas-ibadah-
dan-mewujudkan-ibadah-yang-berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai