No. 01021/SPAL/FC-001/X/2015
Pada hari ini : Rabu, 21 Oktober 2015 Perjanjian ini mengikuti dan berdasarkan :
Bertempat di : Jakarta THE BALTIC & INTERNATIONAL MARITIME CONFERENCE
Telah disepakati bersama Surat Perjanjian UNIFORM GENERAL CHARTER
Angkutan Laut sebagai berikut di bawah ini ; Code Name : “GENCON” (as revised 1922, 1976 & 1994)
1. PEMILIK / OPERATOR : 2. PENYEWA RUANGAN KAPAL / SHIPPER :
PT. ---------------------------------
Jln----------------------------------, Indonesia
Telp / Fax . 021-
Email :
INDONESIA
22. PERSELISIHAN akan diselesaikan secara musyawarah bersama dan apabila tidak terdapat persesuaian maka
keduabelah pihak setuju untuk diselesaikan di Pengadilan Negeri setempat.
Demikian Perjanjian Angkutan Laut ini, setelah dibaca dan disetujui bersama, ditandatangani dalam rangkap 2 (dua)
asli, bermeterai cukup dan masing-masingmempunyai kekuatan hukum yang sama.
KETENTUAN UMUM
SPAL No. 01021/SPAL/FC-001/X/2015
(Halaman Kedua)
1. Pemilik Kapal / Operator berhak dan dibenarkan memuat angkutan di atas dek dan segala resiko adalah
menjadi beban dan tanggungjawab Penyewa / Shipper dengan limit kapal dalam keadaan layak laut (Sea
Worthy). Pemilik / Operator tidak bertanggungjawab atas tumpah, hilang, rusak, berubah kualitas,
berkurang muatan, baik dalam pelayaran maupun sewaktu berada di Pelabuhan Muat / Bongkar.
2. a. Pemilik Kapal / Operator berhak untuk menahan dan / atau menjual muatan, apabila pembayaran uang
Sewa dari Penyewa/ Shipper tidak dilunasi sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam kontrak
untuk menutupi kerugian yang timbul akibat dari pelaksanaan pengangkutan.
b. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran dari yang telah disepakati atau menyimpang dari poin 10
dalam Perjanjian Angkutan Laut ini, pihak Pemilik/Operator Kapal berhak memperhitungkan
keterlambatan tersebut sebagai Demurrage.
c. Apabila jumlah muatan lebih dari yang tercantum atau kesepakatan yang ada dalam di perjanjian ini,
maka pemilik barang/muatan akan menambah uang tambang secara protata (sesuai jumlah kelebihan
muatan).
3. Di tempat-tempat yang dangkal dan membahayakan ABK dan kapal, maka Pemilik / Operator berhak untuk
menentukan tempat yang aman dan terdekat untuk pemuatan dan pembongkaran muatan demi
keselamatan ABK dan kapal.
4. Apabila karena sesuatu dan lain-hal lain atau terjadi keterlambatan dan/atau menyangkut teknis sehingga
kapal mengalami keterlambatan / hambatan untuk muat, maka Pemilik Kapal/ Operator dibenarkan untuk
menggantikannya dengan tongkang / armada lain yang sama ukurannya dengan menambah/merubah dari
isi dan bunyi Perjanjian ini.
5. Asuransi Muatan, Lashing/Unlashing, Material Marine Cargo, Surveyor, OPP/OPT, Crane Darat, EMKL, PBM,
Terpal dan Papan Penyangga serta hal-hal teknis yang menyangkut muatan adalah menjadi beban dan
tanggung jawab Pihak Pemilik Muatan.
6. Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah seperti : Badai, Ombak Besar, Pasang Surut Air, Gempa Bumi,
Sengatan Petir, Pernyataan Darurat dari Pemerintah serta hal lain yang sifatnya diluar kemampuan akal
manusia (Act of God), tetapi tidak termasuk pemogokan buruh yang disebabkan kesalahan Pihak Kedua.
7. Apabila terjadi General Average, maka akan mengikuti York Anterwerp 1974 / Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia dan Uang Tambang dan Dead Freight tidak dapat di Collect dari General Average tersebut.
8. Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan dibicarakan bersama dan ditambahkan setelah ada
persetujuan sebagai Addendum.
9. Penyewa menjamin sepenuhnya jumlah Tonase / Kubikasi muatannya dan Pemilik Kapal tidak bertanggung
jawab atas kurangnya tonase saat dimuat dikarenakan system sewa Lump Sum, namun pihak Kedua tidak
diperkenankan memuat melebihi batas aman kapal.
10. Apabila kemudian hari ternyata terdapat perbedaan pendapat dalam mengartikan perjanjian ini maka kedua
belah pihak akan bermusyawarah / mufakat terlebih dahulu dan apabila ternyata tidak terdapat kata
sepakat maka kedua belah pihak menunjuk pada pengadilan negeri Jakarta.
11. Ketentuan Umum ini menjadi satu dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Perjanjian Angkutan
Laut di halaman pertama sebelum ini.