Ihsan dalam ibadah kepada Allah adalah seorang hamba yang beribadah kepada Allah seakan-
akan ia melihat Allah, apabila ia tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatnya.
Ihsan kepada sesama makhluk adalah mendermakan dengan segala jenis kebaikan
pada siapapun makhluk (baik manusia maupun hewan) sesuai hak dan kedudukannya.
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [QS. An-Nahl : 90]
Dalam tafsir As-Sa’di disebutkan : Ihsan (berbuat kebajikan) adalah keutamaan yang dianjurkan
seperti memberikan manfaat kepada manusia dengan harta, badan, ilmu dan segala sesuatu yang
bermanfaat lainnya. Hingga berbuat baik pada hewan ternak pun juga termasuk ihsan.
As-Sa’di menafsirkan : Yakni berbaktilah kepada kedua orang tua. Perintah ini bersifat
kebaikan secara umum, baik itu dengan ucapan maupun perbuatan. Termasuk juga larangan berbuat
buruk kepada kedua orang tua, atau tidak berbuat baik mesikupun tidak berbuat buruk. Karena, jika
berbuat baik adalah suatu kewajiban, maka melakukan kebalikannya adalah sebuah larangan.
Kebalikan dari berbuat baik pada kedua orang tua itu ada dua (yaitu) :
1. Berbuat buruk, yang mana ini merupakan kejahatan yang paling besar
2. Tidak berbuat baik, tidak juga berbuat buruk, dan ini diharamkan, akan tetapi tidak sama dengan
yang pertama
Demikian pula berbuat baik kepada kerabat dengan bersilaturahmi, berbuat baik pada anak-anak
yatim, dan juga orang miskin sama wajib hukumnya. Adapun rincian dalam berbuat baik ini tidak
terbatas pada bilangan, akan tetapi sesuai dengan ketetapan.
Kemudian, pada perintah selanjutnya Allah perintahkan untuk berbuat baik kepada manusia
secara umum, Allah berfirman (yang artinya) : “serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia”. Diantara ucapan yang baik adalah memerintahkan pada kebaikan, melarang dari
kemungkaran, mengajarkan ilmu, menyebarkan salam, wajah berseri, dan lain sebagainya.
Apabila seseorang tidak mampu berbuat baik pada orang dengan hartanya maka Allah
perintahkan dengan perbuatan baik kepada setiap makhluk yang mampu ia kerjakan, yaitu dengan
ucapan yang baik. Maka dari itu ayat ini juga mengandung larangan berkata buruk, bahkan kepada
orang kafir sekalipun.
Artinya : “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan”. [QS. Al-Qashash : 77]
Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan apa yang Allah perintahkan dengan berdoa kepada-
Nya dengan harapan (diterima doanya) dan rasa khawatir (tidak diterima doanya). Dengan
mengerjakan perintah itu maka Allah dekatkan apa yang kalian tuntut dari Allah yaitu rahmat.
Rahmat yang Allah berikan tergantung seberapa besar kalian mengerjakan apa yang Allah tuntut
dari kalian yaitu berbuat baik, yang mana sebenarnya berbuat baik itu sendiri merupakan berbuat
baik kepada diri kalian sendiri, karena Allah ta’ala itu Maha Kaya dan Maha Terpuji (tidak butuh
dengan perbuatan baik kalian). Apabila kalian berbuat baik maka sebenarnya kalian telah berbuat
baik pada diri kalian sendiri.
C. ISI KANDUNGAN Q.S. AL-BAQARAH (2) : 83
1. Saling menasihati, agar manusia mengabdi kepada Allah SWT, selalu berbuat baik kepada
orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang miskin.
2. Mengingatkan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua itu merupakan kewajiban yang
harus ditunaikan oleh setiap anak.
3. Berbuat baik itu luas cakupannya, bukan hanya terkait beribadah kepada Allah SWT, tetapi
melingkupi hubungan sosial kemasyarakatan. Hal ini berarti, menyebarkan kebaikan itu
luas, seluas alam semesta ini, meski harus disadari bahwa objek kebaikan itu berurutan
mulai dari diri sendiri, orang tua, kerabat terdekat, sampai dengan masyarakat sekitar.
4. Bergaul dengan sesama manusia, harus mengedepankan sopan santun dan akhlak yang
mulia.
5. Harus ada keterkaitan antara dimensi ritual dan dimensi sosial.
6. Sikap yang mencerminkan Q.S. Al-Baqarah (2) : 83 di antaranya:
7. Mengabdi hanya kepada Allah SWT, berbuat baik kepada kedua orang tua, terus
menebarkan kebaikan.
8. Saat menasihati pergunakanlah tutur kata yang sopan, santun dan berakhlak mulia.
9. Membalas kebaikan melebihi kadar yang diterima.
10. Mau berbagi kebahagiaaan dan peduli terhadap penderitaan sesama, kaum dhuafa dan siapa
pun yang membutuhkan.
11. Terdapat hubungan yang erat antara keshalihan ritual dan keshaliahan sosial.
12. Menghindari sikap yang mementingkan diri sendiri, sementara melupakan kondisi sosial di
sekitarnya.
13. Berusaha tetap menyebarkan kebaikan untuk semua, tanpa melihat adanya perbedaan latar
belakang dan status sosial seseorang.
، َو ْلُيِح َّد َأَح ُد ُك ْم َش ْف َر َت ُه، َو ِإَذ ا َذ َب ْح ُتْم َف َأْح ِس ُنوا الَّذ ْب َح، َف ِإَذ ا َقَت ْلُتْم َف َأْح ِس ُنوا اْل ِقْتَلَة، ِإَّن َهللا َكَت َب اِإْلْح َس اَن َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء
َف ْلُيِر ْح َذ ِبيَح َت ُه
Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan baik terhadap segala sesuatu. Apabila kalian
membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik. Dan apabila kalian menyembelih maka
sembelihlah dengan cara yang baik. Tajamkanlah pisanmu dan senangkanlah hewan
sembelihanmu. [HR. Muslim : 1955]
، «َم ْن َأْح َس َن ِفي اِإلْس َالِم َلْم ُيَؤ اَخ ْذ ِبَم ا َعِم َل ِفي الَج اِه ِلَّي ِة: َأُنَؤ اَخ ُذ ِبَم ا َعِم ْلَن ا ِفي الَج اِه ِلَّيِة؟ َق اَل، َي ا َر ُسوَل ِهَّللا:َق اَل َر ُجٌل
َأل ُأ َأ
َو َم ْن َس اَء ِفي اِإلْس َالِم ِخ َذ ِبا َّو ِل َو اآلِخ ِر
Seorang lelaki bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan kami selama jahiliyyah akan
dihukum?”
Rasulullah menjawab : “Barang siapa yang berbuat baik di dalam Islam maka apa yang ia perbuat
di masa jahiliyyah tidak akan dihukum, namun apabila ia berbuat buruk di dalam Islam maka apa
yang ia perbuat dari awal hingga akhir akan dihukum.”
[HR. Bukhari : 6921]
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berbuat baik kepada
tetangga
[HR. Muslim : 48]
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan
antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.[QS. Fush-shilat :
34]
1. Terbinanya hubungan vertikal antara hamba dengan penciptanya, yaitu Allah SWT.
2. Terjalinnya hubungan baik antara anak dengan orang tuanya.
3. Terjalinnya silaturrahmi dengan kerabat dan sanak saudara.
4. Tertanamnya rasa empati kepada sesama umat manusia.
5. Terciptanya lingkungan masyarakat yang harmonis dan saling peduli satu sama lainnya.
6. Terjadinya simbiosis mutualisme antara manusia dengan alam sekitarnya.
7. Terjaganya kelestarian alam semesta, baik di darat, air, maupun udara.
Intinya, semua yang ada di alam ini berhak mendapatkan perlakuan baik (ihsan) dari kita,
sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya :
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat Ihsan atas segala sesuatu”…(H.R. Muslim)