Anda di halaman 1dari 7

DRAFT SURAT PERJANJIAN

SEWA MENYEWA KAPAL


ANTARA
PELAYARAN ..............................
DENGAN
PT. ………………………………….
______________________________________________________________
Nomor : ………………….. /I/2018
Nomor :...................../GBN/I/2018

Pada hari ini ......... tanggal ....... bulan ........ tahun Dua Ribu Delapan Belas ( ... – I – 2018 ), pihak-pihak yang
bertanda tangan dibawah ini :

1. PT. ………………………………………………….., berkedudukan di. …………………………………….., dalam


hal ini diwakili oleh …………………………………… selaku Direktur Utama, bertindak dalam jabatannya
tersebut dan untuk selanjutnya disebut :
---------------------------------------------PIHAK PERTAMA---------------------------------------

2. PT. ……………………………………….., berkedududkan di …………………………………………… dalam hal


ini di wakili oleh …………………………………. Keduanya selaku Direktur Perseroan, Karenanya berhak
bertindak dalam jabatannya tersebut dan untuk selanjutnya disebut :
--------------------------------------------PIHAK KEDUA---------------------------------------------

Selanjutnya secara bersama sama disebut Para Pihak

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal berikut :


1. 1. PIHAK PERTAMA adalah sebuah perseroan yang bergerak dalam bidang pelayaran yang memiliki kapal
sebagai peralatan dan perlengkapannya untuk disewakan dan menunjang kegiatan opersional yang
dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan surat penawaran No......................................tanggal
..............2018 sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA adalah sebuah perseroan yang bergerak dalam bidang pertambangan yang memerlukan
alat angkut berupa unit kapal untuk menunjang operasional dalam hal keperluan pengangkutan komoditas
......................................

Berdasarkan hal tersebut diatas, Para Pihak telah setuju dan sepakat untuk melakukan suatu kerja sama sewa
menyewa kapal ..................................... dan ................................ yang selanjutnya disebut kapal, yang
dituangkan dalam surat perjanjian sewa menyewa kapal yang selanjutnya disebut perjanjian, dengan ketentuan
/ syarat – syarat sebagai berikut :

PASAL 1
SPESIFIKASI KAPAL

1. Spesifikasi kapal 1 (satu) unit Kapal ………………………………… dan …………………………………. yang


dimaksud dalam perjanjian ini secara umum (general specification) adalah sebagai berikut :
NO. URAIAN DATA TEKNIS
01. NAME OF SHIP
02. TYPE
03. MAIN SHIP PARTICULAR :
Lenght over All (LOA
Breadth Moulded
Depth moulded at mid ship(D)
Grosse Tonage
04. BUILDER’S PLACE/YEAR

NO. URAIAN DATA TEKNIS


01. NAME OF SHIP
02. TYPE
03. MAIN SHIP PARTICULAR :
Length Over All (LOA)
Breadth Moulded
Depth Moulded at mid ship (D)
Gross Tonage
04. Mesin Induk

2. Ship Particular kapal ………………………………… dan ………………………………….. tersebut pada ayat


1 PASAL ini, secara rinci adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.

3. 1 (satu) unit kapal …………………………………….. dan ………………………………………….. memiliki


surat izin resmi dan layak operasi sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.

PASAL 2
JANGKA WAKTU & PENYERAHAN

Sewa menyewa 1 (satu) unit kapal ………………………………………. dan ………………………………………..


sebagaimana tersebut PASAL 1 dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jangka waktu kontrak sewa - menyewa kapal adalah 1 (satu) tahun, dimulai pada saat kapal diterima oleh
PIHAK KEDUA dan berakhir pada tanggal kapal diterima PIHAK PERTAMA dengan masa evaluasi 3 ( tiga
) bulan.
2. Tempat penyerahan kapal (Mobilisasi) dan pengembaliannya (Demobilisasi) adalah di …………………….
yang dibuktikan dengan On Hire dan Off Hire Certificate yang disaksikan dan ditanda tangani oleh kedua
belah pihak.
3. Apabila atas keinginan dan persetujuan PIHAK KEDUA On Hire dan Off Hire survey condition menggunakan
independent surveyor, maka biaya survey di tanggung oleh PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk memindah tangankan hak sewa kapal (over contract) kepada
pihak manapun tanpa sepengetahuan dan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA. Apabila terjadi over
contract maka PIHAK PERTAMA berhak memberi sanksi kepada PIHAK KEDUA, dengan pengambilan
kapal secara sepihak. Dan seluruh biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 3
PENYERAHAN KAPAL
4. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyerahkan 1 (satu) unit kapal ………………………………. dan
………………………………… sebagaimana tersebut PASAL 1 perjanjian ini dalam keadaan baik dan layak
untuk beroperasi kepada PIHAK KEDUA, yakni setelah surat perjanjian sewa - menyewa kapal ini ditanda
tangani oleh kedua belah pihak dan di buktikan dengan berita acara serah terima kapal (On Hire Certificate
) sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
.

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN DAN HARGA SEWA KAPAL

Harga sewa dan cara pembayaran sebagaimana tersebut PASAL 1 yang disepakati oleh kedua belah pihak
adalah sebagai berikut :

1. Harga sewa-menyewa kapal dimaksud adalah sebesar Rp. ………………………………….. perbulan, belum
termasuk PPN 10 %.
2. Pembayaran harga sewa kapal tersebut oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilakukan di muka
pada setiap bulannya yaitu 7 (Tujuh) hari sebelum Tanggal On Hire Certificate kapal dengan harga sewa
Rp. …………………………………………… perbulannya.

PASAL 5
TANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KAPAL

Selama kapal tersebut pada PASAL 1 dalam status sewa-menyewa, maka tanggung jawab/kewajiban PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA atas biaya-biaya operasional kapal di bagi menjadi sebagai berikut :

1. KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA :


a. Membayar biaya – biaya operasional kapal yang menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA terdiri dari
:
 Biaya upah/ gaji ABK kapal.
 Biaya akomodasi dan konsumsi ABK kapal.
 Biaya penggantian spare part mesin-mesin dan peralatan kapal.
 Biaya pengurusan surat izin kapal yang habis masa berlakunya.
 Biaya pemeliharaan dan perawatan kapal.
 Biaya Oli/pelumas kapal.
b. Menyediakan kapal dalam keadaan sehat, serta layak beroperasi.
c. Menyediakan ABK yang ahli dan professional, dan menyerahkan koordinasi dan pengendalian dalam
oprasional pekerjaanya kepada PIHAK KEDUA.
d. Segala urusan dengan pihak yang berwajib, berkaitan dengan ijin – ijin kapal oleh PIHAK PERTAMA
adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari
segala tanggung jawab yang berkaitan dengan legalitas ijin – ijin tersebut. PIHAK PERTAMA
mempunyai hak setiap saat untuk melihat asli dari ijin/dokumen cargo milik PIHAK KEDUA bila di
perlukan.

2. HAK PIHAK PERTAMA :


a. Menerima pembayaran sewa kapal dari PIHAK KEDUA yaitu 7 ( Tujuh ) hari sebelum tanggal On Hire
Certificate kapal.

1. KEWAJIBAN PIHAK KEDUA :


a. Membayar biaya sewa kapal kepada PIHAK PERTAMA yaitu 7 ( Hari ) hari sebelum tanggal On Hire
Certificate kapal.
b. Membayar biaya – biaya operasional kapal yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA terdiri dari :
 Biaya pelabuhan in/out clearance dan biaya lainnya yang timbul selama kapal dipakai dan
dioperasikan PIHAK KEDUA.
 Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi kapal di …………………….. sepenuhnya di tanggung oleh PIHAK
KEDUA.
 Biaya BBM Kapal dan air tawar.
c. Kewajiban deposit penyewa.
Penyewa berkewajiban memberikan deposit untuk kelebihan masa sewa setelah berakhirnya waktu yang
ditentukan sejumlah Rp ………………………………………………….
d. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mempergunakan kapal untuk memuat dan atau mengangkut
barang-barang yang melanggar hukum (illegal). Dan apabila terjadi pelanggaran hukum tersebut oleh
PIHAK KEDUA, maka segala urusan dengan pihak yang berwenang serta biaya-biaya yang timbul
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Apabila terjadi permasalahan hukum karena adanya
pelanggaran tersebut yang menyebabkan Kapal tidak dapat berlayar (ditahan Polisi dll), maka status
Kapal tetap ”On Hire” dalam arti bahwa sewa Kapal tetap dihitung.
e. Segala urusan dengan pihak yang berwajib berkaitan dengan izin-izin perdagangan dan pengangkutan
barang-barang tersebut adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK
PERTAMA dibebaskan dari segala tanggung jawab yang berkaitan dengan legalitas izin-izin tersebut.
PIHAK KEDUA harus menyertakan copy izin-izin dari barang yang diangkut diatas Kapal yang akan
disimpan oleh awak Kapal, PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk melihat asli dari ijin tersebut bila
diperlukan.

2. HAK PIHAK KEDUA :

a. Menggunakan kapal dalam keadaan baik, serta layak untuk beroperasi.


b. Menggunakan ABK yang ahli dan profesional, dan apabila ABK tidak profesional atau dapat membuat
kapal dan muatannya menjadi dalam keadaan bahaya, maka PIHAK KEDUA berhak untuk meminta
penggantian ABK yang lebih baik .

PASAL 6
KETELAMBATAN

1. Apabila PIHAK PERTAMA terlambat melakukan penyerahan (Delivery) atas 1 (satu) unit kapal
…………………………… dan ……………………………………………….. yang menjadi obyek sewa-
menyewa tersebut pada PASAL 1, maka kepada PIHAK PERTAMA dikenakan denda (pinalty) sebesar 1 %
per 1 (satu) hari keterlambatan yang dihitung dari besarnya harga sewa kapal per bulan.
2. Apabila PIHAK KEDUA terlambat melakukan pembayaran maka di kenakan denda 3% dari harga sewa.
3. PIHAK PERTAMA di beri hak untuk menarik kapal secara sepihak apabila PIHAK KEDUA melakukan
keterlambatan pembayaran harga sewa kapal atau menyimpang dari perjanjian, tanpa tuntutan dan syarat
lain dari PIHAK KEDUA.

PASAL 7
OFF HIRE DAN PERHITUNGAN PROPORSIONAL

1. Kondisi “Off Hire”


a) Apabila selama dalam masa sewa PIHAK PERTAMA terlambat melakukan perpanjangan surat Izin Kapal
sehingga mengakibatkan Kapal tidak dapat berlayar maka status kapal dianggap “Off Hire”
b) Apabila selama dalam masa sewa terjadi kerusakan pada Kapal milik PIHAK PERTAMA sehingga
memerlukan Perbaikan, Pemeliharaan dan Pembongkaran sehingga mengakibatkan Kapal tidak dapat
berlayar maka status kapal dianggap “Off Hire”
2. Dalam kondisi “Off Hire” maka PARA PIHAK sepakat untuk melakukan Perhitungan proporsional adalah
berdasarkan pada perhitungan masa / waktu sewa pada perbulan, dikurangi jumlah hari tidak beroperasinya
kapal dikalikan dengan harga sewa, adalah nilai sewa actual yang harus dibayar:
1. X adalah Jumlah hari dalam masa sewa dibulan tersebut.
2. Y adalah Jumlah hari Off Hire Kapal.
3. Z adalah Harga sewa perbulan.
4. Q adalah jumlah nilai sewa yang akan dibayar
5. Perhitungan pembayaran adalah sbb :

X - Y x Z = Q
X

Catatan :

Off Hire diakui apabila Kapal tidak dapat beroperasi selama 1 Hari.

PASAL 7
PENGAWASAN

1. PIHAK KEDUA berkwajiban untuk menyertakan Pengawas didalam kapal minimal 1 (satu) orang Pengawas.
2. PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas hilangnya barang yang dimuat di atas kapal.

PASAL 8
BERITA ACARA

1. Selama dalam kegiatan kapal/operasional kapal mengenai hal-hal tertentu wajib adanya berita acara yang
dibuat oleh Nakhoda dan diketahui oleh Pengawas.
2. Berita acara tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) guna laporan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PASAL 9
FORCE MAJEURE

1. Apabila terjadi keadaan memaksa/force majeure (antara lain keadaan perang, badai pergolakan masa,
gempa bumi, huru hara, kebakaran) maka Pihak yang terkena keadaan tersebut harus memberitahukan
dalam waktu 2 x 24 jam kepada Pihak lainnya untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pihak lainnya yang menerima laporan harus memberitahukan tentang disetujui atau tidaknya keadaan
memaksa/force majeure tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya laporan dari Pihak
yang terkena keadaan memaksa.
3. Apabila keadaan memaksa disetujui oleh Pihak lainnya, maka terhadap Pihak yang terkena keadaan
memaksa dapat diperhitungkan hak dan kewajiban.
4. Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari tidak ada tanggapan dari Pihak yang menerima laporan, maka dianggap
keadaan memaksa tersebut diterima sepenuhnya dan Pihak yang terkena keadaan memaksa dapat
dibebaskan dari tanggung jawab.
PASAL 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1. Perjanjian sewa-menyewa kapal ini berakhir sesuai jangka waktunya 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
On Hire kapal apabila sesuai dengan perjanjian.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya dengan baik menurut perjanjian ini, maka PIHAK
PERTAMA akan menarik secara sepihak tanpa tuntutan dan syarat lain dari PIHAK KEDUA.

PASAL 11
PERSELISIHAN

1. Apabila timbul perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini, maka kedua belah pihak akan menyelesaikan
secara musyawarah yang tempatnya ditentukan di …………………….

2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan Negeri ……………………..

3. Biaya penyelesaian perselisihan yang akan timbul sepenuhnya di tanggung oleh PIHAK KEDUA.

4. Masing-masing Pihak dengan ini mengesampingkan ketentuan dan persyaratan yang ditentukan oleh
PASAL 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

PASAL 12
TEMPAT KEDUDUKAN

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan Perjanjian ini, kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan
(domisili) yang tetap dan sah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri di …………………………..

Sewa-menyewa kapal ini mulai berlaku semenjak saat penyerahan (Delivery) sesuai dengan tanggal atau
perjanjian/jam yang tercantum On Hire Certificate dan berakhir pada saat penyerahan kembali (Redelivery)
sesuai dengan tanggal/jam yang tercantum dalam Off Hire Certificate.

PASAL 13
PENUTUP

1 Hal – hal lainnya yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur kemudian dalam bentuk Perjanjian
tambahan dan akan digunakan sebagai Perjanjian tambahan atau addendum, yang nantinya merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

2. Seluruh pembicaraan antara Para Pihak yang dilakukan secara lisan maupun tulisan yang berkenaan
dengan yang mendahulinya proses pengikatan dalam Perjanjian sewa menyewa ini, dinyatakan tidak sah
dan tidak berlaku lagi setelah ditandatanganinya Perjanjian ini.

Demikian surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan ditandatangani pada hari dan tanggal seperti tersebut diatas.
PT. ……………………………. PT. …………………………………………..
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA,

................................................... .....................................................
Direktur Direktur Utama

...................................................
Direktur

Anda mungkin juga menyukai