Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN BESARAN-SATUAN DAN PENGUKURAN

Disusun oleh Ahmad Rampiki

BESARAN-SATUAN DAN PENGUKURAN


Fungsi Dimensi
- Untuk mengetahui komponen/unsur besaran suatu
Definisi Besaran rumus.
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dinyatakan Contoh besaran gaya (𝐹 = 𝑚. 𝑎) dimensinya adalah M.L.T-2,
dengan angka dan memiliki satuan. terdiri atas besaran Massa (M), Panjang (L), dan waktu (T).

Satuan - Untuk menguji keabsahan suatu rumus.


Satuan adalah acuan standar skala pengukuran suatu besaran. Contoh: diketahui 𝑣𝑡 = kelajuan (m.s-1), 𝑎 = percepatan
(m.s-2), dan 𝑠 = jarak (m). ujilah keabsahan rumus
Berdasarkan Satuannya Besaran terbagi 2: Besaran Pokok dan berikut: 𝑣𝑡2 = 2 ∙ 𝑎 ∙ 𝑠
Besaran Turunan Suatu rumus dikatakan valid/sah jika ruas kiri dan kanan
memiliki dimensi yang sama
Besaran Pokok 𝑣𝑡2 = 2 ∙ 𝑎 ∙ 𝑠
Adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih (m.s-1)2 = (m∙s-2)∙(m)
dahulu dan tidak bergantung pada besaran lainnya. (L∙T-1)2=( L∙T-2)∙(L)
L2∙T-2 = L2∙T-2 → karena ruas kiri dan kanan dimensinya
No. Besaran Pokok Satuan Dimensi sama, maka rumus
1. Panjang Meter (m) L 𝑣𝑡2 = 2 ∙ 𝑎 ∙ 𝑠 Adalah sah/valid secara dimensi.
2. Massa Kilogram (Kg) M
3. Kuat Arus listrik Ampere (A) I Teknik Penulisan Bilangan yang teramat kecil/besar
4. Suhu Kelvin (K) θ ▪ Notasi ilmiah
5. Waktu Sekon (s) T Format Notasi Ilmiah
6. Jumlah zat Mole (mol) N
7. Intensitas cahaya Kandela (Cd) J a,bc … × 10n
Disingkat : Pa-Ma-Ku-Su-Wa-J-I Dengan: 0 < a < 10
Besaran Turunan
Contoh:
Adalah besaran yang satuannya diturunkan dari - 5 030 000 000 000 → 5,03 × 1012
beberapa besaran pokok (lebih dari satu, sejenis atau - 0,000 0000 000 27 → 2,7 × 10-11
tidak sejenis).
▪ Penggunaan Awalan
Contoh: Awalan nama faktor-faktor pengali bentuk × 10n yang
No. Besaran Turunan Rumus Satuan Dimensi telah ditentukan nama-namanya.
1. Luas (A) 𝐴 = 𝑝×𝑙 m2 L2
2. Volume (V) 𝑉 =𝑝×𝑙×ℎ m3 L3 Berikut adalah tabel sebagian awalan yang telah
3. Kecepatan (v) ∆𝑥 m.s-1 L.T-1 disepakati.
𝑣=
∆𝑡
4. Percepatan (a) ∆𝑣 m.s-2 L.T-2
𝑎= Nama Awalan Lambang Awalan Faktor Pengali
∆𝑡
5. Gaya (F) 𝐹 = 𝑚. 𝑎 Kg.m.s-2 M.L.T-2 Tera T 1012
6. Usaha (W) 𝑊 = 𝐹 × ∆𝑥 Kg.m2.s-2 M.L2.T-2 Giga G 109
8. Energi Kinetik (Ek) 1 Kg.m2.s-2 M.L2.T-2 Mega M 106
𝐸𝑘 = 𝑚. 𝑣 2
2 kilo k 103
9. Energi Potensial (Ep) 𝐸𝑃 = 𝑚. 𝑔. ℎ Kg.m2.s-2 M.L2.T-2
𝑊 - - 100
7. Daya (P) Kg.m2.s-3 M.L2.T-3
𝑃= mili m 10-3
𝑡
10. Momentum (P) 𝑃 = 𝑚. 𝑣 Kg.m.s-1 M.L.T-1 mikro 𝜇 10-6
11. Impuls (I) 𝐼 = 𝐹. ∆𝑡 Kg.m.s-1 M.L.T-1 nano n 10-9
12. Tekanan (P) 𝐹 Kg.m-1.s-2 M.L-1.T-2 piko p 10-12
𝑃=
𝐴
Berikut awalan dari kilo ke mili
Usaha, energi kinetik, dan energi potensial memiliki dimensi
Nama Awalan Lambang Awalan Faktor Pengali
yang sama. Sedangkan impuls dimensinya sama dengan
Kilo k 103
momentum.
hekto h 102
deka da 101
Dimensi - - 100
Dimensi adalah lambang suatu besaran.
desi d 10-1
Nama Awalan Lambang Awalan Faktor Pengali Contoh: 0,0035 m → mengandung 2 AP (angka penting)
centi 𝑐 10-2
mili m 10-3 4. Angka nol di kanan angka bukan nol harus diberikan tanda
khusus
Contoh penggunaan awalan: Contoh:
- 25 000 000 000 000 m = 25 × 1012 m = 25 𝑝m ➢ 450000 → 3 AP → 4,50 × 105
- 52 000 000 s = 52 × 106 m = 52 Ms ➢ 520000 → 4 AP → 5,200 × 105
- 0, 000 000 00234 g = 2,34 × 10−9 g = 2,34 ng ➢ 1200. → 4 AP → 1,200 × 103
- 0,124 A= 124 × 10−3 A = 124 mA
Untuk bilangan desimal, semuanya adalah angka penting
Konversi Awalan ➢ 12,0 → 3AP
suatu bilangan berawalan dan disesuaikan/dikonversikan ke ➢ 12,3400 → 6AP
dalam bentuk awalan yang lain.
Jika tidak ada tanda khususnya, maka banyak angka
Contoh: Konversikan bilangan-bilangan di bawah ini! pentingnya relatif/bergantung jenis alat ukurnya.
▪ 40 m = …… 𝜇m ➢ 200 → bisa 3AP/ 2AP/ 1 AP
Jawab: → ingat 𝜇 = 10-6 ➢ 35000 → bisa 5AP/ 4AP/ 3 AP/ 2AP
40 m = 40 m × 1 = 40 m × 106∙10-6 = 40 m × 106𝜇
= 40 × 106𝜇m = 4 × 107𝝁m Aturan Pembulatan Angka Penting

▪ 0,002 km = ……. Tm ➢ Angka yang > 5 dibulatkan, dengan menambahkan 1 pada


Jawab: → Ingat 𝑇 = 1012 bilangan sebelah kirinya
0,0022 km = 2,2 × 10-3 km = 2,2 × 10-3 × 103 m = 2,2 m 123,57 → ditulis dalam 4AP menjadi 123,6
= 2,2 m × 1
= 2,2 m × 10-12∙1012 ➢ Angka yang < 5 dihilangkan, (tanpa menambahkan 1 pada
= 2,2 × 10-12 × 1012 m = bilangan sebelah kirinya)
= 2,2 m × 10-12 Tm 123,544 → ditulis dalam 4AP menjadi 123,5

▪ 0,4 dm/s = …… km/jam Pembulatan angka 5


Jawab:
Ingat 104 dm = 1 km → 1 =
𝑘𝑚 ➢ Jika di sebelah kiri angka 5 adalah angka genap, angka lima
104 𝑑𝑚 dihilangkan
3600 𝑠
1 jam = 3600 s → 1 = 322,5 → ditulis dalam 3AP menjadi 322
𝐽𝑎𝑚

0,4
𝑑𝑚
× 1 x 1 = 0,4
𝑑𝑚
×
𝑘𝑚
×
3600 𝑠 ➢ Jika jika di sebelah kiri angka 5 adalah angka ganjil, angka
𝑠 𝑠 104 𝑑𝑚 𝐽𝑎𝑚
lima dibulatkan
1440 𝑘𝑚 223,5 → ditulis dalam 3AP menjadi 224
× = 𝟎, 𝟏𝟒𝟒 km/Jam
104 𝐽𝑎𝑚
Aturan Operasi Aljabar Angka penting
▪ 200 mm/s = …… km/menit
Aturan Penjumlahan/ Pengurangan
Jawab:
𝑘𝑚 Angka taksiran paling kiri dari bilangan hasil penjumlahan/
Ingat 106 mm = 1 km → 1 =
106 𝑚𝑚
60 𝑠 pengurangan dijadikan patokan jumlah angka penting terakhir
1 menit = 60 s → 1 =
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2345
𝑚𝑚 𝑚𝑚 𝑘𝑚 60 𝑠
200 × 1 x 1 = 200 × × 321,05
𝑠 𝑠 106 𝑚𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 +
2666,05 → ditulis menjadi 2666 (4 AP)
12000 𝑘𝑚 𝑘𝑚
× = 0, 012 = 1,2 × 10−2 km/menit
106 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Aturan Perkalian/ Pembagian
Jumlah angka penting hasil perkalian/ pembagian harus sama
Angka Penting (AP) banyak dengan bilangan (dalam operasi perkalian/ pembagian)
Aturan-Aturan Angka Penting (AP) yang jumlah AP-nya paling sedikit.

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting 45,005 → memiliki (5 AP)
Contoh: 123,45 cm → mengandung 5 AP (angka penting) 0,32 → memiliki (2 AP)
x
2. angka nol yang terletak di antara angka bukan nol 14,4016 → ditulis menjadi 14 (2 AP)
termasuk angka penting
Contoh: 10,05 cm → mengandung 4 AP (angka penting)
Aturan Pangkat Kuadrat /Akar Kuadrat Angka Penting
3. semua angka nol desimal, yang terletak di sebelah kiri
angka bukan nol, bukan angka penting
Jumlah angka penting hasil pangkat kuadrat/ akar kuadrat
harus sama dengan bilangan asalnya.
Ketidakpastian Relatif (KR) dan Jumlah Angka yang dilaporkan dalam
pengukuran
122 = 144 →ditulis menjadi 1,4 × 102 (2 AP)
KR berkaitan dengan tingkat Ketelitian (akurasi)
√169 = 13 →ditulis menjadi 13,0 (3 AP)
𝛥𝑥
𝐾𝑅 = × 100%
Pengukuran
̅
𝑥

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran - KR ± 10% → berhak atas 2 angka pelaporan
dengan besaran sejenis yang telah dijadikan standar. - KR ± 1% → berhak atas 3 angka pelaporan
Melaporkan Hasil Pengukuran
- KR ± 0.1% → berhak atas 4 angka pelaporan

𝑥 = 𝑥𝑜 ± 𝛥𝑥 Aspek-Aspek pengukuran
Ketelitian (akurasi) : tingkat pendekatan nilai hasil pengukuran
𝑥 = nilai yang dilaporkan (m) terhadap nilai benar → berkaitan dengan KR.
𝑥 o = angka dari hasil pengukuran (m) Ketepatan (presisi) : kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
Δ𝑥 = nilai kesalahan pengukuran/ ketidakpastian (m) pengukuran yang sama pada pengukuran berulang → berkaitan
Δ𝑥 disebut juga ketidakpastian mutlak. dengan ketidakpastian mutlak (𝛥𝑥 )

Ketidakpastian (Δ𝑥) berkaitan dengan rentang nilai kesalahan


Ketidakpastian dari persamaan
suatu hasil pengukuran terhadap nilai aslinya. Ketidakpastian
disebabkan oleh adanya keterbatasan ketelitian suatu alat ukur
Bentuk Persamaan Ketidakpastian
yang digunakan. Semakin teliti alat ukurnya, semakin kecil
ketidakpastiannya. 𝑃 = 𝑞 + 𝑟 𝛥𝑃 = |𝛥𝑞| + |𝛥𝑟|

Ketidakpastian (Mutlak) (ΔX) Pada Pengukuran Tunggal 𝛥𝑃 𝛥𝑞 𝛥𝑟


𝑃 = 𝑞. 𝑟 =| |+| |
𝑃 𝑞 𝑟
ΔX = ½ nst
𝛥𝑃 𝛥𝑞 𝛥𝑟
𝑃 = 𝑞𝑛 . 𝑟𝑚 = |𝑛|. | | + |𝑚|. | |
nst = nilai skala terkecil dari alat ukur yang digunakan. 𝑃 𝑞 𝑟

Mistar
Nilai skala terkecil (nst) = 1mm Cara Membaca Skala Saat Pengukuran
Ketelitian ½ nst = 0.5 mm
Jangka sorong Pada Jangka sorong
Nilai skala terkecil (nst) = 0.1 mm
Ketelitian ½ nst = 0.05 mm Lo = Nilai pada skala Utama + (Nilai skala nonius × nst)

Mikrometer Sekrup Lo = 2,2 cm + (7× 0.01) cm = 2,27 cm


Nilai skala terkecil (nst) = 0.01 mm
Ketelitian ½ nst = 0.005 mm
2 3 4
Pengukuran Berulang

Hasil pengukuran dilaporkan dalam bentuk : 0 5 10


Skala utama dan
𝑥 = 𝑥̅ ± 𝛥𝑥 nonius yang berimpit

Hasil pengukuran dilaporkan sebagai


Di mana 𝑥̅ adalah nilai rata-rata, yaitu: L = (2,27 ± 0,005 ) cm

𝛴𝑥𝑖 𝑥1 + 𝑥2 + … . + 𝑥𝑁
𝑥̅ = =
𝑁 𝑁

Dengan N = jumlah total sampel pengukuran nilai x.

Untuk ketidakpastian (Mutlak) menggunakan rumus


simpangan baku

𝑁𝛴𝑥𝑖2 − (𝛴𝑥𝑖 )2
𝛥𝑥 = √
𝑁(𝑁 − 1)
Pada Mikrometer Sekrup

Lo = Nilai pada skala Utama + (Nilai skala nonius × nst)

Lo = 5,5mm + (32 × 0.01) mm = 5,82mm

40
1 5

30
mm

Skala utama dan


nonius yang berimpit

Hasil pengukuran dilaporkan sebagai


L = (5,82± 0,005 ) mm

Anda mungkin juga menyukai