No. 001/CV-CD/SPAL/XiI/
I 2023
Pada hari ini : 19 Desember 2023 di Jakarta Perjanjian ini mengikuti dan sama dengan THE BALTIC AND Telah
disepaka bersama Perjanjian Angkutan Laut INTERNATIONAL MARITIME CONFERENCE UNIFORM
dibawah ini : GENERAL CHARTER (AS REVISED 1992, 1976 and 1994),
CODE NAME : “G E N C O N”
1. PEMILIK KAPAL / OPERATOR 2. PENYEWA RUANG KAPAL :
SEPTA DWI PUTRA Bpk ARIF
CV. CAKRA DONYA PT.. RAZEEVA FAEYZA RIVANI
Perum Jasmine Blok B No, 09 Jl. Raja Alam 2 No. 34 . RT.008 RW.000
Tejo Agung - Metro Timur Sambaliung , Sambaliung
Kota Metro Lampung Kab. Berau, Kalimantan Timur
Apabila ada perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan dan apabila tidak dapat kesepakatan dalam
musyawarahtersebut, maka kedua belah pihak setuju untuk diselesaikan secara hukum bertempat di Pengadilan Negeri Jakarta
Barat.
Demikian Surat Perjanjian Angkutan Laut ini setelah dibaca dan disetujui bersama, ditandatangani dalam rangkap dua bermaterai
cukupdan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
KETENTUAN UMUM
(GENERAL CONDITION)
No. 000129/DE-AM/SPAL/VIII/2023
01. Pemilik/Operator Kapal berhak untuk menahan dan atau menjual muatan apabila pembayaran Freight/Uang Tambang
dan atau demurrage (pasal 19) dari Penyewa / Shipper tidak dilunasi sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak
untuk menutupi kerugian yang timbul akibat dari pelaksanaan pengangkutan dengan atau tanpa persetujuan
penyewa/shipper.
02. Pemilik/Operator Kapal tidak bertanggung jawab atas kerugian,kehilangan,pencurian terhadap Cargo atau Muatan yang
dibawa oleh Tongkang (Barge), penyewa harus mengasuransikan Cargo atau Muatan atas segala resiko kerugian yang
mungkin timbul.
03. Ditempat-tempat yang dangkal dan membahayakan ABK dan Kapal, maka Pemilik/Operator Kapal berhak untuk
menentukan tempat yang aman dan terdekat untuk pemuatan dan pembongkaran muatan demi keselamatan ABK dan
Kapal.
04. Bahwa apabila terjadi sesuatu dan lain hal dan atau terjadi keterlambatan yang menyangkut nautis/tehnis sehingga
kapal mengalami keterlambatan/hambatan. Maka pengangkut/operator kapal dibenarkan untuk mengganti dengan
kapal/tongkang/armada lain yang sama ukurannya dengan tidak mengubah isi perjanjian ini.
05. Bilamana kapal tiba di lokasi muat maupun bongkar diketahui tidak dapat dilalui oleh kapal dikarenakan alasan apapun
dan membahayakan kapal maka pihak penyewa wajib menentukan lokasi lain untuk proses muat maupun bongkar
paling lambat 5 x 24 Jam terhitung kapal tiba dilokasi muat maupun bongkar.
06. Mengacu pada point.5 ketentuan umum, setelah lewat dari 5 x 24 jam pihak penyewa belum menentukan putusan lokasi
lain untuk proses muat maupun bongkar dan pembayaran, maka pemilik/operator kapal berhak untuk memindahkan
muatan ke jetty yang ditentunkan pemilik kapal dan atau menjual muatan untuk menutupi kerugian yang timbul akibat
dari pelaksanaan pengangkutan dengan atau tanpa persetujuan penyewa/shipper.
07. Pihak penyewa wajib memberitahukan kepada pemilik kapal kondisi lokasi muat maupun bongkar bilamana melewati
alur maupun jembatan dan diperlukan assist towing, assist pandu serta hambatan lainnya, sebelum ditanda tanganinya
kontrak ini.
08. Terhitung diterbitkannya Surat Somasi ke-2 atas tagihan Freight/Uang Tambang dan atau demurrage (pasal 19) dari
Penyewa / Shipper tidak dilunasi sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak, Penyewa/Shipper secara otomatis
memberikan kuasa kepada Pemilik/Operator kapal untuk menjual isi muatan yang ada diatas tongkang dan hasil
penjualannya dipergunakan untuk melunasi kewajiban/kerugian kepada Pemilik/Operator kapal dan apabila terdapat
sisa maka sisanya akan dikembalikan. Surat Perjanjian ini bertindak juga sebagai Surat Kuasa) Apabila hasil dari
penjualan tidak mencukupi biaya yang dimaksud, maka Penyewa / Shipper tetap bertanggung jawab untuk
menyelesaikan sisa pembayaran dan segala biaya-biaya yang timbul dari penjualan muatan yang dimaksud.
09. Yang dimaksud dengan Demurrage adalah kelebihan waktu sewa yang dikenakan kepada penyewa yang dikarenakan
hal-hal sebagai berikut :
a. Jika waktu muat atau bongkar lebih lama dari waktu yang ditetapkan dalam Pasal 13 dan Pasal 14 Surat Perjanjian
Angkutan Laut (SPAL)
b. Menunggu penyewa memastikan pelabuhan muat maupun bongkar, baik pelabuhan yang telah ditetapkan, maupun
dikarenakan perubahan pelabuhan dari arah yang telah ditetapkan dalam pasal 11 dan 12 SPAL didalam kontrak.
c. Apabila kapal sudah tiba di pelabuhan muat, tetapi belum bisa dimuat yang dikarenakan alasan satu dan lain hal,
sehingga pihak jetty melarang kapal untuk bersandar.
d. Menunggu antrian kapal lain untuk sandar di pelabuhan muat maupun bongkar.
e. Menunggu penyelesaian pembayaran sesuai SPAL &dokumen yang berhubungan dengan perjalanan dan angkutan
kapal.
10. Pencharter bertanggung jawab sepenuhnya terhadap legalitas muatan yang ada diatas kapal danbertanggung jawab
secara hukum atas transaksi jual beli muatan tersebut dan bertanggung jawab atas segala biaya dan kerugian yang
disebabkan oleh kesalahan atau penyalahgunaan dokumentasi muatan.
12. Force Majeure dalam perjanjian ini adalah : badai, ombak besar, gempa bumi, sengatan petir, pernyataan darurat dari
pemerintah serta hal lain yang sifatnya diluar kemampuan akal manusia ( Act Of God ) tetapi tidak termasuk pemogokan
buruh yang disebabkan kesalahan pemilik muatan.
13. Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini, akan dibicarakan bersama dan ditambah setelah ada persetujuan
sebagai Addendum.
14. Dengan ditandatangani Perjanjian ini, maka seluruh isi dan bunyi dari Perjanjian ini tidak dapat dibatalkan lagi.
15. Apabila terjadi pembatalan sepihak, maka bagi pihak yang dirugikan dapat menerima sejumlah harga angkutan satu
Shipment, claim uang ganti rugi dari pihak yang membatalkan, serta tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun.
16. Ketentuan Umum ini menjadi satu dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Perjanjian Angkutan Laut di
halaman pertama sebelum ini.
17. Pemilik / Operator menjamin dan bertanggung jawab bahwa kapal dalam kondisi laik laut dan selalu memenuhi
persyaratan keselamatan kapal.