Nomor : 11/SPAL-FC/GBR-NBU/XII/2022
KETENTUAN UMUM
Nomor : 10/SPAL-FC/PT.NBU/XII/2021
1. Pemilik/operator Kapal berhak dan dibenarkan memuat muatan diatas deck dan segala resiko adalah menjadi beban
tanggung jawab Penyewa/Charterer dengan limit kapal dalam keadaan laik laut ( Sea Worthy).
2. Apabila karena sesuatu dan lain hal barang/cargo yang dimuat diatas deck tongkang hilang/tumpah/susut/penurunan
kwalitas disaat muat/dalam perjalanan menuju pelabuhan bongkar/pada saat dipelabuhan bongkar adalah menjadi
beban tanggung jawab sepenuhnya penyewa/Charterer oleh karenanya Pemilik/Operator Kapal dibebaskan dari ganti
rugi/claim dalam bentuk apa pun.
3. Tahapan pembayaran wajib diselesaikan sesuai dengan ta ha pan yang tertera pada poi1nt 11. apabila terjadi ketidak
sesuaian term pembayaran sesuai dengan yang telah disepakati dalam perjanjian ini, maka:
a. Pemilik/Operator berhak menangguhkan pembongkaran muatan sampai dengan diselesaikannya pembayaran dan
atau membatalkan, kontrak secara sepihak serta biaya yang timbul menjadi beban pihak Penyewa Kapal sesuai
dengan time sheet yang dikeluarkan oleh Pemilik/Operator KapaI.
b. Segala keterlambatan dalam pembayaran dari yang telah disepakati dalam Perjanjian ini, akan
dibebankan/diperhitungkan sebagai Demmurage, hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur tetap diperhitungkan sebagai
waktu keterlambatan.
c. Pemilik/Operator Kapal berhak untuk menahan dan atau menjual muatan yang ada diatas kapal apabila
pembayaran uang tambang dari Penyewa Kapal/Charterer tidak dilunasi sesuai dengan yang telah disepakati
dalam perjanjian ini, untuk menutupi kerugian yang timbul dari pelaksanaan angkutan ini, dan jika masih
terdapat kekurangan akan ditagih Penyewa Kapal/Charterer.
d. Waktu tunggu ( Detention ) atas jadwal Pemuatan/Pembongkaran barang terhitung sejak berita kesiapan kapal
(NOR) untuk melakukan kegiatan Pemuatan/Pembongkaran muatan akan dibebankan/diperhitungkan sebagai
demmurage.
e. Pelunasan pembayaran uang tambang, demmurage dan jaminan waktu pembongkaran barang wajib diselesaikan
sebelum kapal sandar untuk melakukan pembongkaran barang.
4. Uang tambang akan diperhitungkan sesuai dengan deadfreight yang tertera dalam perjanjian ini, apabila terdapat
kelebihan muatan, maka akan ditagih sesuai dengan draft survey/kondisi muatan di pelabuhan muat.
5. Ditempat- tempat dangkal yang membahayakan ABK dan kapal, maka demi keselamatan ABK dan KapaI,
pemilik/Operator KapaI berhak menentukan tempat aman dan terdekat untuk pemuatan/pembongkaran muatan.
6. Apabila sesuatu dan lain hal atau terjadi keterlambatan dan atau menyangkut teknis sehingga kapal yang akan
mengangkut mengalami keterlambatan/hambatan, maka pemilik/operator Kapal dibenarkan untuk menggantikan
dengan kapal/armada lain yang sama ukurannya dengan menambah dari isi dan bunyi perjanjian ini.
7. Asuransi muatan lashing I unlashing material Marine cargo Surveyor, OPP/OPT, Kran darat, EMKL dan papan
penyangga serta hal-hal teknis yang menyangkut muatan adalah menjadi beban dan tanggung jawab pihak
penyewa/Charterer. Sesuai dengan Term/kondisi Pengangkutan barang.
8. Pihak Penyewa/Charterer menjamin sepenuhnya muatan yg dimuat adalah LEGAL dan disertai dokumen-dokumen
pendukung, oleh karenanya Pemilik/Operator Kapal dibebaskan dari segala tuntutan atas legalitas muatan oleh pihak
manapun.
9. Apabila pada saat Pemuatan/Pembongkaran muatan terjadi kerusakan Kapal/Barge yang diakibatkan oleh kegiatan
Pemuatan / Pembongkaran muatan, maka akan menjadi tanggung jawab Penyewa/Charterer.
10. Force Majeur dalam perjanjian ini : Badai, ombak besar, pasang surut, gempa bumi sengatan petir, pernyataan
darurat dari pemerintah serta hal lain, yang sifatnya diluar kemampuan akal manusia (Act of God). Tetapi tidak
termasuk pemogokan buruh yang disebabkan kesalahan pihak Penyewa/Charterer.
11. Apabila terjadi General Average maka akan mengikuti York Anwerp 1974 / undang - undang yang berlaku di Indonesia
dan uang tambang dan Dead Freight tidak dapat di collect dari General Average tersebut.
12. Hal-hal yang belum, tercantum dalam perjanjian ini apabila dianggap perlu atas persetujuan dan ditanda tangani oleh
kedua belah Pihak akan ditambahkan dalam addendum tambahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahakan
dari perjanjian ini.
13. Apabila kemudian hari terjadi terdapat perbedaan pendapat dalam mengartikan Perjanjian ini maka kedua belah
pihak akan bermusyawarah untuk mufakat, apabila ternyata tidak tercapai kata sepakat maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri Surabaya.
14. Dengan ditanda tangani perjanjian ini, maka seluruh bunyi dan isi Perjanjian ini tidak dapat dibatalkan lagi. Apabila
pihak Penyewa/Charterer membatalkan secara sepihak, maka Pihak Pemilik/Operator berhak mendapatkan Pinalty
ganti rugi sebesar 25% dari nilai angkutan, sebagai pengganti kerugian yang timbul.
15. Ketentuan umum ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat Perjanjian Angkutan Laut.