Disusun Oleh :
1. Rahadatul Aisy
2. Ramadhan Syah Harahap
3. Tasya Khairunisa
4. Wahyu Aji Kurniawan
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
Latar belakang.............................................................................. iv
3
A. Latar Belakang
Dengan materi ini kami harap teman teman semua mengerti mengenai beberapa
sumber hukum islam yaitu tentang Saddu Al-dzariyah, Madzhab Shahabi dan juga
Dalaltul Iqtiran. Mengenai pengertiannya baik secara istilah ataupun bahasa,
contohnya, kekurangan serta kelebihannya bahkan sumber hukumnya juga. Tidak
hanya mengerti semoga teman teman semua serta kami yang membuat makalah ini
dapat memahami lebih dalam serta dapat menyebarkan ilmu ini kepada orang
orang diluar sana kelak.
4
B. Saddudz Dzari'ah
1. Pengertian
Secara bahasa, Saddu artinya: menutup, mencegah, menghalangi.
Dzari’ah artinya: jalan, perantara, wasilah.
Secara istilah, Saddu Dzari’ah artinya: melarang sesuatu yang zahirnya mubah,
namun menjadi jalan menuju sesuatu yang haram atau melarang sesuatu yang
secara zahir mubah, namun mengantarkan dan mengakibatkan pada mafsadah dan
perbuatan haram.
5
• Rasulullah Saw. Melarang kaum muslimin berduaan dengan lawan
jenis yang bukan mahram. Karena perbuatan itu akan
menjerumuskan kepada perzinahan.
2. Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i, saddudz dzari’ah tidak
dapat dijadikan sumber hukum. Karena sesuatu yang menurut hukum
asalnya mubah, tetap diperlakukan sebagai yang mubah. Dalam sebuah
hadits Nabi
SAW dikatakan :
6
dikhawatirkan akan mengantarkan kepada pertemuan. Lalu berduaan.
Maka chatting seperti itu pun menjadi haram.
C. Mazhab Shahaby
1. Pengertian
Secara bahasa, Mazhab artinya: perkataan, pendapat.
Adapun Shahaby, secara bahasa artinya: sahabat, teman karib, kawan akrab.
Secara istilah, Mazhab artinya: pendapat, perspektif, mazhab, jalan berpikir.
Adapun Shahaby atau Shahabat secara istilah memiliki dua makna.
Pengertian shahabi yang pertama:
• Shahaby adalah orang yang pernah bertemu meskipun hanya sekali dengan
Nabi Muhammad Saw. Dalam keadaan beriman, dan dia pun mati dalam
keadaan beriman. Inilah pengertian Shahabi yang digunakan oleh para ahli
hadits.
Pengertian shahaby yang kedua:
• Shahabiy adalah orang yang banyak bersama dengan Nabi Muhammad
Saw. Dalam keadaan beriman, dan dia pun mati dalam keadaan beriman.
Dengan demikian, Mazhab Shahaby berupa dua macam:
• Perkataan shahabat
• Perbuatan shahabat
Jadi meskipun Mazhab itu artinya perkataan, namun Mazhab Shahaby artinya
pendapat. Di mana yang namanya pendapat itu bisa diungkapkan secara lisan
(perkataan), dan bisa diungkapkan melalui tindakan (perbuatan).
vii
3. Madzhab shahaby yang tidak mereka sepakati (tidak bisa dijadikan
hujjah dan tidak wajib ditaati,
8
D. Dalalatul Iqtiran
1. Pengertian
Dalalatul iqtiran secara bahasa berarti dalil yang bersama-sama.
secara istilah adalah dalil yang menunjukkan bahwa sesuatu itu sama hukumnya
dengan sesuatu yang disebut bersama-sama, dan dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan dalalatul iqtiran adalah dalil-dalil yang menunjukkan kesamaan
hukum terhadap sesuatu yang disebutkan bersamaan dengan sesuatu yang lain.
9
5. Meningkatkan kesadaran tentang kekuasaan Tuhan
Dalalatul iqtiran mengingatkan kembali manusia bahwa menyerahkan diri
pada sang Pencipta adalah pilihan yang sangat tepat serta akan membawa
banyak manfaat bagi kehidupan kita di dunia dan di akhirat.
6. Memberikan pandangan tentang kehidupan pasca-mati
Dalalatul iqtiran mengajarkan manusia agar menjalani kehidupan dengan
persiapan menuju akhirat dan terus memperbaiki diri.
7. Memberikan rasa kebersamaan yang kuat Untuk menjadikan suatu umat
Islam yang mempunyai ikatan yang erat dengan Tuhan dan antar sesama
secara spiritual.
Berdasarkan ayat ini, Imam Syafi’I menyamakan hukum umrah dengan haji, yaitu
fardhu, sebab kedua ibadah ini disebutkan dalam satu ayat.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ahadabina.com, Saddudz Dzari’ah
https://www.ahadabina.com, Mazhab Shahaby
https://www.kompasiana.com, Dalalatul Iqtiran
https://belajarnarengilmifiqihislam.blogspot.com, Dalalatul Iqtiran
https://Journal.umpr.ac.id, Kandungan Surat Ar-Rum 41-42
Buku Modul Hikmah KMA 347, Fiqih kelas 12 semester Ganjil, Saddu Al-
dzariyah, Mazhab Shahaby, Dalalatul Iqtiran.
Al-Qur’an Indonesia https://quran-id.com
11