Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN

SEWA MENYEWA KAPAL


ANTARA
PELAYARAN ..............................
DENGAN
PT. DAVINA SUKSES MANDIRI
______________________________________________________________
Nomor : ………………….. /I/2020
Nomor :...................../GBN/I/2020

Pada hari ini ......... tanggal ....... bulan ........ tahun Dua Ribu Dua Puluh ( ... – … – 2020 ), pihak-pihak
yang bertanda tangan dibawah ini :

1. PT. ………………………………………………….., berkedudukan di. ……………… dengan alamat


…………………….., dalam hal ini diwakili oleh …………………………………… selaku Direktur Utama,
bertindak dalam jabatannya tersebut dan untuk selanjutnya disebut : PIHAK PERTAMA atau sebagai
pemilik Kapal.

2. PT. Davina Sukses Mandiri, berkedudukan di Jakarta dengan alamat Jl. HR. Rasuna Said
Kawasan Epicentrum Walk 7TH Floor B717, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dalam hal ini di
wakili oleh Togu Hamonangan Simanjuntak, selaku Direktur Perseroan, Karenanya berhak bertindak
dalam jabatannya tersebut dan untuk selanjutnya disebut : PIHAK KEDUA atau sebagai Penyewa.

Selanjutnya secara bersama sama disebut Para Pihak, dan bersepakat untuk saling mengikat diri dalam
suatu perjanjian, dengan ketentuan / syarat – syarat sebagai berikut :

PASAL 1
SPESIFIKASI KAPAL

1. Spesifikasi kapal 1 (satu) unit Kapal ………………………………… dan ………………………………….


yang dimaksud dalam perjanjian ini secara umum (general specification) adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN DATA TEKNIS


01. NAME OF SHIP
02. TYPE
03. MAIN SHIP PARTICULAR :
Lenght over All (LOA
Breadth Moulded
Depth moulded at mid ship(D)
Grosse Tonage
04. BUILDER’S PLACE/YEAR

2. Ship Particular kapal ………………………………… dan ………………………………….. tersebut


pada ayat 1 PASAL ini, secara rinci adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
3. 1 (satu) unit kapal …………………………………….. dan …………………………………………..
memiliki surat izin resmi dan layak operasi sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.

PASAL 2
JANGKA WAKTU & PENYERAHAN

Sewa menyewa 1 (satu) unit kapal ………………………………………. dan


……………………………………….. sebagaimana tersebut PASAL 1 dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut :

1. Jangka waktu kontrak sewa - menyewa kapal adalah 1 (satu) tahun, dimulai pada saat kapal diterima
oleh PIHAK KEDUA dan berakhir pada tanggal kapal diterima PIHAK PERTAMA dengan masa
evaluasi 3 ( tiga ) bulan.
2. Tempat penyerahan kapal (Mobilisasi) dan pengembaliannya (Demobilisasi) adalah di
……………………. yang dibuktikan dengan On Hire dan Off Hire Certificate yang disaksikan dan ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.
3. Apabila atas keinginan dan persetujuan PIHAK KEDUA On Hire dan Off Hire survey condition
menggunakan independent surveyor, maka biaya survey di tanggung oleh PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk memindah tangankan hak sewa kapal (over contract) kepada
pihak manapun tanpa sepengetahuan dan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA. Apabila terjadi
over contract maka PIHAK PERTAMA berhak memberi sanksi kepada PIHAK KEDUA, dengan
pengambilan kapal secara sepihak. Dan seluruh biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

PASAL 3
PENYERAHAN KAPAL

4. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyerahkan 1 (satu) unit kapal ………………………………. dan


………………………………… sebagaimana tersebut PASAL 1 perjanjian ini dalam keadaan baik dan
layak untuk beroperasi kepada PIHAK KEDUA, yakni setelah surat perjanjian sewa - menyewa kapal
ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan di buktikan dengan berita acara serah terima kapal (On
Hire Certificate ) sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian
ini.
.

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN DAN HARGA SEWA KAPAL

Harga sewa dan cara pembayaran sebagaimana tersebut PASAL 1 yang disepakati oleh kedua belah
pihak adalah sebagai berikut :

1. Harga sewa-menyewa kapal dimaksud adalah sebesar Rp. ………………………………….. perbulan,


belum termasuk PPN 10 %.
2. Pembayaran harga sewa kapal tersebut oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilakukan di
muka pada setiap bulannya yaitu 7 (Tujuh) hari sebelum Tanggal On Hire Certificate kapal dengan
harga sewa Rp. …………………………………………… perbulannya.
PASAL 5
TANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KAPAL

Selama kapal tersebut pada PASAL 1 dalam status sewa-menyewa, maka tanggung jawab/kewajiban
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atas biaya-biaya operasional kapal di bagi menjadi sebagai
berikut :

1. KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA :


a. Membayar biaya – biaya operasional kapal yang menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA terdiri
dari :
 Biaya upah/ gaji ABK kapal.
 Biaya akomodasi dan konsumsi ABK kapal.
 Biaya penggantian spare part mesin-mesin dan peralatan kapal.
 Biaya pengurusan surat izin kapal yang habis masa berlakunya.
 Biaya pemeliharaan dan perawatan kapal.
 Biaya Oli/pelumas kapal.
b. Menyediakan kapal dalam keadaan sehat, serta layak beroperasi.
c. Menyediakan ABK yang ahli dan professional, dan menyerahkan koordinasi dan pengendalian
dalam oprasional pekerjaanya kepada PIHAK KEDUA.
d. Segala urusan dengan pihak yang berwajib, berkaitan dengan ijin – ijin kapal oleh PIHAK
PERTAMA adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA
dibebaskan dari segala tanggung jawab yang berkaitan dengan legalitas ijin – ijin tersebut. PIHAK
PERTAMA mempunyai hak setiap saat untuk melihat asli dari ijin/dokumen cargo milik PIHAK
KEDUA bila di perlukan.

2. HAK PIHAK PERTAMA :


a. Menerima pembayaran sewa kapal dari PIHAK KEDUA yaitu 7 ( Tujuh ) hari sebelum tanggal On
Hire Certificate kapal.

1. KEWAJIBAN PIHAK KEDUA :


a. Membayar biaya sewa kapal kepada PIHAK PERTAMA yaitu 7 ( Hari ) hari sebelum tanggal On
Hire Certificate kapal.
b. Membayar biaya – biaya operasional kapal yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA terdiri
dari :
 Biaya pelabuhan in/out clearance dan biaya lainnya yang timbul selama kapal dipakai dan
dioperasikan PIHAK KEDUA.
 Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi kapal di …………………….. sepenuhnya di tanggung oleh
PIHAK KEDUA.
 Biaya BBM Kapal dan air tawar.
c. Kewajiban deposit penyewa.
Penyewa berkewajiban memberikan deposit untuk kelebihan masa sewa setelah berakhirnya waktu
yang ditentukan sejumlah Rp ………………………………………………….
d. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mempergunakan kapal untuk memuat dan atau mengangkut
barang-barang yang melanggar hukum (illegal). Dan apabila terjadi pelanggaran hukum tersebut
oleh PIHAK KEDUA, maka segala urusan dengan pihak yang berwenang serta biaya-biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Apabila terjadi permasalahan hukum karena
adanya pelanggaran tersebut yang menyebabkan Kapal tidak dapat berlayar (ditahan Polisi dll),
maka status Kapal tetap ”On Hire” dalam arti bahwa sewa Kapal tetap dihitung.
e. Segala urusan dengan pihak yang berwajib berkaitan dengan izin-izin perdagangan dan
pengangkutan barang-barang tersebut adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA dan PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala tanggung jawab yang berkaitan dengan
legalitas izin-izin tersebut. PIHAK KEDUA harus menyertakan copy izin-izin dari barang yang
diangkut diatas Kapal yang akan disimpan oleh awak Kapal, PIHAK PERTAMA mempunyai hak
untuk melihat asli dari ijin tersebut bila diperlukan.
2. HAK PIHAK KEDUA :

a. Menggunakan kapal dalam keadaan baik, serta layak untuk beroperasi.


b. Menggunakan ABK yang ahli dan profesional, dan apabila ABK tidak profesional atau dapat
membuat kapal dan muatannya menjadi dalam keadaan bahaya, maka PIHAK KEDUA berhak
untuk meminta penggantian ABK yang lebih baik .

PASAL 6
KETELAMBATAN

1. Apabila PIHAK PERTAMA terlambat melakukan penyerahan (Delivery) atas 1 (satu) unit kapal
…………………………… dan ……………………………………………….. yang menjadi obyek sewa-
menyewa tersebut pada PASAL 1, maka kepada PIHAK PERTAMA dikenakan denda (pinalty) sebesar
1 % per 1 (satu) hari keterlambatan yang dihitung dari besarnya harga sewa kapal per bulan.
2. Apabila PIHAK KEDUA terlambat melakukan pembayaran maka di kenakan denda 3% dari harga sewa.
3. PIHAK PERTAMA di beri hak untuk menarik kapal secara sepihak apabila PIHAK KEDUA melakukan
keterlambatan pembayaran harga sewa kapal atau menyimpang dari perjanjian, tanpa tuntutan dan
syarat lain dari PIHAK KEDUA.

PASAL 7
OFF HIRE DAN PERHITUNGAN PROPORSIONAL

1. Kondisi “Off Hire”


a) Apabila selama dalam masa sewa PIHAK PERTAMA terlambat melakukan perpanjangan surat Izin
Kapal sehingga mengakibatkan Kapal tidak dapat berlayar maka status kapal dianggap “Off Hire”
b) Apabila selama dalam masa sewa terjadi kerusakan pada Kapal milik PIHAK PERTAMA sehingga
memerlukan Perbaikan, Pemeliharaan dan Pembongkaran sehingga mengakibatkan Kapal tidak
dapat berlayar maka status kapal dianggap “Off Hire”

2. Dalam kondisi “Off Hire” maka PARA PIHAK sepakat untuk melakukan Perhitungan
proporsional adalah berdasarkan pada perhitungan masa / waktu sewa pada perbulan, dikurangi jumlah
hari tidak beroperasinya kapal dikalikan dengan harga sewa, adalah nilai sewa actual yang harus
dibayar:
1. X adalah Jumlah hari dalam masa sewa dibulan tersebut.
2. Y adalah Jumlah hari Off Hire Kapal.
3. Z adalah Harga sewa perbulan.
4. Q adalah jumlah nilai sewa yang akan dibayar
5. Perhitungan pembayaran adalah sbb :

X - Y x Z = Q
X
Catatan :

Off Hire diakui apabila Kapal tidak dapat beroperasi selama 1 Hari.

PASAL 7
PENGAWASAN

1. PIHAK KEDUA berkwajiban untuk menyertakan Pengawas didalam kapal minimal 1 (satu) orang
Pengawas.
2. PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas hilangnya barang yang dimuat di atas kapal.
PASAL 8
BERITA ACARA

1. Selama dalam kegiatan kapal/operasional kapal mengenai hal-hal tertentu wajib adanya berita acara
yang dibuat oleh Nakhoda dan diketahui oleh Pengawas.
2. Berita acara tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) guna laporan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.

PASAL 9
FORCE MAJEURE

1. Apabila terjadi keadaan memaksa/force majeure (antara lain keadaan perang, badai pergolakan masa,
gempa bumi, huru hara, kebakaran) maka Pihak yang terkena keadaan tersebut harus memberitahukan
dalam waktu 2 x 24 jam kepada Pihak lainnya untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pihak lainnya yang menerima laporan harus memberitahukan tentang disetujui atau tidaknya keadaan
memaksa/force majeure tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya laporan dari
Pihak yang terkena keadaan memaksa.
3. Apabila keadaan memaksa disetujui oleh Pihak lainnya, maka terhadap Pihak yang terkena keadaan
memaksa dapat diperhitungkan hak dan kewajiban.
4. Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari tidak ada tanggapan dari Pihak yang menerima laporan, maka dianggap
keadaan memaksa tersebut diterima sepenuhnya dan Pihak yang terkena keadaan memaksa dapat
dibebaskan dari tanggung jawab.

PASAL 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1. Perjanjian sewa-menyewa kapal ini berakhir sesuai jangka waktunya 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal On Hire kapal apabila sesuai dengan perjanjian.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya dengan baik menurut perjanjian ini, maka
PIHAK PERTAMA akan menarik secara sepihak tanpa tuntutan dan syarat lain dari PIHAK KEDUA.

PASAL 11
PERSELISIHAN

1. Apabila timbul perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini, maka kedua belah pihak akan
menyelesaikan secara musyawarah yang tempatnya ditentukan di …………………….

2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan Negeri
……………………..

3. Biaya penyelesaian perselisihan yang akan timbul sepenuhnya di tanggung oleh PIHAK KEDUA.

4. Masing-masing Pihak dengan ini mengesampingkan ketentuan dan persyaratan yang ditentukan
oleh PASAL 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

PASAL 12
TEMPAT KEDUDUKAN
Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan Perjanjian ini, kedua belah pihak telah memilih tempat
kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri di
…………………………..

Sewa-menyewa kapal ini mulai berlaku semenjak saat penyerahan (Delivery) sesuai dengan tanggal atau
perjanjian/jam yang tercantum On Hire Certificate dan berakhir pada saat penyerahan kembali (Redelivery)
sesuai dengan tanggal/jam yang tercantum dalam Off Hire Certificate.

PASAL 13
PENUTUP

1 Hal – hal lainnya yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur kemudian dalam bentuk
Perjanjian tambahan dan akan digunakan sebagai Perjanjian tambahan atau addendum, yang
nantinya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

2. Seluruh pembicaraan antara Para Pihak yang dilakukan secara lisan maupun tulisan yang berkenaan
dengan yang mendahulinya proses pengikatan dalam Perjanjian sewa menyewa ini, dinyatakan tidak
sah dan tidak berlaku lagi setelah ditandatanganinya Perjanjian ini.

Demikian surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan ditandatangani pada hari dan tanggal seperti tersebut diatas.

PT. ……………………………. PT. …………………………………………..


PIHAK KEDUA                            PIHAK PERTAMA,

................................................... .....................................................
Direktur                Direktur Utama

...................................................
Direktur

Anda mungkin juga menyukai