Anda di halaman 1dari 40

BAB X

AKHLAQ :
Etika kepada Manusia dan Jin

Editor ahli:
Prof. Dr. KH. Miftah Faridl (Guru besar Humaniora ITB).
Dr. Cecep Alba, MA (Dosen Agama ITB)

Karakter yang mau dibangun dengan bab “ AKHLAQ : Etika kepada Manusia
dan Jin” ini, adalah (1). ihsan (baik plus) terhadap kedua orangtua. (2). Ukhuwah atau
sikap persaudaran terhadap sesama muslim (3). Tasammuh atau sikap toleransi antar
Umat Beragaama (4). Wala taqrabu zina yakni kemampuan menjauhi perbuatan yang
bisa mendekatkan diri kepada zina (5).Ijtiyat : kehati-hatian dalam memilih makanan
dan minuman, pakaian dan kosmetika, olah raga dan hiburan yang baik menurut syari’ah
Islam (6). Kemampuan memilih dan memilah pengobatan dan ilmu bela diri yang supra
rasional. (7). Kemampuan bersikap proporsional terhadap jin. Dengan memiliki
karakteristik demikian diharapkan terwujud etika berbudaya yang beradab.

1
1. Ihsan : Etika terhadap Ayah dan Ibu

Ayah dan ibu adalah orang yang paling berjasa karena telah melahirkan, memberi
makan dan minum dan telah mendidik kita. Kedudukan ayah dan ibu menempati posisi
tertinggi dari sederet orang-orang yang harus kita ayomi. Dalam hal ini Rasulullah memberi
isyarat bahwa kedudukan ibu adalah tiga kali lipat dibandingkan kedudukan ayah. Mengapa
demikian ? karena ibu telah melakukan pengorbanan untuk anak melebihi pengorbanan
seorang ayah, bahkan kasih sayang ibu kepada anak melebihi kasih sayang kepada dirinya
sendiri.
Ibu telah mengandung janin/bayi dengan susah payah selama 9 bulan, telah
melahirkannya dengan taruhan nyawa, telah menyusuinya selama dua tahun, telah intensif
mengasuhnya di saat-saat sulit terutama masa balita dan masa kanak-kanak, serta telah
menumpahkan segala perhatinnya kepada anak melebihi perhatian terhadap dirinya sendiri.
Jadi sangat wajar dan rasional jika anak harus berbuat amat baik kepada ibunya.
Esensi etika kepada orang tua adalah Ihsan yakni berbuat baik plus kepada mereka.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.
Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut, dalam
pemeliharannmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah”. Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia (23). Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : “wahau Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. 17 Al-
Isara : 23-24 )

Penjabaran ayat di atas antara lain:


 Wajib berbuat ihsan (baik plus) kepada kedua orangtua. Orangtua jangan disetarakan
dengan orang lain tetapi harus dilebihkan.
 Haram mengatakan “ah” kepada ayah dan ibu sebagai bentuk sikap penolakan atau
pengabaian atas perintahnya. Dengan mengatakan “ah” saja adalah sebuah dosa, apalagi
lebih dari itu.
 Selalu bersikap merendah hati di hadapan ayah dan ibu apapun kedudukan dan jabatan
anaknya, dan bagaimana pun keadaan orang tuanya.
 Bersikap santun dan berhati-hati menjaga perasaannya terutama jika kedua orangtua sudah
berusia lanjut.

2
 Lebih baik diam atau menangis daripada harus melawan orang tua, sebab menyakiti
orangtua amat besar dosanya. Dosa kepada orangtua akan dikontan akibat buruknya. Nabi
SAW menyatakan :”Kullu dzunubi yuakhkhirallahu yaumal qiyamah illa ‘uququl
walidaini” Semua dosa akan ditangguhkan siksaannya sampai hari Kiamat kecuali
menyakiti orangtua”.
 Selalu mendoakan kedua orangtua apalagi jika mereka sudah wafat. Salah satu doa untuk
orang tua adalah :”Rabbigfirli wa li walidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira
(Ya Rabb, maafkankah aku dan kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana
mereka menyayangiku ketika aku masih kecil)..
 Jika kedua orang tua menyuruh berbuat maksiat apalagi menyuruh berlaku syirik, maka
tolaklah secara halus, serta tetaplah bergaul dengan mereka di dunia dengan sebaik-
baiknya (QS. 31/Luqman : 15),
 Memelihara ayah dan ibu dengan penuh kasih sayang apalagi ketika keduanya dalam
keadaan tua renta. Jangan sampai orangtua dipelihara di rumah jompo padahal anaknya
mampu merawat dengan lebih baik dirawat di rumah sendiri.
 Anak boleh menolak jodoh pilihan dari orangtuanya tetapi dengan penolakan yang halus,
sebab pernikahan itu adalah hak anak, sedangkan orang tua hanya mengarahkannya.
Hadits menyatakan bahwa ada seorang wanita yang dipaksa nikah oleh orangtuanya
dengan seorang pria yang tidak disukainya. Setelah dinikahkan, anak perempuan itu
berlari ke arah Rasul sambil mengatakan : “Ankahani abi wa ana karihatun” (ayahku telah
menikahkanku dengan seorang pria tetapi aku tidak suka pria itu). Nabi merespon dengan
mengatakan :”La nikaha lak, idzhabi fankihi ma syi’ti (Tidak sah pernikahanmu, sekarang
kau boleh pergi dan kau boleh menikah dengan pria yang kau sukai).
 Anak boleh tidak mengikuti keinginan orang tua apabila orang tua menyuruh bercerai,
melarang rujuk dengan mantan isteri/suaminya, melarang dipoligami, tetapi dengan
menggunakan cara-cara yang santun.
Itulah beberapa bagian dari etika kepada ayah dan ibu. Marilah kita bersikap lebih
terpuji kepada ayah dan ibu karena “Ridha Allah tergantung kepada ridha kedua orangtua,
dan kebencian Allah tergantung kepada kebencian orangtua”. (HR. Tirmidzi dan Imam
Hakim dan Ibnu Hibban)1 Rasulullah s.a.w juga menegaskan: “ Perhatikan, aku akan
beritahukan kepada kalian dosa yang paling besar-sampai diulang 3 x-, yaitu musyrik
kepada Allah, durhaka kepada orang tua dan saksi palsu atau pernyaataan palsu” (HR.
1
Jawawi’ul Akhbar, Maktabah al-Alkitruniyah bi Jami’ Syaikh Islam Ibnu Taimiyah, Juz : I
Hal : 25-Maktabah as-Syamilah
3
Bukhari-Muslim)2 “Sesungguhnya di antara berbakti yang paling baik adalah seseorang
menyambungkan hubungan kepada keluarga teman dekat ayahnya sesudah ia meninggal”
(HR Muslim)3 Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi, ia berkata : ketika kami sedang
bersama Rasulullah s.a.w, datang seorang dari Bani Salimah lalu bertanya : Wahai
Rasulullah, apakah tersisa sedikit saja dari kebaikan yang bisa aku lakukan untuk orang
tuaku sesudah kewafatannya? Beliau menjawab Ya, yaitu mendo’akannya, memohon ampun
untuknya, memenuhi janjinya, menyambungkan hubungan kekerabatan yang biasa terhubung
melalui mereka, serta menghormati teman mereka. (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dan
Hakim)4. “ Sesungguhnya di antara dosa yang terbesar adalah seseorang melaknat kedua
orang tuanya. Ada yang bertanya : Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin ada orang yang
berani melaknat orang tuanya? Jawab Nabi s.a.w : seseorang mencaci ayah seseorang, lalu
anak orang yang di caci itu balas mencaci ayahnya dan ibunya” (HR. Bukhari)5

2. Ukhuwah : Etika kepada Sesama Muslim

Esensi etika kepada sesama muslim/mukmin adalah ukhuwah yakni persaudaraan.


Semua mukmin (apapun suku bangsa, warna kulit, dan budayanya, tanpa dibatasi oleh
teritorial dan negara) adalah saudara seiman. Allah menegaskan “Innamal mukminuna
ikhwah” Hanyasanya mukmin itu bersaudara (QS. 49/Al-Hujurat : 10). Ayat itu
menggunakan kata innama yang artinya only. Jadi kalau tidak mau bersaudara berarti bukan
mukmin. Hadits Nabi memperkuat bahwasanya komunitas mukmin itu ibarat satu tubuh (ka
al-jasad al-wahid), jika salah satu anggota tubuhnya sakit maka semua anggota tubuhnya
akan merasa sakit. Menyakiti seorang muslim adalah fasik sedangkan membunuhnya adalah
kufur. Islam benar-benar melarang permusuhan, kalaupun terjadi perselisihan yang tak dapat

2
Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhari,Shahih al-Bukhari, ( Darul Fikr, Beirut,
1981 M/1401 H), Bab : Uququl Walidaini minal Kabair. Lihat Juga : Abu Husain Muslim bin Hajjaj
bin Muslim al-Qusairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, ( Darul Jail, Beirut, tanpa Thn), Bab : Bayanil
Kabair wa akbariha
3
Abu Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, ( Darul
Jail, Beirut, tanpa Thn), Bab : Fadli shilati Ashdiqail Abi wal ummi wanahwihima
4
Sunan Abu Daud Bab : Fi Birril Walidaini, Sunan Ibnu Majjah bab : Shil Man Kana Abuka
yashil, Musnad Ahmad Bab : Hadits Abi Usaid As-Sa’idi, Hakim Bab : Hal baqiya min birri
abawayya sya’un
5
Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhari,Shahih al-Bukhari, ( Darul Fikr, Beirut,
1981 M/1401 H), Bab : La Yasubbu Rajulu walidaihi.
4
dihindari hingga tidak bertegur sapa, itu hanya ditolelir selama tiga hari saja, apabila lewat
tiga hari masih juga berselisih, hukumnya haram. Jadi jika seorang mukmin mati pada masa
dia bermusuhan dengan mukmin lain, maka kematiannya adalah keadaan berdosa. Lantas
bagaimana sikap terbaik ? Muslim yang paling baik adalah muslim yang lebih dahulu
menyapanya dengan ucapan salam. Kalau dia tidak menjawab bahkan melontarkan kata-kata
yang tercela, jangan dibalas dengan sikap tidak baik, tapi biarlah Allah yang mengurusnya.
Dari esensi Ukhuwah ini amat banyak turunannya antara lain tidak boleh tasakhhar /
menghina (QS. Al-hujurat [49]: 11); memanggil dengan laqab yang buruk (QS. Al-Hujurat
[49] : 11), misalnya “mau ke mana sapi !” ; ghibah atau menggunjing keburukan orang (QS.
Al-Hujurat [49] : 12), Suudzhan atau berburuk sangka (QS. Al-Hujurat [49] : 12); tajassus
atau mencari-cari kesalahan orang (QS. Al-Hujurat [49] : 12). menebar fitnah, dendam,
melaknat sesama muslim, atau mendoakan buruk kepada muslim yang kita benci.
Sebaliknya dengan saudara seiman harus bersikap takaful (saling bantu dengan prinsip give
and take); bersikap ta’awun (tolong menolong dengan prinsip give and give), fastabiqul
khairat (bersaing sportif), afina aninnas (saling memaafkan), serta tidak boleh berbisik-bisik
berdua padahal kita sedang berjalan bertiga; dan banyak lagi etika lainnya yang dapat
merusak ukhuwah. Itulah etika berbudaya sesama muslim.
Dalam hal ini ada hal yang sangat perlu diperhatikan, jangan sekali-kali mencap kafir
kepada sesama muslim, selama sama-sama memegang prinsip dasar Islam yakni memegang
rukun Iman, melaksanakan rukun Islam, mengakui kerasulan Muhammad SAW, serta
menghormati keluarga nabi dan para sahabatnya.
Kini banyak pengikut paham dan aliran tertentu yang mengkafirkan sesama muslim
hanya gara-bara berbeda imam/pimpinan, berbeda dalam tata cara shalat. Orang yang mencap
kafir kepada sesama muslim tetapi tidak memenuhi kriteria kekafiran maka cap itu bisa
kembali kepada dirinya sendiri. Naudzu billahi min dzalik.

3. Tasammuh : Toleransi antar Umat Beragama

Tasammuh artinya sikap toleransi yang berfungsi untuk mewujudkan kerukunan antar
umat beragama. Sikap toleransi terbagi tiga macam yakni (1). Toleransi antar umat segama,
misalnya antara umat Islam dengan umat Islam yang berbeda pendirian dalam persoalan
furu’iyah (cabang dan ranting) bukan dalam persoalan yang pokok. (2). Toleransi antara umat
yang berbeda agama misalnya antara muslim dengan nonmuslim (3) Toleransi antar umat

5
beragama dengan pemerintah. Pada sub bab ini yang dibahas adalah toleransi nomor dua
yakni toleransi antar umat Islam dengan nonmuslim.
Esensi akhlak/etika kepada nonmuslim adalah tasammuh (sikap toleransi). Elaborasi
dari tasammuh ini antara lain :
 Bekerjasama di bidang Sosial kemasyarakatan. Seorang muslim di mana pun mereka
berada, terutama berada di tengah masyarakat yang pluralis harus mempu bekerja sama
dengan orang yang berbeda agama di bidang sosial kemasyarakat. Seorang muslim harus
bisa bekerjasama dengan orang-orang yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha,
Kong Fu Tse bahkan dengan orang yang atheis sekalipun dalam proyek sosial ekonomi,
sosial budaya, bahkan dalam pertahanan dan keamanan negara. Akan tetapi dalam
persoalan ibadah harus tetap terpisah, masing-masing. Misalnya, pada hari Jum’at orang
Islam yang mau melaksanakan shalat Jum’at, tidak perlu mengajak Bikhsu. Orang
Advent yang akan melaksanakan kebaktian pada hari Sabtu tidak perlu mengajak
penganut Katolik. Demikian pula penganut Nashrani tidak perlu mengundang natal
bersama kepada umat Islam, ya masing-masing saja. “Aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah”.(QS. 109 /
Alkafirun : 2-3).
 Meyakini bahwa hanya agama Islamlah yang benar. (QS. 3/ Ali Imran : 19 dan 85).
Seorang muslim wajib berakidah bahwa agama yang benar hanya satu, yakni Islam.
Akan tetapi bersamaan dengan keyakinan itu harus disertai sikap menghargai pemeluk
agama lain sebagai bagian dari tasammuh. Dalam hal ini seorang muslim dianggap kufur
jika memiliki keyakinan bahwa semua agama itu benar dan menuju syorga. Orang
Kristen berkeyakinan bahwa hanya agama Kristenlah yang benar sedangkan agama yang
lain salah termasuk Katolik. Pemeluk Budha pun beranggapan bahwa hanya agama
Budhalah yang benar sedangkan agama lain salah. Itu tidak mengapa dan itu sikap yang
konsisten. Kalau memiliki anggapan bahwa semua agama benar, itu yang keliru.
Akibatnya, orang akan bisa berganti agama setiap bulan. Seorang muslim yang malas
melaksanakan puasa Ramadhan misalnya, akan pindah ke agama lain menjelang tibanya
bulan Ramadhan, seorang muslimah yang terancam hukum dera karena berbuat zina
akan segera pindah agama untuk menghindari hukuman hudud, dll. Kalau memiliki
anggapan bahwa semua agama benar, maka seorang muslim yang pindah agama tidak
lagi dikatakan murtad, itu herarti pula akan menghapus total semua syari’ ah atau aturan

6
tentang hukuman bagi orang murtad. Meyakini bahwa semua agama adalah benar, sama
dengan meninggalkan keyakinan Qur’ani dan beralih kepada agama baru.
 Tidak melakukan pernikahan campur. Cinta itu buta, jika tidak menggunakan cahaya
agama. Tetapi apabila bercinta dengan memakai agama sebagai panduan pernikahan
maka akan teranglah siapa yang halal dinikahi dan siapa yang haram. Allah menegaskan
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanuta musyrik sebelum mereka beriman,.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu”. (QS. 2 /Albaqarah : 221). Sebenarnya, kafir ada dua
macam yakni kafir musyrik dan kafir ahli Kitab. Kafir musyrik seperti penganut Yahudi
yang berkeyakinan bahwa Nabi Uzeir anak Allah, dan penganut Nashrani yang
berkeyakinan bahwa Yesus anak Tuhan Bapak. Dalam pandangan Islam, menyekutukan
dzat Allah adalah syirik akbar, jika keyakinan itu terbawa mati, dosanya tak akan
terampuni, akibatnya adalah neraka jahannam yang abadi. Adapun kafir nonmusyrik
adalah kafir yang mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan tetapi dia menolak risalah
Muhammad saw padahal dia hidup di era rasul Muhammad. Mereka itu disebut
kelompok Ahli Kitab. Semeblihan ahli kitab halal dimakan, demikian pula wanitanya
halal dinikahi. Muncul pertanyaan, masih adakah ahli kitab dewasa ini ? Ahli kitab hari
ini masih ada, jumlahnya kira-kira 12 juta orang sedunia. Salah satu di antaranya adalah
Suha yang dinikahi oleh Yasser Arafat, tokoh kharismatik Palestina. Selanjutnya Allah
SWT menyatakan bahwa semua orang kafir, baik ahlu kitab (kafir tidak musyrik),
maupun kafir yang musyrik, semuanya akan menjadi penghuni Jahannam (QS.98/ Al-
Bayinah : 6).
 Tidak menghina Tuhan dan tatacara ibadah Agama lain:Setiap orang merasa dan
meyakini bahwa pendapatnyalah yang benar, agamanyalah yang benar, tatacara
ibadahnyalah yang benar, hanya konsep Tuhannyalah yang benar, oleh karena itu
janganlah seorang muslim menghina agama mereka, Tuhan mereka dan tatacara ibadah
mereka, biarlah kelak Allah yang memvonisnya. Jika kita menghina Tuhan mereka, maka
mereka akan membalas dengan menghina Tuhan kita, jika kita menghina ibadah mereka,
mereka akan membalas menghina ibadah kita. Apabila umat Islam menghornati mereka,
itulah akhlak yang amat luhur tentang menjaga kerukunan hidup antar umat beragama.
 Tidak menyakiti dan ridak memerangi pemeluk agama lain Dari sisi sikapnya kepada
muslim, kafir terbagi dua yakni kafir Harbi dan kafir Dzimmi. Kafir Harbi adalah kafir
yang menyerang seperti penjajah Potugis, Belanda dan Jepang terhadap Indonesia atau

7
kaum Zionis kepada Palestina. Kafir Harbi wajib dilawan dan diperangi. Adapun kafir
Dzimmi adalah nonmuslim yang mau hidup berdampingan dengan orang muslim,
mereka tidak boleh disakiti. Dalam hal ini Nabi saw menyatakan bahwa “Barang siapa
yang menyakiti kafir Dzimmi, itu sama saja dengan menyakiti aku” Allah menegaskan
“Allah tiada melarang kamu untuk berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (QS. 60 /Al-
Mumtahanah : 8). Juga tidak boleh menjadikan kafir yang memerangi muslim sebagai
kawan (QS. 60 Al-Mumtahanah : 9). Seorang muslim yang bersahabat dengan orang
kafir Harbi dianggap sebagai pengkhinat perjuangan.
Bagaimana kedudukan kafir Dzimmi dalam negara Islam ? Dalam fiqih politik Islam,
warga negara yang beragama Islam maupun bukan Islam mendapat perlindungan yang
sama hanya beda kewajiban dalam membiayai negara. Warga negara yang beragama
Islam dikenai kewajiban membayar zakat tetapi tidak dikenai kewajiban membayar
pajak, sedangkan warga negara nonmuslim yang dzimmi dikenai bayar pajak kepala
yang disebut Jizyah tetapi tidak diwajibkan membayar zakat, (adil). Ada lagi klasifikasi
 Berdebat dan bermubahalah : Kita diperbolehkan untuk berdebat dengan nonmuslim
dalam semua persoalan keagamaan misalnya soal konsep theologi, kerasulan, makanan
yang halal dan haram, kebolehan cerai, poligami, dan lain-lain. “Dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang yang sangat baik”. (QS. Al-Mujadalah : 16). Dalam
hal ini Alqur’an adalah hujatullah al-mubhallighah yakni rangkaian argumentasi yang
dapat sampai kepada nalar rasio dan qalbu. Apabila mereka telah kalah setelah melalui
serangkaian perdebatan, apakah mereka pasti masuk Islam ? Itu persoalan lain, karena
masuk Islam atau tidak adalah persoalan hidayah dari Allah. Apabila orang-orang kafir
cenderung melecehkan Islam dan mereka ngotot atas kebenaran mereka, ada cara
terakhir yakni mubahalah. Kumpulkan isteri dan anak kita, dan kumpulkan pula isteri
dan anak mereka, terus ucapkan : “ Jika aku yang salah dan kamu yang benar, aku siap
hancur. Akan tetapi jika kamu yang salah dan aku benar, maka kamu yang hancur”.
Mereka menjawab :” ya, aku setuju !”

4. Syukur Nikmat : Etika kepada diri sendiri


Esensi etika terhadap diri sendiri adalah Syukur Nikmat. Apa yang dimaksud dengan
syukur nikmat ?. Syukur artinya membuka, jadi orang yang syukur nikmat adalah orang yang

8
selalu membuka diri untuk menerima nikmat baru. Sebaliknya kufur berarti menutup, jadi
orang yang kufur nikmat berarti orang yang menutup diri dari tambahan nikmat yang baru.
Oleh karena itu, bersikap syukur atau kufur nikmat akan kembali akibatnya kepada dirinya
sendiri. “Bersyukurlah kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri
(QS. 31/Luqman : 12).
Rincian sikap syukur nikmat antara lain :
 Membersihkan diri dan pakaian sendiri : Allah menegaskan “wa rabbaka fakabbir,
watsiyabaka fathahhir (Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah). QS.74 / Al-
Mudatsir : 3-4). Orang yang merawat dirinya sendiri berarti dia telah bersyukur atas tubuh
yang Allah karuniakan kepadanya. Dengan cara itu, badan semakin sehat, mendapat
simpati orang, hidup berwibawa, dipercaya publik, serta selalu siap untuk melaksanakan
shalat. Alangkah baiknya apabila hidup teratur dengan konsep SLODO yakni (1). Spirit,
berusaha membersihkan hati (2). Life Style, mengatur kerja, makan minum, tidur dan
istrirahat (3). Olah raga yang rutin dan signifikan (4). Diet dengan mengatur makan
minum yang tidak berlebihan, dan (5). Obat. Bagaimana hukum olah raga ? Olah raga itu
wajib bukan sunnat tetapi wajib ghair muqaddar (tidak pasti takarannya). Sebaliknya
melukai diri sendiri seperti tato adalah haram, juga kosmetika yang kurang alami seperti
kerik alis, gusar gigi, atau susuk harus dihindari, apalagi bedah plastik.
 Menjauhi Kibir : adalah sikap takabur, arogan atau sombong. Takabur adalah Ghamtun-
nas (suka menyakiti orang) dan bathrul haq (anti kritik dan tak mau menerima saran).
Menepuk dada dan melecehkan orang adalah sebagian dari sikap sombong. Jika kita selalu
sombong pasti akan jatuh di mata publik apalagi di mata Allah, sebaliknya jika kita
merendah hati pasti akan dihargai orang.
 Menjauhi Riya, sum’ah dan ujub : Riya ialah beramal karena ingin dipuji orang.
Sum’ah ialah beramal karena ingin di dengar orang, misalnya ia mengatakan :” Mohon
maaf ya saya ngantuk, tadi malam tahajud sih !”. Ujub : Secara bahasa ujub adalah taajub
atau terheran-heran terhadap kehebatan diri sendiri. Apabila kita merasa lebih hebat
daripada orang lain, walaupun itu hanya di dalam hati, tidak terucap dengan kata-kata, itu
haram. Ujub bisa menghanguskan amal saleh.
 Menjauhi Talmizu anfusakum : Lihat QS. Al-Hujurat : 10 : Wala talmizu anfusakum,
janganlah kamu menghina diri sendiri, misalnya seseorang mengatakan aku jelek ! aku
gendut, aku miskin, aku bodoh, aku orang tak berguna, dan perkataan lainnya yang sejenis

9
yang menghinakan diri sendiri. Menghina diri sendiri termasuk kufur nikmat, sikap ini
bisa membahayakan yang bersangkutan, baik di dunia maupun di akhirat.
 Tidak Mengeluh, aral, dan menggerutu : misalnya mengatakan: “ Ah aku ini sangat
cape, tapi mengapa orang tidak menghargaiku. Aku kesal dengan penyakit ini mengapa tak
sembuh-sembuh, hidup enggan mati pun tak mau”. Orang aral hatinya sempit dan akan
banyak mengalami stress. Bisa-bisa produksi asam lambungnya melimpah sehingga
menderita maag, bahkan bisa mengakibatkan banyaknya gas lambung, sehingga perut
buncit besar sekali dan sesak bernafas.
 Tidak Frustrasi : Frustrasi artinya hilang harapan. Frustrasi atau putus asa sangat
diharamkan oleh Allah. Mengapa harus kehilangan harapan, padahal kita punya Allah
yang bisa berbuat apa saja, hal-hal yang mustahil pun bisa menjadi kenyataan. Allah
menegaskan :”Janganlah kamu berputus asa dengan rahmat Allah”. Orang fustrasi adalah
orang-orang tidak beriman. Seharusnya apabila ditimpa mushibah ucapkanlah Inna lillahi
wa inna ilaihi raji’un (Kami semua milik Allah, dan kepadaNya-lah kami kembali).
Akibat frsutrasi mungkin agressif mungkin pula apatis bahkan bisa sampai bunuh diri.
Menurut hadits Riwayat Muslim orang yang bunuh diri, baik bunuh diri dengan sebatang
besi, meminum racun atau meloncat dari tempat tinggi, maka di neraka jahannam kelak, ia
akan mengulang-ulangi perbuatannya. Orang yang bunuh diri itu adalah orang yang
paling bodoh. Disangkanya bunuh diri dapat menyelesaikan masalah, padahal justeru ia
akan menghadapi masalah yang amat besar di alam qubur dan di akhirat. Naudzu billahi
min dzalik.
 Ikhtiar : Ikhtiar berbeda dengan usaha (kasab, effort) karena ikhtiar adalah usaha pilihan
dengan mempertimbangkan halal dan haram bukan usaha sembarangan. Ikhtiar harus
rasional tidak boleh mengandung unsur maesir (gambling), riba, dan ghurur (curang).
Menentukan srategi ikhitiar adalah wilayah manusia sedangkan menentukan hasil tidaknya
adalah wilayah mutlak Allah, oleh karena itu manusia jangan sekali-kali mengintervensi
wilayah Allah. “Al-Insan bi tafkir wa Allah bi tadbir “ , manusia yang berusaha, Allahlah
yang menentukan.
 Tawakkal : Tawakkal adalah mewakilkan hasil akhir kepada Allah. Dalam hal ini perlu
diimani bahwa Allah adalah wakil yang Maha Pandai, Dia lebih mengetahui kebutuhan
seseorang daripada orang yang bersangkutan. Oleh karena itu jangan sekali-kali mendikte
Allah, biarlah Allah yang menetapkannya. Kita cukup mengatakan :” Ya Allah, berilah
hamba yang terbaik menurut pandanganMu.... !”.

10
 Qana’ah : Ialah menerima apa adanya. Maksudnya apapun pemberian itu, baik pemberian
yang sesuai dengan harapan kita maupun pemberian yang tidak sesuai harapan, wajib
diterima dengan sebaik-baiknya. Bahkan ketika diberi sakit pun, kita mengucapkan
kalimat istirja (mengembalikan semua kejadian kepada Allah) dengan ucapan “Inna lillahi
wa inna ilahihi rajiun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya
kepadamulah kami kembali), ucapkan pula alhamdulillah. Mengapa mengucapkan
hamdalah ketika ditimpa musibah ? Karena ketika sakit, sebenarnya anggota tubuh yang
sakit hanya sebahagian kecil saja, masih amat banyak bagian tubuh kita yang masih sehat.
Juga apabila kita dihina orang, ucapkanlah kalimat istirja dan hamdalah. Mengapa ?
Karena orang yang menghina kita hanya satu dua orang, jumlahnya sangat sedikit
dibandingkan dengan jumlah orang yang tidak menghina kita. Orang yang selalu
mengucapkan hamdalah walaupun ketika ditimpa mushibah disebut kelompok Hamdun.
 Sabar : yakni ulet, tabah dan tahan banting dalam segala segi kehidupan, baik ketika
ditimpa mushibah, ketika ikhtiar, maupun ketika melaksanakan semua hukum-hukum
Allah. Kesabaran harus dilatih setiap saat, dan ketahuilah bahwa sabar itu tidak ada
batasnya. Orang sabar pasti hidupnya lebih berkah.
Apabila semua orang melatih diri untuk berakhlak yang baik terhadap diri sendiri
sebagaimana dijelaskan di atas, insya Allah akan lahir budaya yang beradab terhadap diri
sendiri. Amin.
Selanjutnya di bawah ini akan penulis jelaskan secara singkat etika dalam hal
memilih makanan dan minuman, kosmetika, olah raga dan hiburan.
 Memilih makanan : Selalu memilih makanan yang halalan thayyiba. Halal secara hukum
dan thayyiba adalah baik untuk jasmani (QS.2/Albaqarah 168). Menjauhi minuman
memabukkan yakni arak dan sejenisnya6 (QS. 5/Al-Maidah : 90-91). Menghindari
makanan yang jelas-jelas haramnya seperti babi, bangkai7, darah/ marus, serta sembelihan
6
Kullu muskirin khamrun, wa kullu khamrin haram (Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr itu
haram (HR. Miuslim). “Ma askara katsiruhu faqaliluhu haram” Minuman apapun yang banyaknya itu memabukan, maka
sedikitnya pun haram (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi). Rasulullah SAW melaknat sepuluh kelompok orang yang
terlibat dalam urusan arak yakni (1). Orang yang memerasnya (2). Orang yang minta diperaskan (3). Orang yang
meminumnya (4). Orang yang menghantarnya (5). Orang yang memesannya (6). Orang yang menuangkannya (7). Orang
yang menjualnya (8). Orang yang makan hasil jualannya (9). Orang yang membelinya (10). Orang yang minta dibelikan.
(HR. Tirmidzi dan Ibn Majah). Wajib meninggalkan pertemuan yang menghidangkan arak. Rasulullah bersabda :” Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah duduk pada suatu jamuan yang padanya diedarkan arak (HR.
Ahmad). Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah mendera orang yang minum arak dan orang yang menyaksikan minum arak.
Bagaimana jika minum arak untuk obat ? “Arak itu bukan obat tetapi penyakit “ (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud dan
Tirmidzi).

7
Bangkai yang diharamkan adalah Almunkhariqah (hewan yang tercekik atau dicekik), Al-Mauqudzah (dipukul),
Al-Mutaraddiyah (mati karena jatuh), al-Nathihah (mati karena diadu), Ma akalas sabu (diterkam bintang buas dan masih
11
yang bukan karena Allah.8 (QS. 172-173, QS. 6/Al-An’am 145 dan 5/Al-Maidah : 3). Di
samping itu, alangkah baiknya jika tidak memakan daging hewan yang bertaring seperti
singa dan serigala serta burung berkuku mencengkram seperti burung elang dan pemakan
bangkai. (HR Bukhari). Mengapa demikian ? Ini tidak haram tetapi sangat mungkin
daging hewan bertaring dan burung berkuku mencengkram itu tidak baik bagi tubuh
orang-orang tertentu. Jadilah orang yang benar-benar apik dalam makanan dan minuman.9
Di samping benar dalam memilih makanan, juga benar dalam etika makan dan minum
sesuai sunnah Rasul, antara lain makan dengan tangan kanan, sambil duduk, tidak
memanjangkan tangan ketika mengambil makanan, mengambil makanan tidak dari
tengah-tengahnya tetapi dari bagian sisi, tidak berlebihan ketika makan dan minum, tidak
bernafas di dalam gelas, serta tidak meniup-niup air panas ketika minum. Itu semua dalam
rangka menjadikan muslimin sebagai anggota komunitas yang elit, teratur dalam segala
hal terurama elit ketika makan bersama.
 Memilih pakaian : Pakaian yang baik dan benar adalah pakaian yang menutup aurat dan
rishan (indah/berfungsi sebagai perhiasan). Allah menegaskan :”Wahai Bani Adam,
sesungguhnya Kami telah menurunkan untuk kamu pakaian yang dapat menutupi auratmu
dan untuk perhiasan” (QS. 7 / Al-A’raf : 26). jamil (cakep), dapat melindungi tubuh,
menyerap keringat, sesuai dengan situasi dan kondisi dan pakaian yang dapat
meningkatkan muru-ah (wibawa). Hindarilah pakaian yang ketat, sex appeal (tabarruj),
tasyabbuh atau menyerupai pakaian lawan jenis atau menyerupai penganut luar Islam
seperti memakai kalung salib atau pakaian gaya pendeta atau bikhsu (HR. Abu Daud).
Haram pula berpakaian isyraf (pakaian yang berlebihan) dan pakaian untuk bermegah-
megahan (QS. 7/ Al-A;raf : 31). Nabi bersabda :”Barang siapa yang memakai pakaian
yang berlebihan maka Allah akan memakaikan pakaian kehinaan kepadanya pada hari

tersisa). Adapun binatang yang tercekik, jatuh, diadu, kena pukul, digigit binatang buas tetapi masih hidup dan sempat
disembelih, dagingnya halal dimakan. Menurut hadits dari Ali, kalau binatang itu masih bergerak gerak kakinya, itu masih
boleh disembelih karena belum mati. Memakan yang sesuatu haram karena darurat dan tidak berlebihan adalah
diperbolehkan “Barang siapa yang terpaksa dan tiada sengaja serta tidak melewati batas, maka sesungguhnya Tuhanmu
Maha Pengampun dan Maha Penyayang” (QS. 6/Al-An’am : 145).

8
Wa ma Uhilla lighairillah adalah binatang yang disembelih untuk dipesembahkan kepada patung-patung, jin,
atau dewa-dewa. Contoh : Kambing hitam yang disembelih untuk Ruwatan Rumah. Biasanya, kepala kambing itu ditanam di
salah satu pojok rumah. Juga kerbau yang dipersembahkan kepada Ratu Nyi Roro Kidul tanggal 6 April di Pelabuan Ratu
Sukabumi. Bagian tubuh kerbau yang dilemparkan ke laut adalah kepalanya setelah dihias sedemikian rupa. Daging kerbau
sisa sesajen itu haram untuk dimakan.

9
Menurut Allah di dalam QS. 5 Almaidah : 4, kita boleh mamakan hewan hasil buruan binatang yang terlatih.
Dalam hal berburu di hutan, kita boleh menggunakan anjing terlatih (mu’allam). Menurut hadits riwayat Imam Muslim :”
Jika kamu melepas anjingmu sebutlah nama Allah. Jika anjing itu menangkap hewan untukmu dan hewan itu masih hidup,
maka sembelihlah”. Kita pun halal memakan daging hewan hasil buruan dengan senjata tajam (HR. Muttafaq Alaih).
12
Kiamat (HR. Muttafaq Alaih). Termasuk mengubah-ubah ciptaan Allah yang sudah
sempurna seperti hidung pesek yang diubah agar mancung dengan bedah plastik dan
menggunakan silikon. Hal lain yang harus dihindari dalam berkosmetik adalah tato.
“Rasulullah SAW melaknat perempuan yang ditato dan minta ditato, mengikir gigi dan
yang minta dikikir giginya”. (HR. Thabrani). “Rasulullah saw melaknat perempuan yang
mencukur alisnya dan minta dicukurkan alisnya”. (HR. Abu Daud dengan sanad Hasan).
“Rasulullah saw melaknat perempuan yang menyambung rambut atau minta
disambungkan rambutnya”. (Hadits dari jalan Aisyah r.a riwayat Bukhari). Kita harus
berpakaian yang mencerminkan kepribadian beradab.
 Memilih kosmetik : Rasulullah bersabda :”Hendaklah kamu jadi orang yang bersih,
karena sesungguhnya Islam itu bersih” (HR. Ibnu Hibban). “Kebersihan itu dapat
mengajak orang kepada iman” (HR. Thabrani). “Pakailah perhiasanmu setiap kali kamu
ke masjid” (QS. 7/Al-Araf : 31). Muslim itu harus bersih dan indah. Jadi kita dianjurkan
untuk berhias dan berkosmetik, tentu kosmetik yang tidak mengandung unsur yang najis,
tidak berlebihan, dan tidak merangsang nafsu seksual bagi nonmuhrim. Kosmetik yang
baik harus membawa kesan bahwa pemakainya adalah orang yang sangat beradab.
 Memilih Hiburan (musik dan nyanyian) : Allah mengharamkan lahwal hadits (ucapan
tak berguna). Masuk ke dalam lahwal hadits adalah nyanyian, kisah-kisah, film, dan
sinetron yang bisa menyesatkan manusia dari jalan Allah (QS. 31 /Luqman : 6).
Indikatornya adalah (1). Syairnya membawa kepada maksiat, (2). Pakaiannya penyanyinya
berbuka aurat, (3). Gerakannya pemainnya erotis, (4). Minumannya memabukkan, dan (5).
Penonton pria dan wanita berbaur bebas.
 Memilih Lukisan : Allah melaknat para pelukis, yakni para pelukis yang bisa membawa
manusia ke jalan yang menyimpang dari jalan Allah, baik syirik, sombong maupun lupa
diri. Masuk ke dalam katagori lukisan yang haram adalah (1). Lukisan sembahan orang
lain, seperti seorang muslim yang memampang gambar Yesus atau patung Sang Budha di
rumahnya (2). Lukisan orang saleh yang dikultuskan (3). Lukisan orang jahat yang
diidolakan (4). Lukisan porno (5). Lukisan makhluk hidup seperti manusia dan hewan
yang dianggap lebih baik daripada aslinya. Itu adalah sikap sombong.
 Memilih Olah raga : Nabi bersabda : ” Latihlah anak-anakmu olah raga memanah, naik
kuda dan berenang”. Nabi menghendaki agar umatnya suka berolah raga yang fungsional,
yakni keterampilan itu dapat dimanfaatkan jika suatu hari terjadi bencana alam, kerusuhan
atau peperangan, bukan olah raga yang tidak berfungsi seperti gapleh atau rumen. Jika

13
memilih beladiri, belajarlah ilmu bela diri yang rasional seperti main pedang, anggar,
karate, Yudo, silat, Kung Fu, Thai Shu Khan, Jiu Jit Tsu, dan lain-lain yang kontak badan,
bukan olah raga beladiri yang meragukan seperti tenaga dalam yang noncontact. Juga
jauhilah ilmu beladiri yang latihannya justeru memukul wajah. Nabi
menyatakan :”fajtanibul wajha”, jauhi memukul wajah. Penulis sangat menyarankan agar
anda tidak memilih olah raga tinju. Mengapa ? sebab kepala anda berisi otak yang sangat
penting, jangan sampai terganggu apalagi terkena pukulan keras, itu bisa mengakibatkan
syndrom otak walaupun anda menggunakan body protector dan sejenisnya. Jauhilah tinju.

5. Wala Taqrabu Zina : Etika terhadap Lawan Jenis

Bagi remaja dewasa ini, hampir dapat dipastikan, bahwa perbuatan dosa yang paling
banyak dilakukan adalah zina dibandingkan dengan judi, mabuk, narkoba, atau membunuh.
Mengapa demkian ? Sebab judi, minum arak, dan narkoba perlu modal duit, juga berkelahi
atau membunuh perlu modal keberanian yang nekad. Di samping itu karena judi, mabuk,
berkelahi dan membunuh khususnya di Indonesia terancam hukuman penjara, sedangkan zina
tidak. Untuk berbuat zina hanya perlu perasaan suka sama suka. Resiko kehilangan hak milik
atau luka tubuh nyaris tak ada, dan resiko lainnya bisa diminimalisir, hampir tak ada resiko
dipenjara bagi pelaku zina.
Zina biasanya dilakukannya secara bertahap tidak tiba-tiba. Hampir tidak mungkin
orang berbuat zina seketika tanpa pendekatan pendahuluan, yakni menatap, berdua-duaan dan
bersentuhan. Oleh karena itu di dalam Alqur’an, larangan berbuat zina menggunakan kalimat
yang amat preventif yakni kalimat “wala taqrabu zina” janganlah kamu mendekati zina (QS.
17/Al-Isra : 32).
Esensi akhlak antara pria wanita yang bukan muhrim adalah wala taqrabu zina. Dari
sini kemudian dirinci menjadi banyak aturan yakni:
 Keharusan menahan pandangan dan tidak saling menatap (QS. 24/An-Nur : 30-31).
 Keharusan menutup aurat. Bagi wanita harus menutup seluruh tubuhnya kecuali
wajah dan telapak tangan. Wanita wajib mengulurkan kerudung ke dadanya (QS.
24 /An-Nur : 31).
 Larangan tabarruj (sex appeal) yakni bersolek dan bertingkah laku yang berusaha
menampakkan sebahagian keindahan tubuhnya (QS. 33/Al-Ahzab : 33). Nabi
menegaskan :”Sesungguhnya sebahagian penghuni neraka adalah perempuan yang
suka berpakaian tetapi telanjang, cenderung kepada maksiat serta mengajak orang
14
berbuat maksiat. Mereka itu tidak akan masuk sorga dan tidak akan mencium
wanginya”. (HR. Muslim).
 Larangan menampakkan perhiasan kecuali apa yang biasa nampak (AS. 24/An-Nur :
31)
 Larangan melihat aurat pihak lain, pria terhadap wanita dan sebaliknya (HR. Muslim,
Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).
 Larangan bagi perempuan untuk berbicara dengan pria dengan gaya lemah gemulai
(Qaulan layyina) karena hal itu bisa memancing gairah pria yang berhati kurang baik
( QS. 33/ Al-Ahzab : 32).
 Larangan berkhalwat atau berdua-duaan dalam kondisi mojok/menyepi . ”Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka jangan sekali-kali berkhalwat
dengan seorang wanita tanpa mahram besertanya, karena yang ketiganya adalah
syetan”. HR. Ahmad. Apalagi berduaan dengan adik ipar sebab adik ipar itu alhamwu
al-maut (HR. Bukhari), sama dengan menjumpai mati, atau amat berbahaya, karena
kurang kontrol dari orang lain.
 Larangan saling bersentuhan apalagi berciuman. Lebih baik kepala ditusuk dengan
besi yang panas membara daripada menyentuh perempuan yang tidak halal. (HR
Thabrani dan Baihaki).
 Keharusan menjaga kemaluan kecuali kepada suami/isterinya (QS. 23 /Almukminun :
5-7).
Orang yang melakukan zina (persetubuhan di luar nikah) akan mendapat siksaan
kontan tidak menunggu di akhirat. Bentuk adzabnya bisa perasaan malu, namanya jatuh,
tidak dihargai teman, atau kecelakaan. Pelaku zina wajib didera 100 kali di depan umum, jika
penzina itu pernah menikah maka ia wajib dirajam sampai mati. Untuk bisa didera atau
dirajam, maka perlu ada empat orang saksi, kurang dari empat saksi, pelaku zina tidak bisa
lepas daru jeratan hukum. Bagi penuduh zina tanpa mampu mengajukan empat orang saksi
wajib didera sebanyak 80 kali. Ini pelajaran untuk publik agar tidak seenaknya melempar
fitnah.
Hukuman hudud ini dapat menjadi kifarat dosa bagi si pelaku sehingga apabila pelaku
mati, dosa-dosanya sudah diampuni oleh Allah, sehingga selamat dari adzab neraka. Jika kita
beriman pasti memilih hukuman dera daripada menghindar. Manfaat hukuman hudud bagi
orang-orang yang menyaksikannya bisa menjadi pencegah niat zina yang efektif. Apabila
umat Islam mengabaikan hukum hudud, dapat dipastikan perzinahan akan menebar ke mana-

15
mana, bahkan pelakunya tidak merasa malu lagi. Jika perzinahan telah merajalela, Allah akan
mendatangkan penyakit yang sulit obatnya (hadits).
Bagi wanita, zina lebih beresiko, antara lain hamil di luar nikah, atau dicerai oleh
suami hanya beberapa hari setelah akad nikah karena suami tidak mau terima isteri yang
sudah tidak suci lagi, atau mendapatkan hinaan suami sepanjang hayat karena dianggap
sebagai perempuan sisa laki-laki yang telah mendahuluinya. Penderitaan itu bisa berlangsung
sampai usia tua renta. Pantas Alqur’an memperingatkan keras bahwa sesungguhnya zina itu
adalah embahnya maksiat (fahisyah) dan akibatnya merupakan jalan panjang yang sangat
terjal (sa-a sabila) Merasakan nikmat zina hanya hitungan menit tetapi akibat pahitnya amat
besar dan berlangsung lama. Naudzubillahi min dzalik.
Apabila pelaku zina tidak dikenai hukum hudud karena negaranya tidak
memberlakukan hukum Islam, maka pelaku zina harus benar-benar bertaubat kepada Allah
SWT dengan empat langkah, yaitu (1). Menyesali perbuatan zina (2). Istighfar atau meminta
ampun kepada Allah (3). Berjanji tidak akan berbuat zina lagi (4). Melakukan amal baik
untuk menambal kekurangan. Adapun bagi mereka yang masih suci, janganlah coba-coba
berbuat zina, kalau sekali berbuat zina pasti akan ketagihan. Orang yang sering mendekati
zina sangat mungkin menerima akibat yang tidak terduga.
Wahai para wanita, jadilah anda perempuan yang bangga dan bahagia karena sanggup
mempersembahkan virginitas di malam pertama, bukan menjadi pengantin yang cemas,
penuh kekhawatiran karena takut sang suami mengaggap anda sebagai sampah. Sebenarnya
banyak kasus rumah tangga yang disebabkan tidak virginnya wanita pada malam pertama,
dari mulai kasus cerai dini sampai kasus penghinaan tanpa akhir, tetapi hanya beberapa kasus
saja yang muncul ke permukaan dan menjadi berita messmedia.
Sebaliknya kepada anda wahai para pria, “virginitas” anda tidak mungkin diketahui
karena anda tidak punya “segel” , tetapi ingatlah bahwa berbuat zina bisa menghanguskan
amal-amal anda. Kemudian penulis juga menghimbau, jika isteri anda yang lajang tidak
mempersembahkan kesucian pada malam pengantin, terimalah dia, serta binalah seoptimal
mungkin sehingga menjadi wanita salehah. bukan malah membuatnya frustrasi. Sangat
mungkin justeru andalah yang diharapkan menjadi imam pelurus akhlak, bukan malah
sebaliknya menjadi penjerumus kedua. Mudah-mudahan anda mendapatkan pahala yang tiada
terukur.

6. Munakahat : Etika Berumah Tangga

16
Pintu gerbang berumah tangga adalah pernikahan.10 Berumah tangga tanpa diawali
dengan pernikahan berarti kumpul kebo sebagai perbuatan zina yang sistematis dan
berkelanjutan, naudzu bilanhi min dzalik. Allah melarang seorang muslim muslimah hidup
melajang (HR. Thabrani dari Ibn Abbas dan hadits riwayat Bukhari dari Sa’ad bin Abi
Waqas).
Allah menghendaki agar rumah tangga diawali dengan cara yang baik, dan jika
berakhir pun dengan cara yang baik. Supaya berumah tangga berjalan baik, ada beberapa
langkah yang perlu dilakukan.

Apakah langkah-langkah pranikah itu ?

Rasulullah bersabda : “Jauhi olehmu wanita cantik yang beracun”. Seorang sahabat
bertanya: ‘siapakah wanita cantik yang beracun itu ?’ Rasulullah menjawab : ialah wanita
cantik yang hidup di lingkungan yang jahat”.(H.R. Daruquthni). Rasulullah pun bersabda :”
Janganlah kamu menikahi perempuan karena kecantikannya karena bisa jadi kecantikannya
itu akan membinasakannya. Jangalah pula kamu menikahi perempuan karena hartanya,
karena bisa jadi hartanya itu akan menyebabkannya durhaka. Akan tetapi nikahilah
perempuan karena agamanya. Hamba yang tuli tetapi memiliki agama adalah lebih baik”
(HR. ‘Abdu Ibn Hamid). Pada kesempatan lain Rasululla bersabda :”Dinikahinya
perempuan karena empat sebab; karena kecantikannya, karena keturunannya, karena
hartanya dan karena agamanya. Pipilhlah yang beragama agar kamu selamat” (HR.
Muslim).
Kriteria calon mempelai yang baik adalah (1). Muslim/muslimah berakhlak mulia.
Nabi bersabda :”Barang siapa yang menikahkan saudara perempuannya dengan laki-laki
fasik, berarti ia telah memutus silaturahmi”. Ibn Taimiyah berkata bahwa pria yang selalu
berbuat dosa tidak patut dijadikan suami.11 (2). Perempuan pecinta, maksudnya memiliki
gairah cinta yang baik kepada calon suaminya. 12 (3). Diperkirakan bisa menghasilkan
10
Hadits dari Ibn Mas’ud riwayat jamaah menerangkan bahwa Rasulullah saw menganjurkan kepada
para pemuda yang mampu untuk menikah, karena menikah akan lebih menjaga mata dan kemaluan. Asal hukum
menikah adalah Sunnat, tetapi menjadi Wajib bagi mereka yang sudah mampu serta takut terjerumus zina.
Makruh : bagi mereka yang lemah syahwat dan tidak mampu memberi nafkah. Mubah bagi pria yang tidak
terdesak menikah karena mampu mengendalikan nafsu seksual. Haram jika menikah dengan niat untuk
mempermainkan pernikahan atau untuk menyakiti wanita.

11
Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, terjemahan Noor Hasanuddin dkk, Pena Pundi Aksara, Jakarta, hal. 505
12
Fiqih Sunnah, hal. 500
17
keturunan yang banyak.13 (4). Kalau bujangan lebih baik memilih yang masih perawan bukan
janda (hadits dari Jabir bin Abdillah)14.
Dalam rangka mencari jodoh ini, paling tidak ada empat langkah yakni ta’aruf,
konsultasi kepada orang yang lebih tahu, shalat istikharah, dan khitbah.
 Langkah pertama, ta’aruf, tafahum dan tarahum. Ta’aruf adalah saling mengenal, dari
mulai identitas diri dan keluarga, kebiasaan, pola pikir (fikrah), sampai kepada
kemungkinan reproduksi. Setelah ta’aruf sangat mungkin lahir saling memahami
(tafahum) hingga akhirnya saling menaruh perasaan sayang, simpati atau mungkin
perasaan iba (tarahum). Nabi bersabda :” Jika seorang di antaramu mau meminang
seorang perempuan, kalau bisa lihatlah lebih dahulu apa yang menjadi daya tariknya
sehingga engkau mau menikahinya” (HR. Abu Daud dari Jabir bin Abdillah). Tentang
bagian tubuh yang boleh dilihat ketika mau melamar, para ulama berbeda pendapat, tetapi
pendapat penulis dengan melihat wajah perempuan itu secara mantap dan melihat
akhlaknya secara langsung itu sudah cukup, tetapi apabila ingin melihat bagian tubuh
tertentu, bisa menggunakan jasa muslimah lain yang dapat dipercaya. Juga sebaliknya
apabila wanita ingin mengetahui hal-ihwal pria yang akan melamarnya.
 Langkah kedua : Apabila anda telah melaklukan ta’aruf sebaiknya lakukan konsultasi
kepada orang yang lebih tahu tentang calon pasangan anda. Allah menyatakan bahwa
“Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kamu tidak tahu”. Pengalaman itu amat
berharga.
 Langkah ke tiga : Melakukan shalat istikharah untuk meminta pertimbangan dari Allah
sebab hanya Allah lah yang mengetahui hal ihwal calon, mengetahui masa depannya, serta
mengetahui apa yang selama ini belum terungkap atau sengaja disembunyikan oleh yang
bersangkutan.
 Langkah keempat : Khitbah (melamar), yakni laki-laki yang meminta kesediaan
perempuan kenalannya untuk bersedia menjadi calon isterinya. Akan tetapi tidak terlarang
apabila pihak perempuan yang justeru melamar laki-laki. Adapun keharusan datang
kepada orangtua pihak perempuan, itu hanyalah adat bukan keharusan syar’i. Dalam hal
ini nabi bersabda :”Janganlah salah seorang dari kalian melamar kepada perempuan
yang telah dilamar saudaranya hingga ditinggalkan (putus)” (H.R. Ahmad dan Muslim
dari Uqbah bin Amir). Kemudian menurut hadits Nabi dari Ibn Abbas, apabila pria

13
Fiqih Sunnah, hal. 500
14
Fiqih Sunnah, hal. 501
18
membatalkan lamarannya, maka ia tidak boleh mengambil kembali apa-apa yang telah
diberikannya kepada tunangannya.
Selama proses itu, hindari pergaulan sebelum nikah yang melanggar aturan Allah
misalnya pacaran, berduan-duan mojok (khalwat) apalagi bersentuan. Hadits menyatakan
bahwa lebih baik kepala ditusuk dengan besi yang panas membara hingga tembus daripada
menyentuh perempuan yang bukan muhrim. Jangan sekali-kali mengikuti kebiasaan pria dan
wanita kafir yang seakan tidak aturan sama sekali. Jika kita termasuk seorang mukmin, maka
kita harus menghormati aturan Allah dan menaatinya tanpa berat hati. Jika masih berat
menaatinya berarti iman kita masih sangat lemah, apalagi jika menolaknya berarti kufur.
Setelah melamar, janganlah menangguhkan pernikahan terlalu lama karena rawan
terjadi fitnah, mungkin tergoda oleh pria/wanita lain, atau mungkin pula malah berbuat zina.
Dalam hal ini ada tiga hal yang tidak boleh ditunda-tunda yakni shalat apabila telah tiba
waktunya, jenazah apabila telah datang, dan perempuan apabila telah ada jodoh yang cocok
(HR. Tirmidzi). Jika tidak cepat dinikahkan maka akan lahir fitnah (HR. Tirmidzi).
Mengapa rawan berbuat zina setelah khitbah ? Karena ada peningkatan kepercayaan
wanita kepada calon suami. Kepercayaan itu lantas ditindak lanjuti dengan penyerahan kasih
sayang yang paling dalam.

Apa syarat Nikah ?

Syarat adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebelum melakukan suatu perbuatan. Jadi
syarat nikah adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi sebelum terjadi akad nikah, yakni (1).
Tamyiz yakni calon mempelai sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang
salah. (2). Seagama : haram menikah dengan orang nonmuslim, kecuali dengan wanita ahli
kitab. Wanita ahli kitab pun – menurut Fatwa MUI -- sebaiknya tidak dipilih karena banyak
wanita ahli kitab dewasa ini yang menimbulkan madharat yang tiada terduga. (3).
‘Antaradhin yakni sama-sama rido, suka sama suka. Tidak sah pernikahan yang dilakukan
atas dasar paksaan. Pokoknya, jika ada satu di antara kedua calon mempelai yang tidak rida,
maka pernikahannya dianggap tidak sah.
Selain dua syarat di atas terdapat syarat lainnya yakni kufu atau kesetaraan dalam
pendidikan, kedudukan, usia,dll. Tetapi kufu ini bukan syarat sah melainkan syarat

19
kesempurnaan (lebih baik). Ada juga yang menyatakan bahwa kufu itu adalah seagama. Jika
ini maknanya, maka kufu menjadi sebuah kemestian.15

Apa Rukun Nikah ?

Rukun adalah segala sesuatu yang harus ada ketika berlangsungnya suatu perbuatan.
Rukun nikah ada lima yakni calon mempelai, wali, saksi, ijab qabul dan maskawin.
 Calon mempelai : Calon mempelai pria boleh diwakilkan. Calon mempelai wanita pun
boleh tidak berada di tempat yang penting jelas siapa pengantin wanitanya.
 Wali : Wali yang terbaik adalah ayahnya, kemudian adiknya, atau pamannya. Jika sulit
dicari boleh oleh wali Hakim (pihak pemerintah), jika sulit juga boleh oleh Wali
Muhakkam (yang ditunjuk).
 Saksi : Saksi sebaiknya orang yang masih muda bukan orang yang sudah tua, karena
apabila suatu hari nanti ada kasus-kasus rumah tangga yang memerlukan saksi, para
saksinya masih hidup.
 Mahar : atau maskawin adalah sesuatu yang diserahkan oleh mempelai pria kepada
mempelai wanita sebagai tanda “beli” atau tanda diterimanya pernikahan. Mahar diterima
berarti pernikahan sah, jika maharnya ditolak maka pernikahan dianggap tidak sah.
Besaran mahar sebaiknya dinegoisasikan antara kedua calon mempelai sehingga tak ada
penyesalan di belakang hari.
 Ijab Qabul : Ijab adalah ucapan pihak wali, misalnya wali menyatakan :”Saya nikahkan
anak saya bernama Eva kepada engkau bernama Andri dengan maskawin 10 gram mas
dibayar tunai”. Adapun qabul adalah penerimaan dari pihak pria, misalnya Andri
menyatakan :”Saya terima menikah dengan Eva putri bapak dengan maskawin tersebut”.
Ucapan qabul bisa dipendekkan misalnya kata-kata Qobiltu (saya terima) , atau Yes !. Di
sini yang dipentingkan adalah esensinya bukan redaksinya.

Ada berapa macam model pernikahan itu ?

Pernikahan pada dasarnya dibagi dua yakni pernikahan yang haq/halal dan pernikahan
yang bathil/haram. Pernikahan yang halal adalah pernikahan yang memenuhi syarat dan
15
Apabila ada seorang perempuan yang bersedia dipoligami tetapi mengajukan syarat agar nanti isteri
pertamanya dicerai, itu adalah syarat yang haram hukum (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
20
rukunnya walaupun tanpa dicatat dalam administrasi negara. Adapun pernikahan yang haram
adalah pernikahan yang tidak memenuhi rukun dan syaratnya, atau di dalamnya terdapat hal-
hal yang merusak fundamen syar’i pernikahan.
Ada lima macam model pernikahan, yaitu :
 Nikah Jahar : Sebenarnya tidak ada istilah nikah jahar yang dikemukakan para ulama
dalam semua kitab fiqih, tetapi ini hanya untuk memudahkan klasifikasi. Nikah jahar
yang dimaksud adalah nikah yang terang-terangan. Biasanya antara akad nikah, walimah
(resepsi) dan berumah tangga dilaksanakan berurutan. Pernikahan ini diumumkan secara
terbuka.
 Nikah Siri : Sebenarnya tidak ada pula istilah nikah sirri. Maksudnya adalah menikah
dibawah tangan. Semua rukun dan syarat nikah terpenuhi lengkap, hanya saja pernikahan
ini tidak diumumkan secara luas dan atau tidak dicatat di kantor urusan agama atau di
catatan sipil. Apabila pasangan pengantin, wali dan saksi bersepakat untuk tidak
membocorkam rahasia pernikahan ini, itu bisa jadi fitnah. Haram hukumnya.
 Nikah Gantung: ialah apabila antara akad nikah dan berumah tanggganya ada jangka
waktu, seperti nabi menikahi Aisyah, Nabi menikahi Aisyah pada usia 13 tahun tetapi
berumah tangganya ketika Aisyah berusia 16 tahun. Jadi apabila ada siswa kelas dua
SMTA misalnya, yang dikhawtirkan terjerumus zina, sebaiknya segera dinikahkan
sehingga sah menjadi suami isteri, adapun berumah tangganya bisa ditangguhkan sampai
mereka lulus kuliah atau sampai mereka memperoleh pekerjaan yang layak.
 Nikah Shigar : ialah menikah dengan cara tukar adik atau tukar anak perempuan tanpa
maskawin. Misalnya si A berkata :” Nikahkanlah putrimu atau saudara perempuanmu
kemudian nanti aku akan menikahkan putriku atau saudaraku kepadamu dengan syarat
kedua-duanya bebas mahar”. (HR. Ibnu Majah dari Ibn Umar). Nikah syigar hukumnya
haram. Mengapa ada orang yang memilih menikah sighar ? karena maskawin untuk
perempuan di Arab Saudi sangat mahal sehingga amat memberatkan oleh karena itu
mereka lebih memilih tukar adik saja sehingga pernikahan bisa tanpa mahar. Nikah
shigar hukumnya haram.
 Nikah Mut’ah : ialah nikah kontrak dengan batas waktu tertentu misalnya menikah
untuk 3 hari, 10 hari atau 3 tahun. Habis masa kontrak berarti cerai. Hamil atau tidak,
punya anak atau tidak terserah mantan isteri. Ini haram dilakukan. Saburah al-Jahmi
menjelaskan bahwa ia pernah menyertai Rasulullah saw dalam penaklukan Makkah.
Waktu itu Rasulullah saw masih mengizinkan mereka menikah mut’ah. Katanya ia tidak

21
meninggalkan nikah mut’ah sampai Rasulullah saw mengharamkannya.16 Nabi
Muhammad saw lewat Ali bin Abin Thalib menyatakan bahwa setelah perang Khaibar,
Nabi melarang nikah mut’ah.

Mengumumkan pernikahan. Perlukah ?

Pernikahan adalah mitsaqan ghalida yakni ikatan yang sangat kokoh, maka nabi
menegaskan :”A’linu nikahakum” , umumkanlah pernikahanmu. Nabi juga bersabda :”Aulim
bisyatin” , resepsikanlah pernikahanmu walaupun hanya menyembelih seekor domba.
Mengumumkan pernikahan adalah wajib tetapi jika tidak pun, tidak mengurangi keab
sahan nikah. Resepsi juga wajib dilaksanakan walaupun hanya untuk 20 orang tamu saja
(ukuran kecukupan satu domba). Jika tidak diumumkan kemudian menuai fitnah, maka itu
menjadi sebuah dosa.

Apa visi pernikahan ?


Visi adalah gambaran besar yang ingin dicapai di masa depan. Visi pernikahan adalah
Baiti Jannati (rumahku syorgaku). Itu adalah motto pernikahan umat nabi Muhammad SAW.
Ada tiga indikator baiti jannati yakni sakinah mawaddah wa rahmah.
 Sakinah (tenang). Indikasinya antara lain suami isteri betah di rumah, saling pengertian,
dan jika ada masalah cepat ada solusi.
 Mawaddah (penuh cinta). Indikasinya antara lain suami /isteri siap mengalah, siap saling
berkorban, dan tidak membuka aib suami/isteri kepada pihak ketiga kecuali jika sedang
konsultasi atau ketika sedang di pengadilan.
 Rahmah (penuh perasaan sayang) indikasinya minimal antara lain sangat penuh perhatian,
ada rasa khawatir, selalu ingat jasa dan melupakan keburukannya.

Apa Misi Pernikahan ?


16
Menurut hadits yang lain, nabi Muhammad saw lewat Ali bin Abin Thalib melarang nikah mut’ah
setelah perang Khaibar. Menurut Imam Syaukani, nikah mut’ah itu diharamkan untuk selama-lamanya. (Fiqh
Sunnah, hal. 526). Apabila seseorang melakukan ijab qabul pernikahan tetapi di dalam hatinya tersembunyi niat
bahwa dia akan menceraikan isterinya pada batas waktu tertentu, menurut Imam Auzai, itu termasuk nikah
mut’ah dan haram hukumnya (Fiqih Sunnah : 527).

22
Minimal ada tiga misi pernikahan yakni (1). Dakwah wa Tarbiyah : mendidik isteri
dan anak dalam suatu rumah tangga memiliki nilai strategis karena suami akan lebih mudah
memimpin dan mengarahkan anak isteri dalam suatu ikatan keluarga dibandingkan dengan
tanpa ikatan keluarga. (2). Menghalalkan Pergaulan : Nikah itu menghalalkan pergaulan
sekaligus menghindarkan diri dari perbuatan zina dan fitnah. (3). Ta’awun : dalam rumah
tangga suami isteri bisa saling tolong menolong, saling membela dan saling berkorban. (4).
Silaturahmi : dengan menikah berarti menyatukan dua keluarga besar menjadi satu ikatan
yang penuh saling hormat menghormati dan harga menghargai.(5). Menghasilkan keturunan
yang jelas nasabnya. Jadi dengan menikah banyak sekali bidang kehidupan yang tergarap
secara otomatis, wajar jika menikah dianggap telah menyempurnakan setengah urusan
agama. Hadits : An-nikahu nishfu din (Nikah adalah setengah agama), adapun urusan agama
yang setengah lagi bisa disempurnakan dengan amal-amal yang lain.

Apa peran suami dan isteri ?

Suami berperan sebagai kepala keluarga atau imam. Allah menegaskan :”Al-rijalu
qawwamuna ala al-nisa”, laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita (QS........). Tugas pokok
dan fungsi suami adalah mengarahkan laju rumah tangga ke baiti jannati. Pria adalah pihak
yang paling dominan menentukan corak warna keluarga. Suami ibarat pilot sebuah pesawat
terbang, sedangkan isteri berperan sebagai co pilot yang ikut membantu meringankan tugas-
tugas suami. Keduanya harus bekerja sama dengan baik. Apabila rumah tangganya baik, itu
hasil berdua, tetapi apabila rumah tangganya jatuh kandas, itupun hasil usaha berdua. Kedua-
duanya wajib bertanggung jawab kepada keluarga, masyarakat, negara dan tanggung jawab di
akhirat kepada Allah SWT. Jadi, rumah tangga itu bisa membuat orang masuk syorga tetapi
rumah tangga pun bisa membuat orang terjerumus ke dalam api neraka. Terserah anda berdua
sebagai pilot dan co pilot, mau diarahkan ke mana pesawatmu. Harusnya dari terminal A
nanti kembali ke terminal A lagi. Take of dari terminal la ilaha illallah dan landing di
terminal la ilaha illallah. Prosesnya adalah inna lillahi wa inna ilahihi rajiun, tujuan
akhirnya adalah Janntul Ma’wa. Janganlah menjadi pilot yang membawa pesawat terbang ke
luar jalur karena nanti anda bisa turun di luar landasan, tersesat, bahaya, sengsara, nar.

Apa hak dan kewajiban suami isteri ?


23
Kewajiban suami pada hakikatnya adalah hak yang harus diterima oleh isterinya,
sedangkan hak suami adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh isterinya. Demikian pula
sebaliknya.
Esensi kewajiban suami kepada isteri adalah menggauli isteri secara ma’ruf yakni
menggauli dengan cara yang baik. (.....) .Penjabarannya adalah memenuhi kebutuhan fisik
material isteri yang meliputi sandang, pangan, dan papan. Memenuhi kebutuhan psikhisnya,
seperti agama yang lurus, ilmu pengetahuan yang bermanfaat, pengakuan atas eksistensinya,
pengayoman, hiburan, jaminan keamanan, perasaan tenang, tenteram, dihormati, dihargai,
dan diperhatikan oleh suami. Kewajiban lainnya adalah memenuhi kebutuhan seksualnya. Itu
semua merupakan hak yang harus diterima isterinya.
Adapun kewajiban isteri adalah menjaga diri dan kehormatan suami, menjaga harta
benda milik suami, melayani suami, baik secara fisik seksual maupun dari sisi psikhis. Isteri
wajib berusaha sekuat tenaga untuk selalu enak dipandang suami sehingga menetramkan hati
suami. Perasaan suami betah dan lega ketika berdampingan dengan sang isteri. Subhanallah
wal hamdulillah. Kewajiban isteri adalah hak yang diterima oleh suami.

24
Etika Hubungan Sebadan

Ajaran Islam mengatur etika hubungan sebadan antara suami isteri, bukan sekadar
haram dan halal tetapi pantas dan tidak pantas. Antara lain sbb :
 Haram bersenggama ketika isteri sedang haidl : akan tetapi apabila khitannya
tidak dimasukkan, tidaklah dosa.
 Tidak boleh liwath yakni melalui lubang dubur bukan melalui vagina.
 Mendahului senggama dengan warming up ; caranya bisa bermacam-macam, Nabi
saw bersabda “qabbilu bil qublah wal kalam : Dahuluilah dengan ciuman dan
pembicaar (yang mesra).
 Boleh azl atau mengeluarkan sperma di luar vagina tetapi harus seizin isteri. Juga
tidak dilarang memakai alat kontrasepsi bagi pria jika isteri mengizinkan.
 Berdoa sebelum bersama sebelum bersenggama : “Allahumma janniba asy-syaithan
wa jannibi asy-syaithan ‘amma razaqtaba” Ya Allah jauhkan kami dari setan dan
jauhkan setan dari anak-anak kami”.
 Apabila suami ejekulasi peramatur, maka hendaklah dia terus mendekap isterinya
sampai dia puas.
 Selesai bersenggama hendaklah mengucapkan hamdalah.
 Bersungguh-sungguh dalam bersenggama, tidak main-main, tidak kelakar, tidak asal-
asalan. Nabi bersabfa janganlah kalian bersenggama seperti capung mandi.
 Boleh dengan cara apa saja sesukamu yang penting jangan melakukan yang haram
sebagaiman dijelaskan di atas.
 Tidak boleh merangsan isteri dengan tindakan sadisme.

Kasus Rumah Tangga dan Solusinya


Tidak selamanya rumah tangga itu mulus, tidak ada rumah tangga yang luput
dari masalah. Tiada apalah ada masalah yang penting cepat ada solusi jangan
sampai rumah tangga menjadi rontok. Beberapa kasus rumah tangga akan
dituangkan di sini beserta solusinya :

25
 Illa : ialah suami bersumoah demi Allah untuk tidak lagi mencampuri isterinya.
Sumoah demikian adalah kecerobohan emosianal yang betradmpak syari;. Jika
laki-laki bersumpah se[perti itu maka ia tidak bole
 Dhihar (: ialah manakala suami menyamakan bagian tubuh isteri dengan ibu
kandungnya sendiri. Misalnya suami berkata :”Wahai isteriku, punggungmu
seperti punggung ibuku”. Kata-kata itu di zaman jahiliyah \adalah cerai karena
mempersamakan tubuh isteri dengan tubuh ibu.
 Syiqaq (QS. 4/Ani-Nisa : 35).
 Nusyuz (QS. 4 / An-Nisa : 34).
 Li’an (
 Khulu’
 Fasakh

Kasus-kasus Rumah Tangga

Syari’ah Berpoligami
Poligami dianggap budaya Arab dan primitif. Mengapa Allah SWT mensyari’atkan
poligami, adakah manfaatnya, besarkah madharatnya ? Akan penulis uraiakan di bawah ini.
Secara genetika, bayi yang akan lahir lebih banyak wanita daripada laki-laki. (1).
Untuk bisa menghasilkan bayi laki-laki mesti ada faktor Y. Jadi secara alamiah yang akan
banyak lahir adalah bayi wanita, akibatnya nanti akan lebih banyak wanita daripada pria. (2).
Harapan hidup pria lebih pendek daripada wanita (62 th : 68 th) sehingga akan lebih banyak
janda daripada duda. (3). Banyaknya peperangan mengurangi jumlah pria secara signifikan
sxehingga jumlah janda bertambah cepat. (4). Pada kenyataannya lebih banyak perawan tua
daripada bujangan tua. (5). Selain itu, Allah menginginkan agar para wanita yang belum
menikah atau janda, ada suami pendamping agar banyak terlindungi.
Mengapa ajaran Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw menganjurkan
poligami ? Sebenarnya sebelum nabi Muhammad diutus sebagai Rasul, poligami sudah

26
menjadi budaya masyarakat Arab bahkan masyarakat sebelumnya. Misalnya nabi Ibrahim,
nabi Daud dan nabi Sulaiman mempunyai lebih dari satu isteri.
Sebelum Muhammad diangkat sebagai Rasulullah saw, poligami sangat tidak
beraturan, dengan jumlah isteri sesuka-sukanya pria, lantas Islam datang mengatur agar adil
dan membatasi jumlah isteri maksimal empat orang. Ibn Majah meriwayatkan dari Ibn al-
harits ra : “Aku masuk Islam sementara aku beristeri delapan orang. Aku pun mendatangi
Rasulullah dan bertanya. Beliau menjawab : ‘Pilih empat dari mereka’. (Kitab Shahih Ibn
Majah, hadits No. 1885).

Pro kontra soal poligami :


 “Poligami itu budaya Arab bukan budaya Indonesia”. Para raja Nusantara dahulu apapun
agamanya memang memiliki satu isteri tetapi selirnya banyak. Para tuan-tuan Belanda
(Nashrani), ketika menjajah Indonesia dahulu memiliki satu isteri tetapi memiliki banyak
Nyai-nyai. Mana yang lebih mulia dan bertanggung jawab, banyak selir dan nyai-nyai atau
poligami secara baik-baik ?
 “Kami para wanita tidak sudi berbagi suami”. Ya itu perasaan wanita pada umumnya,
memang untuk poligami perlu ada kesadaran pada setiap jiwa wanita yang dilandasi nilai
Qurani, bahwa muslimah manapun di dunia ini adalah saudaranya sendiri yang harus
saling tolong menolong sehingga lahirlah perasaan ingin berbagi dengan wanita lain. Coba
renungkan bagaimana jika anda sendiri yang mempunyai kakak, adik atau anak wanita
yang sampai usia 35 tahun belum menikah dan sulit sekali mendapatkan jodoh, atau anda
mempunyai famili yang janda, apalagi miskin dan beranak banyak. Apakah cukup hanya
diberi uang agar bisa hidup ? Apakah tidak memerlukan bimbingan dan tempat mengadu ?
Berbagi suami adalah pengorbanan yang amat besar dari seorang muslimah karena berbagi
suami sangat bisa menyakitkan hati. Wajar jika Allah memberikan pahala yang amat besar
bagi para wanita yang bisa ikhlas dalam bidang yang amat sulit untuk ikhlas ini.
 “Apakah Allah tidak tahu perasaan wanitab ?” Allah Maha Tahu perasaan wanita, tetapi
kita harus melihat perasaan wanita secara umum bukan perasaan wanita yang tak rela
dipoligami. Coba perhatikan, perempuan yang berusia di atas 30 tahun tetapi belum
menikah amat sangat berat menanggung beban sosial, tetapi jika dia menikah walaupun
dipoligami akan beda perasaan dan keadaannya. Atau bagi para janda yang semula tak ada
tempat mengadu dan tak ada yang bertanggung jawab, akan beda jika dia kembali
bersuami. Jadi lihatlah poligami dari kepentingan wanita secara umum bukan parsial.

27
Bayangkan jika tidak ada poligami pasti tak ada solusi. Jangan sekali-kali melihat
poligami dari perspektif kepentingan pria, ini bisa sangat subjektif dan melahirkan sikap
suudzan (buruk sangka) kepada pria.
 “Poligami adalah simbol hegemoni pria atas wanita”. Oh itu salah besar, justeru
poligami adalah sebagai tanda kasih sayang Allah kepada wanita secara umum, agar ada
yang benar-benar melindungi wanita, lahir dan batinnya. Memangnya enak bagi laki-laki
mendapat tambahan beban; beban ekonomi, beban pendidikan, beban seksual bahkan
beban pikiran. Poligami bukan proyek hedonisme untuk menuai kenikmatan seksual tetapi
proyek tanggung jawab. Apabila tidak sukses, maka neraka adalah balasannya. Hadits
menyatakan bahwa laki-laki yang berpoligami tetapi tidak berbuat adil, maka ia akan
berjalan dengan merangkak dengan lidah yang menjulur nanti di akhirat. Naudzu billahi
min dzalik. Poligami pada hakikatnya adalah perlindungan sosial pria kuat terhadap kaum
wanita bukan perlindungan seksual. Pria yang berpoligami karena motif seksual semata-
mata mungkin akan cepat cerai lagi.
 “Poligami itu menyengsarakan wanita”. Itu bisa benar apabila dilihat dari perspektif isteri
pertama yang hatinya tidak rela atau setengah rela dipoligami sehingga setiap hari ia
menangis dan mencap diri sebagai perempuan sial. Akan tetapi dilihat dari kepentingan
wanita secara umum, poligami adalah jembatan emas. Dengan poligami dijamin tidak ada
janda terlantar dan tidak akan ada perawan tua. Poligami pun menghindarkan fitnah. Bagi
perawan usia 30 tahun ke atas tetapi belum juga menikah dan bagi para janda, sangat
rentan terkena fitnah. Berbeda sekali apabila dia bersuami walaupun dipoligami, mesti
hanya dapat giliran satu malam dalam satu minggu tetapi masyarakat mengetahui bahwa
dia bersuami.
 “Satu isteri saja tidak benar apalagi poligami”. Begini sebenarnya, kalau ada suami
beriteri satu tetapi tidak sakinah mawaddah wa rahmah, jangan sekali-kali berniat
poligami, karena dengan satu isteri pun tidak mampu memenejnya apalagi lebih dari satu.
Poligami hanya bisa dilakukan dengan baik oleh pria yang bersiteri satu yang sakinah
mawaddah wa rahmah. Ibarat memangku jabatan, jika jadi walikota saja tidak mampu,
maka jangan sekali-kali ingin jadi gubernur.
 “Poligami itu berbagi cinta padahal cinta tak bisa dibagi”. Benarkah ? Apabila kita
mempunyai seorang anak, maka cinta kita kepada anak itu 100 %. Apabila anak kita
bertambah menjadi empat, cinta kita pun tetap 100% untuk setiap anak bukan 25 %.
Mengapa ? karena cinta itu nonmaterial. Kalaupun material tetapi sifatnya seperti api

28
bukan seperti air. Lihat saja, satu gelas air dibagi empat orang maka masing-masing hanya
mendapat seperempat gelas. Cinta itu bagaikan api, lihatlah sifat api, walaupun api dibagi
ke banyak orang tetapi tidak mengurangi jumlah semula. Semua pujangga menyebutnya
api cinta bukan air cinta.
 “Poligami itu berbagi rizki sehingga hidup semakin kekurangan”. Memang betul bahwa
dengan poligami pasti berbagi rizki tetapi itu hanya berpindah jalur. Rizki perempuan A
yang semula lewat ayahnya, setelah dipoligami rizkinya melalui suaminya. Jadi rizki para
isteri akan datang melalui suaminya yang baru, dan pasti Allah memberi tambahan jatah
rizki untuk dibagi. Lagi pula hitungan rizki itu tidak rasional tetapi supra rasional, contoh
satu juta dibagi empat, hasilnya bukan 250.000 tetapi bisa jadi 700.000,- namun dalam
bentuknya yang lain, bukan nominal tetapi keberkahannya. Berkah adalah ziyadah al-
khair atau tambah-tambah kebaikan.
 “Poligami melahirkan perasaan jijik karena malam kemarin di rumah isteri kedua
sedangkan malam ini di rumah yang pertama”. Itu sementara waktu itupun kalau terus
menerus tidak ikhlas, tetapi hasil penelitian penulis, perasaan jijik itu hanya diawalnya
saja, paling lama tiga bulan, selanjutnya perasaan jijik itu hilang.
 “Poligami dengan bersenggama berganti-ganti isteri akan menimbulkan penyakit HIV”.
Itu sama sekali tidak benar, tidak ada laki-laki saleh yang poligami terkena HIV, yang
terkena HIV kebanyakan pria yang tidak poligami tetapi hobi selingkuh, atau laki-laki AC-
DC poligami dilaksanakan selingkuh pun jalan.
 “Faktanya wanita banyak yang tidak mau dipoligami ?”. Mungkin ia melihat prilaku
suaminya selama ini tidak benar sehingga ia sangat ketakutan apabila suaminya
berpoligami akan semakin kacau prilakunya. Juga kasus yang diekpose adalah pria yang
gagal dalam poligami tetapi para pria yang sukses poligami jarang disebarluaskan.
 “Poligami itu akan menuai cemburu tanpa ujung dan hanya berakhir ketika ajal tiba”.
Memang bisa begitu karena cemburu itu tanda benar-benar cinta. Jangankan sekelas
wanita sekarang, Siti Sarah isteri nabi Ibrahim pun selalu cemburu kepada Siti Hajar
sehingga ia sering menangis, oleh karena itu Ibrahim membawa pindah Siti hajar dari
Palestina ke Mekah. Juga Aisyah sering cemburu kepada Maemunah padahal Rasulullah
sudah sangat adil. Itu isteri nabi apalagi isteri ustadz atau isteri pengusaha. Tetapi cemburu
atau sakit hati bisa menjadi discount dosa. Hadits menyatakan : “Tidak semata-mata
seorang muslim ditimpa sakit (termasuk sakit hati), kecuali ada ampunan dosa seperti
pohon yang menggugurkan daun-daun yang kering”. Jadi apabila isteri sakit hati maka

29
insya allah balasannya adalah ridha Allah. Mana yang lebih penting antara ridha Allah
dengan cinta suami tanpa poligami ?
 “Nabi saw itu baru berpoligami setelah Khadijah sebagai isteri pertamanya wafat, jadi
poligami harus menunggu isteri pertama meninggal dunia”. Itu asosiasi yang salah. Nabi
Muhammad saw tidak poligami ketika Siti Khadijah masih hidup karena ayat poligami
baru turun di Medinah sedangkan Khadijah sudah wafat sebelum nabi hijrah. Mana
mungkin poligami dilaksanakan kalau belum ada petunjuk pelaksanaannya.
 “Berlaku adil itu mustahil dilaksanakan”. Begini, Allah menegaskan :”Kalian tidak akan
mampu berbuat adil di antara para isteri walaupun kalian sangat ingin berbuat adil”.
(QS. 4/ An-Nisa : 129). Adil itu ada dua level, yakni adil absolut dan adil nisbi. Hanya
Allah-lah yang bisa berlaku adil absolut sedangkan manusia termasuk nabi hanya bisa
berbuat adil nisbi, oleh karena itu lanjutan ayat di atas adalah :”Maka janganlah kalian
terlalu condong dengan sebenar-benarnya kepada isteri yang lebih kalian cintai,
sehingga kalian membiarkan isteri yang lain terkatung-katung”. (QS. 4 / An-Nisa : 129).
Jadi, yang penting jangan memperlakukan para isteri terlalu timpang, yang satu diempok-
empok sedangkan yang lain diabaikan, diterlantarkan.
 “Manajemen poligami itu sangat sulit sehingga poligami itu akan banyak madaratnya”.
Betul sekali bahwa manajemen poligami itu sangat sulit , oleh karena itu Allah
menyatakan :”Namun apabila kamu khawatir tidak bisa berlaku maka nikahilah satu
isteri saja atau budak-budak yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk tidak
berbuat aniaya”. (QS. 4/ An-Nisza : 3).
Penulis memiliki keyakinan penuh, syari’at Islam tentang poligami, apabila
dilaksanakan oleh orang-orang yang mampu dalam arti luas, serta mengikuti tata aturan,
norma dan nilai yang tertera di dalam Alqur’an dan hadits shahih adalah solusi jitu untuk
mengatasi banyaknya wanita perawan tua dan para janda untuk bisa berkeluarga, ada yang
melindungi dan bertanggung jawab, serta terhindar dari fitnah, serta dapat meningkatkan
harkat martabat para wanita.
Sebaliknya apabila poligami dilakukan semata-mata dorongan nafsu seksual,
dilaksanakan dengan tidak adil, penuh ketimpangan, maka yang dituai adalah fitnah,
persengketaan, permusuhan, kebohongan dan kemunafikan. Akibat lebih jauh dapat
menjatuhkan citra Islam itu sendiri. Naudzu billahi min dzalik.
Apabila pintu poligami dibuka lebar tanpa persyaratan yang memadai maka akan terjadi
budaya poligami yang berantakan, awut-awutan, menuai derita anak isteri, derita wanita yang

30
dipoligami bahkan derita pria yang poligami. Sebaliknya, apabila poligami sangat dipersulit
maka akan muncul poligami melalui nikah rahasia atau nikah di bawah tangan yang secara
yuridis tidak memiliki kekuatan hukum perdata, akan mengacaukan kepada pembagian hak
termasuk warisan. Atau yang lebih parah lagi menyuburkan budaya selingkuh, perzinahan,
tukar istri dan penyimpangan seksual lainnya.
Yakinikah bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang akan terjadi sebab Dia adalah
pencipta alam ini, Allah yang merencanakan, Allah yang menciptakan, Allah pula yang
mengatur. Mengapa kita beriman bahwa Allah Maha Pencipta tetapi ragu-ragu kepada
kebenaran aturan Allah, mengapa sangsi kepada aturan poligami, ataukah memang kita
kurang beriman, atau kita mau menerima sebahagian hukum Allah tetapi menolak sebahagian
hukum lainnya ?

7. Ihtiyat : Etika Kepada Jin


Ihtiyat atrtinya hati – hati. Sebetulnya sikap hati-hati berlaku dalam semua aktivitas
manusia sebab jika ceroboh, sngat mungkin manusia yang tahu pun akan celaka apalagi
orang yang bodoh. Penulis menyatakan bahwa esensi dalam beretika kepada jin ini adalah
ihtiyat yakni bersikap sangat hati-hati sebab jin adalah makhluk yang sulit dikenali. Dengan
orang yang tidak kenal pun harus hati-hati, apalgi dengan jin.
Jin berasal dari kata janana yang artinya bersembunyi. Apa persamaan dan
perbedaan jin dengan manusia ? jawabannya sbb :
 Manusia dan jin sama-sama makhluk hidup ciptaan Allah, sama-sama berakal, tetapi
siapa yang lebih pintar di antara kedua species tersebut tidak tahu pasti, namun sangat
mungkin lebih pandai manusia, buktinya dulu nabi Adam bisa mengalahkan ilmu
pengetahuan malaikat dan jin.
 Manusia dan jin sama-sama memiliki nafsu, baik nafsu kepada lawan jenis, nafsu untuk
berkuasa, dan nafsu makan dan minum.
 Manusia dan jin sama-sama memiliki perasaan, seperti perasaan suka, benci, sedih,
gembira dan dendam, juga sama-sama suka berpikir sehingga bisa mendalami ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Manusia dan jin sama-sama terkena taklief (beban) untuk beribadah kepada Allah. Di
antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kufur kepada Allah, jadi ada jin yang
masuk syurga ada pula yang masuk neraka.

31
 Perbedaannya adalah manusia diciptakan dari tanah sedangkan jin diciptakan dari api,
sehingga manusia memiliki jasad kasar sedangkan jin memiliki jasad halus. Karena itu,
pada umumnya manusia tidak bisa melihat jin sedangkan jin bisa melihat manusia.
Karena itu pula, manusia tidak tahu wajah jin, termasuk bagaimana senyumnya,
tertawanya, dan di mana alamat rumahnya. Apalagi tentang hoby satu persatunya.
Allah tidak memerintahkan manusia untuk bekerjasama dengan jin dalam proyek
kekhalifahan, kecuali untuk nabi Sulaiman as sebagai tanda mukjizat. Justeru sebaliknya,
Allah menegaskan bahwa banyak tokoh-tokoh manusia yang meminta bantuan kepada tokoh-
tokoh jin, tetapi yang diperoleh bukan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi
tetapi malah memperoleh kerumitan yang semakin menjadi-jadi. “Dan bahwasanya ada
beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-
laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan (QS. Jin : 6).
Mengapa ribet sekali memperoleh bantuan jin ? Hal itu wajar dan rasional karena
untuk meminta bantuan jin sebagai makhluk halus, harus tahu dahulu karakteristik makhluk
tersebut, sedangkan pengetahun kita tentang jin amat sedikit. Jin yang dimintai bantuan oleh
kita tidak diketahui alamatnya, bagaimana kalau ada apa-apa, itu bisa repot. Oleh karena itu
maka apabila manusia memelihara jin sebagai khadam (pelayan), besar kemungkinan
madarat yang diperoleh manusia itu lebih besar daripada manfaat yang diperolehnya.
Sebahagian jin yang kufur terhadap Allah dan suka menggoda dan mengajak jin lain
dan mengajak manusia untuk berbuat maksiat disebutlah syetan jin. Menurut Alqur’an surat
Albaqarah 102, setan jin ini suka mengajarkan ilmu Sihir kepada orang-orang yang lemah
iman. Apa itu ilmu sihir ?
Ilmu Sihir adalah salah satu ilmu suprarasional. Ilmu suprarasional dibagi lima yakni
(1). Mukjizat yakni kejadian luar biasa di luar hukum adat kebiasaan yang terjadi pada nabi,
seperti tongkat nabi Musa menjadi ular, atau nabi Ibrahim tidak mempan ketika dihukum
bakar. (2). Irhas, yakni kejadian luar biasa yang terjadi pada calon nabi seperti Nabi Isa yang
mampu berbicara semasa bayi, atau nabi Muhammad yang masih kecil yang dipayungi awan
hitam dari teriknya matahari ketika berangkat berdagang dari Mekah ke Syiria. (3).
Karamah, ialah kejadian luar biasa yang terjadi pada seorang wali, seperti Siti Maryam yang
mempunyai anak tanpa bersuami dan tanpa hubungan sebadan, atau para pejuang perang
Afghanistan ketika melempari pasukan tank baja Soviet dengan batu sebesar kepalan tetapi
jatuh sebesar kamar, sehingga pihak yang dilempar merasa kaget, pihak yang melemparpun
merasa kaget pula (4). Ma’unah, ialah kejadian luar bisa di luar hukum adat yang terjadi

32
pada orang yang beriman, seperti orang yang bisa melemparkan banteng ngamuk dengan
ucapan Allahu Akbar (5). Sihir adalah kejadian luar biasa di luar adat kebiasaan yang terjadi
pada orang kafir misalnya Davit Coverfilt yang menghilangkah patung Liberty di hadapan
para penontonnya.
Mukjizat, Irhas, Karamah dan Maunah adalah kejadian luar biasa di luar adat
kebiasaan yang langsung dari Allah bukan hasil belajar, tidak bisa dipelajari dan tidak bisa
diulang-ulang. Kejadiannya hanya sekali selama dunia ini ada. Adapun Sihir adalah kejadian
yang aneh luar biasa di luar adat kebiasaan yang dimiliki oleh orang kafir, sihir ini dapat
dipelajari dan dapat diulang-ulang. Menurut Allah, sihir itu sebenarnya tidak nyata tetapi
hanya tipuan mata (kaydun).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan jin, yakni :
 Ilmu-ilmu supranatural : ialah ilmu-ilmu tentang berbagai macam kejadian di luar hal-hal
yang alamiah, yang secara akal biasa tidak akan terjangkau atau supra rasional. Termasuk
ke dalam ilmu-ilmu rasional adalah sihir (magic), baik black magic maupun white magic.
Rinciannya sbb :

33
llmuTenaga Dalam
Tenaga Dalam adalah kekuatan yang tidak mengandalkan kekuatan otot tetapi tenaga
yang tergantung kepada kekuatan di dalam diri, baik karena olah nafas maupun oleh hati
(batin). Ilmu tenaga dalam terbagi dua, yakni tenaga dalam yang contack dan noncontack.
Tenaga dalam yang kontak tubuh misalnya tenaga dalam yang digunakan dalam tameshiwari
atau memecahkan benda-benda keras seperti genting, batu bata, es balok, atau papan yang
dilakukann oleh para karakteka.
Ketika seorang karateka mau memecahkan tumpukan bata merah dengan pukukan shuto
sokucu uci misalnya, ia harus menggunakan tenaga dalam. Caranya, ia menarik nafas
panjang untuk mengambil energi alam dengan tangan yang digerakkan sedemikian rupa,
energi dari alam yang ditarik oleh nafas kemudian disalurkan pada abnomen dengan titik
pusat pada pusar, setelah itu energi alam disalurkan ke tangan melalui belikat. Itu dilakukan
berulang-ulang sampai tenaga alam tadi benar-benar terkumpul. Setelah yakin terkumpul
barulah tumpukan batu bata itu dipukul dengan tangan berbentuk shuto (pisau tangan) dan “
prak....” puluhan bata pecah, hancur, dan ambruk. Jika tanpa tenaga dalam, tapi semata-mata
dengan otot tangan, mungkin yang hancur bukan batu batanya tetapi tangannya. Apalagi jika
memecahkan benda keras dengan kening, itu harus lebih hati-hati dan benar-benar terlatih.
Menurut Lilik Hendrajaya (mantan Rektor ITB), itu semua adalah tenaga dalam sebagai
gabungan dari olah nafas dan konsentrasi pikiran. Dengan menarik nafas panjang, halus,
pelan kemudian menahan nafas tersebut, akan terjadi proses elektrokimia yakni terjadinya
ionisasi di cairan tubuh. Dalam hal ini gerakan jurus menghasilkan pusaran-pusaran alus
listrik. Selain itu menahan nafas mempelancar oksidasi, artinya terjadi pemompaan untuk
menyalurkan penambahan tenaga/ energi. Dalam hal ini, konsentrasi adalah mengarahkan
kekuatan pikiran agar prosesnya lebih efektif. Pelaku akan merasakan tersalurnya tenaga
yang dihasilkan kepada bagian tubuh tertentu. Tubuh mendapatkan pasokan energi yang besar
dari olahan jurus.17 Jadi tanpa olah nafas dan tanpa konsetrasi pikiran, pemecahan benda
keras bisa gagal.
Tenaga dalam jenis kedua ialah tenaga dalam yang noncontack, misalnya merobohkan
lawan dari jauh tanpa disentuh. Banyak sekali nama ilmunya tetapi secara garis besar ada tiga
macam yakni (1). Tenaga Dalam hasil latihan olah nafas yang dengan disertai bacaan dzikir

17
Lilik Hendajaya (mantan dosen ITB),Memahami Tenaga Dalam Sinar Putih sebagai Tenaga Dalam Medan
Biomagnetik dan Bio Elektromagnetik.

34
(2). Tenaga Dalam hasil latihan olah nafas tanpa disertai dzikir, serta (3). Tenaga Dalam
dengan cara mengambat atau mengundang jin atau ruh leluhur.
Menurut para tokoh tenaga dalam noncontack, ilmu Tenaga Dalam nonkontak adalah
rasional. Menurut mereka, ketika lawan marah dan menyerang, ada gelombang bio
elektromagnetik yang keluar dari tubuhnya. Gelombang itu ditangkap oleh signal yang ada
pada otak kiri kita, lantas dikendalikan sehingga lawan pun jatuh.
Keterangan lain yang lebih baik adalah dari Lilik Hendrajaya. Menurutnya Orang
yang bermedan magnet kuat akan mampu mengatur arah dipolnya sedemikian sehingga dapat
mengatur gerakan orang yang bermedan lemah. Jadi, jika ada dua orang berhadap-hadapan,
orang yang dipolnya kuat berhadapan dengan orang yang dipolnya lemah. Orang yang
dipolnya kuat melalui kekuatan pikirannya dapat memerintahkan orang yang dipolnya lemah
untuk mundur. Orang yang dipolnya kuat akan mengarahkan dipolnya ke yang orang yang
dipolnya lemah, kemudian melakukan rotasi agar arah dipol lemah berlawanan (kutub sejenis
berlawanan), terjadilah tolakan sehingga orang yang lemah mundur.18 Jadi kalau orang
mampu merobohkan orang tanpa disentuh adalah rasional ilmiah.

Dalam hal ini masuk akal atau tidaknya memang debatable, karena rasional atau tidaknya
suatu kejadian tergantung kepada kemajuan ilmu pengetahuan. Dulu orang menggunakan
telpon yang dihubungkan dengan kabel, tetapi sekarang menggunakan hand phone tanpa
kabel. Dulu orang menggunakan soud system memakai kabel, tetapi sekarang tanpa kabel.
Dulu memindah-mindahkan channel televisi dengan cara menekan tombol channel tersebut
dengan jari tangan, tetapi sekarang cukup menggunakan remote control dari jarak jauh.
Semua itu, dahulu tidak masuk akal dan dianggap mustahil tetapi sekarang sangat masuk akal
setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Akan tetapi ilmu pengetahuan bukan hanya sebatas teori tetapi memerlukan bukti dan
fakta. Jadi sekarang tinggal melakukan uji coba tentang teori itu, bisakah lawan jatuh tanpa
disentuh ? Coba adakan uji coba berulang-ulang dan dengan melibatkan orang-orang dengan
beragam tipe agama, kesalehannya, kepandaian otaknya, keberanian hatinya, dll. Dalam hal
ini penulis telah mengadakan puluhan kali uji coba dengan beberapa tokoh dan guru besar
tenaga dalam nonkontak, di berbagai tempat terutama di Jakarta dan Jawa Barat 19, ternyata

18

19
Uji coba ini dilakukan di beberapa tempat antara lain (1). Tahun 1979 di Ubrug Warungkiara
Sukabumi (2). Tahun 1990-an di masjid Cigara Kota Bandung (3). Tahun 1995 di Masjid Asrama haji Pondok
Gede jakarta (4). Di ruang depan gedung LPPTKA BKPRMI Propinsi Jawa Barat. (5). Lupa tahunnya dalam
acara Seminar Tenaga dalam di Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI atau IKIP Bandung. Dalam
35
para guru besar itu tidak berhasil merobohkan penulis juga teman penulis. Jadi sampai hari
ini penulis berkeyakinan bahwa ilmu tenaga dalam noncontact bukan ilmu melainkan
hanyalah pseudo ilmu.
Bagaimana dengan tenaga dalam dengan dzikir-dzikir ? Nabi Muhammad dan para
sahabatnya yang ahli dzikir, ketika mereka berperang tetap menggunakan senjata, bukan
tangan kosong yang mengandalkan tenaga dalam. Para sahabat banyak yang gugur karena
terkena senjata lawan, bahkan Nabi pun pernah terluka. Seandainya dzikir bisa menghasilkan
tenaga dalam, pasti nabi berperang cukup mengandalkan tenaga dalam.
Selain itu, beladiri sebagai sebuah ilmu itu harus bersifat objektif, dipakai melawan
siapapun bisa, dipakai memukul maling bisa dipakai memukul ustadzpun bisa, digunakan di
tempat latihan bisa digunakan di jalanan pun bisa. Jadi kalau ilmu beladiri itu memilah-milah
dan memilih-milih, mana orang yang berniat buruk dan mana yang tidak, berarti tidak
objektif, menyalahi prinsip keilmuan.
Menurut hasil penelitian penulis, ilmu tenaga dalam noncontack untuk pengobatan fisik
bisa digunakan dan bisa terbukti, tetapi ilmu tenaga dalam sebagai ilmu untuk membela diri
atau ilmu berkelahi sebaiknya dihindari. Alangkah bijaknya jika anda mempelajari ilmu
beladiri yang lebih rasional dan objektif. Dalam hal ini Karate memiliki keunggulan dalam
gerakan pukukan tangan, Taikwondo memiilki keunggulan dalam kelincahan tendangan, silat
memiliki keunggulan dalam gerakan “hirup paeh” yakni berkelit dan bangun di saat posisi
terjepit, juga gerakan sir, yakni dapat merasakan dari mana arah pukulan dan harus kemana
lawan jatuh tanpa harus melihat jelas posisi lawan, Yudo memiliki kelebihan dalam
membanting dan mengunci mati lawan, Kungfu dan Taisukhan memiliki keunggulan dalam
pertempuran jarak dekat dalam kecepatan tinggi, sedangkan Jiujitsu memiliki keunggulan
dalam menggunakan tenaga lawan. Kalau ingin lebih baik lagi, belajarlah ilmu beladiri
gabungan atau dimix.
Bagaimana dengan ilmu tenaga dalam yang “diisi” atau menghadirkan jin. Banyak orang
yang ingin bisa ilmu beladiri silat Cimande misalnya dengan cara mengambat atau
memanggil ruh maha guru silat Cimande yakni Mbah Khair. Orang ini bersemedi lantas
mengundang kehadiran Mbah Khair dengan ucapan “Ukhduru ya Mbah Khair”, hadirlah
wahai Mbah Khair.

penjajalan atau uji coba tersebut, baik penulis maupun teman penulis tidak ada yang bisa dirobohkan dari jarak
jauh (1-3 meter) oleh para pelatih bahkan guru besar tenaga dalam itu. Mohon maaf, sampai hari ini penulis
mempunyai anggapan bahwa ilmu beladiri yang bisa merobohkan orang dari jarak jauh adalah pesudo ilmu
bukan ilmu.
36
Menurut Alqur’an dan hadits, jika orang sudah wafat, ruhnya masuk ke alam qubur
sedangkan jasadnya ditanam di kuburan. Ruh jahat disimpan di Sijin sedangkan ruh saleh
disimpan di Iliyain, jadi ruh itu tidak bisa berkeliaran. Kalau orang meminta kehadiran Mbah
Khair itu berarti meminta kehadiran jin, padahal di dalam QS Jin ayat 6 meminta bantuan jin
adalah haram, sedangkan menurut QS. Al-Mukminun ayat 96 kita harus berlindung dari
kehadiran syetan bukan malah mengundangnya.

Santet dan Guna-guna


Ilmu suprarasional lainnya yang melibatkan jin adalah teluh atau santet, Sende, Werejit,
dan Guna-guna, yang seluruhnya termasuk kelompok sihir. Menurut Allah di dalam QS. 2 :
102 :
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman
(dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir). Padahal Sulaiman tidak
kafir (tidak mengerjakan sihir) hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir),
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di
negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu)
kepada seorang pun sebelum keduanya mengatakan sesungguhnya kami hanya cobaan
bagimu maka janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa
yang dengan sihir utu mereka dapat menceraikan antara suami dan isterinya dan mereka itu
(ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan
izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi madharat dan tidak
memberi manfaat...”

Semua ilmu sihir , guna-guna, santet, sende, werejit, itu tidak akan membuatmu madarat
tanpa izin dari Allah. Oleh karena itu, seorang muslim cukup berlindung kepada Allah SWT
antara lain dengan berulang-ulang membaca surat al-Falaq yang isinya antara lain doa
perlindungan dari makhluk jahat, bahaya malam apabila gelap gulita, bahaya tukang tenung
dan sejenisnya, serta bahaya manusia yang suka hasud atau jahil.
Bagaimana dengan fakta yang ada tentang seseorang terkena santet atau penyakit
kiriman? Itu hanya dugaan, belum pasti. Solusinya berobatlah ke Medis tidak perlu
menggunakan pengobatan yang tidak masuk akal, karena bisa jadi kita terjerumus ke dalam
kemusyrikan tanpa sadar.

Pengobatan Alternatif
Pengobatan alternatif yang dimaksudkan di sini adalah pengobatan bukan oleh dokter
medis tetapi oleh orang-orang tertentu yang merasa memiliki kemampuan mengobati.
Menurut keputusan MUI “(1). Apabila mengandung syirik dan atau/kemusyrikan serta sihir

37
diharamkan. (2). Bila tidak mengandung syirik dan kemusyrikan serta sihir, diperbolehkan.
(3). Pengobatan dengan sesuatu yang diharamkan, hukumnya haram pula”. 20
Pengobatan alternatif yang halal jika dalam pengobatan itu terdapat satu di antara hal-hal
di bawah ini:
 Kontak badan seperti dipijit, akupuntur, akupresser, atau dibekam.
 Menggunakan hewan seperti tusuk lebah dan sedot lintah.
 Ada obat atau ramuan yang digunakan, baik untuk obat luar maupun diminum.
 Ada komunikasi rasional seperti seorang psikhiater yang mengarahkan pasiennya agar
tidak sterss atau seperti ustadz yang menasihati pasien agar sabar dan tawakkal ketika
menghadapi masalah.
 Ada bukti nyata yang dapat dlihat secara objektif bahwa dari sekian puluh pasien
yang berobat terbukti sembuh bukan karena kebetulan tetapi memang ada h
 ubungan antara pengobatan dan peningkatan kesehatan.
Jika pengobatan alternatif itu tidak rasional sebaiknya dihindari karena khawatir itu
adalah kebohongan, istidraj atau hanya mengada-ada, misalnya, memindahkan penyakit
batuk kepada kambing, mengusap-ngusap foto pasien untuk mengobati pasien dari jarak
jauh, menggantungkan benda-benda tertentu padahal tak ada kaitan ilmiah dengan penyakit
seperti menggantungkan benang hitam pada leher anak penderita cacingan. Apabila benda-
benda tersebut memang memiliki pengaruh ilmiah yang signifikan tidaklah mengapa.

Rukiyah dengan Baca Alqur’an


Rukiyah di sini dalam arti yang sempit ialah pembacaan Alquran untuk mengusir jin
bagi orang kesurupan. Orang yang kesurupan kadangkala matanya liar dan suaranya berubah,
bahkan bisa bersuara seperti suara kakeknya yang sudah lama wafat. Ketika kesurupan, ia
minta makanan yang aneh-aneh, minta telur ayam putih, minta serutu dl. Kesurupan itu bukan
dimasuki roh gentayangan karena ruh itu tetap berada di alam qubur. Kesurupan adalah
karena orang itu lemah jiwa, pikirannya kacau, iman menurun, kemudian ia dimasuki jin
Qarin. Jiwa orang itu dikendalikan oleh jin Qarin itu.
Bisakah diobati ? Menurut pengalaman penulis dan pengalaman beberapa teman
penulis yang sama-sama ustadz, orang kesurupan bisa dengan cara mengusir jin Qarin yang
mengganggu jiwanya. Caranya dengan menekan bagian-bagian tertentu dari tubuh pasien
sambil terus menerus membaca ayat Alqur’an yang relevan dengan tujuan kita berdoa

20
Himpunan Fatwa MUI, hal. 857
38
misalnya membaca surat Al-Falaq, atau surat Almukminun ayat 96. Sampai hari ini penulis
berpendapat itu tidak apa-apa, karena tidak terlarang. Selama tidak ada larangan berarti
boleh. Secara rasio pun memang rasional, karena Jin Qarin yang kafir pasti tidak suka dengan
ayat-ayat Alqur’an. Namun perlu diingat bahwa orang yang mengobatinya bukan sekedar
bisa membaca Alqur’an tetapi harus kuat iman sehingga dapat mengalahkan pengaruh jin
Qarin itu. Wallahu a’lam.
Dalil yang dijadikan sandaran adalah hadis dari Auf bin Malik riwayat Imam Muslim.
“Kami dulu meruqiyah di zaman Jahiliyah. Lalu kami tanyakan kepada Rasulullah SAW.
Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang itu ? Beliau menjawab, tunjukkan
kepadaku ruqiyah kalian ! Ruqiyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik”.
(HR. Muslim No. 220). Insya Allah jika ada pendapat yang lebih akurat penulis akan
mengubah pendapat ini.

Sesajen untuk Ruh atau Jin


Supaya tidak mendapatkan gangguan ruh jahat, jin atau dedemit, banyak orang yang
melakukan sesajen atau saji-sajian bagi makhluk – makhluk tersebut, padahal justeru kita
harus menjauhi mereka. Nabi dan para sabatanya tidak pernah berbuat demikian, dan itu
dosa. Lebih baik mengucapkan kalimat taudz atau membaca ayat-ayat Alqur’an yang
berkaitan dengan itu seperti membaca surat Al-Falaq, surat An-Nas, surat Al-Mukminum ayat
96.

Memilah dan Memilih Ayat Alqur’an sebagai doa atau matera


Alqur’an berisi ayat-ayat yang sebahagiannya berisi doa. Apabila ayat yang kita baca,
isi terjemahnya, dan tujuan kita berdoa selaras maka disebutlah doa. Akan tetapi apabila ayat
yang kita baca, isi terjemahnya, dan tujuan kita berdoa tidak selaras, tidak ada hubungan, itu
termasuk mantera. Jadi kalau ada orang berdoa ingin memiliki anak yang cantik lantas
mewiridkan bacaan surat Maryam atau ingin punya anak pria tampan lantas mewiridkan
bacaan surat Yusuf, padahal ayat-ayat tersebut tidak mengandung doa untuk memiliki anak
cantik atau tampan, bisa jadi itu bukan doa melainkan hanya mantera.
Berdoalah dengan ayat Alqur’an yang mengandung makna selaras dengan tujuan kita
berdoa. Di dalam alqur’an terdapat doa untuk mendapat kesusksesan di awal dan di akhir
(QS. 17 A/ Al-Isra : 80), doa untuk memperoleh pasangan yang baik dan anak yang
saleh/salehah (QS......), doa untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat (QS......) doa

39
untuk dimudahkan berbicara di depan umum dan dimengerti oleh komunikan (QS......), Doa
untuk ditunjuki ke jalan yang lurus (QS. AlFatihah) , dll.

Ruwatan Rumah dan Kendaraan


Jika punya rumah baru sebaiknya diadakan syukuran. Isi acara syukuran bisa berupa
pengajian dan taushiyah yang isinya tentu seputar mensyukuri nikmat rumah. Sekarang tidak
sedikit orang yang melakukan selamatan rumah dengan sebutan ruwatan rumah yang
berjauhan dengan sunnah Rasul. Ruwatan rumah yang dilakukan oleh sebahagian muslim
adalah dengan menyembelih seekor kambing berwarna hitam lantas kepalanya dikubur di
salah satu pojok rumah. Untuk siapa kepala kambing itu ? untuk jin atau makhluk halus atau
apapun namanya yang dipercayai bisa berpengaruh kepada kemaslatahan dan kemadaratan
rumah. Ini perbuatan yang sangat khurafat dan perlu dijauhi. Apabila daging kambing
ruwatan itu dimakan, itu haram karena termasuk sembelihan yang dipesembahkan selain
kepada Allah swt (QS. Al-Maidah : 3).
Ada juga orang yang meruwat kendaraan, mungkin mobil, kereta api, kapal laut atau
pesawat terbang. Caranya antara lain, disiram dengan air tujuh ragam bunga yang ditampung
di dalam sebuah kendi/pendil, terakhir pendil tersebut dipukulkan kepada kendaraan hingga
pecah. Pertanyaanya, apa hubungan antara air bunga dengan keselamatan ? Apakah nabi dan
para sahabatnya melakukan hal itu ? Perbuatan ruwatan kendaraan seperti itu adalah
perbuatan khurafat, syirik.
Sebagai seorang muslim, kita memiliki tata aturan yang benar, rasional, manfaat, dan
penuh hikmah yakni Alqur’an dan sunnah Rasul. Oleh karena itu marilah kita pegang erat-
erat kedua sumber tersebut jangan terbawa oleh pikiran-pikiran sesat. Kita akan berbudaya
dengan berbasis nilai Alqur’an dan sunnah Rasul, baik dalam menghormati orangtua, berlaku
baik kepada sesama muslim, bersikap toleran kepada nonmuslim, dalam pergaulan dengan
lawan jenis, bahkan dalam menyikapi prilaku jin, baik jin Qarin maupun jin Harik. Kita wajib
menghindari tata acara yang penuh tahayul, khurafat, sinkretik dan syirik. Kita adalah orang-
orang terdidik yang segala tindakannya berdasarkan ilmu bukan berdasarkan opini, kira-kira
atau praduga semata-mata. Kita harus melaksanakan Islam original dan genuine bukan Islam
sinkretik.

--- selesai ---

40

Anda mungkin juga menyukai