Anda di halaman 1dari 42

BAB I.

SATUAN PENGUKURAN
TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui fungsi besaran dan satuan
2. Mahasiswa mengetahui fungsi standarisasi dan konversi satuan

BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN


Fisika adalah ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat-sifat benda serta
perubahannya, juga mencari kaitan antara energi dengan perubahan keadaan dan sifat-
sifat benda tersebut. Keadaan dan sifat-sifat benda ditentukan oleh besar (kwantitas
ukuran) dan satuan.
Besaran pokok atau Besaran Dasar adalah besaran yang digunakan sebagai dasar
untuk mendefinisikan besarab turunan. Besaran Pokok ini bebas terhadap besaran pokok
lainnya.
Ada tujuh besaran pokok dalam Fisika, seperti:
Lambang
No Besaran Pokok Dimensi
Besaran Satuan
1 Panjang l m L
2 Massa m kg M
3 Waktu t s T
4 Suhu T K O
5 Kuat arus I A I
6 Intensitas cahaya I cd J
7 Kuantitas zat n mol N

Besaran Turunan adalah besaran yang terbentuk dari besaran pokok, seperti :
Satuan
No Besaran
Nama Lambang Dimensi
1 Tekanan pascal Pa m-1.kg.s-2
2 Konstanta pegas Newton/ meter N.m-1 Kg.s-2
3 Momen gaya Newton meter N.m M2.kg.T-2

4 Muatan listrik coulomb C A

1
5 Potensial listrik volt V M2.kg.s-3.A-1

DIMENSI
DIMENSI suatu besaran adalah suatu yang menunjukkan cara besaran itu
tersusun oleh besaran-besaran pokoknya.
Contoh:
m
Kecepatan = = [L.T-1]
s

Bebarapa dimensi besaran turunan tersusun dalam table:


No Besaran Rumus Dimensi
1 Gaya F = m.a M.L.T-2
1
2 Energi Kinetik Ek  .m.v 2 M.L2.T-2
2
W
3 Daya P M.L2.T-3
t
m
4 Percepatan gravitasi V G M. T-1
r2

Latihan:
Persamaan dalam energi dinyatakan dengan persamaan:
1 1
.m.v 2  .k.x 2  m.g.h  konstan

2 2
dimana; m = massa
v = kecepatan
k = gaya per satuan panjang
x = simpangan
g = percepatan grafitasi
h = tinggi benda
Buktikan bahwa setiap suku pada persamaan tersebut DIMENSINYA sama.
Penyelesaian:
Dimensi: m = [M] x = [L]
V = [LT-1] g = [LT-2]

2
K = [MT-2] h = [L]
m.v2 = [M].[LT-1]2 = [ML2T-2]
k.x2 = [MT-2].[L]2 = [ML2T-2]
m.g.h = [M].[LT-2].[L] = [ML2T-2]

SISTEM SATUAN
Mengukur keadaan atau sifat suatu benda atau mengukur besaran suatu benda
dapat dilakukan dengan membandingkan besaran benda tersebut dengan besaran standar
yang telah disepakati. Hasil pengukuran dinyatakan dengan bilangan dan satuannya.
Satuan besaran standar tergantung dari system satuan yang dipergunakan.
Ada 4 (empat) sistem satuan, yaitu;
1. Sistem Statis (besar dan kecil) digunakan secara kwalitatif.
2. Sistem Dinamis (MKS=meter kilogram sekon, dan CGS=centimeter gram
sekon)
3. Sistem Inggris (absolute dan teknik)
4. Sistem Internasional (SI)

Sistem satuan yang banyak adalah SI, tapi perlu diketahui juga sistem Inggris. Biasanya
setiap produk mengenal sistem satuan tertentu, sehingga untuk mempermudah
perhitungan teknik digunakan konversi satuan.
Konversi satuan merupakan proses mengalikan suatu satuan dengan konstanta tertentu
sehingga dapat dihasilkan satuan lain dengan nilai sebanding.
Contoh :
Besaran panjang :
1 foot = 0,3048 m
1 inci = 2,54 cm
1 mil = 1609 m

3
Satuan Inggris untuk panjang (inci, foot, mil) dengan satuan SI untuk panjang dalam
meter (m).

Demikian pula cara mencari hubungan antara satuan massa dalam system Inggris
Absolut (1 lbm) dengan satuan massa SI (1 kgm), dimana:
1 lbm = 0,45359 kgm

TUGAS :
1. Diskusikan, ap fungsi besaran dan satuan perlu distandarkan secara internasional?
2. Sebutkan sistem standar satuan yang anda ketahui!
3. Buatlah tabel konversi satuan dari besaran pokok hingga besaran turunan menurut
sistem SI, Amerika dan British !

4
BAB II VEKTOR

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami perbedaan besaran vektor dan skalar.
2. Mahasiswa memahami penggunaan perhitungan vektor dan skalar.

PERBEDAAN BESARAN SKALAR DAN VEKTOR


Besaran skalar hanya memiliki besar, tidak mempunyai arah.
Contoh : jumlah siswa di dalam kelas, harga sebuah rumah, massa, waktu, volume,
suhu, massa jenis.

Besaran vektor selain memiliki besar, juga memiliki arah.


Contoh: perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum.
Untuk besaran vektor diberi lambang anak panah. Panjang anak panah menyatakan
besar vektor dan arah anak panah menunjukkan arah vektor.

PERHITUNGAN VEKTOR
Penjumlahan Vektor
a. Metode Poligon atau Grafis
Penjumlahan dari beberapa vekor menghasilkan resultan. Resultan diperoleh
dengan menggambarkan anak panah-anak panah vektor secara sambung-
menyambung dengan memperhatikan panjang (besar atau nilai) maupun arah anak
panah yang bersangkutan. Ekor anak panah yang satu dihimpitkan pd ujung anak
panah yang mendahuluinya. Selanjutnya resultan merupakan anak panah yang
menghubungkan titik pertama vektor dan titik terkhir penjumlahan vektor. Seperti
pada gambar

5
b. Metode Jajaran Genjang
Metode ini berguna untuk menjumlahkan dua buah vektor: Resultan dua vektor
yang berpotongan adalah diagonal jajaran genjang dengan kedua vektor tersebut
sebagai sisi jajaran genjang. Arah Resultan adalah menjauhi titik awal kedua
vektor.

Pengurangan Vektor
Jika Vektor B dikurangkan dari Vektor A, maka dilakukan dengan cara membalikkan
arah B dan jumlahkan terhadap vektor A,
sehingga A – B = A + (-B)

6
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor dengan fungsi Trigonometri
Diperoleh dengan memperhatikan segi tiga siku-siku.

o a o
sin  = cos  = tan  =
h h a

Fungsi-fungsi ini kerap digunakan dalam bentuk:


O = h. sin  a = h. cos  o = a tan 
Penjumlahan komponen Vektor : Penjumlahan beberapa vektor didapat dengan
menjumlahkan komponen-komponennya; setiap vektor diuraikan menjadi komponen x,
y dan z. Maka komponen Rx vektor resultan adalah jumlah aljabar semua komponen x,
demikian pula komponen Ry dan komponen Rz vektor resultan, maka besar vektor
resultan R adalah:

R= R x2  R y2  Rz2
2

R= R  a b2  2.a.b.cos
α = sudut antara a dan b

a 2  (b)2  2.a.(b).cos
R’ = R ' 

7
Perkalian Vektor
Ada dua cara untuk mengalikan dua vektor:
1. Perkalian Skalar antar dua vektor (DotProduct = Perkalian Titik).

a . b  . . cos 
a b

= a. b. cos α
Contoh: W = F. s dimana: F dan s adalah vektor bersudut apit 0º,
W adalah skalar

2. Perkalian Vektor antar dua vektor (Cross Product = Perkalian Silang).

VEKTOR SATUAN: i, j dan k masing-masing ditetapkan terhadap sumbu-sumbu x, y


dan z.
Vektor F pada gambar ditulis:
F = 3i + 5j + 4k
Vektor F mempunyai komponen di sumbu x = 3
satuan, di sumbu y = 5 satuan, dan di sumbu z = 4
satuan.
Contoh Penjumlahan dan Pengurangan vektor
satuan
F1 = 4i + 3j
F2 = 8i + 2j + 3k

8
1. F1 + F2 = (4+8)i + (3+2)j + (0+3)k = 12i + 5j + 3k
2. F1 – F2 = (4-8)i + (3-2)j + (0-3)k
= -4i + j – 3k
3. F2 – F1 = 4i – j + 3k

TUGAS
1. Carilah jumlah dua vektor gaya berikut dengan metode jajaran genjang : 30 N
pada 30º dan 20 N pada 140º

Pada gbr (b) Resultan (R) adalah diagonal jajaran genjang, dengan pengukuran, kita
mendapatkan R adalah 30 N pada 72º.

2. Empat gaya bekerja pd sebuah benda dan perpotongan di titik O seperti gbr (a):

Untuk mencari Resultan gaya (R) secara grafis: dari titik O keempat vektor ditarik
seperti gbr (b). Kita ukur R dari skala gambar dan kita peroleh bahwa R = 119 N,
dengan mistar busur sudut α didapat 37º, maka R membentuk sudut θ = 180º - 37º =
143º dengan sumbu x positif, Jadi Resultan gaya-gaya itu (R) adalah 119 N pada sudut
143º.

9
BAB III KESETIMBANGAN

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami konsep keseimbangan dalam sebuah struktur.
2. Mahasiswa memahami penerapan dari analisa vektor untuk keseimbangan
struktur.

Kesetimbangan di Bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan


Gaya-gaya berpotongan adalah gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan di satu titik.
Sebuah benda berada dalam kesetimbangan di bawah pengaruh gaya-gaya yang
berpotongan jika:
1. Benda itu diam dan tetap diam (KESETIMBANGAN STATIK (STATIC
EQUILIBRIUM))
2. Benda itu bergerak dengan vektor kecepatan yang tetap (KESETIMBANGAN
TRANSLASI (TRANSLATIONAL EQUILIBRIUM))

Syarat Pertama Kesetimbangan


Terjadi kesetimbangan statik, terjadi bila ΣF = 0 , atau dalam komponen:
ΣFx = ΣFy = ΣFz = 0
Resultan semua gaya luar yang bekerja pada benda adalah 0 (nol). Syarat Kesetimbangan
ada apabila gaya-gaya luar itu saling berpotongan di satu titik. Apabila tidak demikian,
ada lagi syarat yang harus dipenuhi dan ini dibahas pada pertemuan berikutnya.
.

10
Pada gambar di atas, ada beberapa bagian gaya yaitu :
Berat Benda (W) adalah gaya tarik gravitasi ke arah bawah yang dialami benda tersebut.
Gaya Gesek (Ffr) adalah gaya sejajar permukaan yang melawan pergeseran benda. Gaya
ini sejajar dengan permukaan dan arahnya berlawanan dengan arah pergeseran benda
Gaya Normal (FN) pada permukaan benda yang diam (atau Bergeser) di atas permukaan
lain ┴ Ffr
Koefisien Gesek Kinetik (μk) didefinisikan untuk keadaan di mana satu permukaan
benda bergeser di atas permukaan benda yang lain pada laju yang tetap (meluncur pada
suatu permukaan), Nilai (besarnya) bergantung pada jenis kedua permukaan yang
bergesekan.
Gaya_Gesek F
k   fr
Gaya_Normal FN
CONTOH:

1. Seperti pada gambar (a) tegangan pad tali datar adalah 30 N, carilah berat benda
?

Tegangan tali 1 (T1) = w = berat benda yang akan kita cari,


Perhatiakan bahwa T1 dan gaya 30 N bekerja pada tali di titik P. Kita uraikan
gaya-gaya yang bekerja seperti pada gambar (b)

11
Syarat pertama kesetimbangan :
ΣFx = 0 atau 30 N – T2 . cos 40º = 0
Sehingga T2 = 39,2 N

ΣFy = 0 atau T2 . sin 40º - w = 0


Sehingga 39,2 N . sin 40º - w = 0 , w. = 25,2 N
2. Gambar (a) Kereta (200 N) harus
ditarik naik bidang miring (sudut
miring 30º) dengan laju yang tetep.
Berapakah besar gaya sejajar bid.
Miring tersebut ? Gesekan boleh
diabaikan

Jawab : karena kereta bergerak dengan laju yang tetap, mk vektor kecepatan
konstan.
Gaya-gaya yang bekerja diuraikan, seperti gambar (b):

12
Ada 3 gaya yang bekerja:
1. Gaya tarik grafitasi = w (berat kereta) dengan arah tegak lurus ke bawah
2. Gaya P pada kereta yang sejajar bid.Miring
3. Gaya Normal (FN)
Dalam soal bid.miring adalah menguntungkan bila sumbu x diambil sejajar dengan
bid.miring itu, dan sumbu y tegak lurus padanya.
Syarat pertema kesetimbangan:
ΣFx = 0 atau P – 0,50 . w = 0
Sehingga P = 0,50 . 200 N, P = 100 N
ΣFy = 0 atau FN – 0,87. w = 0
Sehingga FN = 0,87 . 200 N = 174 N
Jadi gaya tarik (sejajar dengan bid.miring) yang dibutuhkan adalah 100 N
4. Kotak 50 N oleh gaya 25 N dapat digeser di atas lantai kasar dengan laju yang tetap,
seperti Gambar di bawah

13
ket: f = Ffr = gaya gesek
FN = gaya normal
(a). tentukan Gesekan yang menghambat gerak ini
(b). Tentukan pula besar gaya normal
(c). Carilah μk antara kontak dan lantai
Karena kotak menggeser pada lantai dengan laju konstan, benda itu berada dlm keadaan
seimbang. Syarat pertama kesetimbangan adalah:
ΣFx = 0 atau 25 N . cos 40º - f = 0
(a) sehingga gaya gesek (f) = 19,2 N
(b) Agar FN dpt diketahui, ingat bahwa:
ΣFy = 0 atau FN + 25 N . sin 40º - w = 0
Sehingga: FN + 25 N . sin 40º – 50 N = 0
FN = 33,9 N
f 19,2N
(c) μk =   0,57
FN 33,9N

TUGAS :
1. Diskusikan apa contoh dari keseimbangan statik dan dinamik dalam kehidupan
sehari-hari!
2. Buatlah contoh manfaat dari bab ini dalam ilmu teknik sipil !
3. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang keseimbangan!

14
BAB IV KINEMATIKA DAN GERAK

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami konsep dan jenis gerak.
2. Mahasiswa mampu menganalisa gerakan yang ada pada suatu sistem.

GERAK LURUS
Gerak Lurus Beraturan
Gerak atau laju adalah besaran skalar, Bila Benda bergerak memerlukan waktu (t) untuk
menempuh jarak (d), maka:

Laju rata-rata = jarak _ total _ yg _ ditempuh  d


waktu _ yg _ diperlukan t

Kecepatan adalah besaran Vektor, Jikalau benda dalam waktu (t) mengalami
perpindahan sejauh (s) atau (x), maka:

Keceptan rata-rata = v  perpindahan ds dx


 
waktu _ yg _ diperlukan dt dt
Arah vektor kecepatan adalah sama dengan arah vektor perpindahan.

Gerak Lurus Beraturan adalah Gerak Lurus dengan kecepatan konstan.


Contoh soal:
Sebuah kereta api kecepatannya dicatat tiap stasiun; Dari stasiun A ke Stasiun B
bergerak 30 km ditempuh dalam waktu 0,5 jam, Dari stasiun B ke stasium C berjarak
45 km ditempuh dalam waktu 1 jam, sedangkan dari stasiun C ke stasiun D berjarak
60 km ditempuh dalam waktu 1,5 jam, Tentukan:
a. Kecepatan rata-rata
b. Jarak tempuh seluruhnya
Jawab:
X AB X BC XCD 30km 45km  60km
   
t AB t t 0,5 jam 1 jam 1,5 jam km
  45
BC CD
(a). v 
3 3 jam

(b). jarak Tempuh (x) = xAB + xBC + xCD


= 30 km + 45 km + 60 km
= 135 km
Percepatan adalah besaran yang menyatakan perubahan kecepatan terhadap waktu.

15
perubahan_vektor_kecepatan
PERCEPATAN rata-rata = a 
waktu_yg_diperlukan
v f  v0
=
t
dimana: V0 = kecepatan awal
Vf = kecepatan akhir

t = waktu yang diperlukan agar perubahan kecepatan terjadi


m
Satuan Percepatan adalah kecepatan dibagi waktu =
s2
Percepatan merupakan besaran Vektor, dimana percepatan mempunyai arah Vf - V0 ,
yaitu perubahan dalam kecepatan.

Gerak Lurus Berubah Beraturan


Adalah gerak lurus yang kecepatannya berubah secara beraturan atau percepatannya
tetap. Percepatan dikatakan konstan bila percepatan tidak berubah terhadap waktu.
Ada dua macam gerak lurus berubahan beraturan yaitu:
1. Gerak lurus dipercepat beraturan ( a > 0)
2. Gerak lurus diperlambat beraturan (a < 0)
Hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) seperti pd Gambar:

Gambar di atas terdiri dari LUAS Segi Empat (x1) = v0 . t dan


1
LUAS Segi Tiga (x2) = .(vl  vl ).t l
0
2
vl  v l
0
Dimana : a = atau: V – v0 = a. t
t

16
1 1
. (a . t). t sehingga X2 = . a. t2
Jika secara umum : t = tl , maka x2 =
2 2
Jadi : X = X1 + X2

1
X = v0 . t + . a. t2
2

Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana menghitung posisi benda setelah waktu t (pd
saat t) ketika benda tersebut mengalami percepatan konstan.
x  x0
Definisi kecepatan rata-rata adalah: v 
t

yang bisa kita tulis ulang .(untuk mencari x) sebagai

x  x0  v.t
Karena kecepatan bertambah secara beraturan, kecepatan rata-rata, v, akan berada di
v0  v ....
tengah-tengah antara kecepatan awal dan akhir: v (Kecepatan Rata-rata
2
ketika Percepatan Konstan)

(Agar diperhatikan: persamaan ini biasanya tidak berlaku jika percepatan tidak
konstan.) Kita gabungkan dua persamaan terakhir dengan Persamaan : x  x0  v.t

x  x   v0  v 
0  .t
 2 

 x  x   v0  v0  a.t 
 0  .t
 2 
 1
x  x0  v0.t  .a.t
2
atau:
2


Jika pd situasi dimana waktu tidak diketahui maka kita turunkan persamaan:

x  x0  v.t
x  x   v0  v  v  v0 , shg:
t 17
0  .t , sedangkan
 2  a

 v0  v   v  v 0  v2  v0
x x  . x  
0
0
 2  a  2.a

18
v 2  v02  2.a.(x  x 0 )

Kita sekarang mempunyai empat persamaan yang menghubungkan posisi (jarak = x),
kecepatan (v), percepatan (a) dan waktu (t), jika percepatannya (a) konstan.
1. v  v0  a.t
v0  v
2. v 
2
1
3. x  x  v .t  .a.t 2
0 0
2
4. v 2  v02  2.a.(x  x 0 )

GERAK JATUH BEBAS dan GERAK VERTIKAL KE ATAS


Gerak jatuh bebas adalah gerak berubah beraturan yang terjadi akibat adanya percepatan
gravitasi bumi (g), shg arah geraknya vertikal (menuju pusat bumi).
Jika gerakanya dari atas ke bawah, tanpa kecepatan awal (v0 = 0) disebut GERAK
JATUH BEBAS.
Jika gerakanya dari bawah ke atas dengan kecepatan awal v0 disebut GERAK
VERTIKAL Ke ATAS.

Perbedaan antara Gerak Lurus Berubah Beraturan dengan Gerak Jatuh Bebas :
N Gerak Jatuh Bebas
Besaran Gerak Lurus Keterangan
o Berubah Beraturan dan Gerak V ke atas
v  v0  a.t v  g.t Dipercepat (a>0)
1. Kecepatan Diperlambat
v  v0  a.t v  v0  g.t
(a<0)
1 1
X = v0 . t + . a. t2 y= . g . t2 Dipercepat (a>0)
2 2
2. Jarak
1 1 Diperlambat
X = v0 . t - . a. t2 y = v0 . t - . g . t2
2 2 (a<0)

Jika sebuah benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal v0 pd saat mencapai
puncak benda sementara akan berhenti (v=0)

19
v0 – g.t = 0
v0 = g . t
Kemudian benda akan turun shg mengalami gerak jatuh bebas.
Ketinggian Maksimum berlaku:
2
1 v 1 v 
h  v0 .t  2 .g.t 2 di mana t  g maka h  v0.t  .g. 0 
2 g

 

v2 m ft
sehingga: h  0 nilai g = 9,80 2 atau g = 32 2
2.g s s

GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar adalah gerak beraturan yang lintasanya berupa lingkaran, yakni
mengitari titik atau sumbu tertentu dengan jarak yang tetap.

a. Gerak Melingkar Beraturan


Jika pd gerak lurus Jarak tempuh x = v.t, mk pd gerak melingkar jarak tempuh S
= v . t, dengan ketentuan : S = tali busur lingkaran, untuk sudut yang ditempuh sejauh θ,
maka jarak tempuh menjadi S = R . θ.

Segitiga OPQ dan opq pd Gambar (a) dan (b) sebangun.


Secara deferensial jika perubahan sudur dθ , mk jarak tempuh adalah:

20
Δs = R . Δθ atau ds = R . dθ

Ada dua macam keceptan pd gerak melingkar yaitu


1. Keceptan Tangensial (v1)
Kecepatan yang pd setiap titiknya merupakan arah garis singgung pd arah tsb.
2. Keceptan Sudut (ω)
Keceptan yang arahnya senantiasa menuju pusat lingkaran.
Jika satu Putaran Penuh : S = 2 . π . R , dan
dS = R . dθ,
Maka : v . dt = R . dθ atau
d d
v = R. sedangkan ω = 
dt dt

v =R.ω
Jika waktu utk menempuh satu putaran (2 . π) atau satu periode
Adalah T , maka:
2.
ω=
T
rad
Satuan Kecepatan Sudut (ω) =
sekon
3600

1 rad = = 57º,46 ́
2.

VN S V
Dari Gambar di atas :  atau VN  1 .S
V1 R R

Besar Percepatan Normal Rata-Rata aN ialah:


aN = VN  V1 . S
t R t

VN S
Jika  a dan v  , maka persamaan di atas dpt ditulis:
t t

21
V2
V atau a =
a= .V R
R

22
b. GERAK Melingkar BERUBAH Beraturan
adalah gerak melingkar yang mempunyai percepatan sudut (α) yang didefinisikan
d
sebagai : α = 
dt
Sebagai contoh Roda yang mula-mula diam kemudian berputar, mk ada dua percepatan
yaitu:
1. Percepatan Sentripetal (ac) yang arahnya senantiasa menuju pusat roda
2. Percepatan Tangensial (aT) yang arahnya senantiasa mrp garis singgung
pd lingkaran dan Percepatan tangensial inilah yang mempercepat laju
putaran Roda.
Resultan Kedua Percepatan :

a= ac2  aT2

Hubungan antara percepatan sudut (α) dengan Perceptan linear (a) adalah:
a=R.α
Seperti halnya Gerak lurus berlaku:
1
ω = ω0 + α.t θ = ω0 . t + α . t2
2

TUGAS :
1. Sebuah sepeda dikayuh dengan kecepatan 30 km/jam. Jari-jari roda depan = 30 cm,
dan jari-jari roda belakang = 35 cm. Diameter roda gigi depan (pedal kayuh)= 18 cm
dan diameter roda gigi belakang = 7 cm. Hitung berapa kecepatan linier (V),
kecepatan sudut (), dan rpm (n) masing-masing roda dan roda gigi!
2. Berikan aplikasi bab ini pada ilmu teknik mesin!
3. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang gerak!

23
BAB V HUKUM NEWTON

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami penggunaan hukum newton dalam ilmu keteknikan
2. Mahasiswa mampu manganalisa sebuah kejadian dengan menggunakan hukum
newton

DINAMIKA DAN HUKUM-HUKUM NEWTON


Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dikenakan pada suatu benda, merupakan besaran
vektor yang mempunyai arah dan besaran.
Hukum ke-1 Newton: “ Benda yang mula-mula diam akan tetap diam, dan benda yang
mula-mula bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan yang sama. Benda hanya akan
mengalami suatu percepatan jika padanya bekerja suatu gaya ≠ 0 ”.
Hukum ke-1 ini disebut juga HUKUM KELEMBAMAN (Inertia Law).

Hukum ke-2 Newton: “ Bila Gaya Resultan (F) yang bekerja pada suatu benda dengan
masa (m) ≠ 0 , maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan
Gaya. Percepatan (a) berbanding lurus dengan gaya (F) dan berbanding terbalik dengan
massa (m) “.
m
Dimana : F dalam (N = Newton) , m dalam (kg) dan a dalam , dapat ditulis dengan
 s2 
 
F
Persamaan : a  atau F = m . a
m

Persamaan di atas dapat ditulis dlm suku-suku komponen-komponen:


ΣFx = m . ax , ΣFy = m . ay , ΣFz = m . az

Hukum ke-3 Newton: “ Dua buah benda yang saling berinteraksi dalam suatu sistem,
benda pertama melakukan gaya (aksi) pada benda kedua dan benda yang kedua senantiasa
melakukan gaya (reaksi) kepada benda yang pertama yang sama besarnya dan
berlawanan arah serta mempunyai garis kerja yang sama “. Atau secar singkat berlaku :
Aksi = - Reaksi

24
HUKUM NEWTON tentang GRAVITASI UMUM
Hukum Gravitasi Newton: “ Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lain
dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali masa partikel-partikel itu dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak diantaranya. Gaya ini bekerja sepanjang garis
yang menghubungkan kedua partikel itu. “

m1.m2
Besar Gaya Gravitasi dapat ditulis : F  G.
r2

Dimana : m1 dan m2 : massa kedua partikel


r. : jarak antara kedua partikel
G : Konstanta grafitasi
: 6,673 x 10-11 N.m2 / kg2

Jika m1 adalah massa bumi (MG) dan m2 adalah massa benda yang ada di permukaan
bumi, maka gaya tarik bumi pada benda:
M G .m
F  G.
r2
dimana : r = jarak benda ke pusat bumi.

CONTOH SOAL:
1. Seseorang yang massanya 50 kg dan satu orang lagi bermassa 75 kg sedang duduk
di sebuah kursi taman, yang jarak keduanya adalah 50 cm. Perkirakan besar gaya
gravitasi yang diberikan masing-masing orang terhadap yang satunya?
Jawab:
2
6,67.10 11 N.m
Kg 2 .(50kg).(75kg)
m m
F  G. 1. 2

2
r (0,50m)2

F = 1,0 x 10-6 N
Nilai ini sangat kecil, sehingga seolah tidak ada pengaruhnya.

25
2. Hitunglah gaya total bulan (mM =7,35 x 1022 Kg) yang disebabkan oleh gaya tarik
gravitasi bumi (mE = 5,98 x 1024 kg) dan Matahari (mS = 1,99 x 1030 kg) dengan
menganggap ketiganya membentuk sudut siku-siku.

Jawab: Kita harus menambahkan kedua gaya tersebut secara vektor.


Pertama kita hitung besarnya , Bumi terletak 3,84 x 105 km = 3,84 x 108 m dari
Bulan, sehingga FME (gaya pada bulan yang berasal dr bumi) adalah:

11 N.m2 22 24
(6,67,10 kg 2 ).(7,35.10 kg).(5,98.10 kg)

FME 
(3,84.108 m)2

FME = 1,99 x 1020 N

Matahari berada 1,50 x 108 km dari bumi dan bulan, sehingga FMS (gaya pada bulan
yang berasal dr matahari) adalah:
11 N.m2 22 30
(6,67,10 kg 2 ).(7,35.10 kg).(1,99.10 kg)

FMS 
 (1,50.108 m)2

FMS = 4,34 x 1020 N

Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku pada kasus ini, Gaya Total:

F  (1,99.) 2  (4,34)2 x1020 N  4,77.1020 N


1,99
yang bekerja pada sudut   tan 1  24,60
4,34

TUGAS :
1. Buatlah contoh aplikasi hukum newton 1,2,3 dalam teknik mesin!
2. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang hukum newton!

26
BAB VI. KERJA, USAHA DAN ENERGI

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami batasan dari kerja, usaha dan energi
2. Mahasiswa memahami bentuk-bentuk energi.

USAHA, ENERGI, DAYA


USAHA
Jk sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda sehingga benda tersebut bergeser sejauh (d),
mk Usaha (W) didefinisikan sebagai hasil perkalian scalar antara gaya (F) dengan jarak
pergeseran (d).
Secara scalar usaha (W) dpt diartikan sebgai hasil perkalian antara komponen gaya yg
searah/sejajar dengan lintasan/perpindahan (d).

W  F.Cos .d
) ) )
Jk dlm 3 dimensi F  Fxi  Fy j  Fz k dan

Linatsan (d) = xiˆ  yˆj  zkˆ maka Usaha (W) adalah:

W  Fx x  F y y  Fz z

Perhatikan bahwa θ adalah sudut antara vector gaya dan vector perpindahan, jk (F) dan
(d) searah, cos θ = cos 0º = 1 dan
W = F. d
Tetapi jk (F) dan (d) berlawanan arah, maka
cos θ = cos 180º = -1 dan W = - F. d , yakni Usaha negative.

27
SATUAN USAHA di dalam SI adalah Newton.meter yg disebut Joule (J)
1 Joule (J) adalah Usaha yg dilakukan dengan gaya 1 N utk memindahkan benda sejauh
1 m searah dengan gaya.
Satuan lain adalah : erg , 1 erg = 10-7 J
Foot-pon (ft.lb), 1 ft.lb = 1,355 J

ENERGI
adalah Kemampuan benda/sesuatu untuk melakukan usaha.
ENERGI KINETIK (Ek) sebuah benda adalah Kemampuan benda tersebut melakukan
usaha karena bergerak.
Jk benda yg bermassa (m) mempunyai kecepatan (v), mk energi kinetic translasinya
adalah:
1
E  .m.v 2 , satuannya adalah Joule (J).
k
2

ENERGI POTENSIAL GRAVITASI (EP) sebuah benda adalah kemampuan benda


tersebut melakukan usaha karena kedudukannya dalam medan gravitasi, jika massa (m)
jatuh bebas sejauh (h), benda itu dpt melakukan usaha sebesar m.g.h, yg dapat ditulis:
EP = m. g . h , Satuannya adalah Joule (J)
Usaha untuk mengangkat benda dari y1 ke
y2 adalah:
Wext = m. g. (y2 – y1)
Ketika benda bergerak dari y1 ke y2
,Geravitasi jg bekerja:
WG = - m . g . (y2 – y1)

28
Jenis lain dari Energi potensial yg berhubungan dengan bahan-bahan Elastis

Bagi seseorang yg memegang pegas teregang


atau tertekan sejauh (x) dari panjang
normalnya, dibutuhkan Gaya (Fp) yg
berbanding lurus dengan x,
yaitu: Fp = k . x
Dimana k = konstanta pegas (ukuran
kekakuan pegas). Pegas itu sendiri
memberikan gaya dengan arah yg berlawanan
:
FS = - k . x

Karena Fp berubah-ubah secara linier dari nol pada posisi tidak meregang sampai k.x

ketika direntangkan sepanjang (x), mk gaya rata-rata adalah F  .0  k.x  .k.x
1 1
2 2
1 1
sehingga Kerja yg dilakukan: W = F .x  .k.x.(x)  .k.x 2
P
2 2
1
Sehingga Energi Potensial Elastik = E = .k.x 2

p_elastik
2
KEKEKALAN ENERGI : “Energi tdk dpt diciptakan begitu saja, dan jg tdk dpt
dimusnakan begitu saja, Energi hanya dpt berubah dari bentuk energi yg satu ke bentuk
energi yg lain “.

29
Jika kita lihat Gbr, Energi potensial batu berubah menjadi energi kinetic sewaktu jatuh.

Jadi Energi Kinetik Total dpt dinyatakan


dengan:
E = Ek + Ep
1
E .m.v 2  m.g.y atau:
2
Energi Mekanik Total pada titik 1 =
Energi Mekanik Total pada titik 2.
1 1
.m.v 2  m.g.y  .m.v 2  m.g.y
1 1 2 2
2 2

Contoh soal
1. Sebuah anak panah kecil dengan massa 0,1 kg ditekan thp pegas did lm pistol maianan
seperti pada Gbr. Pegas (dengan konstanta pegas (k) = 250 N/m) ditekan sejauh 6 cm
dan dilepaskan. Jika anak panah lepas dari pegas ketika pegas tersebut mencapai
panjang normalnya (x = 0), Berapa laju yg didptkan anak panah?

30
1 1
.m.v 2  1 k .x 2  .m.v 2  1 2
1 2 k.x
2 2 1 2 2 2
1
0  k.x 2  1 .m.v 2  0
1 2
2 2
N
k.x 2 250 m 0,06.m2

m2
 
v 
2 1
 9
2
m 0,1.kg s2
2. Sebuah Bola dengan massa (m)=2,6 kg, bermula dari keadaan diam, jatuh vertical
sejauh (h)=55 m, sebelum mengenai pegas yg digulung vertical, yg kemudian tertekan
sebesar Y = 15 cm.
Tentukan Konstanta pegas, jk massa pegas diabaikan. Ukur semua jarak dari titik di
mana bola menyentuh pegas yg belum tertekan utk pertama kalinya (pada ttk y=0).

Jawab:
Perubahan energi bola ketika jatuh dari ketinggian y1 = h = 0,55m sampai y2 = 0
pada saat menyentuh pegas :
1 1
.m.v 2  m.g.y  .m.v 2  m.g.y
1 1 2 2
2 2
0 + m.g.h = m.v22 + 0

 m m
dan v2  2.g.h  2. 9,8 2  0,55m 3,28
 s  s

Pada waktu bola menekan pegas Gbr (b) dan (c):


E (bola menyentuh pegas) = E (pegas tertekan)
1 1 1 1
.m.v2  m.g.y  .k.y2  .m.v2  m.g.y  .k.y2
2 2 2 3 3 3
2 2 2 2

31
m
saat di ttk 2 di mana bola baru menyentuh pegas, sehingga y2=0 dan v2=3,28 .
s
Pada saat di ttk 3 di mana bola berhenti dan pegas tertekan penuh, sehingga v3 = 0
dan y3 = - Y = -0,150 m, sehingga:
1 1
.m.v2  0  0  0  m.g.Y  .k.Y 2
2
2 2
2 1 
k .mv 2  mgY 
 

Y 2 
2 2

k  v 2  2.g.Y 
m
2
Y2
 m m  N
(2,6Kg) (3,28 ) 2  2(9,8 ).(0,15m)  1580
k

(0,150m)2  s2 s2  m

DAYA
Daya rata-rata didefinisikan sebagai Kecepatan dilakukannya Kerja (= kerja yg
dilakukan dibagi waktu utk melakukannya), atau Kecepatan perubahan energi, yaitu:
Kerja  perubahan _ energi
P  daya _ rata  rata  
Waktu Waktu

Satuan dl SI = Joule per sekon


Atau 1 W(watt) = 1 J/s
Satuan Inggris = kaki-pon per sekon (kaki-pon/s)
Atau HorsePower (hp) = 550 kaki-pon/s
= 746 W.

TUGAS
1. Hitunglah Daya yang dibutuhkan sebuah mobil dengan massa 1400 kg, jika:
a. mobil mendaki bukit dengan kemiringan 10º dengan laju tetap 80 km/jam
b. mobil dipercepat sepanjang jln yg rata dari 90 smp 110 km/jam dlm 6 sekon utk
melewati mobil lain, dengan gaya penghambat pada mobil sebesar FR = 700 N
sepanjang jalan.
2. Buatlah 3 contoh aplikasi bab ini dalam teknik mesin!

32
BAB VII PERPINDAHAN PANAS

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami dasar dari perpindahan panas.
2. Membantu mahasiswa untuk memahami mata kuliah perpindahan panas pada
semester berikutnya.

PENDAHULUAN
Perpindahan panas (kalor) adalah ilmu yang mnempelajari gerakan panas pada suatu zat
atau berpindahnya kalor dari tempat asal ke tempat lain.

Cara perpiundahan panas dibagi menjadi 3 yaitu :


1. Perpindahan panas secara hantaran (konduksi)
2. Perpindahan panas secara aliran (konveksi)
3. Perpindahan panas secara pancaran (radiasi)

Ketiga gerakan panas di atas akan mengalami hambatan pada media yang dilaluinya.
Jumlah panas yang dipindahkan akan tergantung besarnya (luasnya) bidang pemindahan
panas dan juga tergantung pada perbedaan temperatur sumber (asal) panas dengan tempat
atau zat yang terkena panas.

Ilmu perpindahan panas merupakan dasar dari ilmu pengcoran, pengelasan, ketel uap,
pompa kompresor, motor bakar, teknik pendingin, turbin dan konversi energi.

Pemakaian praktis perpindahan panas yaitu pada teknologi pengecoran pada industri baja
dan logam lainnya. Teknologi pengenlasan pada struktur baja, pesawat kalor pada
pembankit listrik tenaga uap, nuklir, maupun uap serta industri dan peralatan lain yang
menggunakan panas sebagai sumber geraknya.

33
Perpindahan Panas Konduksi (hantaran)

To T1
Q
X

T
To

T1

X
Sebuah batang besi panjang x, pada ujung kiri dipanaskan kemudian panas merambat
dari kanan ke kiri batang timbul tempertur T1 dan panas yang dibuang sebesar Q.

T2
To T1
q  T1-T2
A atau
Q q loss q  -(T1-T2)
q  - (T1-T2)
X 1
q
X
X
 (T  T )
q 2 1
X

 (T2  T1 )
qA
X
 (T2  T1 )
q k
X
To T1 T2 harga k tergantung bahan
 (T2  T1 )
q   k.A
A k q loss X
T
q   k.A
X
X X
Gradien negatif berarti penurunan terhadap panjang
Dimana : q = Jumlah kalor yang dipindahkan (watt)

k = Kondukrifitas (hantaran) bahan (w/moC)


A = Luas penampang yang terkena panas (m2)
T = Perbedaan temperatur sepanjang bahan ditinjau (oC)
X = panjang bahan yang ditinjau (m)

34
Perpindahan Kalor Konveksi (Aliran)

T U q = h.A (Tw – T)


q
Aliran Dimana :
U q = Jumlah kalor yang dipindahkan (watt)
Tw h = koef. Perpin panas konveksi (w/m2oC)
A A = Luas dinding sumber/ penerima
panas(m2)
Tw = Temperatur dinding (oC)
T = Temperatur aliran bebas (oC)

Perpindahan kalor Radiasi (Pancaran)


q =  . A . T4

Berlaku untuk temperatur sekeliling (Ts) =0


Atau sumber pancaran dari black body.
Dimana :
 = konstanta proporsionalitas, = angka perbandingan = tetapan stepan boltzman
= 5,669 x 10-8 W/m2.K4
A = luas bidang pancaran penerima/sumber
T = Temperatur bidang (oK)
q = kalor pancaran (W)

TUGAS :
1. Berilah contoh masing-masing proses perpindahan panas panas pada aplikasi teknik
mesin!
2. Diskusikan dengan kelompok anda tentang proses perpindahan panas pada
kendaraan bermotor dan morowave!

35
BAB IX HIDROLIKA

TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui manfaat mekanika fluida/ Hidrolika.
2. Mahasiswa dapat menganalisa persoalan dalam teknik mesin yang terkait dengan
mekanika fluida.

PENGERTIAN TENTANG HIDROLIKA


Hidrolika berasal dari kata hydor dalam bahasa yunani yang berarti air. Sedangkan
pada perkembangan berikutnya ilmu ini membahas tentang sifat-sifat benda cair yang
digunakan untuk kepentingan manusia. Hidrolika dapat disebut juga mekanika fluida,
yaitu ilmu yang mempelajari gaya-gaya dalam fluida.
Hidrolika dapat dibedakan dalam dua bidang yaitu hidrostatika yang mempelajari zat cair
dalam keadaan diam dan hidrodinamika yang mempelajari zat cair dalam keadaan
bergerak. Dalam hidrodinamika dipelajari zat cair ideal yang tidak mempunyai
kekentalan dan tidak termampatkan. Sebenarnya di alam ini tidak ada zat cair yang ideal,
peng-ideal-an ini dilakukan untuk mempermudah analisa. Air dapat dianggap sebagai zat
cair yang ideal karena mempunyai kedekatan terhadap syarat cair ideal. Selanjutnya pada
pembahasan kali ini akan dibahas tentang sifat-sifat air.

Sifat-sifat zat cair


Fluida adalan zat cair yang dapat mengalir, yang mempunyai partikel yang mudah
bergerak dan mudah berubah bentuk tanpa pemisahan masa. Tahanan fluida terhadap
perubahan bentuk sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti ruangan
atau tempat yang membatasinya. Fluida dibedakan menjadi dua yaitu cair dan gas. Zat
cair dan gas mempunyai sifat-sifat serupa meliputi :
1. Kedua zat ini tidak melawan perubahan bentuk
2. Keduanya tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser, yaitu gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan lapisan-lapisan zat cair atau gas yang mencoba untuk
menggeser lapisan-lapisan satu terhadap yang lain. Oleh karena itu apabila ada
sentuhan sedikit saja, dua lapisan yang saling berdampingan akan bergerak.

36
Sedangkan perbedaan zat cair dan gas adalah :
1. Zat cair mempunyai permukaan bebas, dan massa zat cair hanya mengisi volume
yang diperlukan dalam suatu ruangan, sedangkan gas tidak mempunyai
permukaan bebas dan massanya akan mengisi seluruh ruangan.
2. Zat cair merupkan zat yang prktis tak termampatkan, sedangkan gas adalah zat
yang termampatkan.
Zat cair mempunyai sifat sebagai berikut
a. Rapat massa, berat jenis dan rapat relatif
Rapat massa atau massa jenis  (rho) adalah massa zat cair setiap sautan volume
pada temperatur dan tekanan tertentu.
M

V
Dimana : M adalah massa (kg), V adalah volume (m3), sehingga rapat jenis atau
massa jenis (kg).  air pada suhu 4oC dan tekanan 1 atm dalam satuan SI adalah
1000 kg/m3 sedangkan dalam satuan MKS adalah 1000kgf/m3 = 1t/m3.

Berat jenis  (gamma) adalah berat benda tiap satuan volume pada temperatur
dan tekanan tertentu. Berat suatu zat adalah hasil kali massa dan percepatan
grafitasi. Hubungan antara rapat massa dan berat jenis adalah :
 .g

Dimana :  adalah berat jenis (N/m3),  adalah rapat massa (kg/m3), sedangkan g
adalah percepatan gravitasi (m/dt2).

Rapat relatif adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat cair dan rapat
massa air. Karena  .g maka rapat relatif juga dapat diartikan sebagai

perbandingan antara berat jenis zat cair dan berat jenis air pada suhu 4oC dan
tekanan 1 atm. Bilangan ini tak berdimensi dan diberi notasi S, dimana :
 zat cair 
S   zat cair

 air
 air

37
b. Kemampatan Zat Cair
Kemampatan zat cair merupakan perubahan (pengurangan) volume karena adanya
perubahan (penembahan) tekanan yang ditunjukkan oleh perbandingan antara
perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal.
dP
K 
dV
V
Dimana : K adalah kemampatan atau modulus elastisitas, dP (Pa) adalah
perubahan tekanan, dV (m3) adalah perubahan volume setelah penambahan
tekanan, V adalah voleme awal (m3). Tanda negatif (-) menunjukkan pengurangan
volume.

c. Kekentalan zat cair


Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu
bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan karena kohesi (gaya tarik menarik
antara partikel zat sejenis) pada zat cair. Zat cair kental, seperti kecap, sirop, oli
mempunyai kekentalan besar, sedang zat cair encdr seperti air, mempunyai
kekentalan yang kecil.
Kekentalan (viscositas) dirumuskan dengan ;
dU
 
dy
Dimana :  (tau) adalah tegangan geser (N/m2),  (mu) adalah kekentalan dinamik
(N.d/ m2), dU adalah perbedaan kecepatan dan dy adalah perbedaan ketinggian
plat.
Kekentalan absolut dihubungkan dengan rapat massa membentuk :

 

Dimana :  adalah kekentalan kinematik (m2/dt).
U

dU
y

dy

38
d. Tegangan permukaan
Molekul-molekul zar cair saling tarik-menarik di antara sesamanya dengan gaya
berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara pusat massa. Gaya tarik menarik ini adalah seimbang. Tetapi pada
permukaan antara zat cair dan udara, atau zat cair satu dengan yang lain.
Ketidakseimbangan ini menyebabkan molekul-molekul pada permukaan
melakukan kerja untuk membentuk permukaan zat cair. kerja yang dilakukan
untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut dikenal dengan tegangan permukaan.
Adanya tegangan permukaan tersebut menyebabkan terbentuknya lapisan tipis
pada permukaan zat cair yang mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan
tarik.

e. Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh gaya adhesi dan kohesi. Di dalam tabung yang
dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adhesi maka zat cair
akan naik; jika kohesi lebih besar dari adhesi maka zat cair akan turun.

HIDROSTATIKA
Tekanan dalam zat cair
Pada zat cari diam, misal zat cair pada sebuah tangki permukaan selalu membentuk garis
horizontal dimana tekanannya adalah konstan. Zat cair pada tangki yang tebuka, tekanan
mengalami tekanan atmosfer, sedang jika tangki tertutup tekanan dapat melebihi satu
atmosfer.
Pada zat cair dalam, tidak terjadi tegangan geser antar zat cair, sehingga jika terdapat
benda dalam zat cair akan mengalami gaya-gaya yang ditimbulkan oleh tekanan zat cair.
Tekanan tersebut bekerja tegak lurus terhadap benda. Gaya-gaya tersebut tidak tergantung
dengan kekentalan zat cair.

Distribusi tekanan pada zat cair diam


Dalam gambar dibawah ini terdapat tiga tangki dengan isi zat cair yang sama, luas dasar
sama (A) dan kedalaman berbeda (h1 h2  h3).

39
W1 = berat zat cair di atas dasar tangki = x volume tangki
W1 =  x V1 =  x A x h1
Dengan cara yang sama maka diketahui :
W2 = x A x h2 dan W3 = x A x h3
Tekanan yang bekerja pada dasar tangki adalah
W  .A.h1
P 1   .h
1 1
A A
P2   .h2 dan P3   .h3

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan suatu titik pada zat cair pada kondisi diam
tergantung dari kedalaman titik tersebut dari permukaan zat cair.
Persamaan dapat berkembang menjadi :
P  .g.h
P   .h  P0  jika di atas permukaan zat cair diberikan tekanan P0.

P   .h  Pa  jika tangki terbuka dan memperoleh tekanan atmosfer (Pa).

Bagaimana pula dengan konsep tekanan pada bejana berhubungan di bawah ini?

F1 F2

A2 ; P2
A1
P1

Gambar bejana berhubungan di atas merupakan dasar sistem hidrolik (pemindah energi
dengan media zat cair) maupun sistem pneumatik (pemindah energi dengan media zat
cair). Fluida dianggap diam, maka distribusi tekanan disetiap tempat dalam bejana sama.
Sehingga berlaku rumus :
P1  P2
F1 F2 atau F  A .P dan F  A .P

1 1 1 2 2 2
A1 A2

40
HIDRODINAMIKA
Analisa terhadap zat cair yang mengalir pada sebuah pipa dengan perbedaan luas
penampang dapat diterangkan sebagai berikut :

P1A1 P2A2
V1 V2

y2
y1
L1 L2

Usaha yang dilakukan terhadap sistem adalah P1, A1, l1.


Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah P2, A2, l2
Usaha netto yang dilakukan terhadap sistem P1, A1, l1 - P2, A2, l2

1

Energi kinetik  .m V 2  V 2
2 1

2
Usaha netto = Ek + Ep
 Energi Potensial = m.g (y2-y1)
Keseimbangan energi :
m
P  P   1 .mV 2  V 2  m.g.y  y 
 1 2
2 2 1 2 1

P V2 P V 2
1
 1
 y1  2
 2
 y2
.g 2.g .g 2.g
Asas bernouly :
P V2
  y c
.g 2.g
TUGAS :

1. Sebutkan aplikasi dari bab ini dalam teknik mesin!


2. Gambarkan diagram kecepatan zat cair yang melewati pipa !
3. Apa hubungan antara debit, tekanan, luas panampang saluran dan kecepatan alir?

41
iii

Anda mungkin juga menyukai