Anda di halaman 1dari 4

" Larangan Menyakiti Sesama Muslim "

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


Pertama-tama marilah kita sama-sama memanjatkan puji dan syukur atas
ke hadirat ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya
sehingga kita semua dapat berkumpul di tempat yang insyaallah penuh
mubarakah ini. Selanjutnya sholawat yang berbingkaikan salam, marilah kita
sama-sama sanjungkan kepada nabi Muhammad Shollallah ‘alaihi
wasallam yang telah memayungi kita dari panasnya mentari-mentari jahiliyah
sehingga kini kita berada dalam kesejukkan dan kedamaian dalam naungan
islam.Pada kesempatan kali ini, ijinkanlah saya menyampaikan sebuah kultum
singkat saya, yang berjudul “larangan menyakiti sesama muslim”

Sesama muslim adalah saudara. Karena itu menyakiti dan mencaci maki
orang muslim adalah dosa besar. Sifat ini tercela sekali dan merupakan ciri-ciri
orang munafik.Kecenderungan orang munafik ialah diam-diam dia membenci
orang muslim yang taat. Dibelakang, dia akan mencaci dan menggungjingnya.
Meskipun tampaknya ia sendiri sebagai seorang muslim,namun muslim yang
munafik.

Muslim adalah saudara ibarat satu tubuh. Salah satu bagian tubuh
dicubit,maka yang lainnya ikut merasakan sakit,persaudaraan muslim sudah
diikat dengan dua kalimat syahahadat,yaitu kesaksian dalam pengakuan bahwa
tidak ada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah Rosul
Allah.semua muslim menyatakan demikian.ada kesamaan dan keseragaman
pandangan hidup maupun akidah.karena itu, sebenarnya muslim itu satu
saudara.

Tetapi umat muslim seringkali menjadi terpecah-belah. Semua itu akibat


ulah dari orang-orang munafikia tidak suka melihat melihat kebaikan –kebaikan
yang tumbuh subur di muka bumi ini. Sudah terjadi sifatnya,bahwa ia sering
menimbulkan kerusakan dengan alasan perbaikan.Rela terpecah dan
berkelompok-kelompok. Ditiupkan fitnah sehingga antara sesama muslim saling
mendzalimi, saling membenci dan pada puncaknya saling membunuh.

Orang munafik tidak pernah menghiraukan bahwa sesama muslim tidak


boleh menyakiti,baik melalui cacian,tindakan,menyebar isu bohong dan
sebagainya. Bahkan sesama muslim dilarang tidak bertegur sapa lebih dari tiga
hari. Rosulullah saw. Pernah bersabda ,”mencaci maki orang islam itu adalah
fasik,yang membunuhnya adalah kufur.”Fisik adalah perilaku yang bertolak
belakang antara lahiriah dan hatinya. Itulah orang munafik. Sebab yang
ditampakan terasa indah yang disimpan dalam hati terasa busuk.Ia tampaknya
muslim tetapi terhadap muslim lainya sering menjelek-jelekan, menyebar fitnah
dan membuka keburukan. Ia suka mengoreksi orang lain, sedikit saja keburukan
maka akan menjadi besar. Semua itu dilakukan karena kecenderungan hatinya
yang berkeinginan untuk diakui sebagai orang yang taat, disanjung dan
diagungkan oleh orang lain.

Sebagai muslim hendaknya sadar betul, bahwa menggunjing aib dan


kesalahan sesama muslim itu sangat dilarang. Meskipun orang itu benar benar
bersalah atau berbuat dosa, maka kita tidak boleh menceritakan kepada orang
lain. Menceritakan kejelekan orang lain,pada hal nyata-nyata buruk,berarti
membuka aib orang tersebut .oleh karena aib dan keburukannya itu kita
ceritakan , maka dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut .akibatnya orang
tersebut akan menanggung malu..menyebar cerita keburukan orang lain
bukanlah cirri orang muslim.sebab seorang muslim senantiasa menjaga
kehormatan sesama saudara muslim lainya itu haram darah, harta dan
kehormatannya.”

Apabila kita melihat seorang muslim melakukan dosa atau kesalahan,


kemudian kita mencacinya,maka sikap kita itu bukanlah mencerminkan pribadi
muslim.karakter itu pantas dimiliki oleh orang-orang munafik.muslim yang
beriman justru akan memperingatkan dengan nasihat-nasihat yang baik, agar
yang bersangkutan sadar.kalau perlu diajak bicara empat mata sehingga tidak
ada, orang lain yang mengetahuinya.
Dalam Al-Qur'an diterangkan:
‫وٱلَّذِين يُؤْ ذُون ْٱل ُمؤْ ِم ِنين‬
ِ ‫وا ما ِبغي ِْر و ْٱل ُمؤْ ِم َٰن‬
‫ت‬ ۟ ُ‫وا فق ِد ٱ ْكتسب‬ ْ ‫ين و ِإثْ ًما بُ ْه َٰتنًا‬
۟ ُ‫ٱحتمل‬ ً ‫ُّم ِب‬
Artinya:
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS: Al-Ahzab Ayat: 58)

Mengungkap keburukan orang lain disebut ghibah.pernah suatu ketika


para sahabat ditanya oleh Rosulullah demikian,”kalian mengerti ghibah?”para
sahabat serentak menjawab,”Allah dan RosulNya yang lebih
mengerti.”kamudian Rosulullah saw. Bersabda,”Ketika engkau ungkapkan
keadaan kawanmu(sedangkan) ia benci tentang pengungkapan hal itu kepada
orang lain, maka itulah yang disebut ghibah.”lalu para sahabat
bertanya,”bagaimana kalau yang diungkapkan itu yang sebenarnya?”Rosulullah
saw. Menjawab”jika hal (yang kau ungkapkan) itu sudah dengan kenyataan
orang itu, berarti ghibah. Namun jika tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan
disebut buthan, yaitu memfitnah!”

Hendaknya kita sadari bahwa setiap orang memiliki harga diri. Jika
digunjing dan dicaci maki, meskipun ia ternyata memang bersalah,maka tentu
akan marah. Paling tidak ia menjadi tersinggung. Kemudian timbullah rasa
benci kepada oarng yang menjelek-jelekan dirinya. Itulah kebanyakan sifat
manusia.

Menggunjing dan menjelek-jelekan orang lain lebih kejam daripada


perang. Diceritakan bahwa suatu ketika sufyan bin husbain duduk bersama iyas
bin muawiyah.lalu sufyan menceritakan keburukan orang lain. Maka iyas
merasa tidak suka mendengarocehan sufyan.
“diam kau sufyan!”kata iyas.”Apakah engkau pernah memerangi Roma?”
Iyas menjawab,”tidak pernah. Sofyan bertanya,”Apakah engkau pernah
memerangi turki?”
Jawab iyas,tidak juga.”
Kata iyas,Roma dan Turki selamat dari kekejamanmu:tetapi saudaramu sesame
muslim tidak selamat dari kekejamanmu!”

Para hadirin,Kepribadian muslim sejati beriman adalah merasa bahwa


sesame muslim itu satu saudara.dengan begitu,akan terjalinlah hidup bekerja
sama yang baik,saling tolong-menolong dan saling membantu, ia akan
menghindari caci maki dan menjelek-jelekan orang sesame saudara muslim.
Oleh sebab itu jika seseorang mengaku muslim tetapi masih suka menggunjing,
maka ia bukanlah muslim sejati.

Demikianlah apa yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Jika,
ada kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan ilmu saya. namun jika
dalam materi itu dapat dipetik kebenarannya, maka hal itu semata-mata karena
ilmu Allah. Mohon maaf atas segala kekurangannya.

Anda mungkin juga menyukai