Anda di halaman 1dari 2

SURAT PERJANJIAN ANGKUTAN LAUT

( FREIGHT CHARGE )
No : …………………………………..
Tempat / Tanggal The Agreemant are based to “Baltic &
International Maritime” Conference Uniform
General Charter (As Revise 1976, Antwerp) Code
Name : Gencon / 1939 SV”
1. OPERATOR KAPAL : 2. PEMILIK MUATAN
PT. VAN LISTAR SERVISINDO HUTAN HAK WIDANA
Address : Address :
Ruko Permata Hijau A10 No. 6 Batu Aji Kota Batam Desa Kapuas Raya Kec. Bunut Hilir Kab. Kapuas
Kepulauan Riau Hulu Prov. Kalimantan Barat
3. NAMA KAPAL : 4. LAYCAN KAPAL :
…………………. ……………………….
5. POSISI KAPAL SAAT INI :
………………………….
6. JENIS MUATAN & DEAD FREIGHT : 7. KONDISI MUAT :
………………………. MUATAN SUDAH SIAP DIMUAT
8. UANG PENAMBANG/FIOST/FREIGHT CHARGE 9. TITIK KORDINAT MUAT :
0”48’13,716’N 112’30’26,744 E
10. TITIK KORDINAT BONGKAR :
-1.798040.110.0086988
11. PELABUHAN MUATAN : 12. PELABUHAN BONGKAR :
Logpond Hutan Hak Widana Kec. Bunut Hilir Dermaga PT. BSM Sungai Pawan Kab.
Ketapang Prov. Kalimantan Barat
13. SISTEM PEMBAYARAN : 14. PEMBAYARAN dengan TRANSFER BANK :
13.1. DP Rp. 15.000.000 saat tanda tangan SPAL ……………………………………………….
13.2. 40% DP : Kapal Sandar muat di Pel. Muat
13.3. 60% : Saat Kapal Sandar di Pel. Bongkar
15. HARI BONGKAR + MUAT PRORATA : 16. ASURANSI KAPAL :
PRORATA MAX = 12 (DUA BELAS) HARI Ditanggung oleh Pemilik Kapal
17. KEGIATAN KAPAL TERKINI : 18. ASURANSI BARANG :

19. DENDA KETERLAMBATAN MUAT DAN BONGKAR (DEMURRAGE) :


Rp. 20.000.000 (Dua Puluh Juta Rupiah)/ hari
20. SYARAT YANG DISETUJUI BERSAMA :
SESUAI KETENTUAN UMUM TERLAMPIR
21. PERSELISIHAN :
Persilisihan akan diselesaikan musyawarah Bersama dan apabila tidak terdapat persesuaian akan
diselesaikan di Pengadilan Negeri Pontianak.
Demikian Perjanjian Angkutan Laut ini dibaca dan disetujui Bersama, ditandatangani dalam rangkap 2
(dua) bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PEMILIK KAPAL / OPERATOR KAPAL PEMILIK BARANG/PENYEWA KPL/SHIPPER
PT. VAN LISTAR SERVISINDO HUTAN HAK WIDANA

SUBIANTO, S.T. WIDANA M. AKIP. SY


DIREKTUR
LAIN-LAIN
SPAL NO. ……………..

Sesuai KETENTUAN UMUM (GENERAL CONDITION) dan ini merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan
dengan ketentuan-ketentuan di atas :

I. Biaya pemuatan, pembongkaran, angkutan bandar, overdraft atas pemuatan, sewa Gudang, lashing/unlashing,
pajak atas muatan ataupun jasa atas angkutannya, dokumen, menjadi tanggungan PEMILIK BARANG/MUATAN
atau PENCARTER.
II. Biaya tambat/labuh kapal, pandu, keagenan, keperluan kapal/anak buah kapal menjadi tanggung jawab
PENGANGKUT.
III. Kapal tambat/berlabuh di Pelabuhan muat dan bongkar di tempat yang dianggap aman oleh nahkoda untuk
melakukan pemuatan dan pembongkaran.
IV. PENGANGKUT atau agen atau Nahkoda akan menyampaikan Notes Of Readiness (NOR)/ ataupun
pemberitahuan secara lisan kepada PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER yang menyatakan bahwa
kapal telah siap untuk melakukan pemuatan dan pembongkaran.
V. PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER bertanggung jawab penuh atas legalitas barang beserta
dokumen sesuai ketentuan pemerintah dan sah serta resmi, sehingga apabila terjadi sesuatu yang dikarenakan oleh
BARANG/MUATAN, maka pencarter/pemilik barang wajib dan harus menyelesaikan permasalahannya serta
semua biaya secara tanggung renteng baik terhadap pihak penyewa maupun terhadap instansi yang berwenang.
VI. Apabila terjadi satu dan lain hal yang dikarenakan oleh BARANG/MUATAN atau PENCARTER tersebut baik
oleh instansi yang terkait atau yang berwenang maupun oleh pihak ketiga, maka pihak PEMILIK
BARANG/MUATAN atau PENCARTER harus sesegera menyelesaikan atau diselesaikan oleh pihak
PENGANGKUT, maka segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab pihak PEMILIK BARANG/ MUATAN
atau PENCARTER serta dibayar tunai dan seketika.
VII. Jika realisasi PENGANGKUTAN ini batal karena kelainan atau permintaan PEMILIK BARANG/ MUATAN atau
PENCARTER ataupun batas waktu yang telah disepakati Bersama, maka uang muka freight/ongkos angkut yang
telah diterima oleh PENGANGKUT tidak dikembalikan.
VIII. PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan semua
dokumen muatan, apabila terjadi kekurangan/kesalahan pada dokumen tersebut, maka PEMILIK
BARANG/MUATAN atau PENCARTER bertanggung jawab atas semua hal yang mungkin terjadi dan
PENGANGKUT bebas dari semua tuntutan.
IX. Apabila dinyatakan diperlukan River Tug oleh PENGANGKUT, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak
PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER, dan River Tug sudah harus siap seiring dengan
kedatangan/keberangkatan Tongkang jadi tidak harus menunggu datangnya River Tug dan sedemikian juga
PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER harus telah menyiapkan sarana & prasarana alat untuk
keperluan & pembongkaran, seperti misalnya Loader, Crane Darat, Forklift & Tracking, dll (disiapkan apabila
menurut pihak PENGANGKUT memang diperlukan). Apabila menunggu makan akan dikenakan DEMURAGE.
X. Saat kapal akan tiba pihak PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER sudah harus menyiapkan
Dermaga/lokasi muat dan apabila kapal tiba tetapi masih harus menunggu, maka waktu menunggu tersebut
diperhitungkan Demurage dan pihak PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER harus menyetorkan
uang jaminan/uang tunggu sebesar ketentuan Demurage, begitu pula apabila Kapal/Tongkang kami sedang
melakukan kegiatan pemuatan/pembongkaran dan dikeluarkan oleh Pihak Otoritas Dermaga, maka waktu
menunggu akan kami perhitungkan Demurage sesuai ketentuan.
XI. Jikalau berdasarkan pembuktian ternyata muatan yang diangkut tidak sesuai dengan jumlah/ukuran/jenis yang
sebenarnya dalam hal ini kelebihan muatan, maka PENGANGKUT berhak menuntut/menagih tambahan Freight
kepada PEMILIK BARANG/MUATAN atau PENCARTER.
XII. Force Majeure : Jika terjadi Force Majeure, PENGANGKUT tidak dapat dianggap melakukan pelanggaran dan
kedua belah pihak Bersama-sama akan berusaha mengatasinya dengan sebaik-baiknya. Istilah Force Majeure
dalam hal ini antara lain hal-hal yang termasuk Acts of God, penyakit menular, ombak pasang surut besar, ladakan
kilat, gempa bumi, angin topan, peperangan, keributan, pemberontakan, pemogokan, nilai mata uang berubah
(maka akan mengikuti peraturan pemerintah yang baru itu), perintah dari pihak berwajib, keputusan atau segala
tindakan administratif yang menentukan/mengikat atau suatu kejadian yang mendadak yang tidak dapat
diperkirakan.
XIII. Perselisihan yang timbul sebagai akibat ditandatanginnya FIXTURE NOTE ini akan diselesaikan Bersama-sama
secara musyawarah dan jika tidak dapat diselesaikan, maka kedua belah pihak setuju mencari penyelesaian akhir
atau final dan mengikat melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri di Pontianak.
XIV. Hal-hal yang belum diatur dalam FIXTURE NOTE ini diadakan addendum atau persetujuan kedua belah pihak
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan FIXTURE NOTE ini.

Demikian FIXTURE NOTE dibuat dalam rangkap dua dan ditandatangani dengan bermateraikan yang cukup untuk dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai