SATUAN PENGUKURAN
TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui fungsi besaran dan satuan
2. Mahasiswa mengetahui fungsi standarisasi dan konversi satuan
Besaran Turunan adalah besaran yang terbentuk dari besaran pokok, seperti :
Satuan
No Besaran
Nama Lambang Dimensi
1 Tekanan pascal Pa m-1.kg.s-2
2 Konstanta pegas Newton/ meter N.m-1 Kg.s-2
3 Momen gaya Newton meter N.m M2.kg.T-2
1
5 Potensial listrik volt V M2.kg.s-3.A-1
DIMENSI
DIMENSI suatu besaran adalah suatu yang menunjukkan cara besaran itu
tersusun oleh besaran-besaran pokoknya.
Contoh:
m
Kecepatan = = [L.T-1]
s
Latihan:
Persamaan dalam energi dinyatakan dengan persamaan:
1 1
.m.v 2 .k.x 2 m.g.h konstan
2 2
dimana; m = massa
v = kecepatan
k = gaya per satuan panjang
x = simpangan
g = percepatan grafitasi
h = tinggi benda
Buktikan bahwa setiap suku pada persamaan tersebut DIMENSINYA sama.
Penyelesaian:
Dimensi: m = [M] x = [L]
V = [LT-1] g = [LT-2]
2
K = [MT-2] h = [L]
m.v2 = [M].[LT-1]2 = [ML2T-2]
k.x2 = [MT-2].[L]2 = [ML2T-2]
m.g.h = [M].[LT-2].[L] = [ML2T-2]
SISTEM SATUAN
Mengukur keadaan atau sifat suatu benda atau mengukur besaran suatu benda
dapat dilakukan dengan membandingkan besaran benda tersebut dengan besaran standar
yang telah disepakati. Hasil pengukuran dinyatakan dengan bilangan dan satuannya.
Satuan besaran standar tergantung dari system satuan yang dipergunakan.
Ada 4 (empat) sistem satuan, yaitu;
1. Sistem Statis (besar dan kecil) digunakan secara kwalitatif.
2. Sistem Dinamis (MKS=meter kilogram sekon, dan CGS=centimeter gram
sekon)
3. Sistem Inggris (absolute dan teknik)
4. Sistem Internasional (SI)
Sistem satuan yang banyak adalah SI, tapi perlu diketahui juga sistem Inggris. Biasanya
setiap produk mengenal sistem satuan tertentu, sehingga untuk mempermudah
perhitungan teknik digunakan konversi satuan.
Konversi satuan merupakan proses mengalikan suatu satuan dengan konstanta tertentu
sehingga dapat dihasilkan satuan lain dengan nilai sebanding.
Contoh :
Besaran panjang :
1 foot = 0,3048 m
1 inci = 2,54 cm
1 mil = 1609 m
3
Satuan Inggris untuk panjang (inci, foot, mil) dengan satuan SI untuk panjang dalam
meter (m).
Demikian pula cara mencari hubungan antara satuan massa dalam system Inggris
Absolut (1 lbm) dengan satuan massa SI (1 kgm), dimana:
1 lbm = 0,45359 kgm
TUGAS :
1. Diskusikan, ap fungsi besaran dan satuan perlu distandarkan secara internasional?
2. Sebutkan sistem standar satuan yang anda ketahui!
3. Buatlah tabel konversi satuan dari besaran pokok hingga besaran turunan menurut
sistem SI, Amerika dan British !
4
BAB II VEKTOR
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami perbedaan besaran vektor dan skalar.
2. Mahasiswa memahami penggunaan perhitungan vektor dan skalar.
PERHITUNGAN VEKTOR
Penjumlahan Vektor
a. Metode Poligon atau Grafis
Penjumlahan dari beberapa vekor menghasilkan resultan. Resultan diperoleh
dengan menggambarkan anak panah-anak panah vektor secara sambung-
menyambung dengan memperhatikan panjang (besar atau nilai) maupun arah anak
panah yang bersangkutan. Ekor anak panah yang satu dihimpitkan pd ujung anak
panah yang mendahuluinya. Selanjutnya resultan merupakan anak panah yang
menghubungkan titik pertama vektor dan titik terkhir penjumlahan vektor. Seperti
pada gambar
5
b. Metode Jajaran Genjang
Metode ini berguna untuk menjumlahkan dua buah vektor: Resultan dua vektor
yang berpotongan adalah diagonal jajaran genjang dengan kedua vektor tersebut
sebagai sisi jajaran genjang. Arah Resultan adalah menjauhi titik awal kedua
vektor.
Pengurangan Vektor
Jika Vektor B dikurangkan dari Vektor A, maka dilakukan dengan cara membalikkan
arah B dan jumlahkan terhadap vektor A,
sehingga A – B = A + (-B)
6
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor dengan fungsi Trigonometri
Diperoleh dengan memperhatikan segi tiga siku-siku.
o a o
sin = cos = tan =
h h a
R= R x2 R y2 Rz2
2
R= R a b2 2.a.b.cos
α = sudut antara a dan b
a 2 (b)2 2.a.(b).cos
R’ = R '
7
Perkalian Vektor
Ada dua cara untuk mengalikan dua vektor:
1. Perkalian Skalar antar dua vektor (DotProduct = Perkalian Titik).
a . b . . cos
a b
= a. b. cos α
Contoh: W = F. s dimana: F dan s adalah vektor bersudut apit 0º,
W adalah skalar
8
1. F1 + F2 = (4+8)i + (3+2)j + (0+3)k = 12i + 5j + 3k
2. F1 – F2 = (4-8)i + (3-2)j + (0-3)k
= -4i + j – 3k
3. F2 – F1 = 4i – j + 3k
TUGAS
1. Carilah jumlah dua vektor gaya berikut dengan metode jajaran genjang : 30 N
pada 30º dan 20 N pada 140º
Pada gbr (b) Resultan (R) adalah diagonal jajaran genjang, dengan pengukuran, kita
mendapatkan R adalah 30 N pada 72º.
2. Empat gaya bekerja pd sebuah benda dan perpotongan di titik O seperti gbr (a):
Untuk mencari Resultan gaya (R) secara grafis: dari titik O keempat vektor ditarik
seperti gbr (b). Kita ukur R dari skala gambar dan kita peroleh bahwa R = 119 N,
dengan mistar busur sudut α didapat 37º, maka R membentuk sudut θ = 180º - 37º =
143º dengan sumbu x positif, Jadi Resultan gaya-gaya itu (R) adalah 119 N pada sudut
143º.
9
BAB III KESETIMBANGAN
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami konsep keseimbangan dalam sebuah struktur.
2. Mahasiswa memahami penerapan dari analisa vektor untuk keseimbangan
struktur.
10
Pada gambar di atas, ada beberapa bagian gaya yaitu :
Berat Benda (W) adalah gaya tarik gravitasi ke arah bawah yang dialami benda tersebut.
Gaya Gesek (Ffr) adalah gaya sejajar permukaan yang melawan pergeseran benda. Gaya
ini sejajar dengan permukaan dan arahnya berlawanan dengan arah pergeseran benda
Gaya Normal (FN) pada permukaan benda yang diam (atau Bergeser) di atas permukaan
lain ┴ Ffr
Koefisien Gesek Kinetik (μk) didefinisikan untuk keadaan di mana satu permukaan
benda bergeser di atas permukaan benda yang lain pada laju yang tetap (meluncur pada
suatu permukaan), Nilai (besarnya) bergantung pada jenis kedua permukaan yang
bergesekan.
Gaya_Gesek F
k fr
Gaya_Normal FN
CONTOH:
1. Seperti pada gambar (a) tegangan pad tali datar adalah 30 N, carilah berat benda
?
11
Syarat pertama kesetimbangan :
ΣFx = 0 atau 30 N – T2 . cos 40º = 0
Sehingga T2 = 39,2 N
Jawab : karena kereta bergerak dengan laju yang tetap, mk vektor kecepatan
konstan.
Gaya-gaya yang bekerja diuraikan, seperti gambar (b):
12
Ada 3 gaya yang bekerja:
1. Gaya tarik grafitasi = w (berat kereta) dengan arah tegak lurus ke bawah
2. Gaya P pada kereta yang sejajar bid.Miring
3. Gaya Normal (FN)
Dalam soal bid.miring adalah menguntungkan bila sumbu x diambil sejajar dengan
bid.miring itu, dan sumbu y tegak lurus padanya.
Syarat pertema kesetimbangan:
ΣFx = 0 atau P – 0,50 . w = 0
Sehingga P = 0,50 . 200 N, P = 100 N
ΣFy = 0 atau FN – 0,87. w = 0
Sehingga FN = 0,87 . 200 N = 174 N
Jadi gaya tarik (sejajar dengan bid.miring) yang dibutuhkan adalah 100 N
4. Kotak 50 N oleh gaya 25 N dapat digeser di atas lantai kasar dengan laju yang tetap,
seperti Gambar di bawah
13
ket: f = Ffr = gaya gesek
FN = gaya normal
(a). tentukan Gesekan yang menghambat gerak ini
(b). Tentukan pula besar gaya normal
(c). Carilah μk antara kontak dan lantai
Karena kotak menggeser pada lantai dengan laju konstan, benda itu berada dlm keadaan
seimbang. Syarat pertama kesetimbangan adalah:
ΣFx = 0 atau 25 N . cos 40º - f = 0
(a) sehingga gaya gesek (f) = 19,2 N
(b) Agar FN dpt diketahui, ingat bahwa:
ΣFy = 0 atau FN + 25 N . sin 40º - w = 0
Sehingga: FN + 25 N . sin 40º – 50 N = 0
FN = 33,9 N
f 19,2N
(c) μk = 0,57
FN 33,9N
TUGAS :
1. Diskusikan apa contoh dari keseimbangan statik dan dinamik dalam kehidupan
sehari-hari!
2. Buatlah contoh manfaat dari bab ini dalam ilmu teknik sipil !
3. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang keseimbangan!
14
BAB IV KINEMATIKA DAN GERAK
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami konsep dan jenis gerak.
2. Mahasiswa mampu menganalisa gerakan yang ada pada suatu sistem.
GERAK LURUS
Gerak Lurus Beraturan
Gerak atau laju adalah besaran skalar, Bila Benda bergerak memerlukan waktu (t) untuk
menempuh jarak (d), maka:
Kecepatan adalah besaran Vektor, Jikalau benda dalam waktu (t) mengalami
perpindahan sejauh (s) atau (x), maka:
15
perubahan_vektor_kecepatan
PERCEPATAN rata-rata = a
waktu_yg_diperlukan
v f v0
=
t
dimana: V0 = kecepatan awal
Vf = kecepatan akhir
16
1 1
. (a . t). t sehingga X2 = . a. t2
Jika secara umum : t = tl , maka x2 =
2 2
Jadi : X = X1 + X2
1
X = v0 . t + . a. t2
2
Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana menghitung posisi benda setelah waktu t (pd
saat t) ketika benda tersebut mengalami percepatan konstan.
x x0
Definisi kecepatan rata-rata adalah: v
t
x x0 v.t
Karena kecepatan bertambah secara beraturan, kecepatan rata-rata, v, akan berada di
v0 v ....
tengah-tengah antara kecepatan awal dan akhir: v (Kecepatan Rata-rata
2
ketika Percepatan Konstan)
(Agar diperhatikan: persamaan ini biasanya tidak berlaku jika percepatan tidak
konstan.) Kita gabungkan dua persamaan terakhir dengan Persamaan : x x0 v.t
x x v0 v
0 .t
2
x x v0 v0 a.t
0 .t
2
1
x x0 v0.t .a.t
2
atau:
2
Jika pd situasi dimana waktu tidak diketahui maka kita turunkan persamaan:
x x0 v.t
x x v0 v v v0 , shg:
t 17
0 .t , sedangkan
2 a
v0 v v v 0 v2 v0
x x . x
0
0
2 a 2.a
18
v 2 v02 2.a.(x x 0 )
Kita sekarang mempunyai empat persamaan yang menghubungkan posisi (jarak = x),
kecepatan (v), percepatan (a) dan waktu (t), jika percepatannya (a) konstan.
1. v v0 a.t
v0 v
2. v
2
1
3. x x v .t .a.t 2
0 0
2
4. v 2 v02 2.a.(x x 0 )
Perbedaan antara Gerak Lurus Berubah Beraturan dengan Gerak Jatuh Bebas :
N Gerak Jatuh Bebas
Besaran Gerak Lurus Keterangan
o Berubah Beraturan dan Gerak V ke atas
v v0 a.t v g.t Dipercepat (a>0)
1. Kecepatan Diperlambat
v v0 a.t v v0 g.t
(a<0)
1 1
X = v0 . t + . a. t2 y= . g . t2 Dipercepat (a>0)
2 2
2. Jarak
1 1 Diperlambat
X = v0 . t - . a. t2 y = v0 . t - . g . t2
2 2 (a<0)
Jika sebuah benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal v0 pd saat mencapai
puncak benda sementara akan berhenti (v=0)
19
v0 – g.t = 0
v0 = g . t
Kemudian benda akan turun shg mengalami gerak jatuh bebas.
Ketinggian Maksimum berlaku:
2
1 v 1 v
h v0 .t 2 .g.t 2 di mana t g maka h v0.t .g. 0
2 g
v2 m ft
sehingga: h 0 nilai g = 9,80 2 atau g = 32 2
2.g s s
GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar adalah gerak beraturan yang lintasanya berupa lingkaran, yakni
mengitari titik atau sumbu tertentu dengan jarak yang tetap.
20
Δs = R . Δθ atau ds = R . dθ
v =R.ω
Jika waktu utk menempuh satu putaran (2 . π) atau satu periode
Adalah T , maka:
2.
ω=
T
rad
Satuan Kecepatan Sudut (ω) =
sekon
3600
1 rad = = 57º,46 ́
2.
VN S V
Dari Gambar di atas : atau VN 1 .S
V1 R R
VN S
Jika a dan v , maka persamaan di atas dpt ditulis:
t t
21
V2
V atau a =
a= .V R
R
22
b. GERAK Melingkar BERUBAH Beraturan
adalah gerak melingkar yang mempunyai percepatan sudut (α) yang didefinisikan
d
sebagai : α =
dt
Sebagai contoh Roda yang mula-mula diam kemudian berputar, mk ada dua percepatan
yaitu:
1. Percepatan Sentripetal (ac) yang arahnya senantiasa menuju pusat roda
2. Percepatan Tangensial (aT) yang arahnya senantiasa mrp garis singgung
pd lingkaran dan Percepatan tangensial inilah yang mempercepat laju
putaran Roda.
Resultan Kedua Percepatan :
a= ac2 aT2
Hubungan antara percepatan sudut (α) dengan Perceptan linear (a) adalah:
a=R.α
Seperti halnya Gerak lurus berlaku:
1
ω = ω0 + α.t θ = ω0 . t + α . t2
2
TUGAS :
1. Sebuah sepeda dikayuh dengan kecepatan 30 km/jam. Jari-jari roda depan = 30 cm,
dan jari-jari roda belakang = 35 cm. Diameter roda gigi depan (pedal kayuh)= 18 cm
dan diameter roda gigi belakang = 7 cm. Hitung berapa kecepatan linier (V),
kecepatan sudut (), dan rpm (n) masing-masing roda dan roda gigi!
2. Berikan aplikasi bab ini pada ilmu teknik mesin!
3. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang gerak!
23
BAB V HUKUM NEWTON
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami penggunaan hukum newton dalam ilmu keteknikan
2. Mahasiswa mampu manganalisa sebuah kejadian dengan menggunakan hukum
newton
Hukum ke-2 Newton: “ Bila Gaya Resultan (F) yang bekerja pada suatu benda dengan
masa (m) ≠ 0 , maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan
Gaya. Percepatan (a) berbanding lurus dengan gaya (F) dan berbanding terbalik dengan
massa (m) “.
m
Dimana : F dalam (N = Newton) , m dalam (kg) dan a dalam , dapat ditulis dengan
s2
F
Persamaan : a atau F = m . a
m
Hukum ke-3 Newton: “ Dua buah benda yang saling berinteraksi dalam suatu sistem,
benda pertama melakukan gaya (aksi) pada benda kedua dan benda yang kedua senantiasa
melakukan gaya (reaksi) kepada benda yang pertama yang sama besarnya dan
berlawanan arah serta mempunyai garis kerja yang sama “. Atau secar singkat berlaku :
Aksi = - Reaksi
24
HUKUM NEWTON tentang GRAVITASI UMUM
Hukum Gravitasi Newton: “ Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lain
dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali masa partikel-partikel itu dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak diantaranya. Gaya ini bekerja sepanjang garis
yang menghubungkan kedua partikel itu. “
m1.m2
Besar Gaya Gravitasi dapat ditulis : F G.
r2
Jika m1 adalah massa bumi (MG) dan m2 adalah massa benda yang ada di permukaan
bumi, maka gaya tarik bumi pada benda:
M G .m
F G.
r2
dimana : r = jarak benda ke pusat bumi.
CONTOH SOAL:
1. Seseorang yang massanya 50 kg dan satu orang lagi bermassa 75 kg sedang duduk
di sebuah kursi taman, yang jarak keduanya adalah 50 cm. Perkirakan besar gaya
gravitasi yang diberikan masing-masing orang terhadap yang satunya?
Jawab:
2
6,67.10 11 N.m
Kg 2 .(50kg).(75kg)
m m
F G. 1. 2
2
r (0,50m)2
F = 1,0 x 10-6 N
Nilai ini sangat kecil, sehingga seolah tidak ada pengaruhnya.
25
2. Hitunglah gaya total bulan (mM =7,35 x 1022 Kg) yang disebabkan oleh gaya tarik
gravitasi bumi (mE = 5,98 x 1024 kg) dan Matahari (mS = 1,99 x 1030 kg) dengan
menganggap ketiganya membentuk sudut siku-siku.
11 N.m2 22 24
(6,67,10 kg 2 ).(7,35.10 kg).(5,98.10 kg)
FME
(3,84.108 m)2
Matahari berada 1,50 x 108 km dari bumi dan bulan, sehingga FMS (gaya pada bulan
yang berasal dr matahari) adalah:
11 N.m2 22 30
(6,67,10 kg 2 ).(7,35.10 kg).(1,99.10 kg)
FMS
(1,50.108 m)2
Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku pada kasus ini, Gaya Total:
TUGAS :
1. Buatlah contoh aplikasi hukum newton 1,2,3 dalam teknik mesin!
2. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang hukum newton!
26
BAB VI. KERJA, USAHA DAN ENERGI
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami batasan dari kerja, usaha dan energi
2. Mahasiswa memahami bentuk-bentuk energi.
W F.Cos .d
) ) )
Jk dlm 3 dimensi F Fxi Fy j Fz k dan
W Fx x F y y Fz z
Perhatikan bahwa θ adalah sudut antara vector gaya dan vector perpindahan, jk (F) dan
(d) searah, cos θ = cos 0º = 1 dan
W = F. d
Tetapi jk (F) dan (d) berlawanan arah, maka
cos θ = cos 180º = -1 dan W = - F. d , yakni Usaha negative.
27
SATUAN USAHA di dalam SI adalah Newton.meter yg disebut Joule (J)
1 Joule (J) adalah Usaha yg dilakukan dengan gaya 1 N utk memindahkan benda sejauh
1 m searah dengan gaya.
Satuan lain adalah : erg , 1 erg = 10-7 J
Foot-pon (ft.lb), 1 ft.lb = 1,355 J
ENERGI
adalah Kemampuan benda/sesuatu untuk melakukan usaha.
ENERGI KINETIK (Ek) sebuah benda adalah Kemampuan benda tersebut melakukan
usaha karena bergerak.
Jk benda yg bermassa (m) mempunyai kecepatan (v), mk energi kinetic translasinya
adalah:
1
E .m.v 2 , satuannya adalah Joule (J).
k
2
28
Jenis lain dari Energi potensial yg berhubungan dengan bahan-bahan Elastis
Karena Fp berubah-ubah secara linier dari nol pada posisi tidak meregang sampai k.x
ketika direntangkan sepanjang (x), mk gaya rata-rata adalah F .0 k.x .k.x
1 1
2 2
1 1
sehingga Kerja yg dilakukan: W = F .x .k.x.(x) .k.x 2
P
2 2
1
Sehingga Energi Potensial Elastik = E = .k.x 2
p_elastik
2
KEKEKALAN ENERGI : “Energi tdk dpt diciptakan begitu saja, dan jg tdk dpt
dimusnakan begitu saja, Energi hanya dpt berubah dari bentuk energi yg satu ke bentuk
energi yg lain “.
29
Jika kita lihat Gbr, Energi potensial batu berubah menjadi energi kinetic sewaktu jatuh.
Contoh soal
1. Sebuah anak panah kecil dengan massa 0,1 kg ditekan thp pegas did lm pistol maianan
seperti pada Gbr. Pegas (dengan konstanta pegas (k) = 250 N/m) ditekan sejauh 6 cm
dan dilepaskan. Jika anak panah lepas dari pegas ketika pegas tersebut mencapai
panjang normalnya (x = 0), Berapa laju yg didptkan anak panah?
30
1 1
.m.v 2 1 k .x 2 .m.v 2 1 2
1 2 k.x
2 2 1 2 2 2
1
0 k.x 2 1 .m.v 2 0
1 2
2 2
N
k.x 2 250 m 0,06.m2
m2
v
2 1
9
2
m 0,1.kg s2
2. Sebuah Bola dengan massa (m)=2,6 kg, bermula dari keadaan diam, jatuh vertical
sejauh (h)=55 m, sebelum mengenai pegas yg digulung vertical, yg kemudian tertekan
sebesar Y = 15 cm.
Tentukan Konstanta pegas, jk massa pegas diabaikan. Ukur semua jarak dari titik di
mana bola menyentuh pegas yg belum tertekan utk pertama kalinya (pada ttk y=0).
Jawab:
Perubahan energi bola ketika jatuh dari ketinggian y1 = h = 0,55m sampai y2 = 0
pada saat menyentuh pegas :
1 1
.m.v 2 m.g.y .m.v 2 m.g.y
1 1 2 2
2 2
0 + m.g.h = m.v22 + 0
m m
dan v2 2.g.h 2. 9,8 2 0,55m 3,28
s s
31
m
saat di ttk 2 di mana bola baru menyentuh pegas, sehingga y2=0 dan v2=3,28 .
s
Pada saat di ttk 3 di mana bola berhenti dan pegas tertekan penuh, sehingga v3 = 0
dan y3 = - Y = -0,150 m, sehingga:
1 1
.m.v2 0 0 0 m.g.Y .k.Y 2
2
2 2
2 1
k .mv 2 mgY
Y 2
2 2
k v 2 2.g.Y
m
2
Y2
m m N
(2,6Kg) (3,28 ) 2 2(9,8 ).(0,15m) 1580
k
(0,150m)2 s2 s2 m
DAYA
Daya rata-rata didefinisikan sebagai Kecepatan dilakukannya Kerja (= kerja yg
dilakukan dibagi waktu utk melakukannya), atau Kecepatan perubahan energi, yaitu:
Kerja perubahan _ energi
P daya _ rata rata
Waktu Waktu
TUGAS
1. Hitunglah Daya yang dibutuhkan sebuah mobil dengan massa 1400 kg, jika:
a. mobil mendaki bukit dengan kemiringan 10º dengan laju tetap 80 km/jam
b. mobil dipercepat sepanjang jln yg rata dari 90 smp 110 km/jam dlm 6 sekon utk
melewati mobil lain, dengan gaya penghambat pada mobil sebesar FR = 700 N
sepanjang jalan.
2. Buatlah 3 contoh aplikasi bab ini dalam teknik mesin!
32
BAB VII PERPINDAHAN PANAS
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami dasar dari perpindahan panas.
2. Membantu mahasiswa untuk memahami mata kuliah perpindahan panas pada
semester berikutnya.
PENDAHULUAN
Perpindahan panas (kalor) adalah ilmu yang mnempelajari gerakan panas pada suatu zat
atau berpindahnya kalor dari tempat asal ke tempat lain.
Ketiga gerakan panas di atas akan mengalami hambatan pada media yang dilaluinya.
Jumlah panas yang dipindahkan akan tergantung besarnya (luasnya) bidang pemindahan
panas dan juga tergantung pada perbedaan temperatur sumber (asal) panas dengan tempat
atau zat yang terkena panas.
Ilmu perpindahan panas merupakan dasar dari ilmu pengcoran, pengelasan, ketel uap,
pompa kompresor, motor bakar, teknik pendingin, turbin dan konversi energi.
Pemakaian praktis perpindahan panas yaitu pada teknologi pengecoran pada industri baja
dan logam lainnya. Teknologi pengenlasan pada struktur baja, pesawat kalor pada
pembankit listrik tenaga uap, nuklir, maupun uap serta industri dan peralatan lain yang
menggunakan panas sebagai sumber geraknya.
33
Perpindahan Panas Konduksi (hantaran)
To T1
Q
X
T
To
T1
X
Sebuah batang besi panjang x, pada ujung kiri dipanaskan kemudian panas merambat
dari kanan ke kiri batang timbul tempertur T1 dan panas yang dibuang sebesar Q.
T2
To T1
q T1-T2
A atau
Q q loss q -(T1-T2)
q - (T1-T2)
X 1
q
X
X
(T T )
q 2 1
X
(T2 T1 )
qA
X
(T2 T1 )
q k
X
To T1 T2 harga k tergantung bahan
(T2 T1 )
q k.A
A k q loss X
T
q k.A
X
X X
Gradien negatif berarti penurunan terhadap panjang
Dimana : q = Jumlah kalor yang dipindahkan (watt)
34
Perpindahan Kalor Konveksi (Aliran)
TUGAS :
1. Berilah contoh masing-masing proses perpindahan panas panas pada aplikasi teknik
mesin!
2. Diskusikan dengan kelompok anda tentang proses perpindahan panas pada
kendaraan bermotor dan morowave!
35
BAB IX HIDROLIKA
TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui manfaat mekanika fluida/ Hidrolika.
2. Mahasiswa dapat menganalisa persoalan dalam teknik mesin yang terkait dengan
mekanika fluida.
36
Sedangkan perbedaan zat cair dan gas adalah :
1. Zat cair mempunyai permukaan bebas, dan massa zat cair hanya mengisi volume
yang diperlukan dalam suatu ruangan, sedangkan gas tidak mempunyai
permukaan bebas dan massanya akan mengisi seluruh ruangan.
2. Zat cair merupkan zat yang prktis tak termampatkan, sedangkan gas adalah zat
yang termampatkan.
Zat cair mempunyai sifat sebagai berikut
a. Rapat massa, berat jenis dan rapat relatif
Rapat massa atau massa jenis (rho) adalah massa zat cair setiap sautan volume
pada temperatur dan tekanan tertentu.
M
V
Dimana : M adalah massa (kg), V adalah volume (m3), sehingga rapat jenis atau
massa jenis (kg). air pada suhu 4oC dan tekanan 1 atm dalam satuan SI adalah
1000 kg/m3 sedangkan dalam satuan MKS adalah 1000kgf/m3 = 1t/m3.
Berat jenis (gamma) adalah berat benda tiap satuan volume pada temperatur
dan tekanan tertentu. Berat suatu zat adalah hasil kali massa dan percepatan
grafitasi. Hubungan antara rapat massa dan berat jenis adalah :
.g
Dimana : adalah berat jenis (N/m3), adalah rapat massa (kg/m3), sedangkan g
adalah percepatan gravitasi (m/dt2).
Rapat relatif adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat cair dan rapat
massa air. Karena .g maka rapat relatif juga dapat diartikan sebagai
perbandingan antara berat jenis zat cair dan berat jenis air pada suhu 4oC dan
tekanan 1 atm. Bilangan ini tak berdimensi dan diberi notasi S, dimana :
zat cair
S zat cair
air
air
37
b. Kemampatan Zat Cair
Kemampatan zat cair merupakan perubahan (pengurangan) volume karena adanya
perubahan (penembahan) tekanan yang ditunjukkan oleh perbandingan antara
perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal.
dP
K
dV
V
Dimana : K adalah kemampatan atau modulus elastisitas, dP (Pa) adalah
perubahan tekanan, dV (m3) adalah perubahan volume setelah penambahan
tekanan, V adalah voleme awal (m3). Tanda negatif (-) menunjukkan pengurangan
volume.
dU
y
dy
38
d. Tegangan permukaan
Molekul-molekul zar cair saling tarik-menarik di antara sesamanya dengan gaya
berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara pusat massa. Gaya tarik menarik ini adalah seimbang. Tetapi pada
permukaan antara zat cair dan udara, atau zat cair satu dengan yang lain.
Ketidakseimbangan ini menyebabkan molekul-molekul pada permukaan
melakukan kerja untuk membentuk permukaan zat cair. kerja yang dilakukan
untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut dikenal dengan tegangan permukaan.
Adanya tegangan permukaan tersebut menyebabkan terbentuknya lapisan tipis
pada permukaan zat cair yang mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan
tarik.
e. Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh gaya adhesi dan kohesi. Di dalam tabung yang
dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adhesi maka zat cair
akan naik; jika kohesi lebih besar dari adhesi maka zat cair akan turun.
HIDROSTATIKA
Tekanan dalam zat cair
Pada zat cari diam, misal zat cair pada sebuah tangki permukaan selalu membentuk garis
horizontal dimana tekanannya adalah konstan. Zat cair pada tangki yang tebuka, tekanan
mengalami tekanan atmosfer, sedang jika tangki tertutup tekanan dapat melebihi satu
atmosfer.
Pada zat cair dalam, tidak terjadi tegangan geser antar zat cair, sehingga jika terdapat
benda dalam zat cair akan mengalami gaya-gaya yang ditimbulkan oleh tekanan zat cair.
Tekanan tersebut bekerja tegak lurus terhadap benda. Gaya-gaya tersebut tidak tergantung
dengan kekentalan zat cair.
39
W1 = berat zat cair di atas dasar tangki = x volume tangki
W1 = x V1 = x A x h1
Dengan cara yang sama maka diketahui :
W2 = x A x h2 dan W3 = x A x h3
Tekanan yang bekerja pada dasar tangki adalah
W .A.h1
P 1 .h
1 1
A A
P2 .h2 dan P3 .h3
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan suatu titik pada zat cair pada kondisi diam
tergantung dari kedalaman titik tersebut dari permukaan zat cair.
Persamaan dapat berkembang menjadi :
P .g.h
P .h P0 jika di atas permukaan zat cair diberikan tekanan P0.
Bagaimana pula dengan konsep tekanan pada bejana berhubungan di bawah ini?
F1 F2
A2 ; P2
A1
P1
Gambar bejana berhubungan di atas merupakan dasar sistem hidrolik (pemindah energi
dengan media zat cair) maupun sistem pneumatik (pemindah energi dengan media zat
cair). Fluida dianggap diam, maka distribusi tekanan disetiap tempat dalam bejana sama.
Sehingga berlaku rumus :
P1 P2
F1 F2 atau F A .P dan F A .P
1 1 1 2 2 2
A1 A2
40
HIDRODINAMIKA
Analisa terhadap zat cair yang mengalir pada sebuah pipa dengan perbedaan luas
penampang dapat diterangkan sebagai berikut :
P1A1 P2A2
V1 V2
y2
y1
L1 L2
1
Energi kinetik .m V 2 V 2
2 1
2
Usaha netto = Ek + Ep
Energi Potensial = m.g (y2-y1)
Keseimbangan energi :
m
P P 1 .mV 2 V 2 m.g.y y
1 2
2 2 1 2 1
P V2 P V 2
1
1
y1 2
2
y2
.g 2.g .g 2.g
Asas bernouly :
P V2
y c
.g 2.g
TUGAS :
41
iii