Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN TIME CHARTER

No. : 01/SPK-***-***/**/2021

Pada hari ini [ ] tanggal [ ] bulan [ ] tahun [ ] (dd-mm-yyyy), kami yang bertanda
tangan dibawah ini :

1. Nama :
Jabatan : Direktur Utama
Alamat :
Telepon : Phone : , Fax :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. ………………….. yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

2. Nama : …………………
Jabatan : Direktur
Alamat : Jl. …………………………………………
Telepon : Telp (021)

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. …………………. selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini kedua belah pihak sepakat mengadakan sewa menyewa berupa 1 unit Kapal
…………… antara PIHAK PERTAMA selaku pemilik kapal dan PIHAK KEDUA
sebagai Pencharter atau pemakai kapal dengan syarat – syarat yang diatur sesuai dengan
ketetapan dalam pasal – pasal sebagai berikut :

PASAL I
MAKSUD DAN TUJUAN

Dengan ketentuan menunjuk pada semua syarat-syarat dan ketentuan pada perjanjian ini,
Pihak Kedua (PENYEWA) setuju untuk menyewa kapal ……………….. dari Pihak
Pertama (PEMILIK KAPAL), dan Pihak Pertama setuju untuk menyewakan Kapal
…………………… kepada Pihak Kedua dengan sistem “TIME CHARTER” sesuai
yang dipersyaratkan dalam pasal-pasal perjanjian ini.

PASAL II
SPESIFIKASI KAPAL

Secara umum Spesifikasi Kapal …………… terlampir dalam SHIP PARTICULARS sbb
:

Nama Kapal : ……………


Tahun Pembuatan / Klass : 2013 / BKI
Panjang / Lebar Kapal : 31.15 M / 8 M
Draft : 3,3 M
Main engine : Cummins 2 X 1000 HP
PASAL III
TEMPAT DAN TANGGAL ON HIRE / OFF HIRE

1. Pihak Pertama mengadakan serah terima On Hire Kapal ………………. kepada Pihak
Kedua di Pelabuhan……., Sungai Keledang Samarinda Seberang, Kaltim
2. Kapal ……………….. diserah terimakan kembali oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama pada akhir masa sewa/kontrak di Pelabuhan….., Sungai Keledang Samarinda
Seberang, Kaltim sesuai tanggal tersebut dalam Off Hire Certificate
3. Pihak Pertama menyerahkan kepada Pihak Kedua dalam keadaan semua sertifikat kapal
masih berlaku sewaktu meninggalkan Pelabuhan……………., Sungai Keledang
Samarinda Seberang

PASAL IV
JANGKA WAKTU SEWA

1. Perjanjian ini berlaku untuk masa [ ] (……) bulan terhitung sejak ditanda tanganinya
On Hire Delivery Certificate oleh kedua belah pihak
2. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang kembali oleh Pihak Kedua dengan terlebih
dahulu memberitahukan dan harus mendapat persetujuan Pihak Pertama paling lambat 1
(satu) minggu sebelum jangka waktu sewa berakhir
3. Apabila tidak ada persetujuan dari Pihak Pertama maka perjanjian sewa menyewa
berakhir dan Pihak Kedua segera mengembalikan kapal …………… tersebut kepada
Pihak Pertama dalam keadaan baik dan bersih.

PASAL V
HARGA SEWA DAN TATA CARA PEMBAYARAN

1. Kedua belah pihak setuju bahwa harga sewa kapal …………… sebesar USD 3.400,-
atau Rp. ……………..,- / hari dengan kurs Rp.14.120,- (belum termasuk PPN 10%)
dan dipotong PPH pasal 15 1.2%
2. Pembayaran sewa kapal dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pihak Kedua membayar biaya sewa kapal kepada Pihak Pertama sebesar 50% dari
harga sewa pada saat Surat Perjanjian Kontrak ditanda tangani oleh kedua belah pihak
dan 50% berikutnya dibayarkan pada saat kapal terhitung On Hire di Pelabuhan milik
pihak pertama.
b. Dasar perhitungan untuk penagihan pertama adalah 30 hari dari On Hire dan apabila
ada kelebihan pemakaian akan diperhitungkan secara proporsional dan begitu juga
apabila ada kelebihan pembayaran akan dikembalikan secara proporsional sesuai
pemakaian
c. Pembayaran sewa yang telah dibayarkan pihak kedua kepada pihak pertama tidak
dapat diambil kembali apabila kontrak dibatalkan oleh pihak kedua
d. Pihak Kedua membayar uang sewa kapal dengan cara mentransfer ke rekening Pihak
Pertama yaitu :

BANK BCA cabang Samarinda


a/n : ………………..
No. Rekening : ………………
PASAL VI
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA

1. Pihak Pertama bertanggung jawab atas bebannya sendiri biaya-biaya berikut ini :
a. Gaji Crew Kapal
b. Asuransi kapal dan Dokumen Kapal
c. Peralatan Komunikasi dan Navigasi
d. Spare part dan penggantian olie mesin serta maintenance Kapal & Docking kapal
e. Pihak Kedua akan melakukan back to back charge ke Pihak Pertama bila terjadi
pemotongan/(deduction) sesuai reduction scheme oleh Client Pihak Kedua akibat dari
tidak berfungsinya peralatan diatas kapal karena rusak. Untuk itu harus ada bukti dari
pihak Client ke Pihak Kedua
2. Pihak Pertama atas biayanya sendiri berhak untuk melaksanakan inspeksi atau
pemeriksaan ke atas kapal untuk memastikan kapal dalam keadaan terawat baik. Jika
diperlukan, Pihak Pertama dapat juga memeriksa seluruh dokumen kapal untuk
mengetahui riwayat kapal selama masa sewa

PASAL VII
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua bertanggung jawab atas bebannya sendiri untuk biaya-biaya berikut ini :
a. Asuransi Cargo (Insurance for Cargo) dan atau asuransi lainnya yang diperlukan
Pihak Kedua;
b. Agent Fee termasuk biaya tambat dan labuh (clearance In / Out), tug assist, keamanan
kapal (safety), mooring dan lain-lain untuk operasional kapal
c. Air tawar (fresh water)
d. Peralatan kapal lainnya yang diperlukan Pihak Kedua untuk keamanan dan
keselamatan muatannya baik di pelabuhan maupun dalam berlayar
e. Komisi-komisi dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pengoperasian kapal
dan pengangkutan muatan Pihak Kedua
f. Biaya Clereance Out, On Hire dan Off hire Jika ada menjadi beban pihak kedua
2. Pihak Kedua bertanggung jawab atas semua tuntutan kerugian atau tuntutan hukum dari
pihak lain dan atas ditahannya kapal oleh pihak lain oleh karena masalah muatan yang
diangkut oleh Pihak Kedua
3. Pihak Kedua melindungi Pihak Pertama dari segala konsekuensi atau kewajiban yang
dilakukan Master, Officer atau agen dalam menandatangani Bill of Lading atau dokumen-
dokumen muatan lainnya yang diperintah oleh Pihak Kedua
4. Pihak Kedua hanya diperkenankan untuk mengoperasikan kapal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan nasional dan regulasi-regulasi Internasional yang berlaku.
5. Menanggung Biaya BBM, air tawar, insentif/bonus(jika ada), dan lain sebagainya
berkenaan dengan operasi kapal milik Pihak Pertama dimana Pihak Kedua dapat
berhubungan langsung serta mengatur bersama kapten kapal yang bersangkutan
6. Pihak Kedua wajib mengisi bahan bakar yang resmi (legal). Pihak Pertama akan
dibebaskan dari segala tuntutan hukum apabila Pihak Kedua tidak mengisi bahan bakar
yang tidak resmi (ilegal), dan apabila terjadi penahanan terhadap kapal oleh pihak yang
berwajib maka pihak kedua yang akan bertanggung jawab.
7. Dalam hal pembelian bahan bakar, baik atau tidak baik, layak atau tidak layak kondisi
bahan bakar minyak merupakan tanggung jawab sepenuhnya Pihak Kedua selaku pembeli
bahan bakar minyak tersebut dan apabila menimbulkan kerusakan terhadap mesin karena
BBM yang tidak layak, maka penggantian spare part mesin menjadi tanggung jawab
pihak kedua.
PASAL VIII
KERUSAKAN KAPAL

1. Apabila terjadi kerusakan mesin kapal sehingga tidak dapat beroperasi atau out of order
sesuai laporan Nakhoda dan KKM, Pihak Kedua berhak langsung menyatakan kapal Off
Hire. Untuk itu Pihak Pertama wajib segera memperbaiki dan akan On Hire kembali
setelah kapal berjalan
2. Apabila terjadi kerusakan kapal yang disebabkan karena tidak layaknya
dermaga/pelabuhan yang disinggahi maka biaya perbaikannya menjadi tanggung jawab
Pihak Kedua.

PASAL IX
DAERAH OPERASI DAN PERSYARATAN LAINNYA

1. Pihak Kedua mengoperasikan kapal milik Pihak Pertama di perairan Kalimantan dan
sekitarnya.
2. Pihak Kedua tidak diperkenankan merubah bentuk dan fungsi kapal tanpa persetujuan dari
pihak pertama. Pihak kedua tidak diperkenankan memindah tangankan Kapal yang
tersebut dalam pasal 1 (satu) kepada pihak lain tanpa seijin pihak pertama
3. Pihak kedua tidak diperkenankan menggunakan kapal tersebut untuk kegiatan usaha
maupun kegiatan lainnya yang bersifat ilegal dan bertentangan dengan ketentuan hukum
negara kesatuan Republik Indonesia
4. Apabila pihak kedua melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan point diatas, maka pihak
pertama berhak untuk menarik kapal yang disewakan tanpa mengembalikan pembayaran
sewa.

PASAL X
PENUNJUKKAN KEAGENAN

Pihak Kedua dalam mengoperasikan kapal milik Pihak Pertama di dalam penunjukkan
keagenan tidak dibenarkan memakai nama perusahaan milik Pihak Pertama dan untuk
menunjuk keagenan harus milik perusahaan Pihak Kedua dan segala tanggung jawab
sepenuhnya ditanggung perusahaan milik Pihak Kedua.

PASAL XI
FORCE MEJEURE

Apabila kapal tidak dapat beroperasi karena keadaan alam diluar kemampuan manusia,
terjadi pemogokan, huru-hara, terjangkitnya penyakit menular, gangguan keamanan
sehingga kapal dilarang beraktifitas oleh Pemerintah Daerah setempat dan apabila kapal
terdampar yang diakibatkan cuaca buruk / alam maka Pihak Kedua menyatakan Off Hire,
maka kedua belah pihak bebas dari segala tuntutan

PASAL XII
SANKSI - SANKSI

1. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak kedua terhadap perijinan-


perijinan lokasi kerja serta pelanggaran terhadap peraturan dan perundang – undangan
yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berakibat disitanya kapal
…………….. baik secara perdata maupun pidana maka segala kerugian yang
diderita pihak pertama menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak kedua
2. Nahkoda berhak menghentikan pengoperasiaan kapal apabila diperkirakan
membahayakan kapal dan keselamatan jiwa
3. Apabila kapal mengalami kerusakan dan tidak dapat beroperasi yang mengakibatkan
terhambatnya pekerjaan pihak kedua, maka kehilangan kerja tersebut menjadi
tanggung jawab pihak pertama

PASAL XIII
ADDENDUM DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Perubahan, penambahan dan atau pengurangan baik sebagian atau keseluruhan dari pasal-
pasal dalam perjanjian ini, hanya sah apabila disetujui oleh kedua belah pihak dan
dibuatkan secara tertulis dalam addendum perjanjian yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini
2. Apabila dalam beberapa hal terdapat perbedaan atau perselisihan sehubungan dengan
perjanjian ini, kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikannya lewat musyawarah
untuk mufakat dan apabila tidak dapat dicapai kata mufakat, maka kedua belah pihak
setuju untuk menyelesaikannya melalui Kantor Panitera Pengadilan Negeri Samarinda
3. Perjanjian sewa menyewa ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) kedua-duanya ditanda tangani
diatas kertas bermaterai yang masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama dan
berlaku sejak ditandatangani oleh kedua belah pihak
4. Dengan ditanda tanganinya surat perjanjian sewa menyewa ini oleh pihak pertama dan
pihak kedua maka keseluruhan ketentuan yang tercantum didalam pasal-pasal surat
perjanjian ini dan seluruh ketentuan didalam dokumen-dokumen yang merupakan
kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian sewa ini mempunyai
kekuatan yang mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak

Demikian surat perjanjian sewa menyewa kapal dibuat dan disetujui bersama,
ditandatangani dalam rangkap dua bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT. ……………….. PT. …………………………

Anda mungkin juga menyukai