Anda di halaman 1dari 3

METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Oleh :Novita Juniarty

Model pembelajaran yang cocok dan sesuai untuk menumbuhkan kemampuan


berpikir kreatif mahasiswa adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan
Saintifik adalah Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning adalah suatu
metode yang memungkinkan para peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar-
mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep
atau teori yang sedang dipelajari . Discovery Learning mengacu pada proses mengusahakan
kembali untuk melakukan keterampilan gerakan tertentu yang sering didasarkan pada
"hipotesis kerja" dan melakukan modifikasi berdasarkan hasil umpan balik. karakteristik
Discovery Learning adalah peserta didik secara independen (aktif) mencari informasi dan
pemahaman konseptual, dan menemukan prinsip-prinsip dasar dari materi yang diberikan
berdasarkan hipotesis dan modifikasi hasil umpan balik. Model Problem-Based Learning dan
Discovery Learning memiliki karakteristik yang sesuai dan cocok untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik sehingga dapat dijadikan sebagai solusi dalam
mengganti/mengubah mindset guru.
Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan melalui proses
kegiatan belajar mengajar di kelas adalah untuk memfasilitasi peserta didik untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan pada bidang ilmu tertentu dengan prestasi akademik yang
baik. model pembelajaran memiliki peran yang sangat penting karena model pembelajaran
merupakan sebuah konsep (Abidin, 2014) yang menjadi landasan (Alma, 2009) dan pedoman
(Wahab, 2007) dalam merancang dan melaksanakan setiap langkah yang ada dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran Discovery Learning (model pembelajaran penemuan)
adalah model pembelajaran yang menghendaki para mahasiswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam model
Discovery Learning, seperti yang dijelaskan oleh Syah (2004, dalam Abidin, 2014), yaitu
stimulasi (stimulation), menyatakan masalah (problem statement), pengumpulan data (data
collection), pengolahan data (data processing), pembuktian (verification), dan menarik
kesimpulan (generalization). Dalam penerapannya, Mubarok & Sulistyo (2014) menjelaskan
bahwa model pembelajaran ini diawali dengan dosen memberikan pertanyaan yang
merangsang berpikir mahasiswa dan mendorongnya untuk membaca buku dan melakukan
aktivitas belajar lainnya.
Melalui model discovery learning mahasiswa menjadi lebih dekat dengan apa yang
menjadi sumber belajarnya, rasa percaya diri mahasiswa akan meningkat karena dia merasa
apa yang telah dipahaminya ditemukan oleh dirinya sendiri, kerjasama dengan temannya pun
akan meningkat, serta tentunya menambah pengalaman mahasiswa. Proses pembelajaran
dilakukan dengan diskusi kelompok, sehingga mahasiswa dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah. Dalam proses diskusi mahasiswa secara langsung akan terlibat aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga akan memberikan kesan tersendiri pada mahasiswa.
Setelah diskusi dilakukan, perwakilan masing-masing kelompok diminta mempresentasikan
diskusinya, kemudian diambil kesimpulan bersama-sama.
Referensi
 Ilmiah, Publikasi. Implementasi model problem based learning dan discovery learning
dalam pembelajaran matematika. 2016
 Artikel, Info. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga. 2018
 Rosarina, Gina Sudin, Ali Sujana, Atep. Penerapan model discovery learning untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan wujud benda. 2016

 Suminar, Serra Oktafoura Meilani, Rini Intansari. Pengaruh model pembelajaran


discovery learning dan problem based learning terhadap prestasi belajar peserta didik
( The influence of discovery learning and problem based learning models on students
’ learning achievement ). 2016

Anda mungkin juga menyukai