B. Perbuatan manusia
Menurut beliau perbuatan manusia adalah ciptaan tuhan karena segala sesuatu dalam wujud ini
adalah ciptaan-Nya. Dalam hal ini, beliau mempertemukan antara ikhtiar sebagai perbuatan
manusia dan qudrat tuhan sebagai pencipta perbuatan manusia. Tuhan menciptakan daya dalam
diri manusia yang mana manusia tersebut bisa menggunakannya dengan bebas. Daya-daya
tersebut diciptakan bersamaan dengan perbuatan manusia. Kemudian karena daya diciptakan
dalam diri manusia dan perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan manusia sendiri dalam arti
yang sebenarnya, maka tentu daya itu juga daya manusia. Al-Asy’ari mengatakan hal yang
berbeda dengan Al-Maturidi, yaitu bahwa daya tersebut adalah daya tuhan karena ia memandang
bahwa perbuatan manusia adalah perbuatan tuhan.
Kemudian Al-Maturidi juga membawa faham Abu Hanifah yaitu, adanya kehendak dan kerelaan.
Kebebasan manusia dalam melakukan perbuatan baik atau buruk tetap berada dalam kehendak
tuhan, tetapi ia dapat memilih dengan diridai-Nya atau tidaknya. Manusia berbuat baik atas
kehendak dan kerelaan tuhan dan berbuat buruk jua kehendak tuhan, akan tetapi tidak dalam
kerelaan-Nya.
4
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, ( Bandung: PUSTAKA SETIA, 2012), hal. 125-128