Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN ANGKUTAN LAUT

No.
ORIGINAL
Perjanjian ini mengikuti dan berdasarkan : THE
Pada hari ini Rabu tanggal 17 Mei 2017 bertempat BALTIC & INTERNATIONAL MARITIME CONFERENCE
di Jakarta, telah disepakati bersama Surat Perjanjian UNIFORM GENERAL CHARTER Code Name :
Angkutan Laut, masing-masing sebagai berikut : GENCON(as revised 1922, 1976 & 1994)
1. PEMILIK KAPAL / MEWAKILI : 2. PENYEWA RUANG KAPAL :
PT PERSADA LINES
Zainab Building 6th Floor
Jl. Ronggo Warsito I No. 1
Pekanbaru Riau
Registrasi : Indonesian National Shipping
Association Number 1382/INSA/II/2006
3. NAMA DAN DATA KAPAL : 4. KESEDIAAN KAPAL UNTUK MUAT : Segera

5. POSISI KAPAL SAAT INI :

6. JASA FREIGHT : 7. KONDISI KONTRAK :


Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) Freight Charter ( 1 tahun )

8. JENIS MUATAN DAN JUMLAH : 9. PEMBAYARAN DISETORKAN KE:


Bottom Ash 8000 MT/Shipment Nama Bank :
No.Rekening :

10. CARA PEMBAYARAN :


25 % dibayar setelah kontrak dan pemeriksaan oleh Carsurin selaku Surveyor
50 % dibayar pada saat kapal sandar di POL
25 % dibayar pada saat kapal tiba di POD

11. PELABUHAN MUAT : 12. PELABUHAN BONGKAR :


Suralaya Cilegon Banten (55322S 106121E) Tuban Jawa Timur (6476S 1115351E)
13. PRORATA MUAT/BONGKAR:
6 Hari
14. PENGIRIM BARANG : 15. PENERIMA BARANG :
As Order As Order
16. ASURANSI KAPAL : 17. ASURANSI BARANG :
Ditanggung oleh Pemilik Kapal Ditanggung oleh Pemilik Barang
18. KEAGENAN KAPAL DITUNJUK & DITANGGUNG : 19. DENDA KETERLAMBATAN (DEMURAGE):
Pemilik Kapal
20. SYARAT-SYARAT TAMBAH YANG DISETUJUI BERSAMA:
Demurage diberlakukan pada saat penambahan Time Sheet diluar batas waktu bongkar muat
kargo,
N.O.R diberlakukan 1x24 jam setelah informasi kedatangan kapal di pelabuhan muat/bongkar di
informasikan keagenan kapal atau pemilik/operator kapal,
Dasar pembebanan Demurage diajukan berpedoman pada Statement of Fact yang dikeluarkan
oleh keagenan, pemilik/operator kapal di pelabuhan muat/bongkar,
Tahapan pembayaran wajib diselesaikan sesuai terms yang disetujui pada kolom Kondisi
Pembayaran, dan apabila terjadi ketidaksesuaian terms pembayaran, maka pemilik/operator
kapal berhak membatalkan kontrak secara sepihak dan atau menangguhkan pembongkaran
kargo serta Biaya yang terjadi akibat ketidaksesuaian pembayaran tersebut akan menjadi beban
penyewa sesuai Time Sheet yang dikeluarkan oleh pemilik kapal, Biaya diluar keagenan menjadi
tanggungjawab Pemilik Kapal.
21. PERSELISIHAN:
Akan diselesaikan secara musyawarah, namun bila tidak terdapat kesepakatan maka kedua
belah pihak setuju untuk diselesaikan di Pengadilan Negeri setempat.
Demikian perjanjian angkuatan laut ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa paksaan, disetujui serta
ditanda tangani bersama dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup yang masing-masing
mempunyai kekuataan hukum yang sama.
PENYEWA RUANG KAPAL,
PEMILIK/PERWAKILAN PEMILIK KAPAL

Direktur
KETENTUAN UMUM ORIGINAL
No.

1. Pemilik / Operator berhak dan dibenarkan memuat angkutan milik penyewa dan segala resiko
adalah menjadi beban, dan tanggung jawab penyewa / Shipper dengan limit kapal dalam
keadaan layak laut (Sea Worthy). Pemilik Kapal / Operator bertanggung jawab atas tumpah,
hilang rusak berkurang muatan baik dalam pelayaran maupun berada dipelabuhan muat /
bongkar.
2. Pemilik/operator berhak untuk menahan dan atau menjual muatan apabila pembayaran uang
tambang dari penyewa /shipper tidak dilunasi sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak untuk
menutupi kerugian yang timbul akibat dari pelaksanaan pengangku tan.
- Demurrage dibayar sebelum membongkar / minimal harus ada jaminan pembayaran.
- Apabila terjadi keterlambatan pembayaran yang telah disepakati /menyimpang dari poin 6 dalam
Surat Perjanjian Angkutan Laut ini, pihak Pemilik / Operator kapal berhak dalam memperhitungkan
sebagai Demurrage.
- Apabila jumlah muatan lebih dari yang tercantum dalam perjanjian ini, maka pemilik barang akan
menambah uang tambang secara prorata (sesuai jumlah kelebihan muat).
3. Di tempat tempat dangkal dan membahayakan ABK dan kapal, maka pemilik / Operator berhak
untuk menentukan tempat yang aman dan terdekat untuk pemuatan dan pembongkaran
muatan demi keselamatan ABK dan kapal.
4. Apabila sesuatu dan lain hal atau terjadi keterlambatan dan atau menyangkut teknis sehingga
kapal yang akan mengangkut mengalami keterlambatan / hambatan, maka pemilik / operator
dibenarkan untuk menggantikan dengan kapal / armada lain yang sama ukurannya dengan tidak
merubah dari isi dan bunyi Perjanjian ini.
5. Asuransi muatan lashing / unlashing material Marine cargo Surveyor, OPP/OPT, Kran darat, EMKL,
dan papan penyangga serta hal-hal teknis yang menyangkut muatan adalah menjadi beban dan
tanggung jawab pihak penyewa / shipper.
6. Force Majeur dalam perjanjian ini: badai, ombak besar, pasang surut, gempa bumi sengatan petir,
pernyataan darurat dari pemerintah serta hal yang sifatnya diluar kemampuan akal manusia (Act
of God). Tetapi tidak termasuk pemogokan buruh yang disebabkan kesalahan pihak kedua.
7. Apabila terjadi General Average, maka akan mengikuti York Anwerp 1974 / Undang Undang
yang berlaku di Indonesia dan uang tambang dan Dead Freight tidak dapat di collect dari
General Average tersebut.
8. Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan dibicarakan bersama dan ditambahkan
setelah ada persetujuan sebagai Addendum.
9. Pihak Kedua menjamin sepenuhnya jumlah Tonase/Kubikasi muatannya dan bila diragukan maka
Pihak Pertama menunjuk Pihak Ketiga Surveyor untuk mengukur kembali muatan tersebut. Biaya
Surveyor ditanggung Pihak Pertama dan Pihak Kedua wajib membayar Freight sesuai hasil
pengukuran ulang Pihak Surveyor.
10. Apabila kemudian hari terjadi terdapat perbedaan pendapat dalam mengartikan Perjanjian ini
maka kedua belah pihak akan bermusyawarah / mufakat terlebih dahulu, dan apabila ternyata
tidak terdapat kata sepakat maka kedua belah pihak menunjuk pada pengadilan negeri sesuai
poin 21.
11. Dengan ditanda tangani oleh kedua belah pihak maka isi Surat Perjanjian Angkutan Laut ini tidak
dapat dibatalkan secara sepihak. Apabila pembatalan dilakukan sepihak oleh pihak penyewa
maupun pemilik kapal maka dikenakan Penalty kepada pihak yang membatalkan sebesar 25 %
dari total freight yang telah disepakati.
12. Perjanjian SPAL ini di anggap SAH apabila pihak Kedua telah memenuhi kewajiban / ketentuan
pembayaran sebagai mana tercantum dalam poin 10 tersebut di atas.
13. Ketentuan umum ini menjadi satu dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Surat
Perjanjian Angkutan Laut
Jakarta, 17 Mei 2017

PEMILIK / OPERATOR KAPAL, PENYEWA RUANG KAPAL


PT.

xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx
Direktur

Anda mungkin juga menyukai