Anda di halaman 1dari 5

Draft SURAT PERJANJIAN SEWA TONGKANG & TUG BOAT

No……/MDW/WEP/SSS-SLI/IX/2019

Pada hari ini, Rabu tanggal Lima bulan September tahun Dua ribu sembilan belas (05-09-2019)
Kami kedua belah pihak telah sepakat untuk membuat suatu perjanjian dalam sewa menyewa 1
(satu) set Tug Boat & Tongkang :
1. Nama : EDWIN PAULUS
Jabatan : Direktur Operasional CV. MEGA DWIDAYA
Alamat : Kompleks Ruko Buaran Persada
Jl. R.S. Pol Sukamto No. 12
Pondok Kelapa, Duren Sawit – Jakarta Timur

Dalam surat perjanjian ini disebut sebagai Pihak Pertama (I), Pemilik.
2. Nama : YUDY
Jabatan : DIREKTUR PT. PACIFIC MARINE INTERNATIONAL
Alamat : Gd. Pccadilly, Jl Mampang Prapatan Raya No 39
Jakarta Selatan

Dalam surat perjanjian ini disebut sebagai Pihak Kedua (II), Penyewa.

Pihak Pertama (I) bersedia menyewakan 1 (Satu) set Tug Boat & Tongkang (Ship Particular,
terlampir) kepada Pihak Kedua (II) dan PIHAK KEDUA (II) setuju menyewa untuk keperluan
operasional Pemuatan Nikel dengan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
Harga & Nama Tongkang / Tug Boat

1 (Satu) set Tug SS 18 & Tongkang SSS 99 ditetapkan untuk sewa per bulan
Rp. 850.000.000,- (Delapan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) bersih diluar pajak.

PASAL 2
Hak & Kewajiban

1. PIHAK KEDUA, Mengoperasikan kapal tersebut sesuai dengan trayek yang telah ditetapkan
dan setiap minggu melaporkan kepada Pihak Pertama mengenai posisi kapal berada serta
kegiatannya, dan turut memperhatikan keselamatan Tug boat, menanggung biaya Premi Crew
Kapal (sesuai standard Pihak Pertama), Asuransi Barang, Tambat labuh, Clerance in out,
Pandu/Assist dan menyediakan Bahan bakar/ Solar Murni, Lashing & air tawar, dan bertanggung
jawab atas kebersihan dek muatan sebelum kapal diserahkan kembali kepada Pihak Pertama.
2. Gaji Crew Kapal, Asuransi Kapal, Perpanjangan Sertifikat Tug boat & Tongkang ditanggung
oleh Pihak Pertama (I)
3. Pihak Pertama memperkenankan kepada Pihak Kedua untuk mengangkut komiditi yang aman
bagi tongkang seperti Ore Nikel.
4. Bilamana terjadi musibah kecelakaan kapal selama periode sewa, maka akan menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA dapat membantu PIHAK KEDUA dalam pemberian
data/informasi guna membantu kelancaran penyelesaian masalah tersebut bilamana diperlukan.
PASAL 3
Pelabuhan Penyerahan / Pengembalian Tug Boat / Tongkang

Penyerahan Tug Boat/Tongkang : Pulau Gebe – Maluku Utara


Pengembalian Tug Boat/Tongkang : Banjarmasin – Kalimantan Selatan

PASAL 4
Serah Terima BBM Solar

Serah Terima BBM Solar disesuaikan dengan banyaknya BBM solar yang tersisa dikapal pada saat serah
terima (On Hire) dan penyerahan kapal kembali (Off Hire) di Banjarmasin kepada Pihak Pertama, sesuai
"Berita acara serah terima kapal" (Saat On hire/Off Hire).

PASAL 5
Masa Berlaku

1. Sewa Menyewa ini untuk 6 (Enam ) bulan, apabila masa sewa menyewa ini akan berakhir
namun Pihak Kedua masih ingin memperpanjang masa sewa maka dibuatkan addendum oleh
Pihak Pertama (I) satu minggu sebelum masa sewa berakhir, Pihak Kedua (II) terlebih dahulu
memberi tahu, membuat Surat tertulis kepada Pihak Kesatu (I) 1 (satu) minggu sebelumnya.
2. Selama Masa berlakunya perjanjian sewa menyewa antara Pihak Pertama (I) dan Pihak Kedua
(II), Tug Boat/Tongkang tidak boleh dipindah tangankan kepada Pihak Lain manapun juga
kecuali mendapat izin tertulis dari Pihak Pertama. Apabila Pihak Kedua tetap tidak
mengindahkannya, maka Kontrak dinyatakan batal dan Pihak Kedua diwajibkan membayar biaya
ganti rugi terhitung sejak terjadinya masa sewa menyewa ini.

PASAL 6
Kerusakan Tug Boat

1. Apabila terjadi kerusakan mesin Tug boat/Tongkang dan Tug boat/Tongkang tidak dapat
beroperasi atau out of order yang mengakibatkan tidak dapat beroperasi selama masa sewa,
diberi toleransi waktu perbaikan selama 2 x 24 jam, jika selama waktu toleransi perbaikan belum
juga dapat diatasi, maka terhitung tanggal kerusakan dibuatkan Berita Acara dan dinyatakan Off-
Hire. Selama masa Off-Hire biaya sewa tidak dibayar digantikan dengan hari berikutnya. Kapal dan
tongkang dinyatakan On- Hire kembali setelah selesai perbaikan dan dapat laik laut, terkecuali
kerusakan terjadi yang dikarenakan oleh PIHAK KEDUA / Penyewa Kapal.
2. Pihak Kedua menyiapkan akomodasi/transportasi mekanik dari Pihak Pertama apabila ada
kerusakan yang terjadi pada mesin Tug Boat dilokasi muat & bongkar.
3. Apabila terjadi kerusakan tug boat/tongkang yang disebabkan karena tidak layaknya
dermaga/Pelabuhan yang disinggahi maka biaya perbaikannya menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua (Penyewa).
PASAL 7
Pembayaran

1. Pihak kedua (II) berkewajiban membayar dimuka sewa Tongkang bulan pertama pada saat kontrak
ditanda tangani sebesar : Rp. 850.000.000,- (Delapan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) Cash + Rp.
850.000.000,- (Delapan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) Cover Cex yang totalnya sebesar :
Rp.1.700.000.000 (Satu Miliar Tujuh Ratus Juta Rupiah) dan untuk pembayaran bulan kedua dan
seterusnya, dibayar 1 (satu) minggu sebelum tanggal off hire Tongkang (di Banjarmasin) dan Pihak
kedua (II) menanggung biaya Mobilisasi/Demobilisasi ke lokasi Off hire.
2. Pihak Kedua berkewajiban membayar sisa BBM yang ada pada saat On Hire berdasarkan hasil
pengukuran bersama dan harus dibayarkan setelah selesainya pengukuran sisa BBM Solar di
Kapal
3. Biaya BBM ke Lokasi off hire dibayar oleh Pihak Kedua setelah kapal Off, dikembalikan ke
Banjarmasin dalam keadaan baik..
4. Pembayaran ditransfer ke Rekening sebagai berikut :
……………
5. Dalam hal pembayaran sewa Tongkang sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 7 point (1)
tidak dilunasi pada waktu sebagaimana mestinya, maka Pihak pertama (I) dapat melakukan hal
tersebut dibawah ini dan tanpa perlu meminta kepada Pihak kedua (II):
▪ Penarikan Tongkang dari pengoperasian oleh Pihak kedua (II)
▪ Menahan segala aktivitas yang dilakukan terhadap Tongkang dan selama penahanan
seluruh biaya yang timbul akan menjadi beban Pihak kedua (II)
▪ Selama penahanan/penarikan Tongkang tetap dalam posisi On-Hire dan apabila hingga
batas waktu 15 (lima belas) hari Pihak kedua (II) belum juga melaksanakan kewajibannya, maka
Tongkang akan ditarik dan segala biaya penarikan ditagihkan kepada Pihak kedua (II)
▪ Pengambilalihan keagenan dari Pihak kedua (II).

PASAL 8
Wilayah Operasional Kapal/Tongkang

Wilayah perairan yang disepakati bersama adalah Kalimantan, Sulawesi, Jika PIHAK KEDUA akan
merubah daerah pengoperasian Tugboat/Tongkang maka sebelumnya harus disampaikan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat- lambatnya tujuh (7) hari sebelum pengubahan arah
dilakukan. dan Kapten berhak menolak apabila melewati/memasuki perairan yang berbahaya
bagi Kapal seperti Perairan Talaud, Perairan Cilacap, dan Perairan Bengkulu. Apabila Tug
Boat/Tongkang ditahan oleh aparat pemerintah dalam suatu kasus penyalahgunaan
pengangkutan (Illegal) oleh Pihak Kedua, maka segala biaya yang timbul akibat penyelesaian kasus
tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA secara keseluruhan hingga kasus di anggap
selesai (Sewa tetap berjalan), kecuali menyangkut pelanggaran yang dilakukan oleh
ABK/Pemilik/Pihak Pertama.
PASAL 9
Asuransi

1. Pihak Pertama bertanggung jawab terhadap asuransi kapal tapi tidak bertanggung jawab atas
kehilangan (Loss) muatan dan tidak resminya dokumen-dokumen muatan/barang (illegal) yang
mengakibatkan kapal ditahan oleh pemerintah.
2. Pihak Kedua (Penyewa/Pemilik muatan) bertanggung jawab terhadap asuransi muatan.

PASAL 10
Pemutusan Kontrak / Sanksi

1. Apabila masa kontrak telah berakhir akan tetapi posisi kapal masih berada ditengah
perjalanan, maka pihak kedua (Penyewa) wajib membayar kepada pihak pertama (pemilik), hari
kelebihan sewa sejumlah Rp. 25.000.000 (Dua Puluh Lima Juta Rupiah) per hari selambat-
lambatnya kapal tiba sebelum sandar (Pihak Pertama berhak untuk tidak menyandarkan kapal
dikarenakan pembayaran belum selesai).
2. Apabila terjadi pemutusan kontrak/pembatalan sepihak, maka bagi pihak yang dirugikan dapat
menerima 25% dari harga Time Charters (Klaim uang ganti rugi) dari pihak yang membatalkan
serta tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun.
3. Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atas ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian
ini, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan Peringatan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA atas
pelanggaran tersebut.
4. PIHAK KEDUA wajib memberikan jawaban tertulis atas peringatan PIHAK PERTAMA yang berisikan
penjelasan dan alasan terjadinya pelanggaran serta usaha perbaikannya selambat-lambatnya satu
(1) hari sejak diterimanya Surat Peringatan Pertama tersebut.
5. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat menerima alasan atau penjelasan yang disampaikan PIHAK
KEDUA maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan kedua. Surat Peringatan kedua
adalah terakhir dan harus dipatuhi oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan pasal-pasal dalam perjanjian
ini. Dan apabila dalam
satu (1) hari tidak dilaksanakan PIHAK PERTAMA berhak untuk memutuskan Perjanjian ini secara
sepihak dan semua kerugian yang diakibatkan pelanggaran dan pemutusan Perjanjian ini
sepenuhnya harus diganti dan menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
6. Pengakhiran Perjanjian ini dengan alasan apapun tidak membatalkan atau mengurangi hak dan
kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum pengakhiran Perjanjian.

PASAL 11
Force Majoure

1. Yang disebut dengan Force Majeure adalah setip peristiwa/keadaan yang terjadi diluar
kekuasaan dan/atau kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dapat
mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan kontrak
kegiatan ini, antara lain bencana alam (banjir, kebakaran, angin topan, gempa bumi, badai, tanah
longsor dll) perang, pemberontakan skpil, kerusuhan massal.
2. Para Pihak menyatakan keadaan Force Majeure kepada Pihak lain secara tertulis dalam tempo
2 x 24 jam dengan disertakan bukti-bukti yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Atas keadaan tersebut maka segala kerugian yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab
masing-masing pihak
PASAL 12
Lain-Lain

Kapal selama pengoperasian akan tetap menjadi milik dan berada di bawah
kekuasaan PIHAK PERTAMA dan Bilamana terjadi perselisihan pihak Kedua tidak bisa
menjalankan ketentuan dan kewajiban ya baik itu menyangkut pembayaran sewa
atau masalah yang akan di timbulkan pada saat penunjukan keagenaan oleh
Pihak Kedua maka keagenan tersebut akan sendirinya diambil alih oleh pihak
Pertama secara perusahaan.

Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan dimusyawarahkan oleh kedua
belah Pihak dan apabila terjadi hal-hal yang tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah & mufakat, maka diselesaikan di Pengadilan Negeri Banjarmasin.

Demikian surat perjanjian ini dibuat, atas persetujuan bersama, tanpa ada paksaan
dari pihak manapun.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tgl : 05 September 2019

PIHAK KEDUA (II) PIHAK PERTAMA (I)

YUDY EDWIN PAULUS


DIREKTUR DIREKTUR OPERASIONAL

Anda mungkin juga menyukai