Anda di halaman 1dari 21

BESARAN, SATUAN DAN

PENGUKURAN
@EnungNurjanah
BESARAN
• Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan memiliki
satuan
• Besaran dikelompokan berdasarkan dua kriteria, yaitu
satuan dan nilai dan arahnya

1. Besaran pokok
Berdasarkan
satuan 2. Besaran Turunan

BESARAN

Berdasarkan 1. Besaran vektor


Nilai dan arah 2. Besaran Skalar
KLASIFIKASI BESARAN

Berdasarkan Satuan
• Besaran Pokok : Besaran yang hanya memiliki 1 satuan
contoh : suhu, panjang, massa
• Besaran Turunan : Besaran yang memiliki > 1 satuan
contoh: luas, volume, massa jenis

Berdasarkan Arah dan Nilai


• Besaran Vektor : Besaran yang memilki nilai dan arah
contoh: gaya, kecepatan, momentum, impuls
• Besaran Sakar : Besaran yang memiliki nilai saja
contoh: usaha, energi, massa jenis
DIMENSI
1. Besaran Pokok
Besaran yang hanya memiliki satu satuan
Satuan
Besaran pokok (SI)
Simbol Nama Dimensi

Suhu T Kelvin [θ]


Massa m kilogram [M]
Panjang meter [L]
Jumlah
Jumlah zat
zat N
N mol
mol [[ NN ]]
Intensitas
Intensitas cahaya
cahaya Cd
Cd kandela
kandela [[ JJ ]]
Waktu
Waktu tt sekon
sekon [[ TT ]]
Arus
Arus listrik
listrik ll ampere
ampere [[ II ]]
2. Besaran Turunan : Besaran yang memiliki lebih dari satu satuan
No Besaran Rumus Simbol Satuan Dimensi
1 Luas Panjang x lebar L=lxp m2 [L]2
Panjang x lebar x
2 Volume V=pxlxt m3 [L]3
tinggi
3 Kecepatan [L][T]-1
-1

4
4 Percepatan
Percepatan [L][T] -2
[L][T]-2
5 Massa jenis [M][L]-3
5 Massa jenis [M][L]-3 -1
6 Gaya Massa x percepatan F = m.a N [M][L][T]
6
7 Gaya
Usaha Massa
Gaya x xperpindahan
percepatan F
W==m.a
F.s N
J [M][L][T] -1
[M][L]2[T]-2
7 Usaha Gaya x perpindahan W = F.s J [M][L]2[T]-2
8 Energi kinetik   J [M][L]2[T]-2
8 Energi kinetik   J [M][L]2[T]-2
Energi
9   Ep = m g h J [M][L]2[T]-2
Energi
potensial
9   Ep = m g h J [M][L]2[T]-2
10 potensial
Tekanan N/m2 [M][L]-1[T]-2
10
11 Tekanan
Momentum Massa x kecepatan p = m.v N/m2 [M][L] [T]
-1 -1-2
[M][L][T]
12
11 Daya
Momentum Massa x kecepatan p = m.v [M][L]2[T]-1-3
[M][L][T]
12 Daya [M][L]2[T]-3
Cara menentukan dimensi

Posisi sebuah partikel dinyatakan dengan x = A + Bt + Ct


persamaan ini benar jika dimensi [A] = [Bt] = [Ct] = [x].
ANGKA PENTING
Aturan Angka Penting

1. Semua angka adalah angka penting kecuali nol.


ex: 200  1 angka penting
2. Angka nol bisa jadi angka penting jika:
a. Diapit oleh angka penting. ex: 2002  4 a.p
b. Dibelakang angka yang bukan nol dlm bilangan
desimal. ex: 2,00  1 a.p
0,050  2 a.p
c. Diberi tanda (_,-). Ex: 2000  3 a.p
3. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan
akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah.
Aturan Angka Penting

4. Aturan Perkalian dan Pembagian


Hasilnya mengikuti angka penting paling sedikit
Ex: 2,23 x 1,1 = 2,453  2,4 (2 a.p)
9,639 : 3,0 = 3,213  3,2 (2 a.p)

5. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan


Hasilnya hanya memiliki 1 angka ragu atau hasilnya
mengikuti digit paling sedikit dibelakang koma.
Ex: 2,23 + 1,1 = 3,33  3,3 (2 a.p)
9,639 - 3,02 = 6,619  6,62 (3 a.p)
Contoh perkalian

3 ap 2 ap

2 ap
Contoh penjumlahan / pengurangan
PENGUKURAN
1. Notasi ilmiah
2. Pembacaan Alat Ukur
a. Mistar

Skala terkecil = 1 mm atau 0, 1 cm


Ketelitian (x) = ½ x skala terkecil
= 0,5 mm atau 0,05 cm

 Penulisan hasil pengukuran:   = hasil yang terbaca dialat ukur


X = + x) x = ketelitian
b. Jangka Sorong

Skala terkecil = 0,1 mm atau 0,01 cm


Ketelitian (x) = ½ x skala terkecil
= 0,05 mm atau 0,005 cm
 Penulisan hasil pengukuran:   = hasil yang terbaca dialat ukur
X = + x) x = ketelitian
c. Mikrometer skrup

Skala terkecil = 0,01 mm atau 0,001 cm


Ketelitian (x) = ½ x skala terkecil
= 0,005 mm atau 0,0005 cm
 Penulisan hasil pengukuran:   = hasil yang terbaca dialat ukur
X = + x) x = ketelitian

Anda mungkin juga menyukai